Referat Nefropati Diabetik
Referat Nefropati Diabetik
Yopi Ardhiaswari
112011101050
Dokter Pembimbing :
Dr. Hudoyo Sp. PD
Pendahuluan
Peningkatan prevalensi Diabetes
Melitus (DM) akibat perubahan gaya
hidup
DM, tidak ditangani komplikasi
(Suyono, 2006)
Komplikasi akut DM :
1. Hipoglikemia
2. Koma Laktoasidosis
3. Ketoasidosis Diabetik
4. Koma Hiperosmoler Non Ketotik
Tinjauan Pustaka
Nefropati Diabetik sindroma klinis
pada penderita DM, yang ditandai
dengan albuminuria menetap pada
minimal 2 kali pemeriksaan, dalam
waktu 3-6 bulan.
(Sudoyo et all,
2006)
Faktor Risiko :
1. Genetik
2. Hipertensi
3. Antigen HLA
4. Hiperglikemia
5. Kelainan metabolik lain
(Rani & Nasir, 2005)
Patofisiologi :
1. Polyol Pathway
2. Glikosilasi Non enzimatik
3. Stress Oksidatif
4. Hipertensi
(Sudoyo et all,
2006)
1. Polyol Pathway
3. Stress oksidatif
4. Hipertensi
Hipertensi penyakit ginjal,
penyakit ginjal hipertensi
Dipegaruhi tingginya TD dan
lamanya
Diagnosis
1. DM
2. Retinopati DM (Dibuktikan dengan
funduskopi)
3. Proteinuria positif, tanpa penyebab
lain, dalam 2 kali pemeriksaan
dengan interval 2 minggu
Divisi endokrinologi dan
nefrologi Peny. Dalam
Surabaya 1985 dan
1989
Diagnosis DM :
1. GDP 126 mg/dL
2. GD pada TTGO 200 mg/dL
3. Gejala klasik DM + GDA 200
mg/dL
4. HbA1c 6,5%
Perkeni 2011
Albuminuria
Kategori
Normal
Kumpulan
Urine 24 jam
(mg/24jam)
Kumpulan
Urine
sewaktu
(g/menit)
Urine
sewaktu
(ACR)
(g/mg)
<30
<20
<30
Microalbuminu
ria
30-299
20-199
30-299
Macroalbumin
uria
300
200
300
Stage 1
Klasifikasi : (Mogensen)
Tata Laksana
1. Pentalogi Terapi DM
2. Pengendalian Tekanan Darah
3. Pengendalian Faktor Komorbid yang
lain
(Askandar et all,
2015)
Pentalogi Terapi DM
1. Penyuluhan (H.D.L)
. Hipertensi, TD 140/80 mmHg
. Diabetes, GD pre prandial 70 mg/Dl
GD post prandial 180 mg/Dl
HbA1c < 7%
. Lemak, Kolesterol Total < 200mg/Dl
TG < 150mg/Dl
LDL < 100mg/Dl
HDL > 50mg/Dl
3. Latihan Fisik
Primer 1-2 jam setelah makan
(Meningkatkan Glut 4)
Sekunder Pagi dan sore sebelum
mandi
Pada pasien Nefropati Diabetik
disarankan intensitas ringan
sedang, TD > 200 mmHg
4. OAD
Jenis OAD
Efek Samping
Utama
Sulfonilurea
Meningkatkan
sekresi insulin
BB naik,
hipoglikemia
Glinid
Meningkatkan
sekresi insulin
BB naik,
hipoglikemia
Metformin
Menekan produksi
glukosa hati &
menambah
sensitivitas terhadap
insulin
Dispepsia, diare,
asidosis laktat
Penghambat
glukosidase-alfa
Menghambat
absorpsi glukosa
Faltulens, tinja
lembek
Tiazolidinedion
Menambah
sensitivitas terhadap
insulin
DPP-4 inhibitor
Meningkatkan
sekresi insulin,
menghambat sekresi
glukagon
Reduksi
A1C
Keuntungan
Kerugian
Sangat efektif
Sangat efektif
1,0-2,0%
Efek samping
gastrointestinal,
kontraindikasi pada
insufisensi renal
0,5-0,8%
Edema
0,5-1,4%
Memperbaiki profil
Retensi cairan, CHF, fraktur,
lipid, berpotensi
berpotensi menimbulkan
menurunkan infark
infark miokard dan mahal
miokard
Sebah, muntah
0,5-0,8%
1,0-2,0%
0,5-1,5%
Insulin:
1. Insulin sub cutan dengan rotasi
rasional
2. Insulin Intravena dengan rumus
minus 1
3. Insulin sub cutan dengan rumus kali
2
76-90
1-15
61-75
16-30
46-60
31-45
2 RUMUS KALI-DUA : X2
DOSIS INSULIN
00 - 300
00 - 400
00 - 500
00 - 600
00 - 700
6 Minus 1 = 5
DOSIS RUMATAN
Intravena 4 U/jam
1x
2x
3x
4x
5x
3x 4
3x 6
3x 8
3 x 10
3 x 12
RUMUS KALI DUA
6 Kali 2 = 12
DOSIS INSULIN
00 - 300
00 - 400
00 - 500
00 - 600
00 - 700
DOSIS RUMATAN
Subkutan (unit)
4
6
8
10
12
Pengendalian TD
Diet rendah garam < 5 gr/hari
Obat anti hipertensi ACE Inhibitor,
menguragi albuminuria