Anda di halaman 1dari 44

Memahami Transmisi & Pengendalian

Virus Dengue

DR. Sayono, S.KM,


M.Kes(Epid)
Disampaikan pada Ceramah Klinik Arbovirosis di Kabupaten
Kudus
Diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
di Aula Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang
Rabu, 3 September 2014

Arbovirosis (Arboviruses)
Singkatan dari Arthropod-borne
Viruses
Sekelompok virus yang ditularkan
melalui artropoda atau serangga

Macam arbovirosis pd manusia:


> 130 spesies;
Masuk dlm 3 genera: alfavirus,
Flavivirus, dan Bunyavirus

(http://virus.emedtv.com/arbovirus/arboviruses-p2.html)

Beban Masalah Dengue


Berjangkit di 128 negara, 3,97 milyar
penduduk berisiko
Penularan terjadi secara aktif 390
400 juta kasus baru per th, 270 jt
diantaranya tjd di Asia, 50-100 juta
kasus/th di Asia Tenggara, Insidensi
meningkat 30 kali lipat, 1,3 milyar
penduduk Asia Tenggara berisiko;

Beban Masalah Dengue di Indonesia


Dengue di Indonesia:
Insidensi terus meningkat
Dilaporkan dr semua provinsi; >80,4% kab/kota
dinyatakan endemis
Kasus terjadi di musim hujan & kemarau; dan
ditemukan dp ketinggian > 1000 m dpl

Beban ganda penyakit


Belum ada antivirus pilihan yg direkomendasikan
Penyembuhan pdrt tidak memutus rantai penularan

Natural History of Diseases


Riset etiologis

Riset etiologis

Periode laten
(inkubasi)

Induksi

Promosi

Fase rentan
Interaksi dg
penyebab yg
pertama

Durasi

Ekspresi

Fase subklinis

Fase klinis

Proses patolo-gis
dimulai
(irreversible)

Penyakit terde
teksi (ada
tanda dan
gejala)

Pencegahan primer

Pencegahan sekunder
Riset intervensi

Fase terminal
Akibat penyakit
(perubahan status,
kematian)

Pencegahan tersier

Riwayat Alamiah Penyakit (DBD)


Fase I fase rentan
Penduduk sehat yg berada dlm risiko peny (di
daerah endemis & sekitarnya)
Ada reservoir virus (pdrt viremia) & vektor
infeksius (brp besar? Perlu penelitian)

Fase II subklinis
Terinfeksi virus Dengue, tapi tidak berkembg
atau belum manifes (dlm masa inkubasi
intrinsik, termasuk pdrt viremia)

Fase III fase klinis


Tanda & gejala terekspresi dan tampak jelas;
dimulai dg timbul demam, berlanjut terus,
timbul fenomena perdarahan, hingga syok

Fase IV fase terminal


Masa kritis dan penentuan mengarah pd
sembuh atau meninggal; misal pd kondisi
DSS

Skema Riwayat Alamiah Penyakit

Fase rentan Fase subklinis


(2)
(1)

Penduduk
sehat, tapi
berada dlm
risiko
penularan
(misal: daerah
endemis)

Penyakit sudah
berproses
secara biologis;
proses
patologis
tingkat seluler

Fase klinis
(3)

Penyakit sudah
terekspresi;
tanda dan gejala
sudah muncul
(demam, merah,
nyeri, bengkak,
gangguan
fungsi)

Fase terminasi
(4)

Penyakit sudah
klimaks:
Sembuh atau
mati; tergantung
daya tahan

Tingkat keparahan infeksi Dengue


Demam Dengue
Diduga akibat infeksi tunggal; timbul imunitas
tubuh yg spesifik (berbeda utk tipe DEN)

Demam Berdarah Dengue


Diduga akibat infeksi ganda campuran;
imunitas tubuh tidak mengenali

Sindrom syok Dengue


Akibat perdarahan hebat

Jalur transmisi virus dengue


Berbasis vektor (jalur utama)
Jalur non vektor (kondisional)

Jalur Transmisi Virus Dengue


Berbasis Vektor
Vektor dengue (nyamuk Aedes)
Menghisap darah
Mendapat
virus

Penderita
Viremia

Aedes
infeksius
Masa
inkubasi
ekstrinsik

Menginfeksikan
Virus dengue

Orang
Sehat

Jalur non vektor


Via transfusi darah
Transplasental (dr ibu hamil kepada janin)
Via ASI

Tahapan transmisi V-DEN


berbasis vektor (1)
1. Keberadaan reservoir:
pdrt viremia (2 hr sblm demam s/d 5 hr demam) virus
beredar di darah tepi

2. Viral loading: Nyamuk Aedes mndpt virus saat


mnghisap darah pdrt viremia
3. Masa inkubasi ekstrinsik
Masa propagasi virus di tubuh nyamuk, sejak mnghisap
darah hingga siap menginfeksi (infeksius)
Lamanya 5 9 hari, tergantung rerata temperatur udara

4. Vektor infeksius
Virus Dengue berada di seluruh tubuh nyamuk, termasuk
di kelenjar ludah siap diinjeksikan ke manusia

5. Nyamuk mnginfeksikan virus Dengue


Terjadi saat vektor infeksius mnghisap darah manusia;
virus Dengue diinjeksikan bersama ludah (ludah sbg
antikoagulan)

6. Masa inkubasi intrinsik


Virus beredar dlm darah, mencari tempat yg cocok utk
menempel, dan memperbanyak diri (4-7 hari)

7. Onset demam
8. Masa viremia pdrt baru
- 2 hari sblm demam hingga 5 hr demam

Transmisi virus dengue


Nyamuk Aedes
Menghisap
darah
(umur > 3 hr)

Nyamuk
umur 10 hr

Masa
inkubasi
ekstrinsik (7
hari)

Nyamuk
umur 17 hr

Nyamuk
umur 24 hr

Nyamuk
umur 30 hr

Demam
Masa
viremia
(2 hr sblm
s/d 5 hr
demam
Virus beredar
di darah tepi,
dpt terhisap
nyamuk

Diagnosis
klinis
Tatalaksa
na kasus
(medikasi
)

Penyelidik
an
epidemiol
ogi
& vector
control
Informasi
kasus ke
Puskesmas

4. Dinamika Transmisi Virus Dengue


Adanya perubhn fenomena penularan
virus dengue: pd virus, vektor & manusia
Penyebab/pemicu: perubahan lingkungan
yg merubah sifat/kondisi virus, vektor &
manusia
Faktor manusia:
Lingk tinggal, mobilitas, imunitas tubuh

Bentuk Perubahan Lingkungan


Kenaikan rerata temperatur udara
Hujan intermiten pola tidak jelas
Pajanan insektisida yg konstan & tdk tepat

Kenaikan rerata temperatur udara


1. Memperpendek masa inkubasi ekstrinsik virus
Dengue pd tubuh vektor (Rohani et al 2009)
Pd suhu 26-28 oC rerata MIE 9 hari
Pd suhu 30 oC rerata MIE mjd 5 hari
Kondisi tubuh vektor lbh cocok utk propagasi virus

2. Menguntungkan kehidupan vektor (Scott et al 2007)


>> perkemb larva, frek mnghisap darah, fekunditas, dayatetas
pupa; << siklus gonotropik

3. Memperluas habitat vektor (Fahri et al 2013)


Suhu di daerah perbukitan & pegunungan >>; trjadi kasus DBD
pd ketinggian >1000m dpl, ada vektor & habitatnya

4. Meningktkan penduduk berisiko (Wu PC et al 2008)


Setiap kenaikan 1oC temperatur udara, populasi berisiko
mningkat 1,95 kali lipat

Perubahan sifat virus Dengue


Dominansi virus berubah dari DEN-2 dan
DEN-3 menjadi DEN-1
Terjadi mutasi genetik pd serotip DEN-1
genotip-4
Berpengaruh thd virulensi manifestasi
klinis & keparahan penyakit
Hanya 30% suspek DBD yg ditemukan
virus dlm darahnya (Fahri et al 2013)

Hujan intermiten
Memungkinkan regenerasi vektor efektif
Hari2 hujan timbulkan mikro habitat; hari2 tdk
hujan kondusif utk penetasan & pertumb larva

Hujan tdk sesuai musim


Musim hujan curah hujan rendah; musim
kemarau masih banyak hujan
Menjaga densitas populasi vektor mjd lebih
konstan transmisi virus juga konstan
Jumlah kasus DBD di Kota Smg tdk berbeda mnrt
musim (Fahri et al 2013)

Pajanan insektisida yg konstan &


tdk tepat
Penyebab
Fogging yg terus-menerus; insektisida RT
Fogging swadaya

Akibat
Resistensi vektor (Aedes, Culex, Anopheles)
knockdown resistance (kdr) & metabolic
resistance
Kdr terkait dg mutasi gen VGSC; metabolic
resistance terkait mutasi gen CYP9M10

Resistensi nymuk Ae. aegypti thd sipermetrin


0,05%

Mortalitas:
Min/maks = 1,6 15,2
Rerata = 7,92
CI95% = 4,297 11,537

Rasio Resistensi (RR95):


Min/maks = 10,4 303,8
Rerata = 69,97
CI95% = 14,48 125,46

Status resistensi Ae. aegypti thd


Piretroid & OP

DEL = deltametrin;

LAM = lambdasihalotrin;

MAL

Mutasi Gen VGSC yg terkait dg kdr


(Sayono et al 2013)
982

989

1011

1016

1014

Distribusi polimorfisme gen VGSC


(Sayono et al 2013)

Kota Semarang :
982TTA (88%) R = 100%, S = 77%
989CCC (23%) R = 42%; S = 4%
1016GGA (81%) R = 96%; S = 58%

Kab Kudus:
982TTA (91%) R = 91%; S = 91%
989 CCC (23%) R = 45%; S = 0%
1016GGA(91%) R = 91%; S = 91%

Kab Jepara :
982TTA (93%) R = 100%; S = 86%
989CCC (25%) R = 32%; S = 18%
1016GGA (84%) R = 82%; S = 86%

Kota Surakarta :
982TTA (86%) R = 100%; S = 72%
989CCC (28%) R = 42%; S = 14%
1016GGA (85%) R = 97%; S = 67%

Akibat Resisten
Vektor lebih kuat
Populasi sulit ditekan; densitas tetap tinggi;
lbh tahan thd patogen >> risiko transmisi

Merugikan scr ekonomis & kesehatan:


Banyak dana terbuang; manfaat sedikit
Dampak buruk terhadap kesehatan bg
petugas & masy (hipotiroid, kerusakan DNA
pd manusia) perlu kajian serius!

Teknologi sederhana
utk mencegah penularan DBD
1. Perangkap nyamuk dari: bekas
kaleng susu & bekas botol kemasan
air minum
2. Alat penyedot larva
3. Jaring nyamuk
Dr. Sayono, S.KM, M.Kes(Epid)
Bagian Epidemiologi FKM

Kaleng Perangkap Nyamuk

Dr. Sayono, S.KM, M.Kes(Epid)


Bagian Epidemiologi FKM

MENGAPA KALENG BEKAS ?


Merupakan sarang favorit
Bahan kuat, tahan lama
Sulit dimusnahkan
Bahan lain:
Bekas kaleng/galon cat, drum, dll:
barang berbentuk tabung
Dr. Sayono, S.KM, M.Kes(Epid)
Bagian Epidemiologi FKM

Sarang Mematikan
(Lethal Ovitrap)
Bahan:
Bekas kaleng susu kental manis
Kain kasa ventilasi
Spons keras / spons hati
Lem yang kuat (untuk karet/spons)
Air hujan / air bersih

Dr. Sayono, S.KM, M.Kes(Epid)


Bagian Epidemiologi FKM

Cara Membuat Letal Ovitrap


Merapikan kaleng
Membuat penutup permukaan air
Meramu zat penarik penciuman
nyamuk (atraktan)

Dr. Sayono, S.KM, M.Kes(Epid)


Bagian Epidemiologi FKM

Merapikan kaleng
Bagian atas kaleng dibuka, lubang
dirapikan; Pastikan tidak bocor
Bila perlu dicat hitam

Dr. Sayono, S.KM, M.Kes(Epid)


Bagian Epidemiologi FKM

Membuat Penutup
Bahan: Spons hati; kasa ventilasi; lem (utk
karet)
Cara membuat:
-Buat cincin spons 2 buah
-Buat lingkaran kasa

Dr. Sayono, S.KM, M.Kes(Epid)


Bagian Epidemiologi FKM

Membuat Penutup

Dr. Sayono, S.KM, M.Kes(Epid)


Bagian Epidemiologi FKM

RANGKAIAN AKHIR

Sarang
Perangkap
Nyamuk Siap
digunakan

Dr. Sayono, S.KM, M.Kes(Epid)


Bagian Epidemiologi FKM

Cara Kerja

Tempat nyamuk bertelur

Telur menetas jadi


jentik, jadi pupa, &
nyamuk muda
Dr. Sayono, S.KM, M.Kes(Epid)
Bagian Epidemiologi FKM

Untuk Menambah Dayatarik Sarang


Perangkap Bagi Nyamuk, air dapat
dicampur atraktan (sumber aroma)

Air rendaman jerami 10%


Air rendaman udang windu 10%
Larutan sabun mandi 5gr/L air
Air limbah kamar mandi
dll
Dr. Sayono, S.KM, M.Kes(Epid)
Bagian Epidemiologi FKM

Cara meramu atraktan


Air rendama jerami
1 kg jerami kering, dipotong kecil (2cm)
Direndam dlm air hujan selama 7 15 hari
Air rendaman disaring, diencerkan 1:10
Air rendama udang
1 ons udang direndam dlm 3 liter air
selama 30 menit
Air rendaman diencerkan 1:10
Dr. Sayono, S.KM, M.Kes(Epid)
Bagian Epidemiologi FKM

Cara Memasang Letal Ovitrap


Kaleng diisi air rendaman jerami atau
udang bagian
Kaleng ditutup dg kasa donat (kasa
menempel persis pd permukaan air)
Letal ovitrap sudah siap digunakan.
Lalu:
Pasang di dekat tandon air bersih, di
pojok kamar, di dekat tanaman bunga,
dan di sekitar rerimbunan pohon
Dr. Sayono, S.KM, M.Kes(Epid)
Bagian Epidemiologi FKM

Pemeliharaan Letal Ovitrap


Periksa kaleng seminggu sekali
Bila air berkurang, ditambah sedikit
Setelah 2 minggu, akan muncul nyamuk
dewasa yang terperangkap kain kasa
Hati-hati, jangan sampai lepas (mungkin
sdh membawa virus Dengue)
Air harus diganti setelah 1 bulan dipakai
Dr. Sayono, S.KM, M.Kes(Epid)
Bagian Epidemiologi FKM

Perangkap dari Botol Bekas

Anda mungkin juga menyukai