Anda di halaman 1dari 30

Problema Compunding Sediaan

Padat
Januari 2019
Sediaan padat

Tablet Pil Kapsul

Suppositoria Serbuk
Sediaan Padat

Serbuk

Pulveres Pulvis
(serbuk bagi) (serbuk)
Syarat Utama Serbuk

Halus

Kering

Homogen
Serbuk

• serbuk sangat halus


• serbuk biasa
• hablur/kristal

Hablur adalah benda padat yang homogen dan bersudut


dari suatu zat, bentuknya seperti kristal.

Contohnya adalah Champora, Menthol, dan Asetosal


Bedak

• Dibutuhkan serbuk sangat halus dan sudah


diayak
• Serbuk sangat halus dibagi menjadi 2 jenis
yaitu
– serbuk halus berkhasiat tidak keras
– serbuk halus berkhasiat keras
• Serbuk halus berkhasiat tidak keras adalah
serbuk yang halus namun tidak menghasilkan
efek yang besar dalam jumlah sedikit
• Belerang/sulfur → tidak bisa diayak, karena
akan menghasilkan arus listrik.
• Iodoform → diayak di tempat lain karena
baunya sulit hilang.
• Rifamisin + Stibii Penta Sulfidum → sebelum
diayak, taburi ayakan dengan zat tambahan
(laktosa) agar warna tidak menempel pada
ayakan.
• Serbuk halus berkhasiat keras adalah serbuk
yang dalam jumlah kecil berkhasiat keras.
• Jika ingin dicampurkan dengan bahan
lain/digerus, mortirnya dilapisi dulu dengan
laktosa agar serbuk tidak masuk ke dalam
pori-pori mortir.
• Jika kurang dari 50 mg, lakukan pengenceran
• Jika sediaan berupa tablet/kaplet, maka
sediaan digerus dulu sampai halus. Setelah itu
dikeluarkan dari mortir lalu ditimbang, baru
bisa dicampur dengan bahan lain.
• Jika sediaan berupa kapsul, cangkang kapsul
dibuka dan isinya dikeluarkan lalu ditimbang.
Setelah ditimbang sediaan bisa dicampur
dengan sediaan lain.
• Jika sediaan berupa serbuk, bisa langsung
dicampur dengan mengikuti ketentuan-
ketentuan berikut ini:
• 1. Bahan obat yang kasar dihaluskan dulu,
kemudian dikeluarkan dari mortir lalu
dicampurkan dengan bahan lainnya setelah
yang lainnya sudah halus.
• 2. Bahan obat yang jumlahnya lebih sedikit
didahulukan
• 3. Bahan obat yang berwarna dicampur
sampai warna serbuk merata.
• Untuk serbuk yang bersifat ringan dan
berwarna, pencampurannya dilakukan di
antara 2 serbuk agar serbuk tidak masuk ke
dalam pori-pori mortir.
• Untuk bahan obat yang hablur dan sukar
digerus, dilarutkan dahulu dengan bahan
pelarut yang sesuai (etanol 90%) secukupnyaa
serta diserbukkan dengan zat tambahan yang
cocok. Contohnya Champora, Menthol
• Untuk bahan obat yang mudah terurai, pada
waktu penggerusan jangan terlalu ditekan.
Contohnya Asetosal (Bodrexin, yaitu sebuah
obat topikal yang berkhasiat sebagai
antianalgetik/antipiretik).
• Bahan obat yang bersifat higroskopis
dikerjakan pada mortir dan stamper yang
sudah dipanaskan
• Bahan obat yang berbentuk garam dan
mengandung air kristal, jika ada bentuk
keringnya (eksikatus), maka gunakan bentuk
keringnya untuk mencegah serbuk menjadi
basah
• Serbuk yang mengandung bahan obat yang
dapat bereaksi dengan uap air sebaiknya
dibungkus dengan wadah kedap/aluminium
foil.
Problema dalam Pembuatan Tablet

• Obat Tak Tercampurkan (OTT), Zat Aktif


(meleleh, berubah warna, terurai dan
sebagainya).
• Stabilitas zat aktif
• Pemilihan bahan pembantu
Stabilitas zat aktif

Untuk zat yang rusak oleh adanya air,


dibuat dengan metode pembuatan
tablet yang tidak menggunakan air dan
perlu diperhatikan pelarut yang
digunakan untuk granulasi.
• Untuk zat yang mudah teroksidasi
dengan pemanasan dan sinar UV,
digunakan metode pembuatan tablet
yang tidak memakai pemanasan dan
sinar UV dalam prosesnya.
• Untuk zat yang higroskopis, jangan
menggunakan metode granulasi basah
memakai mucilage amyli karena massa cetak
yang terjadi sulit untuk dikeringkan. Hal ini
dapat diatasi dengan penambahan adsorben
seperti Aerosil <30%.
• Untuk zat yang tidak tahan air dan
pemanasan dapat menggunakan metode
pembuatan tablet dengan cara kempa
langsung atau granulasi kering.
• Untuk zat dengan jumlah kecil
(jumlah fines <30%) dapat dibuang
dengan Kempa Langsung
• Untuk zat dengan jumlah besar
(jumlah fines >30%) dapat dibuang
dengan Granulasi kering
Bahan Pembantu Tablet
• Pengisi
• Pengikat
• Penghancur
• Pelincir
• Anti lekat
• Pelicin
• Zat warna, pemberi rasa dan pemanis
Bahan Pengisi
• Contoh: laktosa (bentuk hidrat atau anhidrat)
• Banyak dipakai, karena tidak bereaksi denga
hampir semua obat
• Laktosa anhidrat dapat menyerap lembab jika
kena udara sehingga kelembaban tablet
meningkat, dikemas hati2
• Jika metoda granulasi basah , harus gunakan
laktosa hidrat
bahan pengisi
• Pati (amilum)
• Dekstrosa
• Manitol
• Sorbitol
• Sukrosa
• Avicel ( selulosa mikrokristal)
Pemilihan bahan pembantu
• Penggunaan mucilago amyli sebagai pengikat
pada proses pembuatan tablet akan
mempersulit disolusi zat aktif dari dalam
granul karena mucilage amyli yang sudah
kering sulit ditembus air. Untuk mengatasinya,
perlu ditambah pembasah (Tween 80 0,05-
0,15%) sehingga tablet mempunyai waktu
hancur lebih baik.
• Pada penggunaan PVP sebagai pengikat, PVP
sebaiknya dilarutkan dalam alcohol 95%.
Tetapi pada tahap awal volume alcohol yang
digunakan tidak diketahui sehingga dapat
diberikan sebagai serbuk.
• Amylum yang digunakan sebagai penghancur
haruslah amylum kering, karena dengan
adanya air akan menurunkan kemampuannya
sebagai penghancur. Pengeringan amylum
dilakukan pada suhu 700c karena pada suhu
ini tidak terjadi gelatinasi dari amylum
• Penggunaan Amylum yang terlalu banyak
(maksimal (30%) menyebabkan tablet tidak
dapat dicetak karena kompresibilitasnya
sangat jelek.
• Penanganan Ekstrak untuk Tablet : Ekstrak
kental dilarutkan dulu dalam etanol 70%
kemudian dikeringkan dengan SL.
• Untuk ekstrak belladonna 1 :3.
• Untuk mengatasi kekeringan granul akibat
pengeringan yang tidak terkontrol maka perlu
penambahan humektan yaitu gliserin atau
propilen glikol 1-4 % terhadap mucilago.
• Gliserin ditambahkan pada mucilago
(pengikat) untuk mempermudah homogenitas
gliserin pada tablet, sama halnya dengan
penambahan tween untuk zat aktif hidrofob
pada mucilago
Tugas

• Cari contoh bahan pengikat, penghancur,


pelincir, anti lekat dan pelicin serta
penanganannya dalam pembuatan tablet

Anda mungkin juga menyukai