Anda di halaman 1dari 22

Manajemen Kasus

Stase Anastesi dan


Reaminasi
Hendra Rohmana
11711023
IDENTITAS PASIEN dan PRIMARY SURVEY
Nama : Ny. I
Usia : 24 Tahun
Alamat : Baleraksa
Airway
JK : Perempuan

Clear, Mallampati I, tidak terdapat gigi ompong


No. RM : 651XXX Breathing

Napas spontan, gerak dada simetris. RR 24 x/menit, reguler, suara napas vesikuler +/+, tak terdapat wheezing, ronki -/-.
Masuk RS : 12 Juli 2016
Circulation

Operasi : 13 Juli 2016 Kulit hangat, tekanan darah 180/100 mmHg, nadi 86 kali/menit, reguler, galop (-), murmur (-).

Disability

Keadaan umum baik, gizi cukup, kesadaran compos mentis, pupil bulat.

G1P0A0 Usia Kehamilan 35 minggu 1 hari


SECONDARY SURVEY
Keluhan Utama: Tekanan Darah Tinggi
Riwayat Penyakit Sekarang:
Seorang perempuan 24 tahun datang ke RS dengan keluhan tekanan
darah yang tinggi. Keluhan mulai di rasakan sejak sekitar 2 minggu yang
lalu. Pasien sedang dalam keadaan hamil anak pertama (G1P0A0). HPHT
10 November 2015, menarkhe saat usia 14 tahun, siklus teratur 30 hari,
lama persiklus 7 hari. Perut terasa kenceng-kenceng tetapi jarang, keluar
lendir di sertai darah dari jalan lahir sejak hari ini. Pasien tidak
mengeluhkan adanya batuk, pilek, demam dan mual dan muntah. Pasien
mengatakan BAK dan BAB tidak ada keluhan.
RPD: Tidak ada kelainan
RPK: Tidak ada kelainan
Pemeriksaan Fisik

Status Generalis :
KU : Baik
Kulit, Kepala, Wajah, Mata, Hidung, Mulut/ gigi, Telinga, Leher : dalam batas normal

Kesadaran : Compos mentis Thorax :

Paru : dalam batas normal


GCS : E4V5M6
Jantung : dalam batas normal

Vital Sign : Abdomen :

Inspeksi : perut tinggi dari dinding thorax


TD : 180/100 mmHg
Auskultasi : bising usus (+), DJJ 140x/menit

Nadi : 86 x/menit Palpasi : nyeri tekan (-), nyeri lepas tekan (-)

Leopold I : TFU 34 cm
RR : 24 x/menit Leopold II : teraba punggung di kiri

Leopold III : terbawah janin kepala

Leopold IV : sudah masuk PAP

Perkusi : timpani (+)

Ekstremitas : Akral hangat, capilary refil <2 detik, edema: atas (-/-), bawah (+/+),
Pemeriksaan Penunjang
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAINORMAL
12Juli2016 14Juli2016
HEMATOLOGI
Hemoglobin 13,8 12,9 g/dl 13,2-17,3
Leukosit 18,3 37,2 103/L 3,6-10,6
Hematokrit 40 37 % 40-52
Eritrosit 5,2 4,8 106/L 4,4-5,9
Trombosit 374 462 103/L 150-440
MCH 27 27 Pg 26-34
MCHC 34 35 g/dl 32-30
MCV 78 77 fL 80-100
DIFFCOUNT
Eosinofil 0 0 % 1-3
Basofil 0 0 % 0-1
Netrofil 86 94 % 50-70
Limfosit 7 2 % 25-40
Monosit 7 4 % 2-8
MasaPembekuan/CT 4,15 - Menit 3-5

MasaPendarahan/BT 3,30 - Menit 2-5

KIMIAKLINIK

GulaDarahSewaktu 88,0 165,3 Mg/dl 100-150

Ureum 80,5 60,5

Creatinin 1,18 1,59

Abumin 2,5 3,7

ELEKTROLIT

Natrium - 145 mmol/L 135,0147,0

Kalium - 3,8 mmol/l 3,55,0

Klorida - 85,0 mmol/l 95,0105,0

HBsAg Negatif

ProteinUrin Positif(+)3
DIAGNOSIS
G1P0A0 UK 35 Minggu 1 Hari Inpartu Kala I Fase Aktif
dengan Pre Eklamsia Berat
KESIMPULAN
ASA II
LAPORAN ANASTESI

Diagnosis Pra Bedah:


Penatalaksanaan Operasi
G1P0A0 UK 35 Minggu 1 Hari Inpartu Jenis pembedahan : Sectio Caesaria
Kala I Fase Aktif dengan Pre Eklamsia Jenis anastesi : Regional
Berat Tehnik anastesi : Spinal

Diagnosis Pasca Bedah: Mulai anastesi : 10.05

Mulai operasi : 10.10


P1A0 Post Partu Sectio Caesaria atas Selesai anastesi : 10.40
indikasi Pre Eklamsia Berat Premedikasi : Ondancentron 4 mg, dexametason

Penatalaksanaan Pre Operasi : Medikasi induksi : Bupivacaine 20 mg

Maintenance : O2 3 liter/menit
Informed consent Respirasi : Spontan

Puasa 6 jam pre operasi Posisi : Telentang

Cairan durance operasi : RL 500 ml


Pasang IVFD RL 20 tpm
Amlodipin 10 mg Sublingual
waktu HasilPemantauan Tindakan
10.05WIB BP:184/77mmHg Pasien masuk ruang OK, dilakukan pemasangan NIBP
dan saturasi O2. Infus RL terpasang di lengan kiri
pasien. Kemudian diberikan injeksi ondancentron dan
dexametasonmelaluisetinfus.

10.07WIB Dimulaianestesidenganpemberianbupivacaine20mg
melalui suntikan spinal di daerah vertebra lumbal 4
dengan posisi pasien duduk. Kemudian pasien diminta
tidurdandipasangkanulO2 denganpemberianoksigen
3liter.

10.12WIB BP:174/72mmHg, Dimulaipembedahan


N:41x/menit,SpO295%
10.40WIB BP:168/77mmHg, Pembedahanselesai
N:87x/menit,SpO297%
Penatalaksanaan Post Operasi :
Bedrest 24 jam
Posisi tidur semifowler sampai 24 jam
Pantau tanda-tanda vital
Terapi infus RL 500 ml + Fentanyl 200 mg + ketorolac 30 mg 15 tpm
TINJAUAN PUSTAKA
Hipertensi didiagnosis ketika terjadi peningkatan tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih. Dahulu penentuan diagnosis
hipertensi pada wanita hamil adalah peningkatan tekanan sistolik 30 mmHg atau 15 mmHg tekanan diastolic, walaupun ketika
nilai absolut masih dibawah 140/90 mm Hg. Kriteria ini sudah lama tidak digunakan lagi karena bukti memperlihatkan bahwa
wanita dalam kelompok ini kecil kemungkinannya mengalami peningkatan gangguan hasil kehamilan (Levine, et al, 2000;
North, et al, 1999).
Klasifikasi dari hypertensive disorders complicating pregnancy oleh Working Group of the
NHBPEP (2000
Gestational hypertension (transcient hypertension): Tekanan Darah 140/90 mmHg untuk pertama kalinya pada kehamilan,
proteniuria (-) dan desakan darah kembali normal < 12 minggu pasca persalinan.
Preeclampsia.
Preeclampsia ringan: Tekanan Darah 140/90 mmHg setelah usia kehamilan 20 minggu, proteniuria 300mg/24jam atau
dipstick 1+.
Preeclampsia berat: Tekanan Darah 140/90 mmHg setelah usia kehamilan 20 minggu, proteniuria 300mg/24jam atau
dipstick 1+, dengan salah satu tanda preeclampsia berat.
Eclampsia.
Preeclampsia superimposed on chronic hypertension: timbulnya proteinuria 300mg/24jam setelah kehamilan 20 minggu
pada wanita hamil yang sudah mengalami hypertensi sebelumnya.
Chronic hypertension: Tekanan Darah 140/90 mmHg, proteniuria-, sebelum kehamilan atau sebelum kehamilan 20 minggu
dan tidak menghilang setelah 12 minggu pasca persalinan
Eklamsia dan Preeklamsia
Eklampsia adalah bentuk kelanjutan dari preeclampsia yang disertai dengan keadaan kejang
tonik-klonik (grand mal) yang disusul dengan koma. Kejang bukan akibat kelainan neurologis
(saraf) dan dapat muncul sebelum, selama, dan setelah kehamilan. Namun kejang yang timbul
lebih dari 48 jam postpartum, terutama pada nulipara, dapat dijumpai sampai 10 hari
postpartum.
Preeclampsia adalah hipertensi disertai proteinuri dan edema (penimbunan cairan dalam cairan
tubuh sehingga ada pembengkakan pada tungkai dan kaki) akibat kehamilan setelah usia
kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.
Anamnesis dan Pemeriksaan

Anamnesis
Anamnesis obstetrik umum
Riwayat kehamilan sekarang Pemeriksaan fisik

Inspeksi: Kepala, Wajah, Leher, Dada, Perut, Vulva


Riwayat obstetric dahulu Palpasi: Leopord I, Leopord II, Leopord III, Leopord IV

Riwayat ginekologis dahulu Auskultasi (Doppler):

Dari anak : bunyi jantung, bising tali pusat, gerakan anak.


Pertanyaan lain Dari ibu : bising a. uterina, bising aorta, bising usus.
Pemeriksaan Penunjang
No TestDiagnostik Penjelasan

1. Hemoglobindanhematokrit PeningkatanHbdanHtberarti:
1. AdanyahemokonsentrasiyangmendukungdiagnosisPE
2. Menggambarkanberatnyahipovolemia
3. Nilaiiniakanmenurunbilaterjadihemolisis

2. Morfologi sel darah merah pada apusan darah Untukmenentukan:


tepi adanyamikroangiopatikhemolitikanemia
-Morfologiabnormaleritrosit:schizocytosisdanspherocytosis

3. Trombosit TrombositopeniamenggambarkanPreeklampsiaberat

4. KreatininserumAsamUratserumNitrogenUrea Peningkatanmenggambarkan:
Darah(BUN) Beratnyahipovolemia
Tandamenurunnyaalirandarahkeginjal
TandaPreeklampsiaberat

5. Transaminaseserum PeningkatanTransaminaseserummenggambarkangangguanfungsihepar

6. LacticAcidDehidrogenase(LDH) Menggambarkanadanyahemolisis

7. Albuminserumdanfaktorkoagulasi Menggambarkankebocoranendoteldankemungkinankoagulopati
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan transabdominal USG ;
Untuk memperkirakan umur kehamilan
Melihat keadaan umum janin
Melihat pertumbuhan janin, normal atau adakah kelainan, terutama plasenta abruption yang dapat
mempersulit eklampsia, oligohidramnion, atau pertumbuhan janin terhambat (PJT).
Pemeriksaan CT scan kepala
Dapat juga dilakukan untuk menyingkirkan penyebab lain dari kejang pada pasien, misal menilai
pendarahan intrakranial, perdarahan subarachnoid, atau kecelakaan serebrovaskular.
Etiologi(teori)
Eklamsia/Preeklamsia:

1. PeranProstasiklindanTromboksan.
Faktor yang meningkatkan risiko preeclampsia-eclampsia :
2. PeranFaktorImunologis.
a) Primigravida
3. PeranFaktorGenetik/Familial b) Primipaternernity
4. PeranRenin-Angiotensin-AldosteronSystem(RAAS) c) Umur yang ekstrim
d) Partner laki yang pernah menikah wanita yang kemudian
Hipertensi:
hamil dan mengalami preeclampsia
a) Teorikelainanvaskularisasiplasenta(invasitrofoblasabnormal) e) Pemaparan terbatas terhadap sperma
b) Teoriiskemikplasenta,radikalbebasdandisfungsiendotel,kelainan f) Inseminasi donor dan donor oocyte
koagulasi g) Mola Hidatidosa
h) Kehamilan multiple
c) PeroksidaLemakSebagaiOksidanPadaHipertensiDalamKehamialan
i) Infeksi saluran kencing pada kehamilan
d) Teoriintoleransiimunologikantaraibudanjanin
j) Hydrops fetalis
e) Teoriadaptasikardiovaskulargenetik k) Riwayat pernah preeclampsia
f) Teoridefisiensigizi l) Obesitas
m) Antiphospholipidantibodiesdanhuperhomocysteinemia
g) Teoriinflamasi
Ada4faseeklamsia:
Fitureklampsiameliputi:
I. Premonitory stage,
o Seizureataubangkitankejang(100%)
gejalaseperti o Sakitkepalahebat(80%),padabagiandepanataubelakangkepalayangdiikuti

preeklampsiaberat denganpeningkatantekanandarahyangabnormal.Sakitkepalatersebutterus
menerusdantidakberkurangdenganpemberianaspirinatauobatsakitkepalalain
II. Tonic stage o Udemaanasarka(50%)

III. Clonic stage o Gangguanvisus(40%),sepertipenglihatankaburdanphotopobia,pasienakan


melihatkilatan-kilatancahaya.
IV. Stage of coma o Nyeriabdomenkuadrankananatasatauepigastriumdenganmual(20%)

o Iritabeldanibumerasagelisahdantidakbisabertoleransidengansuaraberisikatau
gangguanlainnya

o Nyeriperutataunyeriperutpadabagianuluhatiyangkadangdisertaidengan
muntah.
Terapi
Tujuanpengobatan:

1. Untukmenghentikandanmencegahkejang

2. Pengelolaanairway,breathing,circulation
Perawatan Prehospital

3. Mencegah dan mengatasi penyulit, khususnya krisis PerawatandiRumahSakit

hipertensi Pengobatan

I. Antikonvulsi:Magnesiumsulfat, Fenitoin, Diazepam


4. Sebagai penunjang untuk mencapai stabilisasi keadaan
ibuseoptimalmungkin II. Antihipertensi : Hidralazin , ,
Metildopa Niferidin(Adalat)

5. Mengakhiri kehamilan dengan trauma ibu seminimal . Perawatankoma

mungkin . Perawatanedemaparu

. Pengobatanobstetrik
6. Melahirkan janin pada saat yang tepat dengan cara
persalinanyangtepat

7. Koreksihipoksemiadanacademia
ANESTESISPINAL
Anestesia spinal (intratekal, intradural,
subdural, subarakhnoid) ialah anestesi
regionaldengantindakanpenyuntikanobat
anestesi lokal ke dalam ruang Indikasi anestesi spinal:

Bedah ekstremitas bawah.


subarakhnoid. Larutan anestesi lokal yang
Bedah panggul
disuntikan pada ruang subarachnoid akan Tindakan sekitar rectum-perineum

memblokkonduksiimpulssepanjangserabut Bedah obstetric-ginekologi

syarafsecarareversible. Bedah urologi

Bedah abdomen bawah Pada bedah abdomen atas dan bedah pediatric biasanya
dikombinasi dengan anesthesia umum ringan.

Pasien lanjut usia dan pasien dengan penyakit sistemik seperti penyakit pernafasan, hepar,
renal dan gangguan endokrin (diabetes mellitus).
Kontraindikasi
Kontraindikasiabsolute Kontraindikasirelative

Pasienmenolak 1.Infeksisistemik(sepsis,bakteremi)
Infeksipadatempatsuntikan 2.Infeksisekitartempatsuntikan
Hipovolemiaberat,syok 3.Kelainanneurologis
Koagulopatiataumendapatterapiantikoagulan 4.Kelainanpsikis
Tekananintracranialmeninggi 5.Bedahlama
Fasilitasresusitasiminim 6.Penyakitjantung
Kurangpengalamanatau/tanpa 7.Hipovolemiaringan
didampingikonsultananesthesia 8.Nyeripunggungkronis
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan pemakaian anestesi spinal:
biaya minimal
tidak ada efek pada pernafasan
jalan nafas pasien terjaga
Kekurangan pemakaian anestesi spinal:
dapat dilakukan pada pasien diabetes akan menimbulkan hipotensi
mellitus hanya dapat digunakan pada operasi dengan durasi tidak lebih dari dua jam

perdarahan minimal bila tidak aseptik akan menimbulkan infeksi dalam ruang subarachnoid dan meningitis

serta kemungkinan terjadi postural headache.


aliran darah splancnic meningkat
terdapat tonusvisceral
jarang terjadi gangguan koagulasi.
Teknik Anestesia Spinal :
Posisi pasien duduk atau dekubitus lateral. Posisi duduk merupakan posisi termudah. Biasanya dikerjakan di
atas meja operasi tanpa di pindah lagi,karena perubahan posisi berlebihan dalam waktu 30 menit pertama
akan menyebabkan penyebaran obat. Jika posisinya duduk, pasien disuruh memeluk bantal, agar posisi
tulang belakang stabil, dan pasien membungkukagar prosesus spinosus mudah teraba. Jika posisinya
dekubitus lateral, maka beri bantal kepala, agar pasien merasa enak dan menstabilkan tulang belakang.
Tentukan tempat tusukan. Perpotongan antara garis yang menghubungkan kedua krista iliaka dengan tulang
punggung ialah L4 atau L4-5. Untuk operasi hernia ini, dilakukan tusukan pada L3-4. Tusukan pada L1-2 atau
dia atasnya berisiko trauma terhadap medulla spinalis.
Sterilkan tempat tusukan dengan betadin atau alcohol.
Beri anestetik lokal pada tempat tusukan. Pada kasus ini diberikan obat anestesi lokal bupivakain.
Lakukan penyuntikan jarum spinal di tempat penusukan pada bidang medial dengan sudut 10-30 derajad
terhadap bidang horizontal ke arah cranial. Jarum lumbal akan menembus kulit-subkutis-lig.supraspinosum-
lig.interspinosum-lig.flavum-ruang epidural-duramater-ruang sub arakhnoid. Kira-kira jarakkulit-lig.flavum
dewasa 6cm.
Cabut stilet maka cairan serebrospinal akan menetes keluar.
Pasang spuit yang berisi obat, masukkan pelan-pelan (0,5 ml/detik) diselingi aspirasi sedikit, untuk
memastikan posisi jarum tetap baik.

Anda mungkin juga menyukai