Anda di halaman 1dari 32

UNSTABLE ANGINA PECTORIS

PADA PASIEN BERUSIA 60


TAHUN DENGAN HIPERTENSI

Abednego Tri Novrianto


102013320
A10
SKENARIO
Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang ke
IGD RS dengan keluhan nyeri dada kiri yang
dirasakan terus-menerus sejak 40 menit yang
lalu. Nyeri terasa seperti tertimpa beban berat di
bagian tengan dada dan di sertai keringat
dingin. Pasien juga mengeluh perutnya terasa
mual sejak nyeri timbul. Pada riwayat penyakit
sebelumnya diketahui pasien memiliki riwayat
darah tinggi dan seorang perokok sejak 20 tahun
terakhir.
RUMUSAN MASALAH
Laki-laki berusia 60 tahun dengan keluhan nyeri
pada dada kiri terus menerus sejak 40 menit
yang lalu.
ANALISIS MASALAH

Anamnesis
Pemeriksaan
Prognosis
Fisik

Pemeriksaan
Penatalaksanaan Rumusan
Penunjang
Masalah
Komplikasi Diagnosis

Patofisiologi Etiologi
Epidemiologi
ANAMNESIS
Identitas pasien
Usia 60 tahun
Keluhan utama
Nyeri dada kiri seperti tertimpa beban berat, terus menerus
Durasi : sejak 40 menit yll
Letak : tengah dada (retrosternal)
Menjalar / tidak?
Waktu serangan kapan?
Faktor pencetus apa?
Faktor yang meredakan?
Riwayat penyakit sekarang
Keringat dingin
Perut mual
Riwayat darah tinggi
Riwayat sosial
Merokok sejak 20 tahun yll
PEMERIKSAAN FISIK
TTV
BP : 180/90 mmHg (hipertensi)
HR : 90 X / menit
RR : 22 X / menit
T : Afebris

Inspeksi
Palpasi

Perkusi

Auskultasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG
Bisanormal pada 50% kasus
Depresi atau elevasi segmen ST angina dan iskemia
T inverted v1- v6
Foto torax
Biasanya normal kecuali pada kasus dengan riwayat
infark miokard
Exercise test (treadmill/speda statis + EKG)
6 menit
Depresi/elevasi segmen ST > 1 mm
Menitoring tekanan darah
Dihentikan jika ada penurunan tekanan sistolik >
10mmHg
WORKING DIAGNOSIS 1
Unstable Angina Pectoris
Merupakan perasaan nyeri di dada yang timbul
dengan durasi lebih dari 20 menit dan munculnya
dapat sewaktu-waktu (tidak bergantung dengan
aktifitas fisik) yang disebabkan oleh iskemia otot
jantung. Biasanya rasa nyeri tersebut terletak
retrosternal.
ETIOLOGI
Angina pectoris pada umumnya timbul karena
iskemik akut yang tidak menetap akibat ketidak
seimbangan antara kebutuhan dan suplai O2
miokard.
PATOFISIOLOGI
Sklerotik arteri koroner
Penyempitan pembuluh darah koroner gangguan aliran koroner
iskemia jantung
Agregasi tromosit
Stenosisarteri koroner turbulensi dan stasis aliran darah
peningkatan agregasi trombosit trombus
Trombosis arteri koroner
Mudah terbentuk pada arteri koroner yang sklerotik penyempitan
arteri terlepas mikroemboli dan penyumbatan arteri distal.
Perdarahan plak ateroma
Plak pembuluh darah robek trombus penyempitan arteri
koroner.
Spasme arteri koroner
Spasme berulang kerusakan arteri koroner perdarahan plak
arteroma agregasi trombosit trombus penyempitan
pembuluh darah
EPIDEMOLOGI
Pembunuh pertama di Amerika
Jumlah penderita angina mencapai > 6 juta dari

13 juta orang yang terkena penyakit jantung


iskemik, sedangkan jumlah penderita infark > 7
juta dari total jumlah yang sama.
Lebih banyak terjadi pada kelompok orang
dengan penghasilan menengah dan rendah.
GEJALA KLINIS
Nyeri sentral / retrosentral
Dapat menyebar ke lengan kiri, leher, punggung.

Timbul ketika aktivitas fisik, emosi atau


istirahat.
Terjadi perubahan pola : frekwensi meningkat,
kualitas sakit, durasi dan faktor pencetus.
PENATALAKSANAAN : MEDIKA
MENTOSA
Antiiskemi
Nitrat : sublingual/spray buccal 0,3-0,6 mg
Pada serangan lanjutan diberikan nitrogliserid IV (5-
10 ug/menit) setiap 3-5 menit.
Nitrat oral dan topikal ketika nyeri hilang,
menggantikan nitrogliserin IV ketika pasien bebas
nyeri selama 12-24 jam.
KI : penderita hipotensi atau pengguna sildenafil
atau obat lain dalam kelas tersebut selama 24 jam
terakhir.
Blokade beta andregenic
Penggunakan beta bloker intravena diikuti oral hingga
denyut jantung mencapai 50-60 kali/menit.
Ca-channel blocker yang memperlambat denyut jantung
untuk pasien yang mengalami gejala rekurens pasca
terapi nitrat dosis penuh dan beta bloker serta pada
pasien dengan kontraindikasi penggunaan beta bloker.
Terapi tambahan termasuk ACE inhibitor dan HMG Ko-
A reduktase inhibitor untuk pencegahan sekunder
jangka panjang.

Terapi antitrombotik
Aspirin,325 mg/hari dan 75-162 mg/hari untuk jangka
panjang.
PENATALAKSANAAN : NON MEDIKA
MENTOSA
Revaskularisasi Miokard
PTCA ( angioplasty coroner transluminalpercutan )

Pembedahan
Ventricular aneurysmectomy, rekonstruksi terhadap
kerusakan ventrikel kiri
Coronary arteriotomy, memperbaiki langsung terhadap
obstruksi arteri koroner
Internal thoracic mammary, revaskularisasi terhadap
miokard.
Coronary Artery Baypass Grafting (CABG), hasilnya
cukup memuaskan dan aman yaitu 80%-90% dapat
menyembuhkan angina dan mortabilitas hanya 1 % pada
kasus tanpa kompilasi.
PENCEGAHAN
Kurangi hal- hal yang dapat menjadi faktor
resiko
Makan makanan yang bergizi seperti, makan
sayur- sayuran, biji-bijian.
Berhenti merokok.

Berdiet jika mengalami obesitas atau kelebihan


berat badan.
Sering- sering menggerakkan badan atau
berolahraga.
PROGNOSIS
Faktor penting : umur, luasnya penyakit arteri
koroner, beratnya gejala dan jumlah otot jantung
yang masih berfungsi normal.
Makin luas arteri koroner yang terkena atau
makin buruk penyumbatannya, maka
prognosisnya makin jelek.
Berkurangnya kemampuan memompa akan
memperburuk prognosis.
KOMPLIKASI
Infarksi miokardium yang akut ( serangan
jantung) kematian
Aritmia kardiak
WORKING DIAGNOSIS 2
Hipertensi primer grade 2
Merupakan suatu keadaan di mana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah di atas
normal yang ditunjukkan oleh angka systolic
(bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada
pemeriksaan tensi darah menggunakan alat
pengukur tekanan darah. Hipertensi primer atau
hipertensi esensial tidak diketahui penyebabnya,
disebut juga hipertensi idiopatik.
KLASIFIKASI HIPERTENSI MENURUT SEVENTH
JOINT NATIONAL COMMITTEE (JNC7)

Klasifikasi (JNC7) Tekanan sistolik Tekanan diastolic

Normal 90-119 mmHg 60-79 mmHg

Pra-hipertensi 120-139 mmHg 80-89 mmHg

Hipertensi derajat 1 140-159 mmHg 90-99 mmHg

Hipertensi derajat 2 160 mmHg 100 mmHg


PATOFISIOLOGIS
GEJALA KLINIS
Sulit disadari oleh seseorang karena tidak
memiliki gejala spesifik.
Hipertensinya berat atau menahun :
Sakit kepala
Kelelahan
Mual
Muntah
Sesak nafas
Gelisah
Pandangan menjadi kabur
Sering buang air kecil terutama di malam hari
Telinga berdenging.
FAKTOR RESIKO
Faktor yang tidak dapat dimodifikasi :
Genetik
Umur
Jenis Kelamin
Etnis
Penyakit Ginjal

Preeklampsi
pada kehamilan
Keracunan timbal akut
Faktor yang dapat dimodifikasi atau dikendalikan :

Stress
Obesitas
Nutrisi
Merokok
Olahraga
PENATALAKSANAAN
Hidroklorotiazid (12,5-25 mg perhari)

Reserpin (0,1 0,25 mg perhari)

Propanolol (mulai 10 mg, 2x perhari, dapat


dinaikan 20 mg, 2x perhari)

Kaptopril (12,5 25 mg, 2-3x perhari)

Nifedipin (5 mg, 2x perhari, dapar dinaikkan 10


mg 2x perhari)
PENCEGAHAN
Pengaturan pola makan yang baik
Hindari kebiasaan lainnya seperti merokok dan

mengkonsumsi alkohol
Mengurangi konsumsi natrium/sodium,

terutama natrium klorida (garam dapur),


penyedap masakan (monosodium glutamat =
MSG), dan sodium karbonat.
Diagnosis dini

Pengobatan tepat

Rehabilitasi
DIAGNOSIS BANDING

NSTEMI
Diagnosis ditegakkan jika pasien dengan manifestasi
klinis UAP menunjukkan adanya nekrosis miokard
berupa peningkatan biomarker jantung. Gejala yang
paling sering dikeluhkan adalah nyeri dada.
EKG : Deviasi segmen ST (depresi segmen ST baru
sebanyak 0,05 mV prognosis buruk)
Enzim jantung : perubahan Troponin T atau
Troponin I (petanda nekrosis miokard yang lebih
disukai, karena lebih spesifik daripada CK dan
CKMB). Peningkatan awal troponin pada darah
perifer setelah 3-4 jam dan dapat menetap sampai 2
minggu.
STEMI
Diagnosis STEMI ditegakkan bila ditemukan 2
dari 3 syarat dibawah ini:
Angina Pectoris
EKG : hiperakut T, elevasi segmen ST lebih dari 0,1
mV pada 2 sadapan atau lebih sadapan ekstremitas,
lebih dari 0,2 mV pada sadapan prekordial,
gelombang Q patologis dan inversi gelombang T.
Evaluasi biokimia dan kenaikan enzim jantung 2X
dari batas normal
Prinzmetal Angina
Merupakan angina yang disebabkan oleh

kontraksi yang cepat dari serat-serat otot


jantung menyebabkan penyempitan yang tiba-
tiba (spasm) dari arteri-arteri. Spasme dari
arteri-arteri koroner mengurangi darah ke otot
jantung dan menyebabkan angina.
Prinzmetal angina secara khas terjadi waktu
istirahat, biasanya di jam-jam pagi dini.
Spasme dapat terjadi pada arteri-arteri koroner
normal serta pada yang disempitkan oleh
arteriosclerosis.
Perikarditis
Merupakan peradangan perikard parietalis,

viseralis, atau keduanya.


Etiologi : virus, bakteri, tuberkulosis, jamur,

uremia, neoplasia, autoimun, trauma, infark


jantung, sampai ke idiopatik (paling sering).
Keluhan : nyeri dada yang tajam, nyeri menjalar ke

punggung, bahu kiri, leher, lengan, atau rigi


trapezial dan secara klasik memburuk bila
telentang dan hilang bila duduk dan membungkuk
ke depan. Batuk, dispneu, disfagia, mual, dan
demam dapat terjadi. Tanda utama pada
pemeriksaan fisik adalah friction rub perikardial.
Hipertensi sekunder
Peningkatan tekanan darah sebagai akibat
seseorang mengalami/menderita penyakit
lainnya, seperti : gagal jantung, gagal ginjal,
kerusakan sistem hormon tubuh, atau karena
konsumsi obat-obatan yang paling sering adalah
pil kontrasepsi oral (5% perempuan mengalami
hipertensi sejak mulai penggunaan).

Obat lain yang yang terkait dengan hipertensi


adalah siklosporin, eritropoietin, dan kokain.
KESIMPULAN
Unstable Angina Pectoris (UAP) adalah suatu
gejala berupa nyeripada dada bagian kiri yang
disebabkan oleh iskemi pada pembuluh koroner
jantung dengan serangan nyeri terjadi tidak
menentu waktunya.

Hipertensi primer grade 2 merupakan


peningkatan tekanan darah lebih dari normal
yaitu tekanan sistol lebih dari 160 mmHg dan
tekanan diastole lebih dari 100 mmHg dengan
penyebab yang tidak diketahui.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai