psikoaktif yang menyebabkan gangguan kesadaran, kognisi, persepsi, afek, perlaku, fungsi, dan repon psikofisiologis. Intoksikasi arsen adalah kondisi masuknya senyawa arsen melalui mulut, inhalasi dan kulit yang menyebabkan ketidaknormalan mekanisme dalam tubuh bahkan sampai dapat menyebabkan kematian. Senyawa Arsen diabsorbsi melalui mukosa usus dengan masa paruh ekskresi 3-5 hari. Akibat ekskresi yang lambat maka Arsen dalam tubuh akan berakumulasi. Arsen bersifat sitotoksik. Arsen merupakan racun protoplasmik dengan efektoksik ganda, dengan cara mempengaruhi respirasi sel yang akan berikatan dengan gugus sulfhidril (SH) padadihidrolipoat, Senyawa arsen mempunyai tempat predileksi pada endotel pembuluh darah, khususnya di daerah splanknik dan menyebakan vasodilatasi patologi. Efek lokal arsen pada kapiler menyebabkan serangkaian respons mulai dari kongesti, stasis serta trombosis sehingga menyebabkan nekrosis dan iskemia jaringan. Gejala awal keracunan arsen akut yaitu geja gastro-intstinal hebat Kematian keracunan akut terjadi akibat dehidrasi jaringan dan syok hipovolemik secara inhalasi akan terjadi hemolisis hebat serta penekanan terhadap SSP dengan gejala menggigil, demam, muntah, nyeri punggung, ikteris, anemia dan hipoksia, kadang-kadang disertai kejang. Kematian terjadi karena kegagalan kardio- respirasi. Pada keracunan kronik, korban tampak lemah, pigmentasi kulit yang berwarna kuning coklat, Rambut jarang tumbuh. Pigmentasi bintik-bintik halus berwarna coklat, umumnya terlihat pada pelipis, kelopak mata dan leher, keratosis arsenik Gejala lain yang tidak khas seperti malaise, berat badan menurun, mata berair, fotofobi, pilek kronis, mulut kering, dsb Pendeteksian adanya racun dilakukan terhadap sampel urin, isi lambung, darah perifer, dan rambut (dicabut dari pangkalnya). Bahan pemeriksaan yang digunakan korban keracunan yang meninggal dapat diambil darisemua organ, Pada korban hidup bahan pemeriksaan adalah muntahan, urin, tinja, bilas lambung, darah, rambut, dan kuku. Selain bahan-bahan tersebut, sebagai pembanding dapat juga dilakukan pemeriksaan atas bahan makanan, minuman, obat-obatan yang dicurigai. Pemeriksaan toksikologi metode kolorimetrik maupun atomic absorption spectroscopy, yang mendeteksi total arsen. Arsen biasanya dapat terdeteksi dalam 2-4 jam setelah masuk secara per oral, dan dapat ditemukan hingga 10-12 hari. Pemeriksaan korban mati keracunan akut maka saat pemeriksaan luar ditemukan tanda-tanda dehidrasi. Pada pembedahan jenazah ditemukan tanda-tanda iritasi lambung, mukosa berwarna merah, kadang-kadang dengan perdarahan (flea bitten appearance), dan area lain bengkak. Pada korban mati karena keracunan senyawa korban cepat meninggal selain menghirup arsen, akan terlihat tanda-tanda kegagalan kardio- respirasi akut. Bila meninggalnya lambat, dapat ditemukan ikterus dengan anemia hemolitik. Apabila korban mati karena keracunan kronik pada pemeriksaan luar tampak keadaan gizi buruk, melanosis arsenik, keratosis arsenikdan Kuku memperlihatkan Mees lines pada bagian kuku yang tumbuh dan dasar kuku. keracunan akut melakukan bilas lambung atau dekontaminasi usus dengan FeSO4 sehingga terbentuk feri-arsenat yang larut dalam air bilas berulang-ulang, atasi syok dan dehidrasi dengan terapi cairan via iv line, jangan diberikan minuman karena akan merangsang terjadinya muntah-muntah lebih lanjut, Pemberian antidotum arsen yaitu B.A.L (dimekaprol), Pemberian morfin dapat dipertimbangkan untuk mengurangi rasa nyeri. Pada keracunan arsen dapat dilakukam transfusi darah apabila korban terlihat anemia berat atau terdapat gejala sistemik berupa hipotensi, kekacauan mental, koma, oliguria dan atau asidosis laktat, pemberian oksigen untuk atasi hipoksia, pemberiam Monotiol/ditiol dapat mencegah hemolisis sel darah merah bila segera diberikan setelah terkena racun, dapat diberikan terapi simptomatik lainnya. Prognosis pada kasus intoksikasi arsen dipengarhui oleh berapa banyak jumlah toksin yang ada di dalam tubuh dan seberapa cepat penaganan pasien .