Anda di halaman 1dari 13

MASALAH-MASALAH DALAM PEMBUATAN TABLET

BAB I
PEMBAHASAN

1. A. MASALAH-MASALAH DALAM PEMBUATAN TABLET


A. 1. Masalah Umum
Adapun masalah-masalah yang mungkin terjadi :

1. Obat Tak Tercampurkan (OTT), Zat Aktif (meleleh, berubah warna, terurai
dan sebagainya).
2. Stabilitas zat aktif :
A. Untuk zat yang rusak oleh adanya air, dibuat dengan metode
pembuatan tablet yang tidak menggunakan air dan perlu diperhatikan
pelarut yang digunakan untuk granulasi.
B. Untuk zat yang mudah teroksidasi dengan pemanasan dan sinar
UV, digunakan metode pembuatan tablet yang tidak memakai
pemanasan dan sinar UV dalam prosesnya.
C. Untuk zat yang higroskopis, jangan menggunakan metode granulasi
basah memakai mucilage amyli karena massa cetak yang terjadi sulit
untuk dikeringkan. Hal ini dapat diatasi dengan penambahan
adsorben seperti Aerosol <30%.
D. Untuk zat yang tidak tahan air dan pemanasan dapat menggunakan
metode pembuatan tablet dengan cara kempa langsung atau
granulasi kering.
Untuk zat dengan jumlah kecil (jumlah fines <30%) dapat dibuang dengan
KL
Untuk zat dengan jumlah besar (jumlah fines >30%) dapat dibuang
dengan GK (Granulasi kering).
1. Pemilihan bahan pembantu yang cocok
Untuk penentuan eksperimen perlu diperhatikan OTT dengan zat aktif.
Disamping itu, bahan pembntu yang digunakan harus mempunyai titik leleh
yang cukup tinggi sehingga pada pencetakan tidak meleleh.

1. Jumlah fines total


Jumlah fines yang ditambahkan pada masa cetak maksimal 30%, idealnya 15%.
Jika lebih besar menyusahkan pada pencetakan tablet.

1. Perbandingan bobot jenis zat aktif dengan pembawa (jika terlalu jauh
hendaknya jumlah fine sesedikit mungkin)
2. Konsentrasi Mg stearat sebgai lubrikan maksimal 2%. Jika terlalu besar
akan terjadi laminating.
3. Penggunaan mucilago amyli sebagai pengikat pada proses pembuatan
tablet akan mempersulit disolusi zat aktif dari dalam granul karena
mucilage amyli yang sudah kering sulit ditembus air. Untuk mengatasinya,
perlu ditambah pembasah (Tween 80 0,05-0,15%) sehingga tablet
mempunyai waktu hancur lebih baik.
4. Pada penggunaan PVP sebagai pengikat, PVP sebaiknya dilarutkan dalam
alcohol 95%. Tetapi pada tahap awal volume alcohol yang digunakan tidak
diketahui sehingga dapat diberikan sebagai serbuk.
5. Penggunaan Amylum yang terlalu banyak (maksimal (30%) menyebabkan
tablet tidak dapat dicetak karena komperensibilitasnya sangat jelek.
6. Amylum yang digunakan sebagai penghancur haruslah amylum kering,
karena dengan adanya air akan menurunkan kemampuannya sebagai
penghancur. Pengeringan amylum dilakukan pada suhu 70 c karena pada
0

suhu ini tidak terjadi gelatinasi dari amylum.


7. Pada pembuatan tablet dengan metode KL, sebagai pembawa dapat
digunakan kombinasi Avicel dengan Primogel atau Avicel dan Starch 1500
dengan perbandingan 7:3 (penelitian Aliyah) atau 3:1. Karena Avicel
memiliki kompresibilitas yang baik tapi aliranya kurang baik dapat
digunakan primogel atau Starch 1500.
8. Untuk mengaadatasi kekeringan granul akibat pengeringan yang tidak
terkontrol maka perlu penambahan humektan yaitu gliserin atau propilen
glikol 1-4 % terhadap mucilago.
Gliserin ditambahkan pada mucilage (pengikat) untuk mempermudah
homogenitas gliserin pada tablet, sama halnya dengan penambahan teween
untuk zat aktif hidrofob pada mucilago.

Penambahan gliserin dan Tween adalah untuk tujuan :

Gliserin : dikhawatirkan pada waktu pengeringan air hilang /


menguap semua.

Tween : dikhawatirkan komposisi yang digunakan menolak air,


sehingga perlu penambahan Tween agar tablet tidak pecah.

Jumlah Tween yang tepat tergantung pada :

Jumlah zat aktiv

Jumlah pembantu yang digunakan.

1. Jumlah aerosol yang ditambahkan tidak boleh lebih dari 3% karena


aerosol bersifatvoluminious dan menyerap air sehingga tablet dapat
membantu yang menyebabkan waktu hancur lebih lama.
2. Bila bobot tablet terlalu tinggi dan berfariasi kemungkinan disebabkan
oleh :
Distribusi pada hoover yang disebabkan proses getaran sehingga yang
kecil terdesak, granul yang besar akan keluar lebih dahulu karena ada proses
pemampatan. Oleh karena itu perlu diusahakan ukuran granul yang seragam.
Aliran granul yang kurang baik

Distribusi partikel tidak normal, karena bobot jenis berbeda jauh


sehingga alirannya jelek.

Lubrikan kurang sehingga airnya jelek.

1. Jika zat aktif larut air :


Jangan menggranulasi dengan air

Sebagai pengikat, gunakan pelarut yang tidak melarutkan massa tablet.

Ketentuan : misalnya diangunakan pelarut X, boleh saja ada zat yang larut
dalam pelarut X yang digunakan sebagai pelarut pengikat, tetapi maximal 30%.

1.2. PERMASALAHAN-PERMASALAHAN KHUSUS


A. Campuran Eutektik
Kedua zat aktiv ditimbang secara secara proporsional dan dimasukkan kedalam
mortir dan digerus. Bila meleleh berarti terjadi campuran eutektik.

Cara lain adalah setelah dicampurkan kedua zat aktif ditambahkan musilago
yang pakai air, bila tidak kering berarti terjadi campuran eutektik. Atau musilago
diganti dengan PVP alcohol.

1. Pembuatan Tablet Etambutol


Harus disalut dengan pahan penyalut yang larut alcohol, larut asam lemak
tetapi tidak larut air, lebih baik disalut dengan cetosel. Etambutol jika
digranulasi dengan PVP/ alcohol akan semakin melengket. Jadi cetak langsung
atau granulasi kering /slugging. Dengan slugging kekompakan akan turun,
friabilitas menjadi tinggi. Teknik penambahan PVP sebagai berikut : ditambahkan
dulu PVP kedalam massa cetak sampai homogeny kemudian ditambahkan
alcohol sehingga jumlahnya tepat.

1. Vitamin C
Jangan menggunakan avicel, hal ini mempercepat oksidasi vitamin C. Boleh
digunakan PVP tapi hasinya jelek. Lebih baik memakai musilagi dalam ruang
hampa udara/ bias juga pakai cetosel dalam alcohol / eksplotab/starch. Jangan
digunakan dengan granulasi basah karena waktu hancurnya akan jelek.

Yang baik sebenarnya adalah menggunakan avicel selama obatnya tak


tercampurkan dengan zat aktif. Avicel dapat digunakan untuk cetakan langsung,
atau juga granulasi basah. Tetapi sebagai pengisi adalah amilum. Jika avicel
tidak larut air dapat bertindak sebagai fasa luar dan fasa dalam. Jika avicel
sebagai fasa luar maka amilum kering dihilangkan sehingga komposisi FL:

R/Avicel 6%

Talk 1% (dikurangi)

Mg Stearat 1%

Demikian juga jika digunakan aerosol sebagai fasa luar, talk dikurangi karena
telah berfungsi juga sebagai glidan.

1. Starch
Starch yang baik jumlahnya 30% jika zat jumlahnya tinggi bila ditambah starch
1500 30% maka bobot tablet akan semakin besar, sedangkan yang harus
ditambahkan adalah lubrikan, pelincir, maka starch ditambahkan kurang dari
30% yang membuat aliran menjadi jelek. Untuk mengatasi hal ini gunakan
avicel yang dapat bertindak sebagai pengisi juga penghancur.

Kombinasi Starch 1500 dan eksplotab baik untuk pembuatan tablet secara cetak
langsung sebagai penghancur, jangan digunakan sebagai pengisi.

1. Pembuatan Granulasi Kering


ARC 591 jangan memakai alcohol yang mengandung air (pakai alcohol yang
tidak berair). Jika mengandung air sulit direkonstitusi.

1. Penggunaan Pharmacot, Etocel, PVP


hanya untuk zat aktif yang tidak boleh kena air (karena akan terurai). Kombinasi
starch 1500/ avicel hanya untuk cetak langsung, jumlah avicel dikurangi dan
starchnya 30%. Starch 1500 tidak boleh untuk granulasi basah sebagai pengisi
karena starch dengan air akan membentuk gel yang dapat berfungsi sebagai
pengikat yang sangat kuat. Tetapi sebagai penghancur untuk SL dapat
digunakan dengan teknik granulasi basah.

1. Penanganan Ekstrak untuk Tablet


Ekstrak kental dilarutkan dulu dalam etanol 70% kemudian dikeringkan dengan
SL. Untuk ekstrak belladonna 1 :3.

1. 3. MASALAH PADA BEBERAPA SENYAWA AKTIF


Papaverin HCL, jika digunakan air dapat larut maka gunakan pelarut
yang tidak melarutkan zat tersebut.

Zat Hidrofod seberti Fenilbutazon, Vioform, Parasetamol, Ester


Kloramfenikol dapat dilakukan penambahan Tween 80 0,01% bobot tablet atau
saponin 5% bobot tablet (ditambahkan mucilago amyli sebanyak 0,03%)

Diazepam, jika dibuat granul akan kasar, oleh karena itu dapat
dihaluskan terlebih dahulu.

Untuk Vitamin C dan Paracetamol, gunakan pelarut non air, keringkan


dengandehumidifier.
Fe mempunyai bobot jenis yang tinggi, maka gunakan pengikat PVP
dalam alcohol karena jika digunakan air akan terjadi oksidasi Fe menjadi Fe
2+ 3+

Untuk vitamin B12, gerus 1 g + etanol +SL (99 g) keringkan jika minta
dispensasi bahwa tidak ada yang hilang selama proses berarti 100 g sebanding
dengan 1 g vitamin B12.

Selain itu vitamin B12 terikat sangat kuat dengan mucilago amyli sehingga
waktu hancurnya lama. Avicel dengan mucilago amyli membentuk adonan
lengket yang sukar digranulasi. Kadarnya sangat kecil, perlu diajukan uji
keseragaman kandungan.

Penisilin VK terbaik dibuat dengan cara slugging

Mg(OH)3 + alukol terbaik digunakan cetak langsung dapat granulasi


basah menggunakan PVP dalam alcohol, jika menggunakan mucilago amyli,
kapasitas penetralan dapat turun.

Alukol berat jenis tinggi untuk tablet (aliran baik), berat jenis rendah
dapat digunakan untuk suspensi, tablet kunyah, voluminous.

Etambutol, tablet cepat basah. Granulasi dengan alcohol atau disalut


atau ditambahkan etambutol sebagai fines.

Alukol + ekstrak Belladona, gunakan SL sebagai pengisi. Karena


ekstraknya pahit, jarang untuk obat kunyah maka tambahkan asam siklamat
dan sakarin untuk mengatasi rasa pahit. Alukol dengan antacid lain. OTT
terhadap CMC. Perlu dilakukan uji penetralan terhadap bahan baku dan tablet
(minta dispensasi).
Untuk garam-garam kalsium, Ca Patotenat dan lainnya tidak dapat
memakai mucilago amyli sebagai pengikat sebab akan terbentuk massa seperti
lem.

Mg-Stearat dan Eksplotab, bila zat aktif bersifat asam, jangan


menggunakan Mg stearat dan Eksplotab, ganti saja Mg-Stearat dengan asam
stearat.

Antibiotika, terutama yang tidak tahan pemanasan, dilakukan


dengan sluggingatau dehumidifier (dengan alcohol +air) disedot pada suhu 30 C 0

tetapi hasilnya kurang baik, sebab potensi akan menurun karena kontak dengan
air.
Ekstrak untuk tablet, ekstrak kental dilarutkan dulu dalam etanol 70%
baru dikeringkan dengan SL. Ekstrak Belladona 1:3 artinya dalam 3 bagian ada
1 bagian. Contohnya jika diinginkan 20 ml ekstrak Belladona maka yang diambil
adalah 60 ml, digerus halus dan dicampurkan dengan pengisi sedikit demi
sedikit.

Untuk zat-zat berkhasiat yang sangat pahit seperti Kloramfenikol harus


disalut (dispensasi). Kloramfenikol palmitat tidak bias dibuat tablet karena masih
ada sisa asam palmitat yang menyebabkan tablet mudah pecah karena sukar
diikat.

INH dan PAS tidak dapat dibuat kombinasi dalam tablet karena PAS
diabsorbsi di usus tidak boleh terdisolusi di lambung (?).

1. 4. CATATAN LAIN
A. Fines
Maksimum 30% dari bobot tablet termasuk fase luar (FL) jika lebih dapat
terjadi capping.Jumlah yang berbeda, distribusi berbeda dapat diatasi dengan
hoover yang tidak bergetar dan atau adanya pengaduk.
1. Eksplotab
Tidak tahan asam, hanya untuk penghancur luar, tidak bias untuk granulasi
bsah, digunakan 3-5% maksimum 25%.

1. Starch 1500
Pengisi tablet untuk cetak langsung. Jika ada air akan menjadi gel sehingga zat
aktif terhambat, daya pengembangan kurang sehingga waktu hancur menjadi
jelek. Pengisi tablet tidak lebih dari 30%.

1. Avicel pH 101, 102, 103 baik untuk tablet cetakan langsung.


2. Jika jumlah zat aktif kecil dan berbentuk hablur, resiko ketidaksamaan
kandungan zat aktif besar jika dibuat secara cetak langsung, karena
kurang homogen.
3. Untuk cetak langsung gunakan zat aktif yang halus dengan aliran baik.
4. Jika basis kasar dan zat aktif halus, maka distribusi menjadi tidak merata
karena terjadi distribusi ukuran partikel yang tidak merata, terutama saat
pencetakan, akibat getaran.
5. Vitamin B12 untuk cetak langsung harus dihaluskan terlebih dahulu.
Gunakan pengisi manitol bukan dengn saccaharum lactasis.
6. Untuk antibiotika, pilih pengikat yang tidak mengubah potensi.
7. Mekanisme umum hancurnya tablet adalahan pembasahan, penetesan
air, pengembangan dan hancur. Untuk cetak langsung, jika kecepatan
aliran masa cetak 1,5 g/dt atau lebih sudah cukup baik.
8. Jika zat aktif 200 mg per tablet, siap-siap untuk dibuat secara cetak
langsung.
9. Dalam evaluasi waktu hancur tablet, tinjau mekanisme waktu hancur,
surfaktan, disintegrator lebih baik yang hidrofob.
10. PVP mudah ditembus air
11. Ac di Sol 3% sebagai penghancur luar untuk memperbaiki waktu hancur.
Granulasi dibuat terpisah dengan pertimbangan jumlah granul sama banyak,
distribusi granul sama dimana perbandingan granul A dan B sama, kelemahan
distribusi tidak selalu sama.

1. Ukuran (Mesh) 18-20;20-22; yang biasa 16-16


Jika granul pengikat lemah, gunakan pengayak dengan ukuran mesh sama.

1. Zat aktif dengan bobot jenis tinggi (umumnya BJ zat anorganik), granulasi
seperti biasa , FL sekecil mungkin.
2. CaCO dapat digunakan sebagai penghancur di dalam lambung yang akan
3

menyerap asam lambung dan berubah menjadi CO 2

1. B. PERMASALAHAN DALAM PENCETAKAN TABLET


A. 1. MASALAH UMUM
Masalah-masalah yang dapat muncul selama proses pencetakan tablet secara
umum seperti :

1. Capping : pemisahan sebagian atau keseluruhan bagian atas/bawah


tablet dari badan tablet
2. Laminasi : pemisahan tablet menjadi dua bagian atau lebih
3. Chipping : keadaan dimana bagian bawah tablet terpotong
4. Cracking : keadaan dimana tablet pecah, lebih sering dibagian atas
-tengah
5. Picking : perpindahan bahan dari permukaan tablet dan menempel pada
permukaanpunch
6. Sticking : keadaan dimana granul menempel pada dinding die (ada
adhesi)
7. Mottling : keadaan dimana distribusi zat warna pada permukaan tablet
tidak merata.

1. 2. MASALAH LAIN PADA PERCETAKAN TABLET SECARA


KHUSUS
A. 1. Lengket Pada Cetakan
Manifestasinya :
Melekat pada die dan sulit untuk dikeluarkan
Bunyi keras pada mesin

Tablet kopak, jelek, sisi tablet kasar, kadang-kadang hitam

Penyebab :
Antiadheren kurang

Lubrikan kurang atau tidak tepat

Contoh : tablet asetosal dengan Mg stearat lengket, seharusnya digunakan


asam stearat (yang mikronize karena fungsi lubrikan adalah antar partikel
sehingga kalau halus akan terselimuti oleh lubrikan).
Kandungan air (aspek kadar air) tinggi akan menyebabkan penempelan
pada die,sedangkan kadar air rendah dapat
menyebabkan laminating atau capping.
Kemungkinan karena interaksi kimia atau fisika, contoh interaksi fisika
etoksi benzamin dengan kafein, griseril guaikolat dengan prometazin HCL, yaitu
terjadinya pelelehan sehingga adhesivitas tinggi dan akhirnya menjadi lengket.

Bahan baku dengan titik leleh sangat rendah, sehingga kesulitan dalam
masalah pencetakan, contoh : Ibuprofen, Gliseril Guaiakolat, Siprofloksasin
(Antibiotic turunan Imidazol).
Penyelesaian Masalah:
Meningkatkan antiadheren dan lubrikan

Penggantian lubrikan yang coco

Mengurangi jumlah granul yang kasar

Mengurangi jumlah air tapi jangan sampai berada dibawah optimum,


karena tablet menjadi kurang baik. Jika sudah diketahui jumlah pembasah yang
paling baik maka agar pembasahnya pas, dilakukan dengan menambahkan
pembasah kedalam larutan pengikat, yaitu bahan pembantu yang tidak
menguap tapi basah, contoh propilen glikol atau gliserin.

Jika terjadi lengket mungkin karena punch dan die yang rusak, sebab
kalau cacat pada punch, maka akan melekat sehingga ratakan punch dan die.
Kalau mungkin pencetakan pada suhu rendah dan humuditas rendah
karena khusus untuk bahan aktif dengan titik leleh rendah atau terjadi
campuran eutektik maka zat campuran eutektik semakin mudah menyerap air.
Contoh: kombinasi ampisilin dengan asam klavulanat, dimana asam klavulanat
mudah hancur dengan kelembaban dan temperature yang tinggi. Oleh karena
itu, pembuatannya dilakukan dalam suhu dan RH yang rendah.

Perubahan bahan pengisi, bahan pengisi dengan titik leleh tinggi dan
dapat mengabsorbsi, seperti SiO2 dan aerosol (adsorben). Penambahan aerosol
pada tablet akan menyebabkan penampilan tablet yang bagus, jernih dan
mengkilat, namun waktu hancur semakin panjang.

1. 2. Lengket Pada Punch


Manifestasinya :
Terkelupas bagian tablet karena permukaan tablet melekat pada punch.
Penyebabnya sama dengan tadi.

Kurangnya anti adheren

Kandungan air tinggi

Lengket pada punch


Penanggulangannya sama :
Ubah ukuran granul

Tambah adsorben

Perbaiki alat

Alat dipoles, sehingga adhesivitas tablet dan punch sangat kecil

1. 3. Capping / Laminating
Capping : copot

Laminating : belah

Penyebab :
Terjebaknya udara pada tablet karena granul sangat halus

Porositas tinggi, khususnya pada penggunaan pons yang baru, yaitu


dengan adanya udara yang terjebak antara pons dan die.

Kekerasan yang terlalu rendah atau terlalu tinggi (ada yang optimal).

Granul yang terlalu kering, cara : tambahkan dalam pelarut pengikat


tambahkan bahan cair dan tidak mudah menguap.

Zat pengikat yang kurang tepat

Pengikat yang jumlahnya terlalu sedikit (tepat tetapi jumlahnya kecil).

Penanggulangan :
Pembuatan granul diulang jika penyebabnya adalah kelebihan atau
kekurangan pengikat atau tidak cocok.
Tambahkan pengikat kering seperti gom arab, sorbitol, PVP, sakarin,
NHPC, LHPC 21, metiselulosa dengan konsistensi tinggi, sehingga meningkatkan
kekompakan tablet.
Pengurangan ukuran partikel dari granul, karena spesifikasi ukuran harus
sama.

1. 4. Sumbing Atau Retak-Retak Pada Permukaan Tablet


Manifestasinya :
Akibat dari ketiga masalah sebelumya : laminating, lengket atau kadang-kadang
kena pons yang terlalu dalam.

Penyelesaian :
Punch dan die supaya dipoles
Untuk ukuran granul yang besar, kurangi partikel granul

Diganti punch dan die


Tambahkan pengikat kering

1. 5. Keseragaman Bobot
Penyebab pertama :
Aliran kurang baik

Distribusi ukuran granul yang tidak tepat, sebab dengan demikian


mungkin saja timbul porositas tinggi, yang tidak dapat menjamin keseragaman
bobot karena adanya distribusi baru pada saat pencetakan.

Sistem pencampuran yang tidak benar, sehingga mesin harus terkunci


baik, terutama pons bawah karena dapat berubah-ubah sehingga bobot
berbeda-beda.

Penyelesaian masalah :
Perbaiki atau ulangi proses pembuatan granul, perbaikan ukuran granul,
pengikat, granulasi, perbaikan campuran masa cetak.

Perbaikan mesin tablet yaitu validasi mesin tablet.

Kecepatan aliran dapat menyebabkan bobot tablet yang berbeda-beda.


Penyebab kecepatan aliran : kandungan air tinggi sehingga adesivitas tinggi dan
aliran menjadi kurang; porositas tinggi, udara terjebak banyak karena fines dan
pengikat yang tidak cocok atau kurang. Jumlah fines meningkat, porositas
meningkat, aliran tidak baik.

Penyebab kedua : distribusi granul tidak baik


Penyelesaian masalah :
Kurangi kadar air
Pembuatan granul baru sehingga menyebabkan porositas kecil, distribusi
granul optimal sehingga aliran bagus.

1. 6. Keseragaman Kandungan
Dilakukan bila :
Kadar bahan aktiv dibawah 50 mg

Bila perbandingan kadar bahan aktif dengan bobot tablet lebih kecil dari
50%.

Penyebab :
Karena aliranya jelek

Pencampuran pregranulasi tidak benar maka tentukan dahulu


homogenitas zat aktif dalam granul (di pabrik).

Karena kadar fines tinggi maka porositas tinggi (bobot berbeda-beda).

Kandungan air yang tinggi sehingga aliran kurang baik.

Kondisi mesin tidak benar.

Penyelesaian masalah :
Perbaikan ukuran granul meliputi pencampuran, perubahan pengikat,
granulasi.

Kalibrasi mesin

BAB II
KESIMPULAN

Permasalahan yang mungkin timbul adalah berkenaan dengan bagaimana cara


membuat sediaan yang baik dan sesuai dengan tujuan penggunaanya.
Untuk membuat sediaan yang baik diperlukan data preformulasi yang meliputi
stabilitas, organoleptik, sifat fisiko kimia, dan data-data lain yang menunjang
sehingga dapat diperkirakan bahan baku yang cocok untuk terbentuknya suatu
sediaan yang baik dan tercapainya tujuan penggunaan.

Anda mungkin juga menyukai