Simpang Berssinyal (Revissi)
Simpang Berssinyal (Revissi)
RUANG LINGKUP
Menjelaskan tata cara untuk menentukan waktu
sinyal, kapasitas dan perilaku lalu lintas pada
simpang bersinyal di daerh perkotaan.
TUJUAN
menghindari dari kemacetan simpang akibat
konflik arus lalu lintas
Gambar 1.2.2. Urutan waktu pada pengaturan sinyal dengan dua fase
Kasus
Karakteristik
TUNDAAN (D)
PENDEKAT
FASE
WAKTU SIKLUS
METODOLOGI
PRINSIP UMUM
1.
Geometri
Perhitungan dikerjakan secara
terpisah untuk setiap pendekat
Terlindung
Terlawan
1,0
1,0
1,3
1,3
0,2
0,4
3.
Model dasar
- Kapasitas pendekat simpang dapat dinyatakan
sebagai :
C = S x g/c
dimana g = waktu hijau (detik)
- Waktu hijau efektif dapat dinyatakan sebagai :
Waktu hijau efektif = tampilan waktu hijau
kehilangan awal + tambahan akhir
- Waktu siklus
(c)
8 (DS - 0,5)
NQ1 0,25 C (DS - 1) DS - 1)
C
1 - GR
Q
NQ 2 cx
1 - GR DS 3600
20
QL NQ max
Wmasuk
Dimana :
NQ
= jumlah rata-rata antrian smp di awal sinyal hijau
NQ1 = jumlah smp yang tersisa dari fase hijau
NQ2
sebelumnya
= jumlah smp yang datang selama fase merah
GR
= rasio hijau
Wmasuk = lebar masuk
- Angka henti (NS)
NQ
NS 0,9
3600
Qxc
NS = min (NS,1)
- Tundaan (D)
Dj = DTj + DGj
dimana :
Dj
(1 GR DS)
C
PROSEDUR PERHITUNGAN
LANGKAH A: DATA MASUKAN
A-1: Geometrik, pengaturan lalu-lintas dan kondisi lingkungan
A-2: Kondisi arus lalu-lintas
PERUBAHAN
Ubah penentuan fase
Sinyal, lebar pendekatan,
Aturan membelok dsb
Tipe pendekatan
Lebar pendekatan efektif
Arus jenuh dasar
Faktor-faktor penyesuaian
Rasio arus/aru-jenuh
Waktu Siklus dan waktu hijau
LANGKAH D: KAPASITAS
D-1: Kapasitas
D-2: Keperluan untuk perubahan
Persiapan
Panjang antrian
Kendaraan terhenti
Tundaan
MERAH SEMUA i =
L EV l EV
L AV
VEV
VAV
max
Dimana :
LEV, LAV
= jarak dari garis henti ke titik konflik masingmasing untuk kendaraan yang berangkat
dan yang datang (m)
LEV
LEV, LAV
Gambar B-2:1 Titik konflik kritis dan jarak untuk keberangkatan dan
kedatangan
40 - 80
50 100
80 - 130
8 (DS - 0,5)
NQ1 0,25 C (DS - 1) (DS - 1)
1 - GR
Q
NQ 2 cx
1 - GR DS 3600
- Hitung panjang antrian (QL)
20
QL NQ maks
Wmasuk
NQ
NS 0,9
3600
Qc
- Hitung jumlah kendaraan terhenti (NSV)
N SV Q NS
- Hitung angka henti seluruh simpang (NSTOT)
NSTOT
SV
Q TOT
E-4 : Tundaan
- Hitung tundaan lalu lintas rata-rata setiap pendekat (DT)
NQ1 3600
DT c A
C
dimana :
0,5 (1 - GR) 2
A
(1 - GR DS)
DG j (1 pSV ) p t 6 (pSV 4)
Dimana :
pSV = rasio kendaraan terhenti pada pendekat = min.
(NS,1)
pT = rasio kendaraan berbelok pada pendekat
- Hitung tundaan geometrik gerakan lalu lintas dengan belok
kiri langsung (LTOR)
- Hitung tundaan rata-rata
- Hitung tundaan total
- Hitung tundaan rata-rata untuk seluruh simpang (DI)
DI
(Q D)
Q TOT