yang terdapat dalam tanaman yang memberikan cita rasa, aroma dan warna yang khas pada tanaman tersebut. Beberapa khasiat senyawa fitokimia tersebut berfungsi sebagai antioksidan, meningkatkan sistem kekebalan, mengatur tekanan darah, menurunkan kolesterol, serta mengatur kadar gula darah Secara biologis, pengertian antioksidan adalah senyawa yang dapat menangkal atau meredam dampak negatif oksidan. Antioksidan alami yang terdapat pada sayur dan buah segar yang merupakan antioksidan terbaik, selain itu antioksidan dalam bentuk suplemen dapat dikonsumsi setiap hari. Konsumsi vitamin A, C dan E sebagai antioksidan dapat mencegah penuaan dini dan diberikan sesuai kebutuhan. Dalam tubuh antioksidan diharapkan juga mampu menghambat proses oksidasi. Proses oksidasi yang terjadi secara terus-menerus dapat menimbulkan berbagai penyakit dan penuaan dini. RADIKAL BEBAS Radikal bebas adalah atom, molekul atau senyawa yang dapat berdiri sendiri yang mempunyai elektron tidak berpasangan, oleh karena itu bersifat sangat reaktif dan tidak stabil. Cara terbentuknya radikal bebas adalah secara in-vivo dan in-vitro dengan proses sebagai berikut : (1)pemecahan satu molekul normal secara homolitik menjadi dua, hal ini memerlukan tenaga yang tinggi dari sinar ultraviolet, panas, dan radiasi ion, (2) kehilangan satu elektron dari molekul normal, (3) penambahan elektron pada molekul normal. Sumber Radikal Bebas Sumber radikal bebas bisa berasal dari dalam tubuh (endogen), bisa pula berasal dari luar tubuh (eksogen). Secara endogen, sebagai respon normal dari rantai peristiwa biokimia dalam tubuh, radikal bebas yang terbentuk dan berpengaruh di dalam sel (intrasel) maupun ekstrasel. Secara eksogen, sumber radikal bebas berasal dari bermacam-macam sumber diantaranya adalah polutan, berbagai macam makanan dan minuman, radiasi, ozon dan pestisida. Mekanisme Kerja Tahapan reaksi pembentukan radikal bebas secara umum mirip dengan rancidity oxidative. Yaitu melalui 3 tahapan reaksi yaitu inisiasi, propagasi dan terminasi, dengan mekanisme kerja. Mekanisme kerja sebagai berikut : a. Tahap inisiasi, merupakan awal pembentukan radikal bebas b. Tahap Propagasi, merupakan awal pemanjangan rantai radikal atau reaksi c. Tahap terminasi, yaitu senyawa radikal yang bereaksi dengan radikal lain atau dengan penangkap radika Antioksidan Sintetik Farmakologi Antioksidan Menurut Dr. Kenneth H. Cooper ada 4 langkah terapi farmakologi aktioksidan yang bisa dilakukan untuk melawan radikal bebas dalam tubuh : 1. Berolahraga dengan intensitas rendah, pada keadaan normal radikal bebas terbentuk secara amat perlahan kemudian dinetralisir oleh antioksidan yang ada dalam tubuh. 2. Mengkombinasi beberapa aktioksidan setiap hari, dapat dikeahui campuiran antioksidan ada beraneka ragam bergantung pada usia, jenis kelamin, dan tingkat kegiatan serta bobot badan 3. Mengatur diet dan memasak secara benar agar antioksidan dalam makanan tidak rusak 4. Bergaya hidup bebas dari radikal bebas, seperti : - Berhadapan denga kebiasaan pribadi yang sudah berakar kuat. Contohnya : merokok - Mengatasi ber bagai hambatan yang tampaknya sulit teratasi. Contohnya :pencemaran udara ditempat hidup atau kerja Mekanisme berbagai senyawa antioksidan
Mekanisme antioksidan dalam menghambat
oksidasi atau menghentikan reaksi berantai pada radikal bebas dari lemak yang teroksidasi, dapat disebabkan oleh 4 (empat) macam mekanisme reaksi yaitu: a. Pelepasan hidrogen dari antioksidan b. Pelepasan elektron dari antioksidan c. Addisi asam lemak ke cincin aromatik pada antioksidan. d. Pembentuk senyawa kompleks antara lemak dan cincin aromatik dari antioksidan. a. Flavonoid Flavonoid merupakan pembersih radikal bebas yang efektif secara in vitro. Mekanisme pencegahan timbulnya kanker oleh senyawa flavonoid diantaranya adalah 1) Stimulasi aktivitas enzim-enzim detoksifikasi fase II ( Kong et al., 2001 ; Walle dan Walle, 2002). Enzim-enzim detoksifikasi fase II akan mengkatalisis reaksi yang meningkatkan ekskresi senyawa toksik atau bahan kimia karsinogenik dalam tubuh. 2) Menjaga aturan siklus sel yang normal (Chen et al., 2004 ; Wang et al., 2004). Jika DNA mengalami kerusakan, siklus sel akan berhenti pada titik tempat terjadinya kerusakan sehingga memberi kesempatan pada DNA untuk melakukan mengaktifkan jalur yang membawa pada kematian sel jika kerusakan tersebut tidak dapat diperbaiki (Stewart et al., 2003) Lanjutan. 3) Menghambat proliferasi dan menginduksi apoptosis ( Sah et al., 2004 ; Kavanagh et al., 2001 ; Ramos, 2007). 4) Menghambat invasi tumor dan angiogenesis (Bagli et al., 2004 ; Kim, 2003). Dengan bantuan enzim-enzim matrixmetalloproteinases sel-sel kanker akan menyerang jaringan normal. 5) Mengurangi terjadinya peradangan (inflasi) (Sakata et al., 2003 ; Cho et al., 2003). Peradangan ini bisa terjadi akibat produksi radikal bebas secara local oleh enzim-enzim inflamasi. b. Karotenoid
Dalam tanaman , karotenoid memiliki fungsi
antioksidan adalah sebagai inaktivasi singlet oksigen, suatu oksidan yang terbentuk selama fotosintesis. Pada proses dalam membersihkan singlet oksigen, karoten mengabsorpsi ekses enenrgi dari singlet oksigen dan kemudian melepaskannya sebagai panas. Karotenoid diperlukan dalam mempertahankan jaringan tanaman karena singlet oksigen dapat terbentuk selama fotosintesis. Adapun peranan antioksidan -karoten dalam sel imun diantaranya adalah -karoten dapat menghambatfagosit dari kerusakan oto-oksidatif, meningkatkan respon proliferasi limfosit T dan B, menstimulasi efektor fungsi sel T Aktivitas antioksidan merupakan kemampuan suatu bahan yang mengandung antioksidan untuk bisa meredam senyawa radikal bebas yang ada disekitarnya. Aktivitas antioksidan diukur dengan menggunakan metode DPPH. DPPH adalah senyawa radikal bebas yang stabil. Menurut Nishizawa et all. (2005) bahwa DPPH telah diketahui manfaatnya sebagai penentuan aktivitas antioksidan untuk menguji aktivitas antioksidan radikal dari vitamin yang bersifat antioksidatif dan komponen aromatik polyhydroxy.