Anda di halaman 1dari 48

STRIKTUR

URETHRA
Ar in d a Pu te r i P
1 1/ 3118 03/ Ku / 142 76

Pembimbing : dr. M Yudha SU, Sp.B


DEFINISI
Penyempitan atau berkurangnya elastisitas urethra
akibat adanya pembentukkan jaringan parut pada
urethra.
EPIDEMIOLOGI
- Strikur urethra terjadi terutama akibat tindakan medis (iatrogenik)
dibandingkan karena infeksi atau trauma dengan kejadian lebih banyak
ditemukan pada laki-laki daripada perempuan. Kejadian di UK 10/100.000
laki-laki usia <55 tahun, meningkat menjadi 20/100.000 pada laki-laki usia
>55 tahun 65 tahun, meningkat menjadi 40/100.000 pada laki-laki usia
>65 tahun (Santucci, Joyle, Wise 2007)

- Insidensi striktur urethra pada wanita sangat jarang. Dari laporan kasus
tahun 1965 2013 terdapat 37 kasus. Laporan lain menunjukkan dari 587
wanita yang diduga mengalami striktur urethra, hanya 0,9% yang benar-
benar terdiagnosis striktur urethra (Santucci & Chen 2013).
ANATOMI
Urethra laki-laki, terdiri dari :
1. Urethra anterior
a. Pars bulbaris
b. Pars pendularis
c. Pars glandularis
2. Urethra posterior
a. Pars membranacea
b. Pars prostatika
ANATOMI
Urethra perempuan, pada perempuan dewasa panjang sekitar 3-5 cm dengan
diameter sekitar 8 mm, terdiri dari:
1. Pars pelvikal
2. Pars membranacae
3. Pars vagina
KLASIFIKASI STRIKTUR URETHRA PADA
LAKI-LAKI
1. STRIKTUR URETHRA ANTERIOR
Lokasi penyempitan pada urethra pars spongiosum.
Bulbus urethra merupakan lokasi tersering stricture iatrogenik.
2. STRIKTUR URETHRA POSTERIOR
Lokasi penyempitan pada urethra pars prostatica, pars membranosa.
Derajad Penyempitan Urethra
1. Ringan = jika oklusi yang terjadi kurang dari 1/3 diameter
lumen urethra
2. Sedang = jika terdapat oklusi 1/3 sampai diameter lumen
urethra
3. Berat = jika terdapat oklusi lebih besar dari diameter
lumen urethra
Anatomi Striktur Urethra
ETIOLOGI
1. IATROGENIK
Lokasi tersering adalah bulbus urethra terutama di junctio bulbus dengan penile pasca
kateterisasi.
Contoh akibat tindakan : urethral catheterization, cystoscopy, TURP (Transurethral
Resection of Prostate), tindakan hypospadia repair.
2. INFLAMMASI
Jarang disebabkan karena infeksi tunggal, kebanyakan kasus disebabkan beberapa infeksi
yang terjadi berulang atau kronis hingga beberapa tahun.
Contoh : gonococcal urethritis (onset gejala striktur urethra kebanyak dialami >20 tahun) ,
lichen sclerosus, ammoniacal dermatitis.
3. IDIOPATHIC
4. TRAUMA
5. KONGENITAL
Trauma
Trauma pada urethra dibagi menjadi :
trauma interna
trauma eksterna

Colapinto dan Mac Callum memberikan klasifikasi truma urethra berdasarkan menjadi :
Tipe 1. prostat atau urogenital mengalami dislokasi, urethra pars membranosa
teregang tetapi tidak parah
Tipe 2, urethra pars membranacea diatas diafragma urogenital mengalami ruptur (total
atau parsial). Urethra pars bulbularis biasanya utuh.
tipe 3, urethra pars membranacea (atas atau bawah) mengalami ruptur (total atau
parsial).
KONGENITAL
- Review yang dilakukan dokter spesialis anak mengenai etiologi striktur
urethra pada anak mendapatkan dari 36 kasus, 2/36 nya adalah kongenital.
Cobbs collar (Moormanns ring) penyempitan bulbar urethra kongenital
akibat kegagalan kanalisasi membran kloaka selama masa fetus.
Proses akibat LS (Lichen Sclerosus yang sebelumnya disebut
Balanitis Obliterans) berbeda dengan etiologi lainya.
Proses yang terjadi lebih kepada atrofi. Bermula adanya patch
putih gatal di glans atau preputium. Kemudian ini
mengakibatkan kulit menjadi tidak elastis dan mudah terluka.
Luka pada glans dan preputium umumnya menyebabkan
pelekatan keduanya sehingga sulit untuk di sunat.
Pada kasus LS parah, tidak
ditemukan kontur normal glans
dan coronal sulcus, terjadi
regresi meatus dan edema
penile. Scar di sekitar meatus
menyebabkan meatal stenosis
yang dapat menyebar ke
proximal mengenai fossa
navicularis dan penile urethra
sehingga menyebabkan
striktur dan teraba tebal. Ini
dapat melibatkan bulbar
urethra tetapi jarang.
Patofisologi
Trauma, infeksi, iatrogenik dapat menyebabkan jaringan sikatrik pada urethra
sehingga lumen urethra menyempit. Hal ini menyebabkan tahanan
meningkat yang menyebabkan
1. LUTS gejala storage, voiding, pasca miksi
2. Aliran turbulensi mengakibatkan pancaran bercabang
MANIFESTASI KLINIS
- LUTS
1. Voiding symtomps = gejala yang muncul sebagai akibat kegagalan bulli untuk
mengelurakan sebagian atau seluruh isi kandung kemih antara lain pancaran
urine lemah, mengejan, waktu lama untuk keluar, putus-putus, disuria, merasa
belum tuntas BAK, terminal dribbling
2. Storage symptoms = gejala yang muncul sebagai akibat gangguan pengisian
kandung kemih biasanya karena iritasi atau karena perubahan kapasitas kandung
kemih antara lain frekuensi, urgensi, inkontensia, nokturia, nyeri supra simfisis
3. Miction post symptoms = antara lain tidak tuntas, terminal dribbling,
inkontinensia paradoksal

- Aliran turbulensi mengakibatkan pancaran bercabang


PENEGAKAN DIAGNOSIS
ANAMNESIS
- menanyakan etiologi yang mungkin dimiliki pasien meliputi iatrogenik,
inflamasi, dan trauma.
- AUA symptoms score untuk menilai gejala yang pasien rasakan
AUA Symptoms Score
Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
Inspeksi meatus ekstermus yang sempit, pembengkakan penis, skrotum,
perineum dan suprapubik. Perhatikan kemungkinan tanda-tanda LS dan
trauma
2. Palpasi
Kadang akan teraba jaringan parut sepanjang perjalalanan urethra.
3. Colok dubur
4. Kalibari dengan kateter lunak (lateks) akan ditemukan adanya hambatan
Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium

- uroflowmetri

- uretrogram

- uretrosistografi
Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium

Pada urinalisa akan ditemukan adanya lekosit dan bakteri bila


infeksi. Dilanjutkan dengan kultur urine, periksa fungsi ginjal .

- Pemeriksaan urodinamik untuk mengetahui urinary flow rate


juga dilakukan.

Pada striuktur urethra < normal (< 20 ml/dtk)


UROFLOWMETRI
UROFLOWMETRI
Tidak invasif (nyaman)

Q MAX (MAX. FLOW RATE)


NORMAL ( 15 25 CC/DET)
Ringan (12 14 cc/det)
Sedang ( 8 12cc/det)
Buruk ( <8 cc/det)

Jumlah kencing
>150cc
Retrograde Uretrogram
Pemeriksaan uretra dengan sinar-X dan menggunakan cairan kontras yang
diinjeksikan atau dimasukkan dalam uretra secara retrograde (berlawanan
dengan alur sistem urinaria) dinamakan urethrography retrograde.
Uretrosistografi
uretoskopi kedalam lumen urethra dimasukkan dimana kedalam urethra dan
memasukkan dengan kontras kemudian difoto sehingga dapat terlihat seluruh urethra,
kandung kemih, dan ureter junction bladder.
Dari foto tersebut dapat ditentukan :
a. Lokalisasi striktur

b. Besarnya kecilnya striktur

c. Panjangnya striktur

d. Jenis strIktur
- Pada kasus-kasus tertentu dapat dilakukan IVP, USG (pada
striktura yang lama dapat terjadi perubahan sekunder pada
kelenjar prostat,/ batu/ perkapuran/ abses prostat, Efididimis /
fibrosis di efididimis.
KOMPLIKASI
- Thick-walled, trabeculated bladder 85%
- Acute Retention 60%
- Prostatitis 50%
- Epididymo-orchitis 25%
- Periurethral abscess 15%
- Stone (bladder, urethra) 10%
- Hydroneproses 20%
TATALAKSANA
1. Dilatasi urethra (businasi)

2. uretrotomi

3. uretroplasty
TATALAKSANA
1. Dilatasi urethra (businasi)
Dilatasi tidak menyembuhkan namun melebarkan lumen
sementara, saat penyembuhan jaringan parut akan terbentuk
kembali.
Alat yg digunakan:
- busi metal
- busi plastik
- busi filiform
Dilatasi umumnya digunakan untuk striktur urethra kronik,
dilakukan secara bertahap mulai dari uk. 20 F s/d 22 F.
Komplikasi : nyeri, perdarahan, infeksi, false route, timbul striktur
baru hingga memperberat striktur lama.
2. Uretrotomi interna dengan panduan alat endoskopi
Uretrotomi yaitu memotong jaringan sikatriks uretra secara
transurethral.
Metode ini untuk striktur urethra :
< 2 cm
lokasi distal dari pars bulbosa
3. Urethrotomi eksterna, insisi kulit disebelah ventral secara longitudinal, jar
fibrosis diangkat pasg kateter.
3. Urethroplasty
merupakan tindakan pembedahan untuk memperbaiki kerusakan atau
abnormalitas pada urethra.
- Tipe Urethroplasty yang sering dilakukan adalah
1. anastomotic
2. buccal mucosal only graft
3. scotal or penile island flap (graft)
4. Johansens urethroplasty
End to end anastomotic
Buccal mucosal only graft

Buccal mucosa : tidak berlapis-lapis, graft dpt digunakan di


berbagai tempat.
PROGNOSIS
Striktura uretra seringkali kambuh, sehingga pasien harus sering menjalani
pemeriksaan / kontrol secara teratur minimal sampai 1 tahun setelah operasi
dan tidaka menunjukkan tanda-tanda kekambuhan. Pengukuran urinary flow
rate dan uretrogram dapat membantu untuk menetukkan obstruktif residual
yang terjadi.
REFERENSI
1. . Santucci RA, Joyce GF, Wise M. Male urethral stricture disease. J Urol 2007; 177: 1667
74
2. Santucci RA & Chen M. Evaluation and Treatment of Female Urethral Stricture Disease.
Cur Bladder Dysfunct Rep. 2013.
3. Moore KL, Dalley AF & Argur AMR. Clinically Oriented Anatomy. 6 ed. 2010. Lippincott
Williams & Wilkins. Philadelphia
4. Mundy AR & Andrich DE. Urethral Stricture. BJU Int 2010; 107 : 6 26.
5. Meneghini A, Cacciola A, Cavarretta L, et al. Bulbar urethral stricture repair with buccal
mucosa graft urethroplasty. Eur Urol. 2001;39(3):264-267.
6. Pal P, Ray S, Talukdar A, Sonthalia N, Chakraborty S. Cobbs collar occurring in two
brothers in a family: A rare entity revisited Indian J Radiol Imaging 2014;24:8790.
7. Jordan GH, Management of anterior urethral stricture. In Webster GD, ed : problems in
Urology. Philadelphia, Lippincott, 1987, p. 217.
Terima kasih, mohon asupan

Anda mungkin juga menyukai