Pengetian
Anemia adalah gejala dari kondisi yang
mendasari, seperti kehilangan komponen
darah, elemen tak adekuat atau kurangnya
nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel
darah merah, yang mengakibatkan penurunan
kapasitas pengangkut oksigen darah (Doenges,
1999).
ANEMIA
intoleren aktifita
Klasifikasi anemia
Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:
1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia
defisiensi jumlah sel darah merah
disebabkan oleh defek produksi sel darah
merah, meliputi:
a.Anemia aplastik Penyebab:
- agen neoplastik/sitoplastik
- terapi radiasi
- infeksi virus (khususnya hepatitis)
b.Anemia pada penyakit ginjal
Gejala-gejala:
- Nitrogen urea darah (BUN) lebih
dari 10 mg/dl
- Hematokrit turun 20-30%
- Sel darah merah tampak normal
pada apusan darah tepi
Penyebabnya adalah menurunnya
ketahanan hidup sel darah merah maupun
defisiensi eritopoitin
c. Anemia pada penyakit kronis
Berbagai penyakit inflamasi kronis
yang berhubungan dengan anemia
jenis normositik normokromik (sel
darah merah dengan ukuran dan
warna yang normal). Kelainan ini
meliputi artristis rematoid, abses
paru, osteomilitis, tuberkolosis dan
berbagai keganasan
d. Anemia defisiensi besi
Penyebab:
- Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan
meningkat selama hamil, menstruasi
- Gangguan absorbsi (post gastrektomi)
- Kehilangan darah yang menetap
(neoplasma, polip, gastritis, varises
oesophagus, hemoroid, dll.)
e. Anemia megaloblastik
Penyebab:
- Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan
defisiensi asam folat
- Malnutrisi, malabsorbsi, penurunan
infeksi parasit, penyakit usus dan
keganasan, agen kemoterapeutik,
infeksi cacing pita, makan ikan segar
yang terinfeksi, pecandu alkohol.
2.Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi
jumlah sel darah merah disebabkan oleh
destruksi sel darah merah:
- Pengaruh obat-obatan tertentu
- Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma
multiple, leukemia limfositik kronik
- Reaksi transfusi
- Malaria
Tanda dan Gejala
Lemah, letih, lesu dan lelah
Sering mengeluh pusing dan mata
berkunang-kunang
Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir,
lidah,
kulit dan telapak tangan menjadi pucat.
Manifestasi klinis
Anemia aplastik: ptekie, ekimosis, epistaksis, ulserasi oral, infeksi
bakteri, demam, anemis, pucat, lelah, takikardi.
KadarHb.
Kadar Hb <10g/dl. Konsentrasi
hemoglobin eritrosit rata-rata < 32%
(normal: 32-37%), leukosit dan
trombosit normal, serum iron
merendah, iron binding capacity
meningkat.
Kelainan laborat sederhana untuk masing-
masing tipe anemia :
Anemia defisiensi asam folat :
makro/megalositosis
Anemia hemolitik : retikulosit
meninggi, bilirubin indirek dan
total naik, urobilinuria.
Anemia aplastik : trombositopeni,
granulositopeni, pansitopenia, sel patologik
darah tepi ditemukan pada anemia aplastik
karena keganasan.
Penatalaksanaan
Anemia pasca perdarahan: transfusi
darah. Pilihan kedua: plasma ekspander
atau plasma substitute. Pada keadaan
darurat bisa diberikan infus IV apa saja.
Anemia defisiensi: makanan adekuat,
diberikan SF 3x10mg/kg BB/hari. Transfusi
darah hanya diberikan pada Hb <5 gr/dl.
Anemia aplastik: prednison dan
testosteron, transfusi darah, pengobatan
infeksi sekunder, makanan dan istirahat.
Diagnosa Keperawatan
1.Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan
suplai dan kebutuhan oksigen.
tujuan : Setelah dilakukan askep .... jam Klien
dapat menunjukkan toleransi terhadap
aktivitas dgn KH:
Klien mampu aktivitas minimal
Kemampuan aktivitas meningkat secara
bertahap
Terapi aktivitas :
Kaji kemampuan ps melakukan aktivitas
Jelaskan pada pasien manfaat aktivitas
bertahap
Evaluasi dan motivasi keinginan pasien u/
meningktkan aktivitas
Tetap sertakan oksigen saat aktivitas.
Monitoring aktifitas
Pantau pasien sebelum, selama, dan setelah
aktivitas selama 35 menit.
Energi manajemen
Rencanakan aktivitas saat pasien mempunyai
energi cukup untuk melakukannya.
Bantu klien untuk istirahat setelah aktivitas.
Manajemen nutrisi
Monitor intake nutrisi untuk memastikan
kecukupan sumber-sumber energi
Emosional support
Berikan reinfortcemen positip bila pasien
mengalami kemajuan
2.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d inadekuat intake
makanan.
tujuan Setelah dilakukan asuhan
keperawatan
jam klien menunjukan status nutrisi
adekuat dengan KH:
BB stabil, tingkat energi adekuat
masukan nutrisi adekuat
Sambungan .
Manajemen Nutrisi
Kaji adanya alergi makanan.
Kaji makanan yang disukai oleh klien.
Kolaborasi team gizi untuk penyediaan nutrisi
Anjurkan klien untuk meningkatkan asupan
nutrisi TKTP dan banyak mengandung vitamin C
Yakinkan diet yang dikonsumsi mengandung
cukup serat untuk mencegah konstipasi.
Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori.
Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.
Sambungan..
Monitor Nutrisi
Monitor BB jika memungkinkan
Monitor respon klien terhadap situasi yang
mengharuskan klien makan.
Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak
bersamaan dengan waktu klien makan.
Monitor adanya mual muntah.
Kolaborasi untuk pemberian terapi sesuai order
Monitor adanya gangguan dalam input makanan
misalnya perdarahan, bengkak dsb.
Monitor intake nutrisi dan kalori.
Monitor kadar energi, kelemahan dan kelelahan.
3.Perfusi jaringan tidak efektif b.d perubahan
ikatan O2 dengan Hb, penurunan konsentrasi
Hb dalam darah.
tujuan Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama jam perfusi
jaringan klien adekuat dengan KH :
- Membran mukosa merah muda
- Conjunctiva tidak anemis
- Akral hangat
- TTV dalam batas normal
perawatan sirkulasi : arterial insuficiency
Lakukan penilaian secara komprehensif
fungsi sirkulasi periper. (cek nadi priper,oedema,
kapiler refil, temperatur ekstremitas).
Evaluasi nadi, oedema
Inspeksi kulit dan Palpasi anggota badan
Kaji nyeri
Atur posisi pasien, ekstremitas bawah lebih
rendah untuk memperbaiki sirkulasi.
Berikan therapi antikoagulan.
Rubah posisi pasien jika memungkinkan
Monitor status cairan intake dan output
Berikan makanan yang adekuat untuk
menjaga viskositas darah