C O N S E L O U R : D R . H A N D E D I , S P. S APA ?
FAKTOR RESIKO TRADISIONAL PADA STROKE DI ASIA TIMUR MENGAPA?
Penyakit cerebrovaskular merupakan penyebab
utama mortalitas dan morbiditas di dunia.
Pada tahun 2012 6,7 juta kematian terkait
dengan stroke 11,9% dari semua kematian penyebab kedua kematian di seluruh dunia (WHO).
Asia beban faktor resiko lebih tinggi (diet tinggi
karbohidrat, tinggi garam rendah lemak, status ekonomi, faktor genetik). DIMANA?
www.dx.doi.org/10.5853/jos.2016.00885 Review Article by Journal of Stroke
Dari Department of Neurology, Yonsei University
College of Medicine, Changwon Fatima Hospital, Changwon, Korea KAPAN?
Diterbitkan pada 30 September 2016
SIAPA?
Lima negara di Asia Timur China, Jepang,
Republik Korea, Mongolia, dan Taiwan. Empat faktor resiko utama penyebab stroke hipertensi, diabetes, hiperkolesterolemia, dan merokok. FAKTOR RESIKO UTAMA BAGAIMANA? PEMBAHASAN
Beban Faktor Resiko Tradisional pada Stroke di
Asia Timur Tekanan Darah 1980-2000an China, Republik Korea, Taiwan memiliki prevalensi rendah, berkisar antara 19%-28% dibandingkan Jepang yang tinggi, yaitu 38,3%.
>2000 Jepang, Republik Korea, Taiwan
mengalami perubahan dalam bentuk penuruna prevalensi. Namun China mengalami dan kenaikan serta Mongolia tidak mengalami perubahan yang signifikan. Diabetes Cina memiliki prevalensi 1% pada tahun 1990 menjadi 9,7% pada tahun 2008. Taiwan memiliki prevalensi 3,15% pada tahun 2000 menjadi 4,22% pada tahun 2008. Mongolia memiliki prevalensi 2,9% pada tahun 1999 menjadi 6,5% pada tahun 2009. Diketahui orang Asia memiliki resiko lebih besar diabetes, bahkan pada usia awal dan IMT yang rendah, pembangunan sosial ekonomi yang cepat, diet, dan perubahan gaya hidup. Hiperkolesterolemia Populasi Asai Timur memiliki umumnya tingkat yang lebih rendah dari kolesterol total. Namun pada Jepang, Cina, dan Republik Korea terjadi peningkatan. Namun berbeda halnya dengan Taiwan dan Mongolia, kedua negara tersebut mengalami penurunan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa adanya transisi epidemiologi baik diet yang mengikuti barat, konsumsi lemak jenuh, makanan sumber hewani, makanan olahan dan lain-lain. Merokok Asia merupakan pegonsumsi tembakau terbanyak di dunia, dengan 7 negara Asia dalam 10 peringkat. Cina menduduki nomor 1 dengan 301 juta perokok yang terdiri dari 28,1% orang dewasa pada tahun 2010. Dan diikuti dengan negara Republik Korea 24,2% tahun 2014, Mongolia 27,7% tahun 2009. Adapun peningkatan yang terjadi pada wanita perokok seperti Cina, Mongolia, dan Republik Korea. Tren dari Kejadian Stroke di Asia Timur Sejak tahun 1990, stroke baik iskemik maupun hemoragik insiden telah meningkat di Cina, Mongolia, dan Taiwan. Namun terdapat penurunan pada Jepang dan Republik Korea. Di Taiwan, kenaikan total kejadian stroke disebabkan peningkatan kejadian stroke hemoragik. Pada tahun 2010, semua negara Asia Timur terkecuali Republik Korea, masih memiliki insiden stroke yang lebih tinggi. Hubungan Faktor Resiko dengan kejadian Stroke di Asia Timur Peningkatan tekanan darah sistolik memiliki hubungan yang kuat dengan stroke. Tren untuk diabetes dan hiperkolesterolemia tidak selalu sebanding dengan perubahan kejadian stroke di berbagai negara. Namun sebagai dampak hipertensi pada stroke berkurang , maka kontribusi dari diabetes dan hiperkolesterolemia akan meningkat. Tingkat Kesadaran, Pengobatan, dan Pengendalian Pengobatan pada Faktor Resiko Banyak faktor yang mempengaruhi terhadap tingkat kesadaran, pengobatan, dan pengendalian pengobatan terhadap faktor resiko : Peningkatan tingkat pendidikan Pencegahan oleh tenaga kesehatan Iklan Strategi kesehatan masyarakat Pendekatan pengobatan yang optimal KESIMPULAN
Asia telah mengalami transisi epidemiologi
seiring dengan ekonomi, perilaku, dan budaya. Meskipun ada beberapa variasi antar negara, namun hipertensi masih yang signifikan terhadap terjadinya stroke di Asia. Diabetes dan hiperkolesterolemia akan terus meningkat. Dan Asia masih tetap pengguna tembakau tertinggi. Meskipun kesadaran, pengobatan, pengendalian pengobatan sudah terjadi peningkatan dari dekade terakhir, tetapi angka ini masih termasuk rendah. KESIMPULAN
Ini berarti bahwa upaya lebih lanjut
akan di perlukan. Dengan merencanakan pendekatan intervensi untuk mengurangi faktor resiko dan stroke di Asia Timur.