Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN KASUS

TB ANAK
PEMBIMBING :
dr. Arief Wijaya Rosli, Sp. A

OLEH :
Almira Yulianingrum
(201520401011156)

SMF ANAK
RSU HAJI SURABAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
2016
BAB I

TINJAUAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. MQ Nama ayah : Tn. MAK
Usia : 22 bulan Umur : 31 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki Agama : Islam
Alamat : Nginden IV Pekerjaan : Wiraswasta
C No. 35, Pendidikan : SMA
SBY Alamat : Nginden IV C No. 35, SBY
Tanggal lahir : 2 Feb 2015 Nama ibu : Ny. IQN
Tanggal poli : 14 Des 2016 Umur : 31 tahun
No. DMK : 791882 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat : Nginden IV C No. 35, SBY
ANAMNESIS

Batuk

4
RPS
batuk sejak 3 minggu yang lalu. Batuk hilang timbul, tidak memberat pada
waktu tertentu, ibu pasien tidak mengetahui pemicu terjadinya batuk karena
bisa terjadi setiap saat, batuk makin lama makin terasa lebih berat dari
sebelumnya. Batuk berdahak (+) tetapi pasien susah untuk mengeluarkan
dahaknya, lendir (-), darah (-), sesak (-).
Pasien juga demam sejak 3 minggu yang lalu, bersamaan dengan batuknya.
Demam hanya sumer-sumer biasa, dari awal muncul hingga saat ini tidak
pernah demam tinggi. Sumer hilang timbul, menurun terutama saat diberi
obat paracetamol, lalu terasa sumer kembali saat tidak minum obat.
Pasien sering berkeringat pada malam hari.
Keluhan lain disangkal seperti mual dan muntah (-), diare (-), kejang (-),
kesakitan atau menangis saat kencing (-), nyeri atau keluar cairan dari
telinga (-), mimisan atau perdarahan (-), gusi berdarah (-).
Penurunan BB (-), BB cenderung tetap (BB bulan Oktober 8,2 kg, November
dan Desember 8,5 kg).
Nafsu makan berkurang semenjak sakit, minum (+)
BAB (+) dan BAK (+)
Ibu pasien sudah membawa berobat ke dokter sebelumnya, tetapi kondisi
tetap tidak membaik
RPD RSos
o Pasienbelum pernah sakit seperti o Tinggaldi perumahan, keadaan rumah &
ini sebelumnya sanitasi baik.
o Riwayat alergi disangkal o Pasien sehari-hari diasuh oleh ibunya di
o Riwayat asma (-) rumah.
o Makanan di rumah dibuat di dapur
pribadi dengan peralatan yang telah
dicuci dan menggunakan kompor gas.

RPK
o Ayah pasien menderita TB paru sejak 1
bulan yang lalu dan sedang dalam masa
pengobatan, sebelumnya tidak pernah
Ayah TB positif sejak 1 bulan menggunakan masker saat batuk.
yang lalu dan sedang dalam o Pasientidur sekamar dengan kedua
pengobatan orang tuanya.
Riwayat alergi (-) o Saat
tidur malam ibu pasien sering
Riwayat asma (-) menggunakan semprotan atau obat
nyamuk elektrik untuk membasmi
nyamuk.
R. KEHAMILAN :
Ibu rutin kontrol kehamilan (ANC), Ibu tidak menderita sakit tertentu sewaktu hamil, tidak
minum jamu-jamuan, hanya minum vitamin kehamilan dari puskesmas, tidak pernah mengalami
trauma.
RIWAYAT IMUNISASI

8
PEMERIKSAAN FISIK
GENERAL STATUS

STATUS GIZI STATUS UMUM

9
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala/Leher : Thorax :
Normochest, simetris, retraksi
Anemis (-), Ikterus (-), (-/-), pembesaran kelenjar limfe
Cyanosis (-), Dyspnea (-) axial (-)
Mata cowong : -/- Pulmo Vesikuler +/+, Rhonki
PCH (-) basah kasar +/+ pada apeks paru,
Lidah kotor (-) Wheezing -/-
Faring hiperemi (-) Cor S1 S2 normal, mumur (-),
Pembesaran kelenjar limfe gallop (-)
leher (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen : Genital :
Perlengketan preputium (-),
Inspeksi : Flat, simetris pembesaran kelenjar limfe
Auskultasi : Bising usus (+) inguinal (-)
normal
Palpasi : Supel, distensi (-),
H/L/R tidak teraba, turgor
baik (+)
Perkusi : Timpani,
meteorismus (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Ekstremitas : Status neurologis :
Meningeal Sign : -
CRT < 2 detik
Pupil : PBI, 3mm/3mm
Akral hangat : +/+
Reflek fisiologis : dbn
+/+
Reflek patologis : (-)
Oedem : -/-
Klonus : -
-/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG

(09/12/2016)
TES TUBERKULIN : 12 mm positif

(07/12/2016)
PEMERIKSAAN RADIOLOGI :
Pemeriksaan foto thorax PA/lateral
Mendukung proses TB paru

13
SKORING TB

3
1

1
1
0

1
9
15
RESUME
An. MQ, laki-laki, 22 bulan
Batuk sejak 3 minggu yll, hilang timbul., berdahak (+) namun
pasien susah untuk mengeluarkan dahaknya, makin lama
makin memberat
Sumer bersamaan dgn batuk
Keringat malam hari
Nafsu makan menurun
Pasien sudah berobat ke dokter dan rumah sakit
sebelumnya, tetapi kondisi tetap tidak membaik.
Riw. kontak dgn TB paru dewasa (+) Ayah TB positif sejak
1 bulan yll, sedang dalam pengobatan
BB 8,5 kg (tetap)
Ronkhi basah kasar +/+ (apeks paru)
Pemeriksaan radiologi Mendukung proses TB paru (+)
Skoring TB = 9

16
DAFTAR MASALAH
Batuk kronik 3 minggu
Subfebris

DIAGNOSIS KERJA
Tuberkulosis paru

PLANNING DIAGNOSIS
-
PLANNING THERAPY
Rifampisin 15 mg/kgBB/hari
INH 10 mg/kgBB/hari
Pirazinamid 35 mg/kgBB/hari
Paracetamol syrup 125mg/5ml

PLANNING MONITORING
Keluhan pasien (batuk, nafsu makan, demam, BB)
Vital sign
Efek samping obat
PLANNING EDUCATION PROGNOSIS
Memberikan penjelasan pada pasien dan
keluarga pasien mengenai penyakit yang Dubia ad bonam
diderita pasien
Memberikan penjelasan tentang terapi
yang diberikan
Memberikan edukasi pada pasien untuk
menjaga kesehatan agar daya tahan
tubuh baik
Memberikan edukasi mengenai asupan
kalori dan cairan yang adekuat
Memberikan penjelasan mengenai
prognosis pasien
Memberitahukan untuk kembali lagi
kontrol setelah minum obat selama 2
minggu.
PEMBAHASAN

20
Diagnosis pada laporan kasus ini
ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang yang
dilakukan.
ANAMNESIS
DEFINISI

Pasien adalah TUBERKULOSIS ANAK :


seorang anak laki- Penyakit menular yang
laki berumur 22 terjadi pada anak usia 0-
bulan datang dengan 14 tahun akibat infeksi
keluhan batuk 3 kuman Mycobacterium
minggu. Tuberculosis, bersifat
sistemik sehingga dapat
mengenai hampir semua
organ tubuh dengan lokasi
terbanyak di paru (lokasi
infeksi primer).
22
ETIOLOGI
batang lengkung, gram +, pleiomorfik,
taidak bergerak, ukuran panjang 1-4 m &
tebal 0.30.6 m, tak berspora.

tumbuh pd media sintetis yg mengandung


gliserol sumber karbon & garam ammonium
sumber nitrogen.

37-41 C
Dinding sel kaya lipid menimbulkan
resistensi terhadap daya bakterisid
antibodi dan komplemen

Bakteri tahan asam pewarnaan khusus yg


sangat kuat mengikat zat warna tsb shg tak
dapat dilunturkan walaupun menggunakan
Mycobacterium
asam alkohol Tuberculosis
Aerob obligat
ANAMNESIS
Gejala Sistemik
Berkurangnya BB 2 bulan
berturut-turut tanpa sebab yg
jelas atau gagal tumbuh Gejala Pasien
Demam tanpa sebab jelas, Demam lama ( 2 minggu)
terutama jika berlanjut sampai 2
minggu. Batuk lama ( 3 minggu)
Batuk kronik ( 3 minggu) dengan Anoreksia
atau tanpa wheeze Tidak ada kenaikan BB
Anoreksia Ayah TB paru (+)
Malaise
Diare persisten (> 2 minggu)
Riwayat kontak dg TB Paru dewasa

24
CARA PENULARAN

Sumber penularan Ayah terdiagnosis


Riwayat kontak dengan TB (+) 1 bulan yang
pasien TB paru BTA lalu dan sedang
(+), baik dewasa dalam pengobatan
maupun anak
PEMERIKSAAN FISIK

Pembesaran kelenjar limfe


leher, aksila, inguinal Pemeriksaan fisik pada
Pembengkakan progresif Pasien
atau deformitas tulang, Auskultasi rhonki
sendi, lutut, falang. basah kasar +/+
Uji tuberkulin. Positif pd Uji tuberkulin (+)
anak dg TB Paru. indurasi 12 mm
Pengukuran BB/U atau Gizi kurang
BB/PB atau TB.

27
TUBERKULIN TEST

28
Tuberkulin test = Positif (12 mm)

HASIL INDURASI PENAFSIRAN


Negatif 0-4 Tidak ada infeksi
Sedang dalam masa
inkubasi
Anergi
Positif meragukan 5-9 Infeksi M. Atipik
BCG
Infeksi TB alamiah
Kesalahn teknis
Positif 10-14 Infeksi TB alamiah
BCG
Infeksi M. Atipik
15 Sangat mungkin infeksi
TB alamiah
Kurva Z score

BB= 8,5 Kg
Umur =22 bln
Z score -3 SD
Status gizi
kurang
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Secara umum, gambaran radiologis yang
menunjang TB adalah sebagai berikut :
Pembesaran kelenjar hilus atau
paratrakeal dengan atau tanpa infiltrat
(visualisasinya selain dengan foto thoraks
AP, harus disertai foto thoraks lateral)
Konsolidasi segmental/lobar
Efusi pleura
Milier
Atelektasis Kesimpulan :
Kavitas penebalan kelenjar hilus atau
Kalsifikasi dengan infiltrate paratrakeal disertai dg infiltrat di
kedua lapang paru
Tuberkuloma
SKORING TB

3
1

1
1
0

1
9
32
Skoring TB = 9
Alogaritma
Tatalaksana
TB Anak

34
Terapi Non-Farmakologis
Pemberian nutrisi yang adekuat
Bed rest

Terapi Farmakologis
Prinsip pengobatan TB anak:
OAT diberikan dalam bentuk kombinasi minimal 3
macam obat untuk mencegah terjadinya
resistensi obat dan untuk membunuh kuman
intraseluler dan ekstraseluler. Obat yang
diberikan adalah rifampisin, INH, pirazinamid
Waktu pengobatan TB pada anak 6-12 bulan.
Pengobatan TB pada anak dibagi dalam 2 tahap

35
KOMBINASI DOSIS TETAP (KDT)
Keterangan :
R: Rifampisin; H: Isoniasid; Z: Pirazinamid
Bayi di bawah 5 kg pemberian OAT secara terpisah, tidak dalam
bentuk kombinasi dosis tetap, dan sebaiknya dirujuk ke RS
rujukan.
Apabila ada kenaikan BB maka dosis/jumlah tablet yang diberikan,
menyesuaikan berat badan saat itu.
Untuk anak obesitas, dosis KDT menggunakan berat badan ideal
(sesuai umur).
OAT KDT harus diberikan secara utuh (tidak boleh dibelah,
dan tidak boleh digerus).
Obat dapat diberikan dengan cara ditelan utuh, dikunyah/dikulum
(chewable), atau dimasukkan air dalam sendok ( dispersable).
Obat diberikan pada saat perut kosong, atau paling cepat 1 jam
setelah makan.
Apabila OAT lepas diberikan dalam bentuk puyer, maka semua
obat tidak boleh digerus bersama dan dicampur dalam satu puyer.
TERAPI
Sehingga pasien
dengan berat
badan 8,5 kg dapat
diberikan Isoniazid
dengan dosis
maksimal 300 mg/
hari, Rifampisin
500 mg/hari, dan
Pirazinamid 1000
mg/hari.
Rifampisin 15
mg/kgBB/hari
INH 10 mg/kgBB/hari
Pirazinamid 35
mg/kgBB/hari
Paracetamol syrup
125mg/5ml

38
Pemantauan Pengobatan Pasien TB
Anak
Pada fase intensif pasien TB anak kontrol tiap minggu, untuk
melihat kepatuhan, toleransi dan kemungkinan adanya efek
samping obat.
Pada fase lanjutan pasien kontrol tiap bulan.
Setelah diberi OAT selama 2 bulan, respon pengobatan pasien
harus dievaluasi. Respon pengobatan dikatakan baik apabila
gejala klinis berkurang, nafsu makan meningkat, berat badan
meningkat, demam menghilang, dan batuk berkurang.
Respon pengobatan baik pemberian OAT dilanjutkan sampai 6
bulan.
Respon pengobatan kurang atau tidak baik pengobatan TB
tetap dilanjutkan tetapi pasien harus dirujuk ke sarana yang lebih
lengkap.
39
Pemantauan Pengobatan Pasien TB
Anak
Setelah pemberian obat selama 6 bulan, OAT dapat dihentikan
dengan melakukan evaluasi baik klinis maupun pemeriksaan
penunjang lain seperti foto toraks.
Meskipun gambaran radiologis tidak menunjukkan perubahan
yang berarti, tetapi apabila dijumpai perbaikan klinis yang nyata,
maka pengobatan dapat dihentikan dan pasien dinyatakan selesai.
Jika anak tidak minum obat >2 minggu di fase intensif atau > 2
bulan di fase lanjutan DAN menunjukkan gejala TB, beri
pengobatan kembali mulai dari awal.
Jika anak tidak minum obat <2 minggu di fase intensif atau <2
bulan di fase lanjutan DAN menunjukkan gejala TB, lanjutkan
sisa pengobatan sampai selesai.

40

Anda mungkin juga menyukai