PERSALINAN
Persalinan adalah suatu pengeluaran hasil
konsepsi (janin, plasenta dan selaput ketuban)
yang telah cukup bulan(37-42 minggu) atau
dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan
sendiri).
TEORI PENYEBAB PERSALINAN
KALA I
KALA II
KALA III
KALA IV
KALA 1
dimulai dari serviks membuka sampai
pembukaaan lengkap (10 cm)
1. Fase laten, dari pembukaan 0-3 cm dengan
lamanya sekitar 8 jam.
2. Fase aktif, terbagi menjadi 3 fase, yaitu:
Fase akselerasi :pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
Fase dilatasi maksimal pembukaan serviks berlangsung
cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.
Fase deselerasi Pembukaan serviks menjadi lambat,
dalam waktu 2 jam dari pembukaan 9 cm menjadi 10 cm.
KEBUTUHAN FISIK
Saat Sebelum
LAHIR Sesudah Lahir
BELUM LAHIR :
Dengan adanya
his, kekuatan
mengedan dan
tarikan lembut
kearah bawah,
akhirnya bahu
depan lahir
dibawah simfisis.
Diikuti oleh bahu
belakang, dan
seluruh tubuh
KALA III
Kala III merupakan tahap ketiga persalinan yang
berlangsung sejak bayi lahir sampai plasenta
lahir. Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya
bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan
selaput ketuban.
Kala III merupakan periode waktu dimulai ketika
bayi lahir dan berakhir pada saat plasenta
seluruhnya sudah dilahirkan.
Penyebab terpisahnya plasenta dari dinding
uterus adalah kontraksi uterus (spontan atau
dengan stimulus) setelah kala dua selesai
FISIOLOGI :
Perlekatan
Miometrium Rongga mjd
berkontraks uterus semakin
i menyusut kecil
Plasenta
terlipat>me
nebal>terle
Turun ke pas
bag bawah
uterus>vag
ina
TANDA-TANDA PERLEPASAN PLASENTA :
a. Evaluasi uterus
Setelah kelahiran plasenta, periksa kelengkapan dari
plasenta dan selaput ketuban. Jika masih ada sisa
plasenta dan selaput ketuban yang tertinggal dalam
uterus akan mengganggu kontraksi uterus sehingga
menyebabkan perdarahan.
b. Pemeriksaan Servik, Vagina dan Perineum
Untuk mengetahui apakah ada tidaknya
robekan jalan lahir, maka periksa daerah perineum,
vagina dan vulva. Setelah bayi lahir, vagina akan
mengalami peregangan, oleh kemungkinan edema dan
lecet.
Laserasi dapat dikategorikan dalam :
a. Derajat pertama: laserasi mengenai mukosa dan kulit
perineum, tidak perlu dijahit.
b. Derajat kedua: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit
dan jaringan perineum (perlu dijahit).
c. Derajat ketiga: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit,
jaringan perineum dan spinkter ani.
d. Derajat empat: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit,
jaringan perineum dan spinkter ani yang meluas hingga
ke rektum. Rujuk segera.
Thank you..
Masuk bersama..
Lulus bersama..