Anda di halaman 1dari 37

Oleh: dr.

Fariz Masyhuri
IDENTITAS
Nama : an. A
Umur : 8 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : melayu
Alamat : Jambi
CM : 08-31-01
Tanggal Masuk : 14 Desember 2016
Tanggal Pemeriksaan : 14 Desember 2016
KU : Batuk (+)
KT : Demam (+)
RPS : Menurut ibunya anak datang dengan
keluhan batuk, batuk sudah 2 minggu yang lalu,
menurut ibu nya anak nya juga mengeluhkan
demam sudah 1 minggu yang lalu dan keluar
bercak-bercak merah, batuk mulai memberat 2 hari
ini, batuk disertai dengan muntah, mual (-), muntah
(-), BAB cair (-).
BB : 7 kg
RPK : Tidak ada yang mengalami sakit yang
sama
R.Pengobatan : belum ada pengobatan sebelum nya
R.Alergi : tidak ada riwayat alergi
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
- Kesadaran : compos mentis
- Kesan sakit : tampak sakit sedang
Tanda Vital
- Suhu : 38,60 C
- Nadi : 12o x/menit,
reguler kuat angkat
- Pernapasan : 56 x/menit
Kepala
Bentuk : normochepal
Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera
ikterus -/-, edema palpebra (-/-)
Hidung : pernapasan cuping hidung (+),
deviasi septum (-), sekret (-/-),
darah (-/-)
Telinga : Normotia, sekret (-/-)
Mulut : bibir kering (+), lidah kotor
(-), perdarahan gusi (-), faring hiperemis (-),
T1/T1
Leher :
Inspeksi : Pembesaran Kelenjar Tiroid (-)
Palpasi : Pembesaran KGB (-)
Thorak :
Inspeksi
Dada : simetris kanan kiri
Retraksi : +/+
Palpasi
Vocal Fremitus : simetris kanan kiri
Dada tertinggal :-/-
Perkusi paru : sonor +/+
Auskultasi
Vesikuler :+/+
Wheezing : +/+
Ronki : +/+
Jantung : BJ I dan II normal, murmur (-), gallops (-)
Abdomen :
Inspeksi : distensi abdomen (-), asites (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : turgor kembali cepat
Perkusi : timpani
Genetalia : sesuai usia pertumbuhan
Ekstremitas :
atas bawah
Sianosis : -/- -/-
Akral dingin : -/- -/-
Udem : -/- -/-
petekie : -/- -/-
Pneumonia
O2 nasal 2 L/i
Ivfd RL 20 gtt/i
Ambroxol 2 x 1 cth
Isoprinosin 3 x cth
Ampicillin 3 x 300 mg
Ceftazidine 2 x 200 mg
Nistatin 3 x 1 cc
DEFINISI
Penyakit Inflamasi pada paru-
paru. digambarkan sebagai
inflamasi yang mengenai
parenkim paru/Inflamasi
alveolar/terisinya alveolar
dengan cairan2

hhtp://Pneumonia-Wikipedia, the free


EPIDEMIOLOGI
Pneumonia merupakan penyebab utama
morbiditas dan mortalitas anak berusia di bawah
lima tahun (balita).2
UNICEF memperkirakan seperlima kematian anak
diseluruh dunia, +3 juta anak balita, meninggal
setiap tahun akibat pneumonia, sebagian besar
terjadi di Afrika dan Asia Tenggara. 3
Menurut survei kesehatan nasional (SKN) 2001,
27,6% kematian bayi dan 22,8% kematian balita
di Indonesia disebabkan oleh penyakit sistem
respiratori, terutama pneumonia. 1
ETIOLOGI
PNEUMONIA INFEKSI: PNEUMONIA INFEKSI/
Bakteri NON-INFEKSI
Virus Pneumonia Aspirasi
Jamur Pneumonia Lipid
Parasit Pneumonia Eosinofilik
Atypical pneumonia Bronkhiolitis
Community Acquired obliterans organizing
Pneumonia pneumonia
Hospital-acquired NON-INFEKSI
pneumonia PNEUMONIA
Ventilator associated Chemical Pneumonia
pneumonia
Severe acute
respiratory syndrome

hhtp://Pneumonia-Wikipedia, the free


ETIOLOGI
Bakteri: Streptococcus pneumoniae (45 %)
Klebsiella pneumonia (25%), Streptococcus group
B(14,5%), E.Coli (12%), pseudomonas sp (10 %).
Haemophilus influenzae tipe B (5-18%),
Staphylococcus aureus (9%), dan Moraxella
catarrhalis (0,9%).
Virus: Sering Respiratory Syncytial Virus (RSV),
Rhinovirus, Adenovirus, Virus Influenza, virus
Parainfluenza. Jarang Cytomegalovirus, Virus
varisela Zoster, herpes simplex virus
Jamur: Histoplasmosis, blastomyces,
Cryptococcus neoformans, Pneumocystis jiroveci,
aspergillosis.1,2,3
ETIOLOGI
Parasit: Toxoplasma gondii, Strongyloides
stercoralis, Hookworm dan Ascariasis
Atipik: Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia
spp, Legionnela pneumofila, dan
Ureaplasma urealyticum.2
BENTUK PNEMONIA
1) community-acquired pneumonia
Pada infant: Streptococcus agalactiae,
Listeria monocytogenes. dll
Anak: Mycoplasma pneumoniae,
Chlamydia spp, Legionnela pneumofila
2) hospital-acquired pneumonia2
FAKTOR RISIKO
Pneumonia yang terjadi pada masa bayi,
berat badan lahir rendah (BBLR)
tidak mendapat imunisasi
tidak mendapat ASI yang adekuat
Malnutrisi
defisiensi vitamin A
tingginya prevalens kolonisasi bakteri patogen
di nasofaring, dan tingginya pajanan terhadap
polusi udara (polusi industri atau asap rokok). 1
MANIFESTASI KLINIS

Gejala infeksi umum; demam, sakit kepala, gelisah,


malaise, penurunan nafsu makan, keluhan
gastrointestinal seperti mual, muntah atau diare,
kadang-kadang ditemukan gejala infeksi
ekstrapulmoner.
Gejala gangguan respiratori: batuk, sesak napas,
retraksi dada, takipnea, napas cuping hidung, air
hunger, merintih, dan sianosis. 1
Pneumokokus masuk kedalam paru melalui
jalan pernafasan secara percikan (droplet).
Proses radang pneumonia dapat dibagi atas 4
stadium :
Stadium Kongesti
Kapiler melebar dan kongesti serta didalam
alveolus terdapat eksudat jernih, bakteri
dalam jumlah banyak, beberapa neutrofil dan
makrofag.
Stadium hepatisasi merah
Lobus dan lobulus yang terkena menjadi padat
dan tidak mengandung udara, warna menjadi
merah dan pada perabaan seperti hepar. Dalam
alveolus didapatkan fibrin, leukosit neutrofil,
eksudat dan banyak sekali eritrosit dan kuman.
Stadium ini berlangsung sangat pendek.
Stadium hepatisasi merah
Lobus dan lobulus yang terkena menjadi padat
dan tidak mengandung udara, warna menjadi
merah dan pada perabaan seperti hepar. Dalam
alveolus didapatkan fibrin, leukosit neutrofil,
eksudat dan banyak sekali eritrosit dan kuman.
Stadium ini berlangsung sangat pendek.
Stadium resolusi :
eksudat berkurang. Dalam adveolus
makrofag bertambah dan leukosit mengalami
nekrosis dan degenerasi lemak. Fibrin
direabsorbsi dan menghilang.
KLASIFIKASI
Gejala klinis sederhana: napas cepat, sesak
napas, dan berbagai tanda bahaya anak
segera dibawa ke pelayanan kesehatan
Tanda bahaya pada anak berusia 2 bulan-5
tahun:
tidak dapat minum, kejang, kesadaran menurun,
stridor, dan gizi buruk
Tanda bahaya untuk bayi berusia di bawah 2
bulan:
malas minum, kejang, kesadaran menurun,
stridor, mengi, dan demam/badan terasa dingin.1
KLASIFIKASI
Bayi dan anak berusia 2 bulan-5 tahun
Pneumonia berat
bila ada sesak napas
harus dirawat dan diberikan antibiotik.
Pneumonia
bila tidak ada sesak napas
ada napas cepat dengan laju napas:
>50 x/menit untuk anak usia 2 bulan-1 tahun
>40 x/menit untuk anak > 1-5 tahun
tidak perlu dirawat, diberikan antibiotik oral.
Bukan pneumonia
bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik, hanya
diberikan pengobatan simptomatis seperti penurun
panas.1
Klasifikasi
Bayi berusia di bawah 2 bulan
Pneumonia
bila ada napas cepat (>60 x/menit) atau sesak
napas
harus dirawat dan diberikan antibiotik.
Bukan pneumonia
tidak ada napas cepat atau sesak napas
tidak perlu dirawat, cukup diberikan
pengobatan simptomatis.1
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah perifer Iengkap:
pneumonia virus dan pneumonia mikoplasma
leukosit normal atau sedikit
pneumonia bakteri didapatkan leukositosis
antara 15.000-40.000/mm3 dengan predominan
PMN
C-Reactive Protein (CRP): sebagai alat
diagnostik untuk membedakan antara faktor
infeksi dan noninfeksi, infeksi virus dan
bakteri, atau infeksi bakteri superfisialis dan
profunda
Uji serologis (ELISA): mendeteksi antigen dan
antibodi pada infeksi bakteri tipik mempunyai
sensitivitas dan spesifisitas yang rendah.1
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan mikrobiologis
spesimen dapat berasal dari usap
tenggorok, sekret nasofaring, bilasan
bronkus, darah, pungsi pleura, atau
aspirasi paru
Anak lebih besar dan remaja dapat dari
sputum (perwarnaan gram atau kultur).
Spesimen yang memenuhi syarat adalah
sputum yang mengandung >25 leukosit
dan <40 sel epitel/lapangan pandang pada
pemeriksaan mikroskopis dengan
pembesaran kecil
PCR
Figure: (A) Shows a lung with
Figure: (A) Gram stain demonstrating
pnemonia under a microscope. The
gram-positive cocci in pairs and chains
alveoli are filled with inflammation and
and
debris
(B) culture positive for Streptococcus
(B) Shows a normal lung under
Pneumoniae.
microscope. The white space are
alveoli that contain air
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Rontgen toraks


Infiltrat interstisial, ditandai dengan peningkatan
corakan bronkovaskular, peribronchial cuffing,
dan hiperaerasi bila berat pachy consolidation.
Infiltrat alveolar konsolidasi paru dengan air
bronchogram. Konsolidasi dapat mengenai satu
lobus disebut dengan pneumonia lobaris, atau
terlihat sebagai lesi tunggal yang biasanya cukup
besar, berbentuk sferis, berbatas tidak tegas, dan
menyerupai lesi tumor paru Round pneumonia.
Bronkopneumonia, ditandai dengan gambaran
difus merata pada kedua paru, berupa bercak-
bercak infiltrat yang dapat meluas hingga daerah
perifer paru, disertai peningkatan corakan
peribronkial.2,5
ACINU
S

NORMAL
N BP
Figure:Right lower lobe consolidation in a patient
with bacterial pneumonia.

Figure:A. Normal chest x-ray. B: Abnormal chest x-ray with shadowing


Figure: A patient with bacterial pneumonia (same patient
From pneumonia in the right lung (with area, left side of image)1 as before) a few days later. This radiograph reveals
progression of pneumonia into the right middle lobe and
the development of a large parapneumonic pleural effusion.
AIR BRONCHOGRAM SIGN ( ABS )
DIAGNOSIS
Diagnosis etiologik berdasarkan pemeriksaan
mikrobiologis dan/atau serologik merupakan dasar
terapi yang optimal
Prediktor paling kuat adanya pneumonia adalah
demam, sianosis, dan lebih dari satu gejala
respiratori sbb: takipnea, batuk, napas cuping
hidung, retraksi, ronki, dan suara napas melemah.2
TATALAKSANA
Pneumonia rawat jalan
antibiotik lini pertama secara oral, misalnya
amoksisilin (25 mg/kgBB) atau kotrimoksazol 4
mg/kgBB TMP-20 mg/kgBB sulfametoksazol
Makrolid, baik eritromisin maupun makrolid
baru
Pneumonia rawat inap

Ampisilin 100 mg /kg BB/hari dalam 4 kali


pemberian atau amokosilin 50 mg/kg bb/hari.
Kloramfenikol 75 mg / kg BB /hari dalam 4 kali
pemberian
o) Untuk kasus pneumonia hospital based :
- Sepotaksim 100 mg.kg BB /hari dalam 2 kali
pemberian
lama pemberian 7-10 hari atausampai 4-5 hari
bebas demam. Pada keadaan pneumonia atipik
(mikoplasma, klamidia diberikan makrolid).
PENCEGAHAN
Periksakan dini pada wanita hamil bakteri
Streptococcus Grup B dan Chlamydia
trachomatis pemberian antibiotik
Suction mulut, tenggorokkan serta hidung
pada bayi dengan aspirasi meconium
Vaksinasi: Influenza, Hib, Pneumokokus. 3,6
KOMPLIKASI
empiema torasis,
perikarditis purulenta,
pneumotoraks,
atau infeksi ekstrapulmoner seperti meningitis
purulenta.2
DAFTAR PUSTAKA
Djauzi, Samsuridjal, Health Today. Pneumonia. Jakarta :
Oktober 2002
Mansjoer, Arief, Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga
Media Aesculapius FK UI. Jakarta : 2002
Staf Pengajar IKA FKUI. Ilmu Kesehatan Anak 3.
infomedika. Jakarta : 1985
Danusantoso, Halim. Ilmu Penyakit Paru. Hipokrates.
Jakarta: 2000
Panduan Pelayanan Medis Departemen Ilmu Kesehatan
Anak RSCM, Jakarta : 2005
SMF Kesehatan Anak RS Persahabatan. Prosedur tetap
tindakan medis dan terapi revisi II. Departemen
Kesehatan RI. Jakarta : 2004.

Anda mungkin juga menyukai