Anda di halaman 1dari 74

Oleh : Yohanes

Pembimbing : dr. Herni, Sp. KK

SMF Ilmu Kulit dan Kelamin


Universitas Tanjungpura
2017
DERMATOMIKOSIS
3
DERMATOMIKOSIS

Penyebab : Dermatophyta

Macam2 Dermatophyta :
Microsporon
Trichophyton
Epidermophyton
Cara penyebaran jamur kulit

Zoophilic (melalui hewan )

Anthropophilic (manusia)

Geophilic (tanah/kayu/tumbuhan)
Penyakit jamur kulit
berdasar lokasi
Tinea capitis (facialis,barbae,scalp)
T.corporis (abdominal, thoracal, cervical)
T.cruris (inguinal, gluteal, femoral)
T.manus (interdigital, dorsum, plantar)
T.pedis (interdigital,dorsum,plantar)
T.unguium(onychomycosis)
Sifat masing2 jamur
1. Microsporon : dapat menyerang kulit &
rambut
2. Trichophyton : dapat menyerang kulit,
rambut & kuku
3. Epidermophyton : menyerang kulit saja

Sifat jamur yang lain :


bersifat keratinofilik : untuk hidupnya
membutuhkan keratin
bersifat lipofilik : untuk hidupnya
membutuhkan lemak
Patogenesis

jamur menempel pada kulit & keadaan kulit


cocok jamur tumbuh

Jamur mengeluarkan suatu enzym


keratolitik menghancurkan keratin makanan
yang baik untuk jamur tumbuh &
berkembang dengan subur

Jamur bertambah enzym bertambah


makanan jamur juga bertambah dst

penyakit makin lebar


dermatofita

Sel inflamasi

epidermomikosis

Stratum korneum
Skuama
Respon inflamasi eritema,
papulasi, vesikulasi
dermatofita

Batang rambut
Destruksi dan patah rambut
Lebih dalam respon inflamasi
nodul, pustulasi folikuler, and
abses

Sel inflamasi

trikomikosis
Gambaran hifa pada pemeriksaan dengan KOH 10%
Cara penularan

1. Langsung
kontak dengan penderita
kontak dengan binatang yang
sakit jamur
kontak dengan tanah/sampah
yang mengandung jamur

2. Tidak langsung
Lewat alat2, baik alat untuk
tidur, mandi, rumah tangga dll.,
dimana squama penderita jatuh
atau melekat disitu
Tanda khas penyakit jamur

ada skuama &/papula


tersusun/bentuk melingkar
(sirsinata)
dengan bagian tepi aktif/eritem
di bagian tengah tampak sembuh
terasa gatal, terutama kalau
berkeringat
T.capitis
Etiologi :- Microsporon spp.
- Trichophyton spp.
- Epidermophyton spp.
Sering menyerang anak dan dewasa
Lesi dapat berupa papula circinar, vesikel,
pustula dan skuama
Keradangan bisa minimal atau kuat
Lesi melebar dg gambaran central healing
Gambaran klinis
Pada kepala terdapat daerah alopecia
Atau rambut yang patah pada area tertentu
disertai skuama pada scalp
Warna skuama pada scalp putih keabu-
abuan
Dapat menyerang alis, jenggot pundak,
dada pada dewasa dan anak
Dengan sinar Wood tidak selalu positif
(kehijauan)
Pemeriksaan dg Sinar Wood
Black dot ringworm

Etiologi:
Sering disebabkan jenis
endotrik: T. tonsurans, T.
violaceum.
Rambut sangat rapuh dan patah
pada tepat pada muara folikel
ujung rambut yg hitam di dalam
folikel rambut terlihat sbg bintik
hitam
Lampu Wood: fluoresensi (-)
Gray patch ringworm

Etiologi:
M. audouinii atau M.
ferrugineum
Klinis:
Lesi mulai dgn papul eritem di
sekitar batang rambut.
Papul kemudian melebar dan
membentuk bercak yg
memucat dan bersisik.
Rambut menjadi berwarna
abu-abu, tidak berkilat lagi dan
lebih mudah patah (1-3 mm di
atas kulit kepala) dibanding
dicabut
Lampu wood: fluoresensi (+)
Kerion celsi

Etiologi:
M. canis, M. gypseum, T.
mentagrophytes, T.
violaceum
Klinis:
Lesi dimulai dari bentuk
pustular folikulitis sampai
bentuk kerion
Sebukan massa rambut yg
patah dan pus, serta dapat
terjadi limfadenopati
Keluhan: gatal, demam dan
sakit
Lampu wood: fluoresensi
(+)/ (-)
Tinea favosa

Etiologi:
T. schoenleini
Klinis: Pembentukan skutula
krusta yg berbentuk mangkuk
berwarna merah kuning dan
berkembang mjd kuning
kecoklatan
Pada pengangkatan krusta
terlihat dasar yg cekung,
merah, basah dan berbau
seperti tikus (mousy odor)
Tinea facialis

TEPI AKTIF
CENTRAL
HEALING SKUAMA HALUS
Tinea corporis

SKUAMA

TEPI LESI
AKTIF
Tinea corporis

TEPI LESI
AKTIF
Tinea corporis et cruris

TEPI LESI
AKTIF

TENGAH LESI
RELATIF
TENANG

SKUAMA HALUS
Tinea corporis et cruris
Tinea cruris

CENTRAL
HEALING

TEPI LESI
AKTIF HIPERPIGMENTASI
Tinea cruris
Tinea Pedis

Paling sering dijumpai 10% total populasi


Penyebab tersering:
Trichophyton rubrum
T. mentagrophytes
E. floccosum
Tinea Pedis
Athletes foot, ringworm of the foot
Infeksi dermatofita pada kaki,
terutama menyerang sela jari kaki dan
telapak kaki, dapat meluas ke lateral
maupun punggung kaki
Etiologi
E. floccosum, T. rubrum, T.
Mentagrophytes
Klinis:
Ada 3 tipe:
1. Tipe interdigitalis
Tersering
Maserasi di sela jari kaki ke-4 dan 5
Kulit terlihat putih, dapat terbentuk fisura
dan bau tidak enak
Lesi dapat meluas ke bawah jari dan
telapak kaki

29
2. Tipe vesikuler subakut
Beberapa vesikel, vesiko-
pustulosa, kadang-kadang
bula, di telapak kaki dan
jarang terjadi pada tumit.
Lesi dapat timbul dari
perluasan lesi daerah
interdigital
Dapat mulai sekitar jari,
kemudian meluas ke
punggung kaki atau telapak
kaki
Vesikel pecah skuama
melingkar (koloret)

30
3. Tipe papuloskuamosa
hiperkeratotik menahun
Sering terdapat di daerah
tumit, telapak kaki, dan
kaki bagian lateral.
Bercak dgn skuama putih
agak mengkilat, melekat
dan relatif tidak meradang
Lesi umumnya setempat,
dpt bergabung mengenai
seluruh telapak kaki dan
sering simetris (moccasin
foot)
31
Tinea pedis tipe intertriginosa:
Saling mempengaruhi:
Dermatofit (T. rubrum, T.
Mentagrophytes)
Bakteri
(Micrococcussedentarius,
Brevibacterium epidermidis,
Corynebacterium minutissimum,
Pseudomonas, proteus)
Candida
Dermatofitosis simpleks
inferksi dermatofit ringan
Dermatofitosis komplek
infeksi campuran dermatofit
dan bakteri
32
Onikomikosis
Infeksi jamur pada kuku
Tinea unguium akibat infeksi dermatofita
Candida sp, T. rubrum, T. mentagrophytes
Bentuk klinis: OSD, OSP, OSPT, OK
DD: psoriasis, liken planus, onikodistrofik
traumatik, yellow nail syndrome
Dikenal 4 tipe onikomikosis:
1. Onikomikosis subungual distal
(OSD)
Bantalan kuku di bawah
lempeng kuku melalui
hiponikium dan bergerak ke
arah proksimal.
Invasi juga dapat dari lateral
(onikomikosis subungual distal
dan lateral atau OSDL)
Klinis: hiperkeratosis subungual
dan onikolisis, selain warna Onikomikosis subungual distal
kuku kekuningan.
Etiologi: T. rubrum, T.
mentagrophytes varian
interdigitale

34
2. Onikomikosis subungual
proksimal (OSP)
Infeksi dimulai dari lipat kuku
proksimal, melalui kutikula dan
masuk ke kuku yang baru
terbentuk, selanjutnya bergerak
ke arah distal.
Klinis: hiperkeratosis dan
onikolisis proksimal, serta
destruksi lempeng kuku
proksimal. Onikomikosis subungual
proksimal
Paling jarang, tapi biasa
ditemukan pada penderita
AIDS.
Etiologi: T. rubrum

35
3. Onikomikosis superfisial
putih (OSPT):
Jarang dijumpai
Jamur menginvasi langsung
lapisan superfisial lempeng
kuku
Klinis: bercak-bercak
keruhberbatas tegas yg dpt
berkonfluen. Kuku mjd kasar,
lunak dan rapuh
Etiologi: T. mentagrophytes, Onikomikosis superfisial putih
kapang nondermatofita:
Aspergillus, Acremonium,
Fusarium

36
4. Onikomikosis kandida (OK)
3 kategori:
Dimulai sbg paronikia yg kemudian
menginvasi matriks depresi
transversal kuku kuku cekung,
kasar dan akhirnya distrofi
Pada kandidosis mukokutan kronik,
kandida langsung menginvasi
lempeng kuku sehingga baru pada
std lanjut pembengkakan lipat kuku
proksimal dan lateral gambaran
pseudoclubbing atau chicken Onikomikosis kandida
drumstick
Invasi pada kuku yang telah
onikolisis. Hiperkeratosis subungual
dgn massa abu-abu kekuningan di
bawahnya

Pada keadaan lanjut keempat tipe tersebut gambaran distrofi total (ODT)
37
Pitiriasis Versikolor
Penyebab:
Malassezia furfur (bersifat lipofilik) dapat
hasilkan asam decarboxylase yang
menghambat tyrosinase hypopigmentasi
Predileksi: Punggung, dada, lengan atas & juga
bisa pada tempat lain.
Klinis : Makula hipopigmentasi atau
kecoklatan,multipel dengan squama halus.
Lesi dapat bergabung lebar
hifa tampak pendek-pendek, lurus atau bengkok dengan banyak
spora bergerombol sehingga sering disebut dengan gambaran
spaghetti and meatballs atau bacon and eggs.
TERAPI
Topikal: Selenium sulfida, ketokonazol
2%, natrium hiposulfas 20%
Sistemik: ketokonazol, itrakonazol
TERAPI
Topikal: Lesi luas : Selenium
sulfida bentuk sampo 1,8% atau
losio 2,5%, ketokonazol 2%
sediaan sampo, natrium hiposulfas
20%
Lesi terbatas : krim derivat azol >
mikonazol, klotrimazol, isokonazol
Sistemik: ketokonazol 200 mg/hari
selama 5-10 hari, itrakonazol 200
mg/hari selama 5-7 hari.
Dermatomikosis
Intermedia
Kandidiasis
Penyebab : kebanyakan Candida albicans.
Candida albicans merupakan flora normal mulut,
traktus digestivus & vagina
Bersifat semi anaerob
Punya dua bentuk: mycelia (suhu kamar)
yeast (37oC)
mycelium infeksi kronis
yeast infeksi akut
Predileksi :
daerah intertrigeneus / basah
Misal: inguinal, infra mamma, perianal,
interdigital, axilia, sekitar mulut &
mulut, genital & sela kuku.

Faktor2 yang membantu timbulnya kandidiasis


selain kelembaban :
pemakaian antibiotik & steroid yang terus-
menerus
kehamilan
penyakit sistemik a.l. DM
Macam2 candidiasis :
1. Oral Kandidiasis
2. Kandidiasis Vulvovaginitis
3. Candidal Intertrigo
4. Pseudo Diaper Rash
5. Perianal Kandidiasis
6. Candidal Paronychia
7. Erosio interdigitalis
Thrush
Plakat putih/ keabuan pada mukosa
bukal dan tepi lateral lidah.
Bergabung dan menjadi konfluens.
Dasar plakat lembab, berwarna
kemerahan dan maserasi.
Lesi dapat menjalar ke esofagus
disfagia yang serius.
Pada orang dewasa, mukosa bukal
(stomatitis), bibir dan lidah (glositis)
dapat terkena.
Papil lidah menjadi atrofi,
permukaannya menjadi licin, mengkilat
dan berwarna merah terang.
Kadang dijumpai erosi pada tepi lidah.
Seringkali infeksi meluas ke sudut
mulut untuk membentuk perlche.
Kandidiasis oral: thrush
Cheilitis angular atau perlche
Eritem, fisura, maserasi dan
nyeri pada sudut mulut.
Sering:
orang dengan kebiasaan
menjilat bibir
orang tua dengan kulit yang
berkerut pada komisura oral.
Gigi yang hilang, gigi yang
tidak teratur, maloklusi dan
defisiensi riboflavin faktor
predisposisi.
Cheilitis sering berhubungan
dengan kandidiasis atrofik
kronik akibat pemakaian gigi
palsu.
Kandidiasis oral: atrofik dengan cheilitis
angular
Vaginitis dan balanitis
Kandidiasis vulvovaginal (KVV)
Penyebab tersering dari duh tubuh vagina.
Pruritus akut dan duh tubuh vagina merupakan
keluhan utama
Gejala tersering adalah pruritus vulva
Duh tubuh vagina sering muncul namun kadang
minimal.
Walau digambarkan khas seperti keju (cottage-
cheese), duh tubuh dapat bervariasi dari cair
sampai homogen-pekat.
Nyeri pada vagina, iritasi, rasa terbakar pada
vulva, dispareunia dan disuria eksternal sering Kandidiasis vulvovaginalis
muncul.
Bau, jika ada, minimal dan tidak menyengat.
Pada pemeriksaan sering dijumpai eritem dan
pembengkakan labia dan vulva, sering disertai
lesi perifer berbentuk papulopustular yang diskrit.
Serviks normal dan eritema epitel vagina muncul
bersama duh tubuh berwarna keputihan yang
melekat.
Gejala khas memuncak pada minggu menjelang
menstruasi.19

51
Balanitis kandida
masalah bagi pria yang tidak disirkumsisi, terutama
orang tua, namun penjalaran lebih jauh jarang terjadi
Penis yang tidak disirkumsisi merupakan tempat
yang hangat, lembab dan ideal bagi infeksi ragi, akan
tetapi pria yang disirkumsisi juga berisiko.
Balanitis kandida kadang muncul setelah hubungan
seksual dengan wanita terinfeksi dan lebih sering
pada mereka yang berhubungan secara vaginal
daripada anal. Balanopostitis
Papul merah, kecil, lunak dan pustul tampak pada
glans atau batang penis.
Pustul pecah dengan cepat dibawah prepusium dan
dapat saja tidak terdeteksi.
Khas, cincin konfluens berbentuk seperti donat,
berukuran 1-2 mm, putih muncul setelah pustul
pecah.
Pada beberapa kasus tidak dijumpai pustul dan papul
merah multipel dapat tersembunyi dan sembuh tanpa
pengobatan.

balanitis Candida
Kandidiasis perianal
Manifestasi klinisnya dapat berupa
dermatitis perianal dengan eritema,
oozing dan maserasi.
Pruritus dan rasa terbakar dapat bersifat
parah.
Kandidiasis perianal dapat muncul dengan
atau tanpa keterlibatan genital.
Walaupun biasanya berawal disekitar tepi
anus dengan eritema non-spesifik, nyeri
dan iritasi, penjalaran ke perineum sering
dijumpai, dengan gambaran klasik
berkembang seiring penjalarannya.
Adanya pustul satelit biasanya merupakan Kandidiasis perianal
indikasi untuk terapi.
Kandidiasis mukokutaneus kronik
Terminologi kandidiasis mukokutanues kronik
(KMK) ditujukan pada sekelompok pasien
yang heterogen dengan infeksi Candida
yang kronik tetapi superfisial.
Kandidiasis mukokutanues kronik ditandai
oleh infeksi Candida yang persisten/rekuren
pada orofaring, kulit dan kuku, biasanya
berhubungan dengan keadaan
imunokompromais dan awitan saat bayi atau
anak pra-sekolah.
Limfosit sel-T gagal merespon stimulasi
antigen Candida secara efektif.
Penyakit ini sering berhubungan dengan
endokrinopati
Keparahan KMK bervariasi mulai dari
keterlibatan beberapa kuku hingga
berkembangnya lesi berat dan luas
bersamaan dengan berbagai bentuk
lokalisata yang lain.

Kandidiasis mukokutaneus
kronik
Kandidiasis intertriginosa dan generalisata
Kandidiasis kutis intertriginosa.
Setiap lipatan dapat terkena, terutama pada individu obes.
Intertrigo terutama terlihat pada lipat ketiak, inguinal, payudara,
intergluteal, interdigital, glans penis dan umbilikus.
Tanda khas berupa eritem dan eksudasi yang lembab mulai dari
bagian terdalam lipatan.
Lesi klasik berupa lesi satelit baik papular maupun pustular.
Sering dijumpai nyeri, gatal dan rasa terbakar.
Pada penyakit yang kronik, terdapat papul-papul, likenifikasi,
hiperpigmentasi dan skuama.

di lipatan mamae
Pada sela jari sering dijumpai
maserasi disertai lapisan putih
seperti tanduk, keadaan ini sering
disebut erosio interdigitalis
blastomycetica atau kandidiasis
interdigitalis.
Sering disertai dengan infeksi
pada telapak dan sisi lateral kaki.

Kandidiasis kutis intertriginosa di


interdigital

56
Kandidiasis kutis kongenital
Bayi baru lahir dengan ibu
menderita KVV sebelum
melahirkan.
Kelainan berupa papul multipel di
atas dasar eritematosa pada wajah,
leher, badan dan anggota gerak.
Diduga terjadi karena penetrasi
asenderen Candida melalui amnion
dari vagina ibu saat kehamilan.
Saat kelahiran dapat dijumpai lesi-
lesi kekuningan mengandung ragi
pada plasenta dan tali pusat.

Kandidiasis kutis kongenital

57
Onikomikosis kandida
3 kategori:
(1) dimulai sebagai paronikia yang kemudian menginvasi matriks.
(2) Pada kandidosis mukokutan kronik, Candida langsung
menginvasi lempeng kuku sehingga baru pada stadium lanjut
gambaran pseudo clubbing atau chicken drumstick.
(3) Invasi pada kuku yang telah onikolisis, terutama terjadi pada
tangan, tampak sebagai hiperkeratosis subungual dengan massa
abu-abu kekuningan di bawahnya, mirip onikomikosis subungual
distal (OSD).
Onikomikosis kandida sering dijumpai pada pasien yang kakinya
selalu lembab.

Paronikia dan onikomikosis karena C.


albicans 58
Penyakit popok (kandidiasis popok)
Bokong dan daerah perianal pada bayi,
berhubungan dengan pemakaian popok,
tampak sebagai eritema, skuama dan pustul
satelit yang khas
Lesi satelit ini dapat disertai skuama pada
tepinya.
Pada kasus yang berat dapat dijumpai erosi
kulit yang luas.
Bila kandidiasis mengenai genitalia,
biasanya didapatkan eritema yang konfluens
yang mengenai seluruh skrotum atau labia.
Kadang-kadang kelainan kulit menyerupai
lesi dermatofita.
Lesi kemudian meluas ke daerah bokong,
punggung dan perut.
Apabila kelainan tersebut menetap,
menimbulkan erosi superfisial yang nyeri Kandidiasis popok
disebut sebagai erythema of Jacquet.

59
Granuloma kandida
Keadaan ini jarang ditemukan,
diduga berhubungan dengan
terjadinya kandidiasis mukokutan
kronik.
Kebanyakan penderitanya adalah
anak-anak. Lesi umumnya
mengenai wajah, namun dapat
juga timbul pada kulit kepala
berambut (scalp), jari tangan,
badan, kaki dan faring.
Granuloma kandida
Kelainan berupa papul
hiperkeratotik yang ditutupi oleh
krusta tebal berwarna kuning
kecoklatan (granuloma).
Kadang-kadang lesi tumbuh
menonjol hingga 2 cm menyerupai
tanduk.
60
Penatalaksanaan
Umum: menanggulangi fakt prdisposisi,
menjaga kelembaban kulit, mengurangi kontak
dengan air, berpakaian nyaman
Khusus:
Kandidiasis intertriginosa :akut kombinasi
steroid + antifungal, kmd dilanjutkan antifungal
saja
alternatif lain: krim nistatin, imidazol, alilamin,
terbinafin, amorolfin
Kandidiasis konginetal : krim nistatin

Kandidiasis mukokutan kronik: 5-


fluorositosin (50-200mg/kgBB/hari),
amfoterisin B 15mg/hari selama 3 minggu,
ketokonazol, itrakonazol, flukonazol

Vulvovaginitis: nistatin krim, kotrimazol


tablet vag
Sistemik: ketokonazol, itrakonazol,
flukonazol

Kandidiasis oral: nistatin suspensi oral,


gentian violet, mikonazol gel oral
sistemik: ketokonazol, itrakonazol,
MIKOSIS PROFUNDA
1. Misetoma atau Aktinomikosis
2. Spirotrikosis
3. Kromomikosis
Mikosis subkutan

64
MISETOMA / AKTINIMIKOSIS
DEFINISI : peny. infeksi jamur dalam dan kronik
dg nodulus2 supuratif, granulomatosa disertai
sinus2 yg mengeluarkan eksudat purulen
ETIOLOGI : Actinomyces israelii

GAMBARAN KLINIK :
Pembesaran merah kehitaman benjolan keras
perlunakan & timbul fistel dg eksudat putih
Predileksi : leher-wajah, dinding perut, dinding
dada
MISETOMA/ AKTINIMIKOSIS
Pengobatan :
Blum ada fistel
eksisi
Penisilin 1-6 juta
unit/hr selama 2
bulan
SPOROTRIKOSIS
DEFINISI : infeksi kronik
yg disebabkan
Sporotrichium schenkii
dan ditandai dg
pembesaran kel.getah
bening
GAMBARAN KLINIK :
kelainan kulit multiple
PENGOBATAN :
Lar.kalium yodida jenuh oral
KROMOMIKOSIS
DEFINISI : infeksi jamur kronik pd kulit, subkutan
yg berbentuk noduli verukosa
ETIOLOGI : jamur gol. Dermatiaceae (jamur
warna gelap) : Cladosporium carionii,
Phialophora verrucosa, Fonsecaeperdrosoi,
H.compactum

GAMBARAN KLINIK :
papula kecil gatal plakat tepi tinggi, batas
ireguler, noduli. Perabaan keras, kering,
kasar,tdk sakit. Warna coklat,merah,ungu
KROMOMIKOSIS
PMX PENUNJANG :
1. Kerokan kulit,pus,biopi jar : spora jamur
2. Agar Sabouraud : koloni mould

PENGOBATAN :
Lesi awal tindakan pembadahan
(eksisi,elektrokauterisasi,kuretase)
Antijamur amfoterisin, itrakonazol
Terapi panas
Kombinasi : amfoterisin B dan 5 flusitosin,
itrakonazol dan 5 flusitosin
KROMOMIKOSIS
Lobomycosis
Etiologi: Loboa loboi

71
Mikosis sistemik

72
Mikosis sistemik oportunistik

73

Anda mungkin juga menyukai