O Fazlur Rahman (16/398309/KT/08304) Implementasi Metode Pengendalian Longsor dan Erosi di Gunung Bawakaraeng, Sulawesi Selatan Daftar Pustaka O Asrib, Ahmad Rifqi, Yanuar J. Purwanto, and S. Sukandi. (2011). Dampak Longsoran Kaldera Terhadap Tingkat Sedimentasi Di Waduk Bili-Bili Provinsi Sulawesi Selatan.Jurnal Hidrolitan.2(3). O Sumaryono, S., & Triyana, Y. D. (2011). Simulasi aliran bahan rombakan di Gunung Bawakaraeng, Sulawesi Selatan.Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi,2(3), 191-202. Permasalahan O Kemiringan lereng antara 30 hingga hampir tegak O Morfologi sungai curam dan mempunyai tingkat erosi samping yang tinggi. O Geologi dibangun oleh endapan vulkanik yang telah mengalami pelapukan berwarna kuning kecoklatan hingga coklat kehitaman, bersifat gembur, dengan ketebalan antara 0,5 3 m.Dengan keberadaan struktur geologi ini menyebabkan kekuatan batuan menjadi berkurang dan cenderung mudah runtuh jika dipicu curah hujan yang tinggi atau getaran yang intensif. Teknik Konservasi O Pembuatan Sabo DAM yang ada di Gunung Bawakaraeng sangat efektif untuk menampung material longsoran dan mencegah dan atau memperlambat potensi debris flow. Pembuatan dam sabo ini menyebabkan lereng sungai menjadi lebih landai sehingga akan memperlambat aliran sungai. O Bangunan pengendali sedimen tersebut adalah berupa Sabo Dam (SD) sebagai pengendali sedimen utama yang mampu menahan pergerakan sedimen dari kaldera dibangun tujuh buah terletak di bagian hulu. Sistem Monev O Sistem monitoring dan evaluasi menggunakan data pengukuran echosounding yang diambil berdasarkan 22 titik cross section di sepanjang area waduk Bili-Bili. Volume sedimentasi waduk yang setiap tahun diukur berdasarkan data echosounding selanjutnya dianalisis dengan luas penampang untuk setiap titik.