Operasi
Tindakan operatif umumnya tidak dianjurkan pada anak-anak karena
dapat menimbulkan komplikasi lokal maupun intracranial. Tindakan
operatif dilakukan apabila :
tidak terdapat penyembuhan spontan
tidak terdapat perbaikan dengan pengobatan prednison
Komplikasi
Crocodile tear phenomenon.
Yaitu keluarnya air mata pada saat penderita makan makanan.
Ini timbul beberapa bulan setelah terjadi paresis dan
terjadinya akibat dari regenerasi yang salah dari serabut
otonom yang seharusnya ke kelenjar saliva tetapi menuju ke
kelenjar lakrimalis.
Lokasi lesi di sekitar ganglion genikulatum.
Synkinesis.
Dalam hal ini otot-otot tidak dapat digerakkan satu per satu
atau tersendiri, selalu timbul gerakan bersama.
Misal bila pasien disuruh memejamkan mata, maka akan timbul
gerakan (involunter) elevasi sudut mulut,kontraksi platisma, atau
berkerutnya dahi.
Penyebabnya adalah innervasi yang salah, serabut saraf yang
mengalami regenerasi bersambung dengan serabut-serabut
otot yang salah.
Tic Facialis sampai Hemifacial Spasme
Timbul kedutan pada wajah (otot wajah
bergerak secara spontan dan tidak terkendali)
dan juga spasme otot wajah, biasanya ringan.
Pada stadium awal hanya mengenai satu sisi
wajah saja, tetapi kemudian dapat mengenai
pada sisi lainnya.
Kelelahan dan kelainan psikis dapat
memperberat spasme ini. Komplikasi ini terjadi
bila penyembuhan tidak sempurna, yang timbul
dalam beberapa bulan atau 1-2 tahun kemudian.
Prognosis
Walaupun tanpa diberikan terapi, pasien Bells palsy
cenderung memiliki prognosis yang baik.
Dalam sebuah penelitian pada 1.011 penderita Bells
palsy, 85% memperlihatkan tanda-tanda perbaikan
pada minggu ketiga setelah onset penyakit.
15% kesembuhan terjadi pada 3-6 bulan kemudian.
Sepertiga dari penderita Bells palsy dapat sembuh
seperti sedia kala tanpa gejala sisa.
1/3 lainnya dapat sembuh tetapi dengan elastisitas
otot yang tidak berfungsi dengan baik,penderita
seperti ini tidak memiliki kelainan yang nyata.
1/3 sisanya cacat seumur hidup.