Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN

PERSALINAN
Persalinan adalah suatu pengeluaran hasil
konsepsi (janin, plasenta dan selaput ketuban)
yang telah cukup bulan(37-42 minggu) atau
dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan
sendiri).
TEORI PENYEBAB PERSALINAN

1. Penurunan kadar progesteron


2. Teori oxytocin
3. Keregangan otot
4. Pengaruh janin
5. Teori prostaglandin
TANDA-TANDA PERSALINAN

Terjadinya his persalinan


Keluarnya lendir bercampur darah pervaginam
(show)
ketuban pecah dengan sendirinya
Dilatasi dan effacement
TAHAPAN PERSALINAN

KALA I
KALA II
KALA III
KALA IV
KALA 1
dimulai dari serviks membuka sampai
pembukaaan lengkap (10 cm)
1. Fase laten, dari pembukaan 0-3 cm dengan
lamanya sekitar 8 jam.
2. Fase aktif, terbagi menjadi 3 fase, yaitu:
Fase akselerasi :pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
Fase dilatasi maksimal pembukaan serviks berlangsung
cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.
Fase deselerasi Pembukaan serviks menjadi lambat,
dalam waktu 2 jam dari pembukaan 9 cm menjadi 10 cm.
KEBUTUHAN FISIK

Pendampingan anggota keluarga


Peran aktif anggota keluarga
Mengatur posisi ibu
Memberikan cairan nutrisi
Memberikan keleluasaan untuk menggunakan
kamar mandi
Pencegahan infeksi
KALA II
Kala II persalinan dimulai . ketika pembukaan
serviks sudah lengkap (10cm) dan berakhir
dengan lahirnya bayi. Kala II juga disebut sebagai
kala pengeluaran bayi.
TANDA N GEJALA KALA II(OBST.
FISIOLOGI)
His menjadi lebih kuat, kontraksinya selama 50-100
detik, datangnya tiap 2-3 menit.
Ketuban biasanya pecah dalam kala ini dan ditandai
dengan keluarnya cairan yang kekuning-kuningan
secara sekonyong-konyong dan banyak.
Adakalanya ketuban pecah dalam kala I dan selaput
janin dapat robek sebelum persalinan mulai.
Pasien mulai mengejan.
Pada akhir kala II sebagai tanda bahwa kepala
sudah sampai didasar panggul perenium menonjol,
vulva menganga dan rectum terbuka.
PEMANTAUAN JANIN

Saat Sebelum
LAHIR Sesudah Lahir
BELUM LAHIR :

Lakukan pemeriksaan DJJ setiap selesai meneran


atau setiap 5-10 menit
Amati warna air ketuban jika selaputnya sudah
pecah
Periksa kondisi kepala, verteks, caput dan molase
SETELAH LAHIR :

Nilai kondisi bayi (0-30 detik) dengan menjawab 3


pertanyaan, apakah bayi menagis kuat dan atau
tanpa kesulitan?
Apakah bayi bergerak aktif atau lemas?
Warna kulit bayi
MEKANISME PERSALINAN NORMAL :

selama proses persalinan janin melakukan gerakan


utama yaitu
1. turunnya kepala,
2. fleksi,
3. putaran paksi dalam,
4. ekstensi,
5. putaran paksi luar dan
6. ekspulsi
1. TURUNNYA KEPALA

Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I


dan kala II persalinan. Hal ini disebabkan adanya
kontraksi dan retraksi dari SAR, yang
menyebabkan tekanan langsung fundus pada
SBR, sehingga terjadi penipisan dan dilatasi
serviks. Keadaan ini menyebabkan bayi terdorong
kedalam jalan lahir. Penurunan kepala inijuga
disebabkan adanya kontraksi otot abdomen,
kontraksi diafragma dan melurusnya badan anak.
2. FLEKSI

Dengan majunya kepala biasanya juga fleksi


bertambah hingga ubun-ubun kecil jelas lebih
rendah dari ubun-ubun besar. Keuntungan
bertambahnya fleksi ialah ukuran kepala yang
lebih kecil melalui jalan lahir, yaitu diameter
suboccipito bregmatika (9,5 cm). Fleksi ini
disebabkan karena anak didorong Mju dan
sebaliknya mendapat tahanan dasar panggul.
3. PUTARAN PAKSI DALAM

Yang dimaksud putaran paksi dalam adalah putaran


putaran dari bagian depan memutar kedepan kebawah
simpisis. Putaran paksi dalam mutlak perlu untuk
kelahirkan kepala karena putaran paksi merupakan suatu
usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk
jalan lahir, khususnya bentuk bidang tengah dan pintu
bawah panggul.
Kepala yang semakin maju dengan adanya his, namun
karena ada tahanan dinding samping panggul maka
kepala berputar ke arah depan untuk menyesuaikan
dengan ukuran terbesar panggul yaitu diameter
anteroposterior, sehingga UUK berada dibawah simpisis
pubis (oksiput posterior)
4. EKSTENSI
Pada kepala
bekerja dua
kekuatan, yang
Setelah putaran
satu mendesak
paksi selesai dan
kebawah dan
kepala sampai
satunya
didasar panggul,
disebabkan
terjadilah ekstensi
tahanan dasar
kepala. Hal ini
panggul yang
disebabkan karena
menolaknya
sumbu jalan lahir
keatas.
pada PBP
Resuitantenya
mengarah kedepan
kekuatan kearah
dan keatas
depan atas.
sehingga kepala
5. PUTARAN PAKSI LUAR

Setelah kepala lahir, maka


kepala memutar kembali ke
arah punggung anak untuk
menghilangkan torsi pada
leher saat putaran paksi
dalam.
Gerakan ini disebut dengan
rotasi eksterna
Saat kepala mengalami
rotasi eksterna, bahu
(diameter biacromion)
menempatkan diri pada
diameter antero posterior
dan berada dibawah simfisis
6. EKSPULSI

Dengan adanya
his, kekuatan
mengedan dan
tarikan lembut
kearah bawah,
akhirnya bahu
depan lahir
dibawah simfisis.
Diikuti oleh bahu
belakang, dan
seluruh tubuh
KALA III
Kala III merupakan tahap ketiga persalinan yang
berlangsung sejak bayi lahir sampai plasenta
lahir. Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya
bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan
selaput ketuban.
Kala III merupakan periode waktu dimulai ketika
bayi lahir dan berakhir pada saat plasenta
seluruhnya sudah dilahirkan.
Penyebab terpisahnya plasenta dari dinding
uterus adalah kontraksi uterus (spontan atau
dengan stimulus) setelah kala dua selesai
FISIOLOGI :

Perlekatan
Miometrium Rongga mjd
berkontraks uterus semakin
i menyusut kecil

Plasenta
terlipat>me
nebal>terle
Turun ke pas
bag bawah
uterus>vag
ina
TANDA-TANDA PERLEPASAN PLASENTA :

a.Perubahan bentuk dan


tinggi fundus.
Setelah bayi lahir dan sebelum
miometrium mulai berkontraksi,
uterus berbentuk bulat penuh
dan tinggi fundus biasanya di
bawah pusat. Setelah uterus
c. Semburan
berkontraksi dan plasenta darah
terdorong ke bawah, uterus
berbentuk segitiga atau seperti sekonyong-
buah pear atau alpukat dan
fundus berada di atas pusat.
konyong

b.Tali pusat memanjang.


Tali pusat terlihat menjulur keluar
melalui vulva (tanda Ahfeld).
KALA IV
Kala IV adalah 1-2 jam setelah pengeluaran uri,
hal-hal ini yang perlu diperhatikan adalah
kontraksi uterus sampai uterus kembali kebentuk
normal.Hal itu dapat dilakukan dengan
melakukan rangsangan taktil (masase) untuk
merangsang uterus berkontraksi baik dan
kuat.perlu juga diperhatikan bahwa plasenta
telah lahir lengkap dan tidak ada yang tersisa
sedikitpun dalam uterus serta benar-benar
dijamin tidak terjadi perdarahan lanjut.
PEMANTAUAN DAN EVALUASI LANJUT

a. Evaluasi uterus
Setelah kelahiran plasenta, periksa kelengkapan dari
plasenta dan selaput ketuban. Jika masih ada sisa
plasenta dan selaput ketuban yang tertinggal dalam
uterus akan mengganggu kontraksi uterus sehingga
menyebabkan perdarahan.
b. Pemeriksaan Servik, Vagina dan Perineum
Untuk mengetahui apakah ada tidaknya
robekan jalan lahir, maka periksa daerah perineum,
vagina dan vulva. Setelah bayi lahir, vagina akan
mengalami peregangan, oleh kemungkinan edema dan
lecet.
Laserasi dapat dikategorikan dalam :
a. Derajat pertama: laserasi mengenai mukosa dan kulit
perineum, tidak perlu dijahit.
b. Derajat kedua: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit
dan jaringan perineum (perlu dijahit).
c. Derajat ketiga: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit,
jaringan perineum dan spinkter ani.
d. Derajat empat: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit,
jaringan perineum dan spinkter ani yang meluas hingga
ke rektum. Rujuk segera.
Thank you..
Masuk bersama..
Lulus bersama..

Anda mungkin juga menyukai