OLEH:
ASRI DWI CAHYA
LARISI
A 241 11 022
HOME
HOME
HOME
BAB I
BAB
II
BAB
III
BAB
IV
BAB
V
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
Latar belakang
Masalah yang sering dihadapi siswa ketika belajar
fisika yaitu memahami suatu konsep dengan cara
membayangkan
proses
terjadinya
suatu
fenomena fisika seperti halnya materi suhu dan
kalor. Kesulitan dalam memahami konsep dengan
cara
membayangkan,
menyebabkan
siswa
merasa bosan, jenuh, dan kurang berminat dalam
mempelajarinya, sehingga menyebabkan motivasi
belajar siswa berkurang. Oleh sebab itu,
diperlukanlah sebuah metode pembelajaran yang
mampu mengorganisir semua fungsi belahan otak
siswa secara terpadu dan seimbang dalam proses
pembelajaran. Salah satu metode yang dapat
memfungsikan belahan otak tersebut yaitu
Metode Pembelajaran Herrmann Whole Brain.
HOME
HOME
HOME
BAB I
BAB
II
BAB
III
BAB
IV
BAB
V
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
Rumusan Masalah
HOME
HOME
HOME
BAB I
BAB
II
BAB
III
BAB
IV
BAB
V
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
Tujuan penelitian
Untuk
mengetahui
ada
tidaknya
Pengaruh
Metode
Pembelajaran Herrmann Whole
Brain
dalam
Penguasaan
Konsep Fisika Siswa Kelas X
MIPA4 SMA Negeri 5 Palu.
HOME
HOME
HOME
BAB I
BAB
II
BAB
III
BAB
IV
BAB
V
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
Manfaat penelitian
HOME
HOME
HOME
BAB I
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
Batasan istilah
BAB
II
BAB
III
BAB
IV
BAB
V
HOME
HOME
HOME
BAB I
2.1
2.2
2.3
BAB
II
BAB
III
BAB
IV
BAB
V
Pradana (2014)
Bawaneh et al (2011)
Isrofana (2013)
2.4
HOME
HOME
HOME
BAB I
BAB
II
BAB
III
BAB
IV
BAB
V
2.1
2.2
2.3
2.4
Kajian pustaka
HOME
HOME
HOME
BAB I
BAB
II
BAB
III
BAB
IV
BAB
V
2.1
2.2
Kerangka pemikiran
2.3
2.4
HOME
HOME
HOME
BAB I
BAB
II
BAB
III
BAB
IV
BAB
V
2.1
2.2
2.3
2.4
Hipotesis penelitian
Terdapat
Pengaruh
Metode
Pembelajaran
Herrmann
Whole
Brain dalam Penguasaan Konsep
Fisika Siswa Kelas X MIPA4 SMA
Negeri 5 Palu.
HOME
HOME
HOME
BAB I
BAB
II
BAB
III
BAB
IV
BAB
V
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
3.10
Jenis penelitian
HOME
HOME
HOME
BAB I
BAB
II
BAB
III
BAB
IV
BAB
V
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
3.10
Desain penelitian
Desain penelitian yang digunakan yaitu The non
equivalen pretest-postest design
HOME
HOME
HOME
BAB I
BAB
II
BAB
III
BAB
IV
BAB
V
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
3.10
HOME
HOME
HOME
3.1
3.2
3.3
3.6
3.7
3.8
BAB I
BAB
II
BAB
III
BAB
IV
BAB
V
3.4
3.9
3.5
3.10
Variabel penelitian
Penguasaan konsep siswa yang diajar dengan
menggunakan
metode
pembelajaran
Herrmann Whole Brain, dimana terdiri dari dua
kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
HOME
HOME
HOME
BAB I
BAB
II
BAB
III
BAB
IV
BAB
V
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
3.10
HOME
HOME
HOME
BAB I
BAB
II
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
3.10
Definisi operasional
variabel
BAB
III
Variabel Bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah
Metode Pembelajaran Herrmann Whole Brain.
BAB
IV
Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah
penguasaan konsep.
BAB
V
HOME
HOME
HOME
BAB I
BAB
II
BAB
III
BAB
IV
BAB
V
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
3.10
Jenis
data
mencakup
kuantitatif.
dalam
penelitian
ini
data
kualitatif
dan
HOME
HOME
HOME
BAB I
BAB
II
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
3.10
Teknik pengumpulan
data
BAB
III
BAB
IV
Tahap
Tahap
Tahap
BAB
V
Persiapan
Pelaksanaan
Akhir
data
HOME
HOME
HOME
BAB I
BAB
II
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
3.10
Instrumen penelitian
BAB
III
BAB
IV
BAB
V
HOME
HOME
HOME
BAB I
BAB
II
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
3.10
BAB
III
HOME
HOME
HOME
BAB I
BAB
II
BAB
III
BAB
IV
BAB
V
4.1
4.2
4.3
Hasil validasi
instrumen
Instrumen
Perangkat
HOME
HOME
HOME
4.1
Hasil penguasaan
konsep
BAB I
BAB
II
BAB
III
BAB
IV
BAB
V
1.
2.
3.
4.
Uji Normalitas
Uji Homogenitas
Uji Peningkatan Hasil Tes
Uji Hipotesis
4.2
4.3
HOME
HOME
HOME
BAB I
BAB
II
BAB
III
BAB
IV
BAB
V
4.1
4.2
4.3
pembahasan
Menurut
teori, seharusnya kelas yang diberikan metode herrmann
whole brain mengalami peningkatan penguasaan konsep, akan
tetapi pada kenyataannya tidak demikian. Hal ini dipengaruhi oleh
siswa pada kelas eksperimen yang belum dapat beradaptasi
dengan metode herrmann whole brain. Metode ini menekankan
peneliti untuk memfungsikan empat belahan otak secara terpadu
dan seimbang, sehingga dapat memicu timbulnya gaya belajar
berbeda dalam proses pembelajaran. Karena rata-rata siswa kelas
eksperimen memiliki satu dominasi belahan otak dengan satu
gaya belajar, sehingga menyulitkan mereka dalam menerima dan
memahami materi konsep yang diberikan ketika gaya belajar lain
dimanfaatkan akibat dipicunya pemfungsian belahan otak yang
lain oleh peneliti. Dari ketidak mampunya mereka dalam
menerima dan memahami konsep tersebut, menyebabkan mereka
kesulitan dalam menguasai konsep. Pada kelas kontrol diberikan
metode ceramah dan diskusi. Pada metode tersebut, siswa
dibebaskan dalam menggunakan dominasi belahan otak mereka,
sehingga gaya belajar yang timbul dalam setiap tahapan
pembelajaran dikala itu pun berbeda tiap siswanya. Sehingga
mereka tidak mengalami kesulitan dalam menerima dan
memahami materi konsep yang diberikan. Hal ini menyebabkan
mereka dapat menguasai konsep dengan baik.
HOME
HOME
HOME
BAB I
BAB
II
BAB
III
BAB
IV
BAB
V
5.1
5.2
kesimpulan
Berdasarkan uji hipotesis posttest dengan
taraf nyata = 0,05 diperoleh nilai thitung =
1,83 dan nilai ttabel = 2,00. Karena thitung < ttabel
atau 1,83 < 2,00. Maka nilai thitung berada di
dalam daerah penerimaan Ho, dengan
demikian dapat katakan bahwa Ho diterima
dan H1 ditolak. Oleh sebab itu, dapat
disimpulkan bahwa, tidak terdapat pengaruh
metode pembelajaran herrmann whole brain
dalam penguasaan konsep fisika siswa kelas X
MIPA4 SMA Negeri 5 Palu.
HOME
HOME
HOME
BAB I
BAB
II
BAB
III
BAB
IV
BAB
V
5.1
5.2
Saran
1. Metode pembelajaran herrmann whole brain menekankan peneliti untuk
memfungsikan empat belahan otak secara terpadu dan seimbang selama
proses pembelajaran. Dari pemfungsian belahan otak tersebut akan
memicu timbulnya empat gaya belajar berbeda selama proses
pembelajaran. Tetapi pada umumnya, siswa cenderung memfungsikan
satu belahan otak dengan satu gaya belajar saja, sehingga menyulitkan
mereka dalam menggunakan metode tersebut. Oleh sebab itu, disarankan
kepada peneliti selanjutnya agar peneliti mengajar materi dibab
sebelumnya, sebelum melakukan penelitian dibab berikutnya pada kelas
yang akan dijadikan kelas eksperimen dengan menggunakan metode
herrmann whole brain, agar masing-masing siswa pada kelas tersebut
dapat segera beradaptasi pada metode ini. Sehingga, ketika melakukan
penelitian dibab berikutnya, siswa tidak lagi mengalami kesulitan dalam
menggunakan empat belahan otak mereka secara terpadu dan seimbang
selama proses pembelajaran.
1. Metode herrmann whole brain memiliki cukup banyak tahapan
pembelajaran, sehingga mempertimbangkan alokasi waktu pada tahaptahap pembelajaran harus dipertimbangkan dengan sangat baik.
2. Menguasai konsep diperlukan penjelasan konsep dasar dari setiap materi,
hal ini dapat membantu siswa memahami lebih mendalam tentang konsep
pada materi tersebut.
TERIMA KASIH