Anda di halaman 1dari 8

NAMA : ALDI KRISANANDA

KELAS : XI IPS2
KERAJAAN HINDU BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA

1. A. MASUKNYA KEBUDAYAAN DAN AGAMA HINDU KE INDONESIA



Hubungan dagang antara Indonesia dengan India berpengaruh terhadap masuknya
budaya Hindu - Budha ke Indonesia. Agama Budha disebarluaskan ke Indonesia oleh para
bhiksu, sedangkan mengenai pembawa agama Hindu ke Indonesia terdapat 4 teori
sebagai berikut :
1.Teori Ksatria
2.Teori Waisya
3.Teori Brahmana
4.Teori Campuran

Bukti tertua adanya pengaruh India di Indonesia adalah ditemukannya Arca Budha dari
perunggu di Sempaga, Sulawesi Selatan.

B. KERAJAAN KUTAI
Kerajaan Kutai atau Kerajaan Kutai Martadipura (Martapura) merupakan kerajaan Hindu yang berdiri
sekitar abad ke-4 Masehi di Muara Kaman, Kalimantan Timur. Kerajaan ini dibangun oleh Kudungga.
Diduga ia belum menganut agama Hindu.
Peninggalan terpenting kerajaan Kutai adalah 7 Prasasti Yupa, dengan huruf Pallawa dan bahasa
Sansekerta, dari abad ke-4 Masehi. Salah satu Yupa mengatakan bahwa "Maharaja Kundunga
mempunyai seorang putra bernama Aswawarman yang disamakan dengan Ansuman (Dewa
Matahari). Aswawarman mempunyai tiga orang putra. yang paling terkemuka adalah Mulawarman.
Salah satu prasastinya juga menyebut kata Waprakeswara yaitu tempat pemujaan terhadap Dewa
Syiwa.
C. TARUMANEGARA
Kerajaan Tarumanegera di Jawa Barat hampir bersamaan waktunya dengan Kerajaan Kutai. Kerajaan
Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358, yang kemudian
digantikan oleh putranya, Dharmayawarman (382 395). Maharaja Purnawarman adalah raja
Tarumanegara yang ketiga (395 434 M). Menurut Prasasti Tugu pada tahun 417 ia memerintahkan
penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km).

Dari kerajaan Tarumanegara ditemukan sebanyak 7 buah prasasti. Lima diantaranya ditemukan di
daerah Bogor. Satu ditemukan di desa Tugu, Bekasi dan satu lagi ditemukan di desa Lebah, Banten
Selatan. Prasasti-prasasti yang merupakan sumber sejarah Kerajaan Tarumanegara tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Prasasti Kebon Kopi,
2. Prasasti Tugu,
3. Prasasti Munjul atau Prasasti Cidanghiang,
4. Prasasti Ciaruteun, Ciampea, Bogor
5. Prasasti Muara Cianten, Ciampea, Bogor
6. Prasasti Jambu, Bogor
7. Prasasti Pasir Awi, Bogor.
D. KERAJAAN SRIWIJAYA
Keadaan alam Pulau Sumatera dan sekitarnya pada abad ke-7 berbeda dengan keadaan
sekarang. Sebagian besar pantai timur baru terbentuk kemudian. Oleh karena itu Pulau
Sumatera lebih sempit bila dibandingkan dengan sekarang, sebaliknya Selat Malaka lebih
lebar dan panjang. Beberapa faktor yang mendorong perkembangan kerajaan Sriwijaya
menjadi kerajaan besar antara lain sebagai berikut :
1.Letaknya yang strategis di Selat Malaka yang merupakan jalur pelayaran dan
perdagangan internasional.
2.Kemajuan kegiatan perdagangan antara India dan Cina melintasi selat Malaka,
sehingga membawa keuntungan yang besar bagi Sriwijaya.
3.Keruntuhan Kerajaan Funan di Vietnam Selatan akibat serangan kerajaan Kamboja
memberikan kesempatan bagi perkembangan Sriwijaya sebagai negara maritim
(sarwajala) yang selama abad ke-6 dipegang oleh kerajaan Funan. 5 buah prasasti dari
Kerajaan Sriwijaya yang kesemuanya ditulis dalam huruf Pallawa dan bahasa
Melayu Kuno. Prasasti-prasasti tersebut adalah sebagai beikut :
1. Prasasti Kedukan Bukit
2. Prasasti Talang Tuwo
3. Prasasti Kota Kapur
4. Prasasti Telaga Batu
5. Prasasti Karang Birahi
6. Prasasti Ligor
E. KERAJAAN MATARAM KUNO
Munculnya Kerajaan Mataram diterangkan dalam Carita Parahyangan. Kisahnya
adalah dahulu ada sebuah kerajaan di Jawa Barat bernama Galuh. Rajanya
bernama Sanna (Sena). Suatu ketika, ia diserang oleh saudaranya yang
menghendaki takhta. Raja Sanna meninggal dalam peristiwa tersebut, sementara
saudara perempuannya, Sannaha, bersama keluarga raja yang lainnya berhasil
melarikan diri ke lereng Gunung Merapi. Anak Sannaha, Sanjaya, di kemudian hari
mendirikan Kerajaan Mataram dengan ibu kota Medang ri Poh Pitu. Tepatnya pada
tahun 717 M.

F. KERAJAAN KEDIRI
kerajaan kediri terletak di daerah Jawa Timur yang berdiri pada abad ke-12 yang
terdapat di Jawa Timur antara tahun 1042-1222. Pada tahun 1041 atau 963 M Raja
Airlangga memerintahkan membagi kerajaan menjadi dua bagian. Pembagian kerajaan
tersebut dilakukan oleh seorang Brahmana yang terkenal akan kesaktiannya yaitu Mpu
Bharada. Kedua kerajaan tersebut dikenal dengan Kahuripan menjadi Jenggala
(Kahuripan) dan Panjalu (Kediri) yang dibatasi oleh gunung Kawi dan sungai Brantas
dikisahkan dalam prasasti Mahaksubya (1289 M), kitab Negarakertagama (1365 M),
dan kitab Calon Arang (1540 M). Tujuan pembagian kerajaan menjadi dua agar tidak
terjadi pertikaian. Pada awalnya perang saudara tersebut, dimenangkan oleh Jenggala
tetapi pada perkembangan selanjutnya Panjalu/Kediri yang memenangkan peperangan
dan menguasai seluruh tahta Airlangga. Dengan demikian di Jawa Timur berdirilah
kerajaan Kediri dimana bukti-bukti yang menjelaskan kerajaan tersebut, selain
ditemukannya prasasti-prasasti juga melalui kitab-kitab sastra. Dan yang banyak
menjelaskan tentang kerajaan Kediri adalah hasil karya berupa kitab sastra. Hasil karya
sastra tersebut adalah kitab Kakawin Bharatayudha yang ditulis Mpu Sedah dan Mpu
Panuluh yang menceritakan tentang kemenangan Kediri/Panjalu atas Jenggala.
G . KERAJAAN SINGASARI
Kerajaan Singasari didirikan oleh Ken Arok. Dalam kitab Pararaton Ken Arok
digambarkan sebagai seorang pencuri dan perampok yang sakti, sehingga menjadi
buronan tentara Tumapel. Setelah mendapatkan bantuan dari seorang Brahmana, Ken
Arok dapat mengabdi kepada Akuwu (bupati) di Tumapel bernama Tunggul Ametung.
Setelah berhasil membunuh Tunggul Ametung, Ken Arok menggantikannya sebagai
penguasa Tumapel. Ia juga menjadikan Ken Dedes, istri Tunggul Ametung, sebagai
permaisurinya. Pada waktu itu Tumapel masih berada di bawah kekuasaan Kerajaan
Kadiri.

H . KERAJAAN MAJAPAHIT
Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur, Indonesia, yang
pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Kerajaan ini mencapai puncak
kejayaannya menjadi kemaharajaan raya yang menguasai wilayah yang luas di
Nusantara pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun 1350 hingga
1389. Ketika Singasari jatuh ke tangan Jayakatwang, Raden Wijaya (menantu
Kertanegara) lari ke Madura. Atas bantuan Arya Wiraraja, ia diterima kembali dengan
baik oleh Jayakatwang dan diberi sebidang tanah di Tarik (Mojokerto). Ketika tentara
Kublai Khan menyerbu Singasari, Raden Wijaya berpura-pura membantu menyerang
Jayakatwang.
Namun, setelah Jayakatwang dibunuh, Raden Wijaya berbalik menyerang tentara
Mongol dan berhasil mengusirnya. Setelah itu, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan
Majapahit (1293) dan menobatkan dirinya dengan gelar Sri Kertarajasa Jayawardhana.
2. Teori Masuknya Agama Islam di Indonesia

A. TEORI PERSIA
Teori ini ini berpendapat bahwaIslammasuk ke Indonesia pd abad ke 13 M &
pembawanya berasal dari Persia (Iran). Dasar teori ini adl kesamaan budaya Persia dgn
budayamasyarakatIndonesia seperti :
1. Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan & Husein (cucu
Rasulullah SAW)
2. Kesamaan ajaran sufi yg dianut Syaikh Siti Jenar dgn sufi dari Iran yaitu Al
Hallaj.

B. TEORI GUJARAT
Teori Gujarat adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Snouck Hurgronje (1857-1936) yang
mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia dari wilayah-wilayah di anak benua India.
Tempat-tempat seperti Gujarat, Bengali dan Malabar disebut sebagai asal masuknya Islam di
Nusantara.

C. TEORI ARAB
Salah satu sejarawan yang mendukung teori ini ialah Prof. Hamka. Dia menyatakan bahwa
Islam sudah datang ke Indonesia pada abad pertama Hijriah (abad ke-7 sampai 8 M)
langsung dari Arab dengan bukti jalur perdagangan yang ramai dan bersifat internasioal
sudah dimulai melalui selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di Cina (Asia timur),
Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani Umayyah di Asia Barat.

Anda mungkin juga menyukai