Anda di halaman 1dari 25

JALAN BEBAS HAMBATAN

LINGKUP DAN TUJUAN


Definisi segmen jalan bebas hambatan : Jalan
untuk lalu-lintas menerus dengan pengendalian
jalan masuk secara penuh merupakan jalan terbagi
ataupun tak terbagi
Tipe jalan bebas hambatan adalah : 2/2 UD, 4/2 D,
6/2 D

Penggunaannya dapat pada tahap analisis


operasional, perencanaan atau perancangan
serta untuk kelandaian khusus untuk 2/2
UD
Definisi segmen jalan :
Diantara simpang dan tidak terpengaruh
oleh simpang susun dengan jalur
penghubung, dan mempunyai karakteristik
geometrik, arus dan komposisi lalu lintas
yang serupa sepanjang segmen.

Segmen jalan bebas hambatan biasanya lebih


panjang dari pada segmen jalan bebas hambatan
dalam kota.
Simpang susun tidak berdekatan.
Batas segmen jalan bebas hambatan dapat berupa :
Tipe medan yang berubah, walaupun karakteristik
geometrik dan lalu-lintas tetap sama atau
Karakteristik mengalami perubahan penting,
walaupun akan menghasilkan panjang segmen
yang pendek, Kelandaian khusus merupakan
segmen tersendiri

KARAKTERISTIK JALAN BEBAS HAMBATAN


GEOMETRIK :
Lebar jalur lalu lintas (lebar bertambah kapasitas bisa
bertambah)
Karakteristik bahu (kapasitas dan kecepatan pada arus
tertentu bertambah sedikit dengan bertambahnya lebah
bahu)
Median (dengan adanya median dapat meningkatkan
kapasitas)

Lengkung vertikal (makin pegunungan medannya makin


rendah kapasitasnya dan kinerja pada ruas tertentu)
Lengkung horisontal (jalan tak terbagi dengan bagian lurus
yang panjang, sedikit tikungan, sedikit bukit
memungkinkan jarak pandang lebih panjang dan
memudahkan penyiapan, dapat memberikan kapasitas
lebih tinggi)
ARUS, KOMPOSISI DAN PEMISAH ARAH :
Pemisah arah lalu lintas (tak terbagi, 50/50, kapasitas
tertinggi)
Komposisi lalu lintas

PENGENDALIAN LALU LINTAS :


Batas kecepatan, pergerakan kendaraan berat, parkir.
Semua karakteristik ini akan mempengaruhi kapasitas
PENGEMUDI DAN POPULASI KENDARAAN
Di Indonesia beragam perilaku pengemudi dalam
keterampilan dan kegesitan berpengaruh dalam kapasitas.
Begitu pula dengan populasi kendaraan dalam umur,
tenaga dan kondisi kendaraan.
Pengaruh-pengaruh ini dapat diukur langsung tanpa dapat
diperhitungkan melalui pemeriksaan setempat.

DEFINISI DAN ISTILAH


C

Kapasitas (PCU/h)

Arus lalu lintas maksimum yang


dapat dipertahankan sepanjang
potongan jalan dalam kondisi
tertentu

DS

Derajat Kejenuhan

Rasio arus terhadap kapasitas

DB

Derajat Iringan

Rasio arus kendaraan dalam


peleton terhadap arus total

Lebar Jalur

Lebar (m) jalur jalan yang


digunakan untuk lalu lintas,
tidak termasuk bahu

Ws

Lebar Bahu

Lebar bahu (m) disamping jalur


kanan

Traffic Flow

Jumlah kendaraan bermotor


yang melalui suatu titik pada
jalan per satuan waktu,
dinyatakan dalam
kendaraan/jam (Qveh), smp/jam
(Qpcu) atau AADT

PEMERIKSAAN SETEMPAT
Faktor setempat yang khusus seperti perilaku
pengemudi populasi dan kendaraan dapat
mempengaruhi parameter sehingga nilai perhitungan
berbeda dengan nilai manual.
Sangat disarankan untuk mengukur parameter linier
seperti kecepatan arus bebas dan kapasitas dengan
pengamatan di lapangan yang representatif.

METODOLOGI

Pendekatan Umum
Variabel
Hubungan Dasar
Karakteristik Geometrik
Panduan Rekayasa Lalu Lintas
Bagan Alir Prosedur Perhitungan

PENDEKATAN UMUM
Prosedur Perhitungan : MKJI serupa dengan US-HCM

Hal-hal yang dihitung :


Kecepatan arus bebas, kapasitas, derajat kejenuhan,
kecepatan pada kondisi arus sesungguhnya, derajat iringan
pada kondisi arus sesungguhnya (hanya untuk jalan bebas
hambatan tak terbagi), arus lalu lintas yang dapat ditampung
oleh segmen jalan tertentu dengan mempertahankan tingkat
kinerja tertentu yang dinyatakan dalam kecepatan atau derajat
iringan.
Tingkatkan Analisis
Bisa pada tahapan analisis operasional dan perencanaan atau
pada tahap perancangan, perbedaannya adalah tingkat
ketelitiannya.

Periode Analisis
Analisis kapasitas, arus dan kecepatan menggunakan periode
satu jam puncak untuk operasional dan perencanaan.
Untuk perancangan digunakan AADT yang dikonversikan ke
arus dengan tabel sebagai ukuran kinerjanya.
Jalan terbagi dan tak terbagi
Untuk jalan tak terbagi analisanya berdasarkan gabungan
kedua arah pergerakan.
Untuk jalan terbagi perlakuannya terpisah untuk masingmasing lintasan seperti jalan satu arah.

VARIABEL
Arus dan komposisi lalu lintas
Nilai arus lalu lintas (Q) mencerminkan komposisi lalu lintas
dalam satuan mobil penumpang (SMP)
Kecepatan Arus Bebas
FV = (FV0 + FVW)
Kapasitas
Kapasitas Jalan Bebas Hambatan : C = C0 x FCW x FCSP
Kapasitas Jalur Penghubung (Ramp) : CR merupakan nilai
terendah dari :

=> Kapasitas Jalur Penghubung (seperti jalan bebas


hambatan) atau
=> Perbedaan antara CMW,L dan arus QMW,L pada lajur kiri
jalan bebas hambatan. CR = CMW,L - QMW,L
Derajat Kejenuhan
DS = Q/C
Kecepatan
V = L/TT

Derajat Iringan :
Rasio arus kendaraan yang bergerak dalam peleton
terhadap arus total.
Peleton adalah iring-iringan kendaraan dengan selang
waktu antara 5 detik
Tingkat Kinerja pada MKJI
Berdasarkan nila-nilai dari kecepatan, derajat kejenuhan dan
derajat iringan

HUBUNGAN DASAR
Hubungan Kecepatan arus kerapatan
D = Q/V
V = FV x [1-(D/Dj)(1-1)]1/(1-1)
D/D0 = [ (1-m)/(1-m) ]1/(1-1)

KARAKTERISTIK GEOMETRIK

Tipe Medan dengan dasar :


Alinyemen vertikal (naik + turun m/km) dan alinyemen
horisontal (rad/km)

Tipe alinyemen

Lengkung Vertikal :
naik + turun
(m/km)

Lengkung
Horisontal
(rad/km)

Alinyemen Dasar

< 10

< 1,0

Alinyemen Bukit

10 30

1,0 2,5

> 30

> 2,5

Alinyemen Gunung

Keadaan Dasar Tipe Jalan Bebas Hambatan : MW 2/2 UD


untuk menentukan arus bebas dan kapasitas
Lebar jalur lalu lintas 7,0 m
Lebar efektif bahu 1,5 m pada masing-masing sisi
Tidak ada median
Pemisahan arah lalu lintas 50-50
Tipe alinyemen : datar
Kelas Jarak Pandang : A

Jalan Standar Tipe Jalan Bebas Hambatan : MW 4/2D


untuk menentukan arus bebas dan kapasitas
Lebar jalur lalu lintas 2 x 7,0 m
Lebar efektif bahu diperkeras 3,75 (lebar bahu dalam 0,75
m + lebar bahu luar 3,0 m) untuk masing-masing jalur.
Ada median
Tipe alinyemen : datar
Kelas Jarak Pandang : A
Jalan Standar Tipe Jalan Bebas Hambatan :
MW 6/2 D atau MW 8/2 D
Dianalisa seperti untuk jalan MW 4/2 D

PANDUAN REKAYASA LALU LINTAS


Tujuan :
Memberikan saran rentang arus lalu lintas yang layak untuk
jalan bebas hambatan dalam masalah perancangan,
perencanaan dan operasional.
Tipe jalan standar dan penampang melintang :
(MKJI menetapkan)
Parameter perencanaan untuk kelas jalan yang berbeda
Tipe penampang melintang dalam batasan tertentu
berkenaan dengan lebar jalan dan bahu.

Semua penampang melintang dianggap mempunyai bahu


yang diperkeras yang dapat digunakan untuk kendaraan
berhenti, tetapi bukan untuk lajur lalu-lintas.
Jalan Bebas Hambatan
Tabel 2.5.2.1 Tipe Penampang Melintang Jalan Yang
Digunakan DalamPanduan Ini.
Lebar Bahu (m)
Tipe
jalan/kode

Kelas jarak Lebar jalur


pandang
lalu lintas

Luar

Dalam

MW 2/2 D

7,0

2,0

2,0

1,0

MW 4/2 D

14,0

2,5

2,5

1,5

0,5

MW 6/2 D

21,0

2,5

2,5

1,5

0,5

Pemilihan tipe jalan dan penampang melintang


Dokumen standar jalan
Pertimbangan ekonomi
Kinerja lalu lintas
Pertimbangan keselamatan
Pertimbangan Lingkungan

Jalan Bebas Hambatan


Tabel 2.5.3.1. : Ambang Arus Lalu Lintas (jam
puncak tahun ke 1) untuk jalan baru
Ambang arus lalu lintas (kend/jam)
Tahun ke 1 (jam puncak)

Kondisi

Tipe jalan/lebar jalur lalu lintas (m)


Tipe
Alinyemen
Datar

Lokasi

MW 2/2 UD

MW 4/2 D

MW 6/2 D

7,0

14,0

21,0

Luat kota

< 800

800

2100

Dalam
kota

< 700

700

2000

Rencana terinci
Prinsip Umum :
Standar jalan sedapat mungkin tetap sepanjang rute
Bahu jalan harus rata & sama tinggi dengan jalur lalu
lintas
Halangan terletak jauh diluar bahu jalan (untuk
keselamatan)

KELANDAIAN KHUSUS
Definisi :
Suatu bagian jalan yang curam secara menerus
Khusus untuk jalan bebas hambatan 2 lajur 2 arah tak
terbagi
Pengaruh : Pengurangan Kapasitas dan Penurunan Kinerja
Panduan rekayasa lalu lintas bertujuan :
Saran penyelesaian saat melakukan perencanaan & analisis
operasional jalan dengan kelandaian khusus
Standar tipe & penampang melintang
Pemilihan tipe jalan dan penampang melintang

Jalan Bebas Hambatan


Tabel 2.5.5.1. Penampang melintang kelandaian khusus
yang dianalisa
Tipe jalan/
Kode

Kelas
Jarak
Pandang

Lebar Jalur (m)


Tanjakan

Lebar bahu (m)

Turunan Datar

Bukit

Gunung

MW 2/2 UD

3,5

3,5

2,0

2,0

1,0

MW 2/2 UD
Lajur
Pendakian

6,0

3,5

2,0

2,0

1,0

Jalan Bebas Hambatan


Tabel 2.5.5.2 Ambang arus lalu lintas (tahun 1) untuk
lajur pendakian pada ruas kelandaian
khusus pada jalan bebas hambatan dua
jalur dua arah (umur rencana 23 tahun)
Ambang Arus Lalu Lintas (kendaraan/jam) Tahun 1
Kelandaian
Panjang

3%

5%

7%

0,5 km

650

550

500

1,0 km

550

500

400

Anda mungkin juga menyukai