Anda di halaman 1dari 28

Synchronization In The Single-manufacturer

Multi-buyer Integrated Inventory Supply Chain


Kelompok 3
Muhammad Faisal Ibrahim (2515203203)
Renata Fani Juli Agusti (2513100044)
Milatul Afiah (2513100153)
PENDAHULUAN
Latar Belakang Selama proses dan supply product,
inventory merupakan akumulasi dari
manufactur dan buyer pada sistem ini

Manufacture PROBLEM
Pengiriman dalam lot Pengiriman dalam lot
kecil akan besar akan
mengurangi biaya meningkatkan biaya
Buyer Buyer Buyer inventory namun inventory namun
meningkatkan biaya menurunkan biaya
set up, ordering dan lainnya
Joint transportasi
Replenishment

}
Problem

Perlu adanya
SINKRONISASI
Case Joint Replenishment Problem
(JRP). JRP tidak memperhitungkan set
up dan inventory cost yang dikeluarkan Minimize the integrated average annual total cost of the
oleh vendor inventory, set up, the ordering and transportation to supply
the product to the buyers by the manufacture
FORMULASI MODEL
Asumsi dan Notasi
Dalam mengembangkan model kami mengasumsikan:
1. Tingkat produksi & permintaan deterministik dan konstan
2. Setiap pembeli memperkirakan permintaan individu, biaya penyimpanan dan pemesanan
di bawah berbagai faktor biaya dan menginformasikan kepada produsen
3. Pihak yang bersangkutan berbagi manfaat koordinasi berdasarkan negosiasi dengan
tanpa biaya
4. Tidak ada backlogging atau perencanaan dengan sengaja untuk kekurangan
5. Ukuran lot & batch adalah bilangan real
6. Baik produsen dan pembeli memiliki kapasitas penyimpanan yang cukup untuk
menampung persediaan yang diperlukan
7. Peralatan transportasi memiliki kapasitas yang cukup untuk mengangkut berapapun
batch untuk pembeli
8. Waktu set-up dan transportasi tidak signifikan.
Asumsi dan Notasi
Notasi yang digunakan

Untuk manufaktur:
D = Tingkat permintaan tahunan
P = Tingkat produksi tahunan (P>D dan k = P/D )
h = Biaya persediaan per item per tahun
S = Biaya setup produksi per lot
z = ukuran batch terkecil
n = jumlah ukuran batch yang sama atau tidak sama dalam satu lot

Untuk buyer ke-i (i=1,2,..,m)

Di = Tingkat permintaan tahunan

hi = Biaya penyimpanan per item per tahun


si = Biaya melakukan order
Ti = Biaya transportasi sebuah batch dari produsen ke pembeli
MODEL 1
Batch langsung dikirim setelah proses selesai
Model I
Manufaktur mengirimkan batch z untuk memenuhi semua permintaan buyer

sehingga

perhatikan bahwa

Total biaya : Total biaya manufactur + Total biaya buyer

Total biaya manufaktur = biaya inventory + biaya set up

Total biaya buyer = biaya inventory + biaya transportasi + biaya set up


Model I
Manufaktur mengirimkan masing-masing batch berukuran n yang sama dari
ukuran z ke buyer segera setelah pengolahan selesai, sehingga persediaan untuk
manufactur per cycle adalah :

Lot yang ditransfer oleh n batch dari ukuran z, waktu siklus nz/D, maka biaya total
inventory dan set up manufactur per tahun adalah:
Model I
Untuk buyer ke-i, rata rata inventory tiap siklus yaitu sebagai berikut:

Subtitusi zi = Diz/D sehingga menjadi:

Sehingga biaya inventory per tahun untuk buyer ke-i:


Model I
Biaya order dan biaya transportasi selama satu tahun untuk pembeli ke-i adalah:

Sehingga rata-rata total biaya tahunan inventory, transportasi dan set up untuk
buyer ke-i adalah:

Dengan demikian total biaya per tahun untuk sistem inventory terintegrasi adalah
sebagai berikut:
MODEL 2
Batch dikirimkan setiap setelah z/D satuan waktu
Model II
Manufactur mengirimkan batch z kepada buyer setelah setiap zi/Di satuan waktu.
Karena ada n batch, sehingga biaya penyimpanan semua buyer untuk setiap
siklusnya yaitu :

Biaya penyimpanan semua buyer dalam satu tahun adalah:

Biaya penyimpanan manufactur dalam setahun adalah:


Model II

Rata-rata biaya set up, transportasi dan ordering dalam satu tahun yaitu:

Total cost untuk set up, transportasi, ordering dan penyimpanan satu tahun yaitu:
MODEL 3
Lot transfer menggunakan ukuran batch z, kz,, kn-1z
Model III

Diasumsi bahwa zi=Diz/D,kzi=Dikz/D,,ke-1


zi=Dike-1z/D

i.e.

Manufacturer mengirimkan batch pertama


dengan ukuran z kepada buyer.
Model III
Kemudian, untuk batch berikutnya menggunakan ukuran yang berbeda sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut.
k2z/P=kzi/Di

Dengan demikian waktu produksi untuk setiap batch knzsama dengan pertemuan
waktu antara demand dengan batch sebelumnya kn-1z, dimananadalah positif integer.
Manufacturer melepaskan batch dengan ukuranz,kz,k2z,,kn-1z, dan penjumlahannya
sama dengan lot size Q, sehingga dapat dirumuskan menjadi :
Model III

For Manufacture
Inventory

For Buyer Inventory


Model III

Dinyatakan bahwa work-in-process (WIP) inventory per cycle untuk manufacturer sebagai
berikut.

Karena terdapat D/Qcycles per tahun, WIP inventory cost untuk manufacturer setiap tahunnya
dapat dinyatakan sebagai berikut.
Model III

Buyerimenerima ukuran batches zi,kzi,k2zi,,kn-1zisehingga inventory per


cycle dapat dinyatakan sebagai berikut.
Model III

Inventory cost untuk buyeriper tahun sebagai berikut.

Dengan demikian, total integrated inventory cost per tahun sebagai berikut.
Model III
Dan total cost of set up, ordering dan transportation per tahun sebagai berikut.

Setelah nilai dari Q disubstitusikan ke formula 7, didapatkan bahwa total cost per tahun
untuk integrasi sistem sebagai berikut.
NUMERICAL EXAMPLE
Numerical Example

Sebuah perusahaan Tabel 1. Data for a Single Manufacturer 5-

manufaktur Buyer Problem

PurchaserI si Di hi Ti
mengirim sebuah
item kepada 5 buyer. 1 25 200 0.22 25

2 15 150 0.24 20
of Manufacturer
Data
3 25 225 0.25 18

4 30 230 0.23 25

5 30 165 0.21 15
Numerical Example
Tabel 2. A Comparative Study of the Results for a Single-Manufacturer 5-Buyer Problem

Cost component ModelI ModelII ModelIII

Lot size, batch sizes and its 3277.56, 819.39, 4 3369.56, 842.39, 4 4333.15, z=299.91,kz,
no. ,k 4 z, 5
Set up cost of the 88.79 86.36 67.16
manufacturer
Inventory cost of the 52.98 143.77 75.47
manufacturer
Ordering costs of the buyers 7.40, 4.44, 7.40, 8.88, 8.88 7.20, 4.32, 7.20, 8.64, 8.64 5.60, 3.36, 5.60, 6.72, 6.72

Inventory costs of the buyers 38.28, 31.32, 48.94, 46.03, 19.11, 15.63, 24.42, 22.97, 26.53, 21.71, 33.92, 31.90,
30.15 15.05 20.89
Transportation cost 29.60, 23.68, 21.31, 29.60, 28.79, 23.03, 20.73, 28.79, 27.98, 22.39, 20.15, 27.98,
17.76 17.27 16.79
Total cost of the manufacturer 141.77 230.13 142.63

Total cost of the buyers 75.28, 59.44, 77.65, 84.51, 55.10, 42.98, 52.36, 60.40, 60.11, 47.46, 59.67, 66.60,
56.79 40.96 44.40
Total cost 495.44 481.93 420.87
KESIMPULAN
Kesimpulan
Tiga model untuk mesuplai single product dari single manufacturer ke multiple buyers,
dengan menyelaraskan production flow dengan ukuran batch pengiriman yang equal di
pertama dan kedua serta unequal batches transfer yang ketiga.

Minimal total cost paling kecil yaitu terbatas hanya pada Model II dan Model III, meskipun
tidak ada jaminan bahwa metode tersebut akan selalu memberikan nilai minimal cost paling
kecil.

Teknik penyelesaian ini cukup sederhana dan dapat dengan mudah menemukan minimal
total cost.

Keuntungan dari adanya integrasi inventory system akan mendorong manufacturer dan
buyers untuk menjalin hubungan yang lebih dekat.

Penerapan model ini diharapkan dapat membantu memberikan lingkungan yang lebih baik
dalam mengontrol inventory dan dihasilkannya produk yang lebih murah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai