Anda di halaman 1dari 28

BATUK

Dr.Damajanty Pangemanan,Mkes.AIFM
BATUK

Batuk bukanlah suatu penyakit.


Batuk adalah gerakan refleks fisiologis
dalam melindungi paru-paru dari
trauma mekanik, kimia dan suhu
untuk mengeluarkan atau
menghilangkan benda asing yang
menyebabkan batuk, dengan jalan
1. Mencegah masuknya benda asing ke
saluran napas.
2. Mengeluarkan benda asing atau
sekret yang abnormal dari dalam
saluran napas.
Batuk dapat dibedakan menjadi dua jenis
yaitu batuk akut dan batuk kronis,
keduanya dikelompokkan berdasarkan
waktu.
Batuk akut adalah batuk yang berlangsung
kurang dari 14 hari,
Bila batuk sudah lebih dari 14 hari atau
terjadi selama 3 bulan berturut-turut,
disebut batuk kronis atau batuk kronis
berulang
hemoptisis

Batuk darah : bekuan darah atau


sputum yang mengandung darah
Bekuan darah : tumor paru
Sputum yang mengandung darah :
merokok atau infeksi ringan
Disebabkan oleh invasi mukosa,
nekrosis tumor.
Pneumonia yang disebabkan oleh
pneumococcus menghasilkan sputum
yang berwarna seperti karat
Sputum merah muda dan berbusa
disebabkan oleh edema paru
Hemoptisis berulang dapat disebabkan
oleh bronkiektasis,tuberkulosis
Beda dengan hematemesis

Prodormal
Riwayat lalu
Penampilan
Warna
Bercampur dengan
Gejala terkait
Deskripsi batuk
1. Kering,pendek : Infeksi virus, alergi, tumor,
ansietas
2. Produktif kronis :Bronkitis kronis,
tuberkulosis
3. Wheezing : Asma,alergi
4. Menggonggong :Penyakit epiglotis
5. Stridor :Obstruksi trakea
6. Pagi hari : Merokok
7. Malam hari :Tetesan post-nasal,gagal
jantung kongestif
8. Berkaitan dengan makan/minum : Penyakit
neuromuskular pada esofagus
penyebab batuk
1. Umumnya disebabkan oleh infeksi di saluran
pernafasan bagian atas yang merupakan
gejala flu.
2. Infeksi saluran pernafasan bagian atas (ISPA).
3. Alergi
4. Asma atau tuberculosis
5. Benda asing yang masuk kedalam saluran
napas
6. Tersedak akibat minum susu
7. Menghirup asap rokok dari orang sekitar
8. Batuk Psikogenik. Batuk ini banyak
diakibatkan karena masalah emosi dan
psikologis
REFLEKS BATUK

5 komponen utama refleks batuk :


1. reseptor batuk,
2. serabut saraf aferen,
3. pusat batuk,
4. susunan saraf eferen
5. efektor
Rangsangan reseptor batuk

melalui serabut aferen

rangsangan diteruskan ke pusat batuk di medula

melalui serabut eferen

diteruskan ke otot-otot pernapasan

Daerah refleks batuk yang paling sen-


sitif pada saluran napas adalah daerah laring,
karina, trakea dan bronkus; yang lain ialah
pleura, membran timpani
Reseptor batuk
Reseptor ini berupa serabut saraf non mielin
halus yang terletak baik di dalam maupun di
luar rongga toraks.
dalam rongga toraks : terdapat di laring,
trakea, bronkus dan di pleura. Jumlah
reseptor akan semakin berkurang pada
cabang-cabang bronkus yang kecil,
sejumlah besar reseptor didapat di laring,
trakea, karina dan daerah percabangan
bronkus.
Reseptor bahkan juga ditemui di saluran
telinga, lambung, hilus, sinus paranasalis,
perikardial dan diafragma.
Serabut aferen
terpenting ada pada cabang nervus
Vagus, yang mengalirkan rangsang dari
laring, trakea, bronkus, pleura, lambung
dan juga rangsang dari telinga melalui
cabang Arnold dari n. Vagus.
Nervus trigeminus menyalurkan rangsang
dari sinus paranasalis,
nervus glosofaringeus menyalurkan
rangsang dari faring dan
nervus frenikus menyalurkan rangsang
dari perikardium dan diafragma
serabut-serabut eferen

n. Vagus, n. Frenikus, n. Interkostal dan


lumbar, n. Trigeminus, n. Fasialis, n.
Hipoglosus dan lain-lain menuju ke
efektor
Efektor ini terdiri dari otot-otot laring,
trakea, bronkus, diafragma, otot-otot
interkostal dan lain-lain.
Di daerah efektor inilah mekanisme
batuk kemudian terjadi.
MEKANISME BATUK

Mekanisme batuk dibagi menjadi tiga


fase
1. Fase inspirasi
2.Fase kompresi
3.Fase ekspirasi
1. Fase inspirasi
glotis secara refleks terbuka lebar akibat
kontraksi otot abduktor kartilago artenoidea.
Inspirasi terjadi secara dalam dan cepat,
sehingga udara dengan cepat dan dalam
jumlah banyak masuk ke dalam paru.
Hal ini disertai terfiksirnya iga bawah akibat
kontraksi otot toraks, perut dan diafragma,
sehingga dimensi lateral dada membesar
mengakibatkan peningkatan volume paru.
Masuknya udara ke dalam paru dengan
jumlah banyak memberikan keuntungan
2.Fase kompresi
Fase ini dimulai dengan tertutupnya glotis
akibat kontraksi otot adduktor kartilago
artenoidea; glotis tertutup selama 0,2
detik.
Pada fase ini tekanan intratoraks
meninggi sampai 300 cm H20 agar terjadi
batuk yang efektif.
Tekanan pleura tetap meninggi selama
0,5 detik setelah glotis terbuka.
Batuk dapat terjadi tanpa penutupan
glotis karena otot-otot ekspirasi mampu
meningkatkan tekanan intratoraks,
walaupun glotis tetap terbuka
3.Fase ekspirasi
Pada fase ini glotis terbuka secara tiba-
tiba akibat kontraksi aktif otot
ekspirasi, sehingga terjadilah
pengeluaran udara dalam jumlah besar
dengan kecepatan yang tinggi disertai
dengan pengeluaran benda-benda
asing dan bahan-bahan lain.
3.Fase ekspirasi

Gerakan glotis, otot-otot pernapasan


dan cabang-cabang bronkus
merupakan hal yang penting dalam
fase mekanisme batuk dan di sinilah
terjadi fase batuk yang sebenarnya.
Suara batuk sangat bervariasi akibat
getaran sekret yang ada dalam saluran
napas atau getaran pita suara
keadaan patologis
kondisi batuk tidak efektif sehubungan dengan
fase inspirasi atau ekspirasi atau keduanya.
Kelainan di luar paru seperti kelainan tulang,
otot atau saraf dapat menyebabkan batuk
tidak efektif karena inspirasi atau ekspirasi
sangat terbatas akibat rasa sakit, kelelahan
atau depresi susunan saraf pusat.
Batuk yang tidak efektif juga dapat disebabkan
oleh penyakit paru misalnya lesi endobronkial,
striktur bronkial, benda asing, bronkospasme
atau sekret pada penderita asma atau sekret
kental pada penderita fibrosis kistik
Rangsang Penyebab Batuk
1.rangsang inflamasi seperti edema
mukosa dengan sekret trakeobronkial
yang banyak.
2.rangsang mekanik seperti benda asing
dalam saluran napas, aspirasi, post nasal
drip, retensi sekret bronko pulmoner.
Rangsang Penyebab Batuk

3.rangsang suhu seperti asap rokok


(merupakan oksidan), udara panas/dingin,
inhalasi gas.
4.rangsang psikogenik, Batuk sering
dijumpai pada perokok dan dapat
menyebabkan batuk kronik. Pada penelitian
200 perokok dengan batuk kronik, setelah
berhenti merokok ternyata 77% gejala batuk
menghilang dan 17% gejala batuk berkurang.
Pada 50% perokok gejala batuk menghilang
satu bulan setelah berhenti merokok
KOMPLIKASI BATUK

Pada waktu batuk, tekanan intratoraks


meninggi sampai 300 mmHg;
peninggian tekanan ini diperlukan
untuk menghasilkan batuk yang efektif
tetapi hal ini dapat mengakibatkan
komplikasi pada paru, muskuloskelet,
sistem kardiovaskular dan susunan
saraf pusat.
Komplikasi di paru
dapat timbul pneumomediastinum,
kecuali pada bayi terjadi emfisema
subkutis yang tidak serius.
Dapat pula terjadi pneumoperitoneum
dan pneumoretroperitonium, tetapi ini
sangat jarang.
Komplikasi lainnya adalah
pneumotoraks dan emfisema,
komplikasi muskuloskeletal, fraktur iga,
ruptur otot rektus abdominalis.
Komplikasi kardiovaskular

bradikardi, robekan vena


subconjuctiva, hidung dan anus;
komplikasi lainnya adalah henti
jantung.
sistim saraf pusat
dapat terjadi cough syncope; akibat
peningkatan tekanan intratoraks terjadi
refleks vasodilatasi arteri dan vena
sistemik.
Hal ini menyebabkan curah jantung
menurun dan kadang-kadang berakibat
rendahnya tekanan uteri sehingga terjadi
kehilangan kesadaran.
Syncope terjadi beberapa detik setelah
batuk paroksimal.
gejala konstitusi

insomnia, kelelahan, nafsu makan


menurun, muntah, suhu tubuh
meninggi dan sakit kepala.
Komplikasi lainnya adalah
inkontinensia urin, hernia dan prolaps
vagina.

Anda mungkin juga menyukai