Anda di halaman 1dari 22

Strategi Penanganan Terkini

Mastoiditis dan Abses Mastoid


M. Abdel Raouf, B. Ashour, A. Abdel Gawad
Departemen Telinga, Hidung, dan Tenggorokan,
Rumah Sakit Universitas Kairo, Mesir
Kumpulan Jurnal Telinga, Hidung, Tenggorokan
dan Perkumpulan Ilmuwan Mesir (2012) 13, 43-48

Disadur oleh :
Henggar Allest Pratama
122011101080

1. PENDAHULUAN
Mastoid selalu terlibat pada infeksi telinga

tengah
Mastoiditis dan abses mastoid komplikasi

infeksi telinga tengah


Insidensi mastoiditis akut sudah mendekati

0%. Namun, ada bukti kenaikan kembali


insiden mastoiditis
Sejauh ini belum ada panduan yang disepakati

TUJUAN
Mengulas penanganan mastoiditis dan
abses mastoid yang sudah ada

Mengusulkan panduan penanganan


mastoiditis dan abses mastoid

BAHAN DAN METODE


1. Subjek : pasien dengan mastoiditis atau
abses mastoid pada Departemen THT
di Rumah Sakit Universitas Kairo
antara Juni 2007 sampai Juni 2009
Tdd 12 orang (8 L, 4 P)
Rata-rata usia 11,5 tahun

BAHAN DAN METODE


2. Metode
Diperiksa dengan
PROTOKOL PENILAIAN LANJUTAN
Diberikan TERAPI medikamentosa dan atau
pembedahan (sesuai kondisi pasien)
Diikuti perkembangannya setelah 1, 3, dan
6 bulan.

Protokol Penilaian Lanjutan


Pemeriksaan telinga secara
menyeluruh
Kultur dan uji sensitifitas antibiotik
CT scan dan MRI (jika curiga ada
komplikasi)
Konsultasi dengan bedah saraf
Mengeksklusi komplikasi intrakranial

Terapi
Medikamentosa : antibiotik parenteral
yang sebelumnya telah dilakukan kultur
dan uji sensitifitas
Pembedahan :

Minimalkan prosedur invasif : I&D abses


+ miringotomi
Definitif : kortikal, radikal, modified
radical mastoidektomi

HASIL
(etiologi)
ABSES MASTOID = 9 kasus

OMA
= (3 kasus)
Kolesteatoma = (5 kasus)
OMSK tipe aman
= (1 kasus)

MASTOIDITIS

= 3 kasus

OMA
= (2 kasus)
OMSK tipe aman
= (1 kasus)

ABSES MASTOID
1. OMA (3 kasus)
.
2 kasus < 5 th
medikamentosa + I&D
. 1 kasus > 5 th medikamentosa +
mastoidektomi kortikal
2. Kolesteatoma (5)

mastoidektomi terbuka

3. OMSK tipe aman (1) medikamentosa + I&D


infeksi mereda mastoidektomi kortikal +
timpanoplasti

MASTOIDITIS
1. OMA (2 kasus)

a. Komplikasi paralisis nervus fasialis


medikamentosa + I&D abses
b. Tanpa komplikasi medikamentosa

2. OMSK tipe aman


a. Medikamentosa infeksi mereda
timpanoplasti + mastoidektomi
kortikal

HASIL TERAPI
1. Semua pasien menunjukkan peningkatan
signifikan setelah diberikan perawatan
dengan regimen tersebut.
2. Tidak terdeteksi kekambuhan
mastoiditis atau abses mastoid atau
komplikasi lain yang tercatat selama
diikuti perkembangannya.

PEMBAHASAN
1. Negara berkembang masih akan melihat
banyak kasus mastoiditis dan abses mastoid
2. Abses mastoid selain I&D, perlu tidakan
bedah definitif
3. I&D cukup pada abses mastoid usia < 5 th
4. Variasi mastoidektomi di berbagai negara
tinggi subjektif

PEMBAHASAN
5. MASTOIDEKTOMI efektif pada
mastoiditis akut dengan:
a.
b.
c.
d.

Abses subperiostal
Kolesteatoma
Komplikasi intrakranial
Otorrhea menetap (>2 mgu) dengan
antibiotik adekuat
e. Anak dengan berat < 15 kg

PEMBAHASAN
6. KONSERVATIF efektif pada
mastoiditis akut jika:

a. Tidak ada komplikasi


b. Tidak ada fluktuasi post-auricula
c. Tidak ada tanda kerusakan sel tulang
mastoid (CT scan)

KESIMPULAN
1. Diperlukan panduan yang jelas dalam
menangani mastoiditis dan abses
mastoid
2. Mengusulkan panduan sbb

PANDUAN
1. Panduan diagnosa
2. Panduan pengobatan
3. Diagram Alur Strategi Pengobatan

PANDUAN DIAGNOSA
a. Pemeriksaan telinga lengkap
b. Kultur dan uji sensitifitas
c. CT scan, MRI jika ada komplikasi
d. Kerjasama dengan bag PA, radiologi,
BS (jika ada kemungkinan komplikasi
intrakranial)

PANDUAN PENGOBATAN
1. Terapi Medikamentosa, indikasi
a.
b.
c.
d.

Tidak ada toksisitas / komplikasi intrakranial


Tidak ada fluktuasi post-auricula
Tidak ada tanda kerusakan sel mastoid ( CT scan)
Tidak ada kolesteatoma

Metode AB parenteral (K&S)


cephalosporin generasi 3 + metronidazole
Dewasa : 1 gm/12 jam
Anak : dosis dewasa

PANDUAN PENGOBATAN
2. Terapi Pembedahan,indikasi
a.
b.
c.
d.

Komplikasi intrakranial
Ada fluktuasi post-auricula
Ada abses subperiostal
Kegagalan terapi medikamentosa 48-72
jam
e. Otorrhea menetap > 2 mgu (AB adekuat)
f. Kolesteatoma

PANDUAN PENGOBATAN
Metode meminimalkan prosedur invasif
1. I&D sesegera mungkin saat timbul
fluktuasi
2. Miringotomi dengan atau tanpa tabung
ventilasi
3. Tindakan bedah definitif, jika

a. Ada kolesteatoma mastoidektomi terbuka


b. Tidak ada kolesteatoma mastoidektomi
kortikal

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai