ORIGINAL RESEARCH
Abstrak
Hemodialisis yang dijalani oleh pasien dapat mempertahankan kelangsungan hidup sekaligus
merubah pola hidup pasien. Kepatuhan dalam hemodialisa sangat diperlukan untuk mempertahankan
kehidupan. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan korelasi antar variabel yaitu kepatuhan
menjalani hemodialisis dengan kualitas hidup pada pasien hemodialisis di Rumah Sakit Dr. Saiful
Anwar Malang. Penelitian ini merupakan penelitian rancangan deskriptif analitik korelatif dengan
pendekatan metode cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 37 pasien CKD yang
menjalani hemodialis di Ruang Hemodialisis Malahayati RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, yaitu pengambilan sampel yang didasarkan
pada kriteria yang sudah ditetapkan. Serta menggunakan lembar kuesioner dengan skala data SF-36
(KDOQOL) untuk penilaian kualitas hidup pasien dengan 36 pertanyaan mengenai kualitas hidup.
Analisis data yang dilakukan yaitu analisis deskriptif dan uji korelasi Pearson. Penghitungan
dilakukan dengan bantuan SPSS for Windows 21. Ada hubungan antara tingkat kepatuhan dan tingkat
kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di Ruang Hemodialisis
Malahayati RSUD Dr. Saiful Anwar Malang (p value= 0.005). Hubungan bersifat positif dan cukup
kuat sebesar 0,451, dimana terdapat hubungan antara kepatuhan pasien dengan tingkat kualitas hidup
pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di Ruang Hemodialisis RSUD Dr. Saiful
Anwar Malang.
© 2021 The Author(s). This is an Open Access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution 4.0 International License. ISSN (online)
which permits unrestricted non-commercial use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited. 2747-1136
143
Tiar, M, A.,Agustina, W., Firdaus, A, D.(2022)
bengkak karena zat-zat hasil metabolisme tubuh dan pada pasien hemodialisis. Metode pendekatan yang
cairan menumpuk di dalam tubuh, ini tentunya digunakan adalah cross sectional. Jadi penelitian ini
mempengaruhi kualitas hidup pasien sendiri. Salah satu menekankan pada waktu pengukuran variabel
faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien independen yaitu kepatuhan menjalani hemodialisis dan
gagal ginjal kronik yang menjalani terapi dependen yaitu kualitas hidup yang dinilai pada waktu
hemodialisis adalah ketidakpatuhan pasien dalam yang sama dan tidak ada follow up.
menjalani terapi hemodialisis. (Yuliati, 2014) Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
imengatakan Kualitas hidup mengartikan persepsi penderita gagal ginjal kronik yang yang menjalani
individu mengenai posisi mereka dalam hidup dalam hemodialisis di ruang hemodialisis Malahayati RSUD
konteks budaya dan system nilai tempat mereka tinggal, Dr. Saiful Anwar Malang, sampai dengan bulan
dan hubungan dengan standar hidup, harapan Oktober tahun 2021 jumlah pasien di hemodialisis
kesenangan, dan perhatian. Keadaan ini didukung Malahayati berjumlah 50 orang.
dengan beberapa aspek lain seperti aspek fisik, Sampel pada penelitian ini seluruh pasien CKD
psikologis, sosial, dan lingkungan, maka hal tersebut yang menjalani hemodialys di Ruang Hemodialisis
dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien gagal ginjal. Malahayati RSUD dr. Saiful Anwar Malang. Sampel
Didapatkan data hasil wawancaraiyang dilakukan yang dibutuhkan pada penelitian ini yaitu sebanyak 37
padai10 orang pasien yang menjalani hemodialisis di pasien CKD yang menjalani terapi hemodialysis.Teknik
Ruang Hemodialisis Malahayati terdapat satu pasien pengambilan sampel menggunakan purposive sampling,
pernah berhenti melakukan hemodialisis sehingga yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada kriteria
mengakibatkan kondisi pasien menurun kemudian yang sudah ditetapkan.
setelah melakukan hemodialisis keluhan pasien Kriteria sampel yang dipilih yakni berdasarkan
berkurang. Ada salahiseorang pasien yang sudah Kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Dengan demikian
menjalani terapi hemodialysis selama 6 bulanisecara besar sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah
rutinitapi masih merasakan rasa lemas, ipusing, 37 pasien.
gangguan tidur setelah melakukan hemodialisis.
Kemudian seorang pasien mengatakan saat pertamaikali Kriteria Inklusi dan Eksklusi
melakukan hemodialisisipasien mengeluh sesak, ikaki a. Pasien gagal ginjal kronis berusia 17 tahun – 45
bengkak, isakit kepala, ikram perut dan gatal gatal tahun
dikulit, isedangkan 7 dari 10ipasien yang melakukan b. Menjalani terapi hemodialisa minimal 3 bulan
hemodialysis tidak merasakan keluhan setelah c. Pasien dengan terapi hemodialisa 2 kali seminggu
melakukanihemodialisis. d. Pasien dapat berkomunikasi dengan baik, dapat
membaca dan menulis
METODE e. Bersedia menjadi responden
Desain Penelitian f. Pasien dengan jadwal HD di ruangan tidak sama
Penelitian ini merupakan penelitian rancangan dalam 1 minggu
deskriptif analitik korelatif yang bertujuan untuk g. Pasien dengan penurunan kesadaran
mengungkapkan hubungan korelasi antar variabel yaitu
Variabel independen dalam penelitian ini adalah
kepatuhan menjalani hemodialisis dengan kualitas hidup
kepatuhan menjalani hemodialisis pasien gagal ginjal
Media Husada Journal of Nursing Science, Volume 3, Nomor 2, Juli 2022
145
Tiar, M, A.,Agustina, W., Firdaus, A, D.(2022)
Kronik yang menjalani terapi hemodialisis di Ruang rentang usia >50 tahun. Sebagian besar responden yaitu
Hemodialisis Malahayati RSUD Dr. Saiful Anwar sebesar 59.46% (22 orang) berjenis kelamin laki-laki.
Penelitian ini dilakukan di Ruang Hemodialisis SD. Sebagian besar responden yaitu sebesar 83.78% (31
Malahayati RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. pada orang) tidak bekerja. Hampir separuh responden yaitu
bulan November 2021 dengan populasi penelitian yaitu 48.65% (18 orang) menjalani hemodialysis selama 2-5
kronis yang menjalani hemodialisis di Ruang yangidiperoleh dari sumber informasi lain. Salah satu
Hemodialisis Malahayati RSUD Dr. Saiful Anwar contoh kepatuhan mengikuti rangkaian pengobatan
Malang. dimana pasien meminum obat sesuai dosis yang
ditentukan pada waktu yangidianjurkan, contohilainnya
PEMBAHASAN adalah pasienigagal ginjal kronik yang rutin
Hemodialisisiadalah suatuiproses yang digunakan menjalaniiterapi hemodialisisisesuai anjuran dokter.
untuk mengeluarkan cairan daniproduk sisa dari tubuh Iswaraidan Muflihatin (2021), imenyatakan
ketika ginjal tidak mampu melakukaniproses tersebut bahwaikepatuhan terapiipada pasien gagal ginjal
(Relawati, et. al., 2015). iTerapi hemodialisis yang merupakan masalahpenting untuk kepentinganipasien
dilakukan seumurihidup menyebabkanipasien patuh itu sendiri, karena jika pasienitidak mematuhi
menjalani hemodialisis. Ketidak patuhan terhadap terapiihemodialisis makaiakan terjadi akumulasiizat
hemodialysis memiliki dampak negatif yang luar biasa. berbahaya dari produkimetabolisme dalamidarah. yang
Pasien dapat mengalami berbagaiikomplikasi penyakit menyebabkan pasien merasakan nyeri pada darah.
yang mengganggu kualitas hidupnya, igangguan fisik, Seluruh tubuh danijika dibiarkan akan mengakibatkan
psikologisidan sosial. kematian. Hal ini sejalan dengan Widianyi (2017)
Pada bab ini, peneliti akan membahas mengenai kepatuhaniterhadap terapi hemodialisis merupakan
karakteristik responden yang menjadi subyek penelitian, salahisatu hal yang penting untuk diperhatikan, ijika
tingkat kepatuhan oleh responden dan kualitas hidup pasien tidak patuh dapat menyebabkan penumpukan zat
serta hubungan keduanya pada pasien yang berbahayaidi dalam tubuh. Namun, ketidak patuhan
menjalaniihemodialisis diiRuang Hemodialisis RSUD dapat menimbulkan masalah dan dampak yang begitu
Dr. iSaiful Anwar Malang. besar pada pasieniyang bersifat komprehensif dan
holistik. Menurut Naryati dan Nugrahan dari (2021),
IdentifikasiiKepatuhan Pasien GagaliGinjal Kronis variable pengetahuan, motivasi dan keluargaimemiliki
YangiMenjalani Hemodialisis di hubungan yangibermakna terhadapikepatuhan
RuangiHemodialisis RSUD dr. iSaiful dietipasien gagaliginjal kronis.
AnwariMalang Menurutiasumsi peneliti, itingginya kepatuhan
Hasilipenelitian menunjukkan sebagian besar pasien gagal ginjalikronik dalam menjalani hemodialisa
yaitu sebanyak 33 responden (89.19%)imemiliki disebabkan oleh kesadaran untuk berobat dan merawat
kepatuhan positif (patuh) idalam menjalani masalah kesehatan yang dialaminya. Selain itu peneliti
hemodialisisidi RSUD Dr. Saiful AnwariMalang. berasumsi bahwa pasien yang patuh adalah pasien yang
Hasilipenelitian ini sejalan dengan penelitian dapat menerima kondisi penyakitnya, pasien menyadari
Kusniawati (2018), responden yang mematuhi lebih sepenuhnya bahwa terapi hemodialisa sangat penting
banyak daripada yangitidak patuh. Responden yang untuk kelangsungan hidupnya, dan dari hasil pengisian
patuh sebanyak 63,8%,idan sisanya yang tidak patuh kuesioner dan wawancara masih terdapat pasieniyang
sebesari36,2%. Butar (2019), ikepatuhan mengacuipada tidak patuh karena jadwal yang bentrok dengan
situasi ketika perilaku individu sepadan dengan pekerjaan yang pasien jalani saat ini. Kualitas hidup
tindakan yang direkomendasikan atau saran yang juga dipengaruhi oleh status pekerjaan. Data
diajukan oleh praktisi kesehatan atau informasi menunjukkan sebagian besar 83,78% responden tidak
bekerja. Sedangkan sisanya 16,22% responden masih penderita (Sudoyo, 2016). iPada usia 40-70i tahun, laju
bekerja dan mempunyai kualitas hidup yang tinggi. filtrasi glomerulus akan menurun secara progresif
Ada yang mengatakan masih merasa segar sehingga hingga 50%idari normal, terjadiipenurunan
tidak perlu cuci darah, dan ada juga pasien yang masih kemampuanitubulus ginjal untukimereabsorbsi
belum memahami proses hemodialisa dan penyakitnya danimemekatkan urin, idan penurunan asupan cairan
karena baru menjalani hemodialisa beberapa bulan. merupakan faktoririsiko kerusakan ginjal (Brunner &
Dimana pasien yang menjalani hemodialisis di RSUD Suddart,2001).
Dr. Saiful Anwar Malang kurang dari 2 tahun sebanyak Padaipenelitian ini jenisikelamin laki-
43,24% dan 2-5 tahun sebanyak 48,65% lebih besar lakiisebanyak 59,46%ilebih banyak dibandingka
dibandingkan pasien yang menjalani hemodialisis lebih jenisiperempuan yaitiisebesar 40,54%.iHal ini
dari 5 tahun yaitu sebanyak 8,11%. Tidak hanya pasien disebabkanikarena jenis kelaminilaki-laki
tidak patuh untuk datang menjalani terapi hemodialisa, mempunyaiikebiasan buruk terkait dengan gaya
pasien juga mengatakan bahwa dalam hal membatasi hidupnya antara lain kurangnyaikebiasan minum
cairan atau makanan dan minum obat, terkadang mereka atauikurangnya asupan cairanidan merokok.
masih tidak meminumnyaisecara teratur sesuai anjuran Padaifaktor statusipendidikan pasien,
dokteriatau perawat. ididapatkan data pasienipendidikan perguruan tinggi
dan SMAiyaitu 21,62%,ipendidikan SMPisebanyak
Identifikasi Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal 8,11% sedangkan pendidikan SDisebesar 48,65%.
Kronis Yang Menjalani Hemodialisisidi Ruang Menurut teori makin tinggi pendidikan akanimakin
HemodialisisiRSUD dr. SaifuliAnwar Malang. tinggiikualitas hidupnya, hal ini karena pendidikan
merupakan faktor penting sebagai dasar untuk mengerti
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar tentang penyakit dan perawatannya, sehingga dapat
respondeniyaitu sebanyaki29 respondeni (75.68%) meningkatkan kualitas hidupnya.
memilikiikualitas hidupiyang tinggi. Hasil penelitian ini Kualitas hidup juga dipengaruhi oleh status
sejalan dengan penelitian Puspasari dan Nggobei pekerjaan Data menunjukkan sebagian besar 83,78%
(2018), sebagianibesar respondenimemiliki responden tidak bekerja. Sedangkanisisanya 16,22%
kualitasihidup yang baiki (75,7%). Butar-Butari (2019) respondenimasih bekerjaidan mempunyaiikualitas hidup
dalam penelitiannya didapatkan bahwa dari jumlah 75 yang tinggi. Responden yang tidak bekerja kebanyakan
(100%) responden, yangimemiliki tingkat kualitas hidup telah pension dan ada pula keluar dariipekerjaannya.
tinggi sebanyak 55iorang (73,3%),idan respondeniyang Kegagalan organ pada pasien yang menjalani
memilikiitingkat kualitas hidup rendahisebanyak 20 hemodialisis mengakibatkan perubahan fisik berupa
orangi (26,7%). ketidakmampuan melakukan pekerjaaniseperti biasa dan
Pada penelitian ini hampir separuh responden ketergantungan pada orang lain karena keterbatasan dan
(43,24%) pada rentang usia >50 tahun. Usia merupakan kelemahan fisik. Penderita hemodialisa sebagian besar
salah satu factor yang dapat mempengaruhi status mengalami masalah keuangan dan sulit
kesehatan individu. Proses degenerative yang terjadi mempertahankan pekerjaannya.
setelah usia 30 tahun akan mengakibatkan terjadinya Sedangkanipada pasien yangimenjalani
perubahan fisik yang bias menurunkan kualitas hidup hemodialysis kurang dari 2itahun sebanyak 43,24%
dani2-5 tahun sebanyaki48,65% lebih besar berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas
dibaningkan pasien yang menjalaniihemodialisis lebih padaipasien gagaliginjal.
dari 5itahun yaitu sebanyak 8,11%.iHal ini sejalan Karundeng (2015) imengatakan bahwa
dengan penelitian (L.S Wahyuni Sri; Purwati 2016) pasienihemodialisis dengan kualitas hidup yang rendah
imenjelaskan bahwaipasien yang sudahilama menjalani akan meningkat mortalitasnya dibandingkan dengan
hemodialisis lebih dari 12ibulan memilikiikualitas hidup populasi normal. Penilaian tentang kualitas hidup
yang cukup karena pasien sudahiterbiasa dengan terapi merupakan indicator penting untuk menilai keefektifan
beserta gejalaidan komplikasiiyang dirasakannya. tindakan hemodialysis yang diberikan, sehingga
Iswara dan Muflihatin (2021), pasieniyang kualitasi hidup juga menjadi tujuan penting dalam
menjalani hemodialisisiterkadang jugaidihadapkan pengobatan penyakit ginjal tahap akhir. Menurut asumsi
padaibeberapa masalahibaik secara fisik maupun mental peneliti, ikualitas hidup sangat subjektif tergantung pada
Masalah fisik yang terjadiiseperti rasa mual, muntah, apa yang didefinisikan oleh individu ituisendiri dan
mulas, pusing, tekananidarah rendah, kram pada otot terkait dengan pengalaman yang bermakna dan berharga
dan lain-lain. Sedangkan masalah kesehatan mental bagi individi tersebut. Masih terdapat responden yang
yang terjadi seperti merasa terlalu cemasidengan memiliki kualitas hidup yang kurang baik dikarenakan
kondisiimereka saat ini, imerasa bosan, masalah kondisiiresponden yang lemah karena penyakit yang
keuangan yang tidak terkendali, dan penurunan kualitas dideritanya sehingga sangat menghambat responden
hidup. Karena masalah tersebut mengakibatkan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, ikondisi yang
pasienitidak bersemangatimenjalani hidupnya. Perawat lemah tersebut juga membuat banyak responden yang
sebagai kontributor pelayanan yang paling banyak berhentiidari pekerjaannyaidan memilihiuntuk
kontak dengan pasien dihadapkan pada keunikan beristirahat. isepenuhnya di rumah. Dariihasil
perannyaiyaitu selalu membantu pasien dalam wawancara, ibanyak pasien mengakuijarang keluar
memenuhi kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritualnya rumah untuk sekedar berkumpul dengan tetangga
sehingga pasien termotivasi untuk selalu menjalani karena pasien cepatimerasa lelah jikaibanyak
terapi hemodialisa. iSebagai penderita penyakit kronis, beraktivitas di luarirumah dan terkadang pasien juga
penderita gagaliginjal harus menjalani banyak hal dalam mengalami gangguan tidur.
kesehariannya. Penyesuaian kesehatan pasien memiliki
hubungan yang erat dengan kualitas hidup. Analisis Tingkat Kepatuhan dan Tingkat Kualitas
Kualitas hidup merupakan suatu multi Hidup Pasien Hemodialisisidi Ruang
dimensial yang terdiri dari empat bidang kehidupan HemodialisisiRSUD dr. Saiful AnwariMalang
utama yaitu kesehatan dan fungsi, sosial ekonomi,
ipsikologik dan spiritualiserta keluarga. iKualitas hidup Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 4 orang
merupakan suatu penilaian subyektif yang hanya dapat yang memiliki tingkat kepatuhan negative sebanyak
ditentukanimenurut pasien itu sendiri, idan bersifat 75% memiliki kualitas hidup rendah, sedangkan dari 33
multidimensiiyang mencakupiseluruh aspekikehidupan orang yang memiliki kepatuhan positif, 84.85%
pasienisecara holistiki (bio-psiko-sosial-kultural- responden yaitu 28 orang memiliki kualitas hidup yang
spiritual) (Kusniawati, 2018). iPenilaian kualitas hidup tinggi. Hasil uji korelasi Rank Spearman diperoleh p
merupakan faktor penting karena kualitas hidup value sebesar 0.005 <(0.05), yang artinya H0 ditolak
sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara pengobatan. untuk mengikuti suatu tindakan.
tingkat kepatuhan dan tingkat kualitas hidup pasien pengaturan pengobatan. Sementara pengukuran obyektif
gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisisidi kepatuhan atau ketidakpatuhan bukan tanpa kesulitan,
Ruang Hemodialisis RSUD dr. Saiful Anwar Malang. ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa peningkatan
Hubungan tersebut signifikan, bersifat positif dan cukup kepatuhan dikaitkan dengan hasil kesehatan yang positif
kuat sebesar 0,451, semakin positif kepatuhan pasien dan ketidakpatuhan terhadap hasil kesehatan yang
maka semakin tinggi tingkat kualitas hidup pasieni negatif.
gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialysis di Peneliti berasumsi bahwa pasien yang patuh
Ruang Hemodialisis RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. adalah pasien yang dapat menerima kondisi
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian penyakitnya, pasien menyadari sepenuhnya bahwa
Kusniawati (2018) menunjukkan terdapat hubungan terapi hemodialisa sangat penting untuk kelangsungan
yangibermakna antara kepatuhanimenjalani hidupnya, dan dari hasil pengisian kuisioner dan
hemodialisisidengan kualitas hidupi (ɑ=0,05). wawancara masih terdapat pasien yang tidak patuh
Kepatuhan pasien dalam menjalani hemodialysis dikarenakan jadwal yang berbenturan dengan pekerjaan
terkait dengan restriksi cairan, nutrisi, konsumsi obat- mereka. Pasien yang sedang menjalani hemodialisis ada
obatan dan kunjungan setiap sesi hemodialisis dapat yang mengatakan masih merasa segar sehingga tidak
meningkatkan kualitas hidup pasien, khususnya perlu cuci darah, dan ada juga pasien yang masih belum
kepatuhan dalam jadwal hemodialisis. Menurut memahami proses hemodialisis dan penyakitnya karena
Puspasari & Wahyuni (2018), dijelaskan bahwa terapi baru beberapa bulan menjalani hemodialisis. Tidak
hemodialysis tidak dapat mengobati gagal ginjal kronik, hanya pasien tidak patuh untuk datang menjalani terapi
tetapi hanya memperlambat perkembanganipenyakit hemodialisa, pasien juga mengatakan bahwa dalam hal
dan bertujuan untuk memelihara fungsi ginjal, menunda membatasi cairan atau makanan dan minum obat,
kebutuhan transplantasi selama dapat dilakukan, terkadang mereka masih tidak meminumnya secara
meringankan manifestasi dan gejala sebanyak mungkin, teratur sesuai anjuran dokter atau perawat.
memperbaiki nilai kimia tubuh, dan untuk Kepatuhan menjalani terapi hemodialisis sangat
memberikanikualitas kehidupanioptimal bagi pasien. mempengaruhi tingkat kualitas hidup pasien gagal
Pada pasien GGK dengan hemodialisis, banyak ginjal kronik, karena terbukti banyaknya pasien yang
penelitian menyimpulkan bahwa secara umum patuh menjalani terapi hemodialisis dan memiliki
ketidakpatuhan meliputi empat aspek yaitu tingkat kualitas hidup yang lebih tinggi, hal ini
ketidakpatuhan terhadap program hemodialisis (0%- disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya adanya
32,2%), ketidakpatuhan pada program pengobatan motivasi dari dalam diri pasien itu sendiri dan yakin
(1,2%-81%), ketidakpatuhan pembatasan cairan (3,4 % bahwa penyakitnya sembuh serta dukungan yang kuat
- 74%) dan ketidakpatuhan terhadap program diet dari keluarga maupun sahabat terdekat. Dibandingkan
(1,2%-82,4%) (Kim dalam Kusniawati, 2017). dengan yang tidak patuh dalam menjalani terapi
Ketidakpatuhan dikategorikan menjadi dua jenis yaitu hemodialisis dimana ini disebabkan oleh keputusasaan
ketidakpatuhan pasif dan ketidakpatuhan aktif, yang pasien yang beranggapan bahwa dalamimenjalani terapi
pertama mengacu pada ketidakpatuhan yang disengaja, hemodialisisiyang rutin namun penyakitnyaitetap
yang disebabkan oleh kesalahpahaman nasihat tidakipernah sembuh.