Anda di halaman 1dari 23

Pembimbing

dr. Sumardi F. Simanjuntak, SpA

Oleh
Elsa Restiana, S.Ked

Pendekatan Klinis
Demam
Demam??

Demam keluhan tersering pada


praktek
10%-20%
Demam (pireksia) :
Keadaan suhu tubuh diatas normal
sebagai akibat peningkatan pusat
pengatur suhu di hipotalamus yang
dipengaruhi oleh IL-1.
Suhu Tubuh Normal
Metode Pengukuran Suhu Normal

Rektal 36,6-38oC
Membran Timpani 35,5-38oC
Oral 35,5-37,5 oC
Aksila 34,7-37,3oC
Sumber: CPS 2004

Demam: peningkatan suhu tubuh


38 C
Pengukuran suhu tubuh
Metode Kelebihan Kekurangan
Rektal Baku emas, praktis dan Dipengaruhi kedalaman
akurat insersi termometer,
aliran darah dan feses.
Resiko infeksi dan
perforasi rektal
Oral Mudah, respon terhadap Perlu kerja sama dengan
perubahan suhu inti pasien
tubuh Dipengaruhi oleh
makanan dan minuman
Aksila Mudah dan nyaman bagi Sensitivitas yang rendah
pasien Variasi suhu yang tinggi
Risiko terendah untuk karena dipengaruhi oleh
penularan penyakit suhu lingkungan
Direkomendasikan oleh
AAP
Membrana timpani Ideal untuk pengukuran Variasi nilai suhu yang
suhu inti tubuh, cukup cukup besar
nyaman
Pola Demam

Penilaian
pola demam
memperhatikan:
Tipe awitan: mendadak atau perlahan-
lahan
Variasi suhu dalam tempo 24 jam dan
periode kesakitan
Siklus demam
Respon terhadap pemberian terapi
Pola Demam: Demam
Kontinu
Demam kontinu atau sustained fever
Peningkatan suhu tubuh yang menetap
selama 24 jam dengan variasi maksimal
0,4C
Fluktuasi diurnal suhu normal: tidak
terjadi atau tidak signifikan
Pola Demam: Demam
Remiten
Demam dengan penurunan suhu tiap
hari namun suhu tidak mencapai
nilai normal
Fluktuasi >0,5C per 24 jam
Variasi diurnal biasanya terjadi
Pola demam tersering ditemukan
dalam praktik pediatrik
Pola Demam : Demam
Intermiten
Suhu kembali normal setiap hari,
umumnya pagi hari dengan puncak
demam pada siang hari
Pola demam terbanyak kedua di
praktik klinis
Pola Demam: Demam Septik
atau Hektik
Terjadipada demam remiten atau
intermiten
Terdapat perbedaan antara puncak
demam dan titik terendah suhu
tubuh yang sangat besar
Pola Demam: Lain-Lain
Demam quotidian: demam paroksisme yang
terjadi tiap hari disebabkan P. Vivax.
Demam quotidian ganda: demam dengan 2
puncak demam dalam sehari dengan selang
waktu 12 jam
Undulant fever: suhu meningkat perlahan dan
menetap selama beberapa hari sebelum turun
Prologed fever: demam yang melebihi
periode lamanya demam pada suatu penyakit ,
misalnya: demam pada infeksi saluran nafas
atas (ISNA) lebih dari 10 hari
Pola Demam: Lain-Lain
Demam rekuren: demam yang timbul
kembali dengan interval ireguler pada satu
penyakit yang melibatkan organ yang sama
atau sistem organ multipel
Demam bifasik: demam dengan 2 puncak
demam atau periode demam yang berbeda
(saddlebag / camelback fever)
Demam periodik: demam berulang dengan
interval reguler atau ireguler. Setiap episode
demam diikuti episode bebas demam. Umum
pada malaria.
Pola Demam: Lain-Lain
Relapsing fever: demam tinggi mendadak
berulang yang terjadi selama 3-6 hari yang
diikuti periode bebas demam dengan lama
serupa. Suhu dapat mencapai 40C.
Disebabkan oleh gigitan kutu, tungau, atau
tikus yang terkontaminasi bakteri atau virus
Demam Pel-Ebstein: demam berulang
yang berlangsung 3-10 hari yang diikuti
periode bebas demam dengan lama serupa.
Ditemukan pada penderita limfoma Hodgkin
Pola Demam: Kegunaan
Klinis
Kurva demam punya keterbatasan
diagnostik unuk infeksi dari rumah
sakit (hospital acquired)
Lebih berguna untuk infeksi didapat
dari komunitas (community
acquired)
Jika pola demam dikenali walaupun
tidak patognomonik untuk penyakit
tertentu, dapat menjadi informasi
doagnostik yang berguna
Pola Demam: Kegunaan
Klinis
Pola Demam Penyakit
Kontinu Demam tifoid, malaria
falciparum malignan
Remiten Sebagian besar penyakit virus
dan bakteri
Intermiten Malaria, limfoma, endokardiis
Hektik / Septik Penyakit Kawasaki, infeksi
piogenik
Quotidian Malaria vivax
Double Quotidian Kalaazar, atritis gonokokal,
atritis rheumaoid juvenil, drug
fever (e.g. Karbamazepin)
Relapsing / Periodik Malaria tertiana, kuartana,
brucellosis
Bifasik Dengue, Yellow fever, Ebola,
demam berdarah lainnya,
leptospirosis
Klasifikasi Demam
No Klasifikasi Penyebab Tersering Lama demam
pada
umumnya
1 Demam Infeksi saluran nafas atas <1 minggu
dengan tanda
lokalisasi
2 Demam tanpa Infeksi virus, infeksi saluran <1 minggu
tanda kemih
lokalisasi
3 Pireksia Infeksi, atritis idiopatik >1 minggu
menetap juvenil
Demam
dengan dengan tanda lokalisasi adalah bentuk
unknown
paling umum demam yang dijumpai dalam praktik
origin
klinis
20% demam tidak menunjukkan tanda-tanda
terlokalisasi (penyebab demam tidak jelas setelah
Penyebab utama demam
karena penyakit localized sign
Kelompok Penyakit
Infeksi saluran nafas atas ISNA virus, otitis media,
tonsilitis, laringitis, stomaitis
herpetika
Pulmonal Bronkiolitis, pneumonia
Gastrointestinal Gastroeneritis, hepatitis,
apendisitis
Sistem saraf pusat Meningitis, ensefalitis
Eksantem Campak, cacar air
Kolagen Atritis rheumatoid, penyakit
Kawasaki
Neoplasma Leukemia, Limfoma
Tropik Kala Azar, anemia sel sabit
El-Radhi AS :Fever;Clinical Manual of Fever in Children. 2009
Penyebab utama demam
tanpa localizing sign
No. Penyebab Kelompok Petunjuk diagnosis
A Infeksi Bakteremia/sepsi Tampak sakit, CRP tinggi,
s leukositosis
Sebagian besar Tampak baik, CRP normal,
virus (HH-6) leukosit normal
Infeksi saluran Dipstick urine
kemih Di daerah malaria
Malaria
B Pasca Vaksinasi riple, Waku demam berhubungan
vaksinasi campak dengan waktu vaksinasi
C Drug fever Sebagian besar Riwayat minum obat,
obat diagnosis eksklusi
d PUO Atritis idiopatik Pre-articular, ruam,
(persistent juvenil splenomegali, antinuclear
pyrexia of factor tinggi, CRP tinggi
unknown El-Radhi AS :Fever;Clinical Manual of Fever in Children. 2009
CRP = C reactive
origin) atau
Persistent Pyrexia of
Unknown Origin
Pyrexia of Unknown Origin adalah Demam
tanpa localizing sign yang bertahan
selama 1 minggu di mana dalam kurun
waktu tersebut evaluasi di RS gagal
menemukan penyebabnya
Persistent Pyrexia of Unknown Origin /
Fever of Unknown Origin adalah demam
yang berlangsung selama minimal 3
minggu dan tidak ada kepastian diagnosis
setelah investigasi 1 minggu di RS
Mekanisme Demam

Hueter SE ,Defriez CB: Pathophysiology The Basis for Disease in Adults and Children;2006
Usia < Tanda serius (ex.
Sianosis, Pilihan : Jika influenza lakukan
29 hari pemeriksaan influenza secara
sirkulasi perifer
jelek, tanda cepat pada anak usia di atas 3
meningeal, bulan. Jika positif lakukan
perubahan tatalaksana yang sesuai dan
neurologi allgoritma
Tatalaksana Tatalaksana
pada pasien pada pasien

-Tes darah rutin - Tes darah rutin - Tes darah rutin


-Urinalisis - Analisis urin - Analisis urin
-Lumbar puncture - Lumbal puncture - Lumbal puncture
-Analisis feses - Analisis feses - Analisis feses
-Rongten thoraks - Rongten thoraks - Rongten thoraks

Mulai dengan antibiotik Mulai dengan antibiotik Pertimbangkan


empiris setelah empiris setelah pemberian antibiotik,
melakukan kultur, melakukan kultur, seperti: ceftriaksone,
seperti: ampicillin dan seperti: ceftriaksone atau cefixime, amoxicillin,
gentamisin atau cefotaxime atau azithromicine
ampicillin dan cefotaxime
Epidemiologi

Seringpada usia 3-36 bulan


(insidens 3-5%)
Proteksi antibodi dari ibu <
Kolonisasi bakteri di nasofaring
Kontak dengan anak lain yang sakit
Virulensi organisme penyebab
Anamnesis

Lama dan sifat demam


Ruam kemerahan pada kulit
Kaku kuduk atau nyeri leher
Nyeri kepala hebat
Nyeri saat buang air kecil atau
gangguan berkemih lainnya
Nyeri telinga
Tempat tinggal atau riwayat berpergian
dalam 2 minggu terakhir ke daerah
endemis malaria
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai