Kelas : X-6
No. Urut : 13
BAB 1
SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU
A. HAKIKAT SOSIOLOGI
Definisi Sosiologi
Tujuan Sosiologi:
Meningkatkan daya dan kemampuan manusia
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Syarat interaksi ada 2,
yaitu:
Kontak
Komunikasi
Definisi sosiologi menurut para ahli:
Charles Ellwood mengemukakan bahwa sosiologi
merupakan pengetahuan yang menguraikan hubungan
manusia dan golongannya, asal dan kemajuannya, bentuk
dan kewajibannya.
Gustav Ratzenhofer mengemukakan bahwa sosiologi
merupakan pengetahuan tentang hubungan manusia
dengan kewajibannya.
Herbert Spencer mengemukakan bahwa sosiologi
mempelajari tumbuh, bangun, dan kewajiban masyarakat.
Emile Durkheim menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu
yang mempelajari fakta sosial : cara bertindak, berpikir dan
berperasaan yang ada diluar individu.
Max Weber menyatakan bahwa sosiologi mempelajari
tindakan-tindakan sosial.
Pitirim A. Sorokin mengatakan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu
yang mempelajari hubungan timbal balik antara aneka macam
gejala sosial dan non-sosial, dan ciri-ciri umum dari semua jenis
gejala sosial.
William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff mendefinisikan sosiologi
sebagai ilmu tentang penelitian ilmiah terhadap interaksi sosial
dan hasilnya adalah organisasi sosial.
Joseph Roucek dan Warren mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu
yang mempelajari hubungan antarmanusia di dalam kelompok.
Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi mengatakan bahwa
sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan
proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.
Soerjono Soekanto : Ilmu yang mempelajari masyarakat dalam
keseluruhannya dan hubungan antar orang dalam kelompok.
Mayor Polak menyatakan bahwa sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan yang
mempelajari masyarakat sebagai
keseluruhan, yakni manusia dengan
manusia, manusia dengan kelompok,
kelompok dengan kelompok.
Hasan Shadily menyatakan bahwa sosiologi
merupakan ilmu yang mempelajari hidup
bersama dalam masyarakat dan
menyelidiki ikatan-ikatan antarmanusia
yang menguasai kehidupan itu.
Pokok Bahasan Sosiologi
Emile Durkheim
Menurut Durkheim, pokok pembahasan sosiologi adalah fakta-fakta
sosial. Yang dimaksud dengan fakta sosial adalah pola-pola yang
mempengaruhi cara manusia bertindak, berpikir, dan merasa.
Max Weber
Menurut Weber, pokok kajian sosiologi adalah tindakan sosial. Namun,
tidak semua tindakan manusia dapat dianggap sebagai tindakan
sosial.
Wright Mills
Pokok bahasan sosiologi menurut C. Wright Mills terkenal dengan
sebutan khayalan sosiologis.
Peter L. Berger
Pokok pembahasan sosiologi menurut Berger adalah pengungkapan
realitas sosial.
B. Sosiologi Sebagai Ilmu
Pengetahuan
Ciri sosiologi sebagai ilmu pengetahuan:
Sosiologi bersifat empiris : Didasarkan pada hasil
observasi, tidak spekulatif, menggunakan akal
sehat.
Sosiologi bersifat teoritis : Menyusun abstraksi
dari hasil observasi.
Sosiologi bersifat kumulatif : Didasarkan pada
teori sebelumnya dalam arti memperbaiki,
memperluas dan memperhalus teori lama.
Sosiologi bersifat non-tis : Menjelaskan fakta-fakta
secara analitis.
Metode-Metode Sosiologi
1. Metode Kualitatif mengutamakan cara kerjanya dengan mendeskripsikan hasil penelitian
berdasarkan penilaian-penilaian terhadap data yang diperoleh.
2. Metode Kuantitatif mengutamakan keterangan berdasarkan angka atau gejala yang diukur
dengan skala, indeks, tabel, atau uji statistik.
Peran sosiolog :
Sosiolog sebaga ahli riset : Mencari data tentang kehidupan sosial
Sosiolog sebagai konsultan kebijakan : Ramalan sosiologi dapat membantu
memperkirakan pengaruh kebijakan sosial
Sosiolog sebagai teknisi : Memberi saran-saran
Sosiolog sebagai guru/pendidik : Dalam menyingkapn suatu fakta, seorang
sosiolog harus bersikap netral dan objektif
F. Realitas Sosial
Internalisasi : Keteraturan yang diwariskan ke generasi
berikutnya.
Eksternalisasi: Perubahan dari luar.