ARBOVIROSIS
ARBOVIROSIS
Virus Dengue
Arbovirosis (Arboviruses)
Singkatan dari Arthropod-borne
Viruses
Sekelompok virus yang ditularkan
melalui artropoda atau serangga
(http://virus.emedtv.com/arbovirus/arboviruses-p2.html)
Riset etiologis
Periode laten
(inkubasi)
Induksi
Promosi
Fase rentan
Interaksi dg
penyebab yg
pertama
Durasi
Ekspresi
Fase subklinis
Fase klinis
Proses patolo-gis
dimulai
(irreversible)
Penyakit terde
teksi (ada
tanda dan
gejala)
Pencegahan primer
Pencegahan sekunder
Riset intervensi
Fase terminal
Akibat penyakit
(perubahan status,
kematian)
Pencegahan tersier
Fase II subklinis
Terinfeksi virus Dengue, tapi tidak berkembg
atau belum manifes (dlm masa inkubasi
intrinsik, termasuk pdrt viremia)
Penduduk
sehat, tapi
berada dlm
risiko
penularan
(misal: daerah
endemis)
Penyakit sudah
berproses
secara biologis;
proses
patologis
tingkat seluler
Fase klinis
(3)
Penyakit sudah
terekspresi;
tanda dan gejala
sudah muncul
(demam, merah,
nyeri, bengkak,
gangguan
fungsi)
Fase terminasi
(4)
Penyakit sudah
klimaks:
Sembuh atau
mati; tergantung
daya tahan
Penderita
Viremia
Aedes
infeksius
Masa
inkubasi
ekstrinsik
Menginfeksikan
Virus dengue
Orang
Sehat
4. Vektor infeksius
Virus Dengue berada di seluruh tubuh nyamuk, termasuk
di kelenjar ludah siap diinjeksikan ke manusia
7. Onset demam
8. Masa viremia pdrt baru
- 2 hari sblm demam hingga 5 hr demam
Nyamuk
umur 10 hr
Masa
inkubasi
ekstrinsik (7
hari)
Nyamuk
umur 17 hr
Nyamuk
umur 24 hr
Nyamuk
umur 30 hr
Demam
Masa
viremia
(2 hr sblm
s/d 5 hr
demam
Virus beredar
di darah tepi,
dpt terhisap
nyamuk
Diagnosis
klinis
Tatalaksa
na kasus
(medikasi
)
Penyelidik
an
epidemiol
ogi
& vector
control
Informasi
kasus ke
Puskesmas
Hujan intermiten
Memungkinkan regenerasi vektor efektif
Hari2 hujan timbulkan mikro habitat; hari2 tdk
hujan kondusif utk penetasan & pertumb larva
Akibat
Resistensi vektor (Aedes, Culex, Anopheles)
knockdown resistance (kdr) & metabolic
resistance
Kdr terkait dg mutasi gen VGSC; metabolic
resistance terkait mutasi gen CYP9M10
Mortalitas:
Min/maks = 1,6 15,2
Rerata = 7,92
CI95% = 4,297 11,537
DEL = deltametrin;
LAM = lambdasihalotrin;
MAL
989
1011
1016
1014
Kota Semarang :
982TTA (88%) R = 100%, S = 77%
989CCC (23%) R = 42%; S = 4%
1016GGA (81%) R = 96%; S = 58%
Kab Kudus:
982TTA (91%) R = 91%; S = 91%
989 CCC (23%) R = 45%; S = 0%
1016GGA(91%) R = 91%; S = 91%
Kab Jepara :
982TTA (93%) R = 100%; S = 86%
989CCC (25%) R = 32%; S = 18%
1016GGA (84%) R = 82%; S = 86%
Kota Surakarta :
982TTA (86%) R = 100%; S = 72%
989CCC (28%) R = 42%; S = 14%
1016GGA (85%) R = 97%; S = 67%
Akibat Resisten
Vektor lebih kuat
Populasi sulit ditekan; densitas tetap tinggi;
lbh tahan thd patogen >> risiko transmisi
Teknologi sederhana
utk mencegah penularan DBD
1. Perangkap nyamuk dari: bekas
kaleng susu & bekas botol kemasan
air minum
2. Alat penyedot larva
3. Jaring nyamuk
Dr. Sayono, S.KM, M.Kes(Epid)
Bagian Epidemiologi FKM
Sarang Mematikan
(Lethal Ovitrap)
Bahan:
Bekas kaleng susu kental manis
Kain kasa ventilasi
Spons keras / spons hati
Lem yang kuat (untuk karet/spons)
Air hujan / air bersih
Merapikan kaleng
Bagian atas kaleng dibuka, lubang
dirapikan; Pastikan tidak bocor
Bila perlu dicat hitam
Membuat Penutup
Bahan: Spons hati; kasa ventilasi; lem (utk
karet)
Cara membuat:
-Buat cincin spons 2 buah
-Buat lingkaran kasa
Membuat Penutup
RANGKAIAN AKHIR
Sarang
Perangkap
Nyamuk Siap
digunakan
Cara Kerja