Anda di halaman 1dari 20

KEMENTERIAN

KEMENTERIAN PEKERJAAN
PEKERJAAN UMUM
UMUM DAN
DAN PERUMAHAN
PERUMAHAN RAKYAT
RAKYAT
SATUAN
SATUAN KERJA
KERJASEKRETARIAT
SEKRETARIAT DIREKTORAT
DIREKTORAT JENDERAL
JENDERAL BINA
BINA KONSTRUKSI
KONSTRUKSI

MANAJEMEN PERENCANAAN DAN


EVALUASI PROGRAM DAN KEGIATAN
PEMBINAAN KONSTRUKSI

Kick Off Meeting


Tahun Anggaran 2017
LATAR BELAKANG


Salah satu Sasaran program strategis (outcome) Renstra DJBK 2015-
2019 yaitu :

meningkatkan kapitalisasi konstruksi, meningkatkan Badan Usaha Jasa
Konstruksi yang berkualifikasi besar, meningkatkan tertib penyelenggaraan
konstruksi, meningkatkan SDM penyedia jasa konstruksi yang kompeten
serta meningkatkan utilitas produk unggulan.
Upaya pencapaian outcome tersebut di atas, maka tugas DITJEN BINA
KONSTRUKSI dituntut untuk melaksanakan sistem kerja yang efektif, cepat,
serta tepat dalam menyusun program dan anggaran, yang diantaranya
mendukung proses pelayanan sektor konstruksi mulai dari investasi,
kelembagaan, sumberdaya, tenaga kerja konstruksi dan pemberdayan
masyarakat jasa konstruksi.
Perencanaan dan evaluasi program kegiatan DJBK harus dapat dan mampu
mencerminkan relevansi, efektifitas, efisiensi, dan akuntabilitas, sebagai
upaya menyusun program pembinaan konstruksi yang berbasis kinerja,
keterpaduan program dan kerangka pengeluaran jangka menengah.

Manajemen Perencanaan dan Evaluasi Program dan Kegiatan Pembinaan Konstruksi


MAKSUD & TUJUAN


Maksud

Meningkatkan tertib administrasi proses
perencanaan dan evaluasi program kepada
seluruh pemangku kepentingan.


Tujuan
Meningkatkan pemahaman proses
perencanaan dan evaluasi program bagi
seluruh unit kerja di lingkungan DJBK.

Manajemen Perencanaan dan Evaluasi Program dan Kegiatan Pembinaan Konstruksi


SASARAN & KELUARAN
Sasaran pekerjaan dari kegiatan ini adalah :
1. Tersusunnya draft pedoman perencanaan dan evaluasi program
pembinaan konstruksi
2. Tersedianya materi sosialisasi pedoman perencanaan dan evaluasi
program pembinaan konstruksi.
Keluaran pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
3. Laporan hasil reviu dan identifikasi tentang seluruh produk
pengaturan, dokumen perencanaan dan evaluasi kinerja,
organisasi dan tata laksana, serta siklus perencanaan dan
evaluasi;
4. Konsep Pedoman Perencanaan dan Evaluasi Program
yang memuat:
. Siklus tahunan proses perencanaan, dan evaluasi;
. Kalender program kerja tahunan yang memuat jadwal serta
tahapan setiap rangkaian proses perencanaan dan evaluasi; dan
. Standar format isian yang diperlukan dalam mendukung
perencanaan dan evaluasi program.
3. Bahan sosialisasi pedoman perencanaan dan evaluasi
program.

Manajemen Perencanaan dan Evaluasi Program dan Kegiatan Pembinaan Konstruksi


DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi 15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2011,
beserta perubahannya; tanggal 14 November 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum Yang Merupakan
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN); Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman 16. Peraturan Menteri Keuangan No. 112/PMK.02/2012 tentang
Penyusunan dan Penerapan SPM; Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan; 17. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional /
5. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Kepala BAPPENAS Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian /
Pemda Kabupaten/Kota; Lembaga;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan 18. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014
7. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;
8. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan 19. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah terakhir kali Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi
dengan Peraturan Presiden Nomor 04 Tahun 2015; 2015-2019;
9. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem 20. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2015
10. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana tentang Pedoman Evaluasi Atas Implementasi Sistem
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019; Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
11. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja 21. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Instansi Pemerintah; Republik Indonesia Nomor 13.1/PRT/M/2015 tentang Rencana
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Petunjuk Teknis Penetapan dan Penerapan SPM; Rakyat Tahun 2015-2019;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang 22. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 15/PRT/M/2015
Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian SPM; tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian PUPR;
14. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 23. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Republik Indonesia Nomor: 20/PRT/M/2016 tentang Organisasi
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Kementerian PUPERA

Manajemen Perencanaan dan Evaluasi Program dan Kegiatan Pembinaan Konstruksi


RENSTRA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT Tahun 2015-2019
(Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.
13.1/PRT/M/2015)

PEMBINAAN KONSTRUKSI DI INDONESIA


Sektor konstruksi adalah salah satu sektor andalan untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi, dan selalu dituntut untuk tetap meningkatkan
kontribusinya.
Keterbatasan infrastruktur menjadi salah satu penghambat investasi konstruksi di
Indonesia - disamping kualitas birokrasi pemerintahan dan pengaturan tenaga
kerja - untuk mendorong pembangunan nasional dan pertumbuhan ekonomi.
Selain itu daya saing sektor konstruksi baik produktifitas dan efisiensi maupun
kreatifitas dan inovasi masih terbatas
Melihat strategisnya peran sektor konstruksi bagi perekonomian dan
tantangantantangan kedepan yang harus dihadapi, pembinaan menjadi kunci
utama untuk meningkatkan daya saing jasa konstruksi nasional agar mampu
menghadapi dinamika perkembangan pasar dalam dan luar negeri melalui
berbagai upaya pembinaan, mulai dari aspek pengaturan, pemberdayaan,
sampai dengan pengawasan

Manajemen Perencanaan dan Evaluasi Program dan Kegiatan Pembinaan Konstruksi


SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL
BINA KONSTRUKSI
TUGAS
Sekretariat Direktorat Jenderal mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan
administratif kepada semua unsur organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal.

FUNGSI
Sekretariat Direktorat Jenderal menyelenggarakan fungsi :
penyusunan kebijakan dan strategi, program jangka menengah, dan rencana kerja dan
anggaran, serta evaluasi dan laporan kinerja pembinaan penyelenggaraan,
kelembagaan, dan sumber daya konstruksi
pengelolaan urusan kepegawaian, organisasi, dan tata laksana
pengelolaan urusan administrasi keuangan, tata usaha, dan rumah tangga serta
pengelolaan barang milik negara Direktorat Jenderal dan
koordinasi dan penyusunan peraturan perundang - undangan, fasilitasi advokasi
hukum dan pertimbangan hukum, pengolahan data serta penyelenggaraan komunikasi
publik
Sumber: Direktorat Jenderal.
http://binakonstruksi.pu.go.id

Manajemen Perencanaan dan Evaluasi Program dan Kegiatan Pembinaan Konstruksi


PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI

KONSTRUKSI secara umum dipahami sebagai segala bentuk


pembuatan/ pembangunan infrastruktur (jalan, jembatan, bendung,
jaringan irigasi, gedung, bandara, pelabuhan, instalasi
telekomunikasi, industri proses, dan seterusnya) serta pelaksanaan
pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur.

JASA KONSTRUKSI adalah jasa perencanaan, pelaksanaan


dan pengawasan suatu pekerjaan konstruksi. (UU No.18/ 1999 tentang
Jasa Konstruksi beserta perubahannya)

Manajemen Perencanaan dan Evaluasi Program dan Kegiatan Pembinaan Konstruksi


PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI ... (2)

Arah pembinaan Jasa Konstruksi Nasional meliputi:

1. Restrukturisasi Restrukturisasi usaha dilakukan untuk mengatasi adanya


struktur usaha yang tidak seimbang dan kurang kondusif
usaha jasa dan kebutuhan membentuk struktur usaha konstruksi
yang kokoh.
konstruksi
2. Profesionalisme Peningkatan profesionalisme penyedia jasa konstruksi
baik perorangan maupun badan usaha untuk menjadikan
penyedia jasa jasa konstruksi semakin berdaya saing tinggi
konstruksi
Peningkatan kemandirian masyarakat jasa konstruksi lebih
ditujukan kepada kemampuan mengurus dirinya sendiri,
3. Kemandirian peran aktif seluruh unsur masyarakat jasa konstruksi dan
masyarakat jasa keinginan kuat untuk maju bersama, serta mendahulukan
kepentingan bersama.
konstruksi

Manajemen Perencanaan dan Evaluasi Program dan Kegiatan Pembinaan Konstruksi


PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI ... (3)
Lingkup pembinaan Jasa Konstruksi Nasional meliputi:
Pengaturan dilakukan dengan menetapkan kebijakan pengembangan jasa
Pengaturan konstruksi, menerbitkan dan penyebarluasan peraturan perundang-undangan,
norma, standar, pedoman dan kriteria jasa konstruksi serta peraturan
perundangan yang terkait dengan usaha jasa konstruksi dan penyelenggaraan
pekerjaan konstruksi.

Pemberdayaan Pemberdayaan dilakukan dengan penetapan kebijakan tentang:


1. pengembangan sumber daya manusia di bidang jasa konstruksi;
2. pengembangan usaha termasuk upaya mendorong kemitraan fungsional
yang sinergis;
3. dukungan lembaga keuangan untuk memberikan prioritas, pelayanan,
kemudahan,dan akses dalam memperoleh pendanaan;
4. dukungan lembaga pertanggungan untuk memberikan prioritas, pelayanan,
kemudahan, dan akses dalam memperoleh jaminan pertanggungan risiko;
5. peningkatan kemampuan teknologi, sistem informasi serta penelitian dan
pengembangan teknologi.

Pengawasan dilakukan terhadap penyelenggaraan pekerjaan konstruksi untuk


Pengawasan menjamin terwujudnya ketertiban jasa konstruksi sesuai dengan ketentuan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Pengawasan dilaksanakan
untuk menjamin tertib usaha, tertib penyelenggaraan, dan tertib pemanfaatan
jasa konstruksi

Manajemen Perencanaan dan Evaluasi Program dan Kegiatan Pembinaan Konstruksi


PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI ... (4)

Azas dan Tujuan Pembinaan Jasa Konstruksi Nasional meliputi:


1. Azas Pengaturan jasa konstruksi nasional berazaskan pada kejujuran dan
keadilan, manfaat, keserasian, keseimbangan, kemandirian,
keterbukaan, kemitraan, keamanan, dan keselamatan.

1. memberikan arah pertumbuhan dan perkembangan jasa konstruksi untuk


2. Tujuan mewujudkan struktur usaha konstruksi yang kokoh, andal, berdaya saing
tinggi dan hasil pekerjaan konstruksi yang berkualitas
2. menjadikan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi tertib sehingga menjamin
kesetaraan kedudukan antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam hak
dan kewajiban
3. meningkatkan kepatuhan pada ketentuan perundang-undangan yang
berlaku
4. meningkatkan peran serta masyarakat di bidang jasa konstruksi

Manajemen Perencanaan dan Evaluasi Program dan Kegiatan Pembinaan Konstruksi


PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI ... (5)
Sasaran dan Kerangka pembinaan Jasa Konstruksi Nasional meliputi:
1) pemahaman dan kesadaran akan tugas dan fungsi serta hak dan kewajiban
Sasaran pengguna, penyedia dan masyarakat jasa konstruksi nasional,
2) tertib usaha jasa konstruksi, tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi, dan
tertib pemanfaatan hasil pekerjaan konstruksi,
3) ketertiban penyelenggaraan jasa konstruksi untuk menjamin kesetaraan dalam
hak dan kewajiban antara pengguna dan penyedia jasa, dan (
4) kemitraan yang sinergis antar stakeholders jasa konstruksi nasional yang
mencakup Pemerintah, Legislatif, Penegak Hukum, Penyedia Jasa, Pemasok
barang dan jasa mitra usaha jasa konstruksi, Asosiasi Profesi dan Asosiasi
Badan Usaha, Pakar dan Akademisi, Lembaga Keuangan, serta unsur-unsur
lainnya

1) kerangka yuridis yang meliputi undang-undang dan peraturan-peraturan terkait


Kerangka pembinaan jasa konstruksi,
2) kerangka kebijakan yang meliputi kebijakan-kebijakan yang telah dirumuskan
dan diimplementasikan oleh pemerintah dalam rangka pembinaan jasa
konstruksi, dan
3) kerangka institusional yang meliputi bentuk dan struktur kelembagaan yang
telah ditetapkan untuk melaksanakan pembinaan jasa konstruksi oleh
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan LPJK.

Manajemen Perencanaan dan Evaluasi Program dan Kegiatan Pembinaan Konstruksi


PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI ... (6)
Pengelolaan pembinaan Jasa Konstruksi Nasional meliputi:
Pemerintah Pembinaan oleh Pemerintah Pusat berupa penetapan kebijakan nasional untuk
pengembangan dan pengaturan jasa konstruksi serta penyebarluasannya,
Pusat pemberdayaan untuk pengembangan SDM dan usaha, dukungan lembaga keuangan
dan pertanggungan serta pengembangan teknologi, dan pengawasan terhadap
ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan penyelenggaraan jasa konstruksi.

Pemerintah Pembinaan oleh Pemerintah Provinsi berupa implementasi pengembangan SDM,


implementasi kemampuan teknologi, implementasi pengembangan sistem informasi,
Provinsi penerapan hasil-hasil penelitian dan pengembangan jasa konstruksi serta pengawasan
tata bangunan dan lingkungan yang bersifat lintas kabupaten/kota dan pelaksanaan
atas kebijakan nasional dan penyebarluasannya.

Pemerintah Pembinaan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota berupa pelaksanaan atas kebijakan


nasional dan penyebarluasannya, melaksanakan pelatihan, bimbingan teknis dan
Kab/ Kota penyuluhan, menerbitkan perizinan usaha jasa konstruksi serta melaksanakan
pengawasan sesuai kewenangannya.

Masyarakat Pembinaan oleh masyarakat jasa konstruksi berupa pembinaan oleh Masyarakat Jasa
Konstruksi yang dalam mekanismenya dilakukan oleh Lembaga yang anggotanya
Jasa terdiri dari unsur-unsur masyarakat jasa konstruksi yang mewakili asosiasi perusahaan,
Konstruksi asosiasi profesi, perguruan tinggi, pakar dan pemerintah

Manajemen Perencanaan dan Evaluasi Program dan Kegiatan Pembinaan Konstruksi


KERANGKA PIKIR

Manajemen Perencanaan dan Evaluasi Program dan Kegiatan Pembinaan Konstruksi


LANGKAH KERJA

Manajemen Perencanaan dan Evaluasi Program dan Kegiatan Pembinaan Konstruksi


JADWAL PELAKSANAAN
PEKERJAAN

Manajemen Perencanaan dan Evaluasi Program dan Kegiatan Pembinaan Konstruksi


JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN ... (2)

Manajemen Perencanaan dan Evaluasi Program dan Kegiatan Pembinaan Konstruksi


JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN ... (3)

Manajemen Perencanaan dan Evaluasi Program dan Kegiatan Pembinaan Konstruksi


JADWAL PENUGASAN
TENAGA AHLI

Manajemen Perencanaan dan Evaluasi Program dan Kegiatan Pembinaan Konstruksi


TERIMA KASIH

KEMENTERIAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN
PEKERJAAN UMUM
UMUM DAN
DAN PERUMAHAN
PERUMAHAN RAKYAT
RAKYAT
SATUAN
SATUAN KERJA
KERJASEKRETARIAT
SEKRETARIAT DIREKTORAT
DIREKTORAT JENDERAL
JENDERAL BINA
BINA KONSTRUKSI
KONSTRUKSI

Anda mungkin juga menyukai