Jalan Bebas Hambatan
Jalan Bebas Hambatan
Kapasitas (PCU/h)
DS
Derajat Kejenuhan
DB
Derajat Iringan
Lebar Jalur
Ws
Lebar Bahu
Traffic Flow
PEMERIKSAAN SETEMPAT
Faktor setempat yang khusus seperti perilaku
pengemudi populasi dan kendaraan dapat
mempengaruhi parameter sehingga nilai perhitungan
berbeda dengan nilai manual.
Sangat disarankan untuk mengukur parameter linier
seperti kecepatan arus bebas dan kapasitas dengan
pengamatan di lapangan yang representatif.
METODOLOGI
Pendekatan Umum
Variabel
Hubungan Dasar
Karakteristik Geometrik
Panduan Rekayasa Lalu Lintas
Bagan Alir Prosedur Perhitungan
PENDEKATAN UMUM
Prosedur Perhitungan : MKJI serupa dengan US-HCM
Periode Analisis
Analisis kapasitas, arus dan kecepatan menggunakan periode
satu jam puncak untuk operasional dan perencanaan.
Untuk perancangan digunakan AADT yang dikonversikan ke
arus dengan tabel sebagai ukuran kinerjanya.
Jalan terbagi dan tak terbagi
Untuk jalan tak terbagi analisanya berdasarkan gabungan
kedua arah pergerakan.
Untuk jalan terbagi perlakuannya terpisah untuk masingmasing lintasan seperti jalan satu arah.
VARIABEL
Arus dan komposisi lalu lintas
Nilai arus lalu lintas (Q) mencerminkan komposisi lalu lintas
dalam satuan mobil penumpang (SMP)
Kecepatan Arus Bebas
FV = (FV0 + FVW)
Kapasitas
Kapasitas Jalan Bebas Hambatan : C = C0 x FCW x FCSP
Kapasitas Jalur Penghubung (Ramp) : CR merupakan nilai
terendah dari :
Derajat Iringan :
Rasio arus kendaraan yang bergerak dalam peleton
terhadap arus total.
Peleton adalah iring-iringan kendaraan dengan selang
waktu antara 5 detik
Tingkat Kinerja pada MKJI
Berdasarkan nila-nilai dari kecepatan, derajat kejenuhan dan
derajat iringan
HUBUNGAN DASAR
Hubungan Kecepatan arus kerapatan
D = Q/V
V = FV x [1-(D/Dj)(1-1)]1/(1-1)
D/D0 = [ (1-m)/(1-m) ]1/(1-1)
KARAKTERISTIK GEOMETRIK
Tipe alinyemen
Lengkung Vertikal :
naik + turun
(m/km)
Lengkung
Horisontal
(rad/km)
Alinyemen Dasar
< 10
< 1,0
Alinyemen Bukit
10 30
1,0 2,5
> 30
> 2,5
Alinyemen Gunung
Luar
Dalam
MW 2/2 D
7,0
2,0
2,0
1,0
MW 4/2 D
14,0
2,5
2,5
1,5
0,5
MW 6/2 D
21,0
2,5
2,5
1,5
0,5
Kondisi
Lokasi
MW 2/2 UD
MW 4/2 D
MW 6/2 D
7,0
14,0
21,0
Luat kota
< 800
800
2100
Dalam
kota
< 700
700
2000
Rencana terinci
Prinsip Umum :
Standar jalan sedapat mungkin tetap sepanjang rute
Bahu jalan harus rata & sama tinggi dengan jalur lalu
lintas
Halangan terletak jauh diluar bahu jalan (untuk
keselamatan)
KELANDAIAN KHUSUS
Definisi :
Suatu bagian jalan yang curam secara menerus
Khusus untuk jalan bebas hambatan 2 lajur 2 arah tak
terbagi
Pengaruh : Pengurangan Kapasitas dan Penurunan Kinerja
Panduan rekayasa lalu lintas bertujuan :
Saran penyelesaian saat melakukan perencanaan & analisis
operasional jalan dengan kelandaian khusus
Standar tipe & penampang melintang
Pemilihan tipe jalan dan penampang melintang
Kelas
Jarak
Pandang
Turunan Datar
Bukit
Gunung
MW 2/2 UD
3,5
3,5
2,0
2,0
1,0
MW 2/2 UD
Lajur
Pendakian
6,0
3,5
2,0
2,0
1,0
3%
5%
7%
0,5 km
650
550
500
1,0 km
550
500
400