Anda di halaman 1dari 49

DIABETIC FOOT

Rini Afyat Basyarahil


111 2015 0063
Pembimbing
Dr. Mahyuddin Rasyid, Sp. B
IDENTITAS PASIEN

Nama Ny. D
Jenis Kelamin Perempuan
Umur 65 Tahun
Pekerjaan -

Status Pernikahan Menikah


Agama Islam

Alamat Jl. Gelora Mandiri Parepare

Tanggal Masuk RS 22 Maret 2017

No. MR 123652
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Luka Pada Kaki Kiri

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien masuk UGD Rumah Sakit A. Makkasau dengan keluhan luka pada kaki
kiri yang dialami sejak 2 bulan SMRS dan memberat sejak 1 minggu SMRS.
Awalnya berupa luka kecil yang tidak sembuh-sembuh, kemudian makin lama
makin melebar hingga berukuran sebesar telur pada kaki kiri. Pasien sudah tidak
merasakan nyeri pada daerah luka sejak 1 bulan terakhir. Sebelumnya pasien
sering merasa kesemutan pada tungkai bawah. Pada kulit sekitar luka disertai
bengkak dan kemerahan sejak 1 bulan yang lalu dan nanah pada luka di kaki
kiri. Pasien juga mengeluhkan demam yang tidak terlalu tinggi dan hilang timbul
sejak beberapa minggu yang lalu.

Pasien mengatakan bahwa nafsu makannya berkurang sejak beberapa tahun


belakangan ini. Nyeri ulu hati (+), mual mutah (-). Riwayat maag (+). BAK :
sering, terutama pada malam hari 5x sejak 2 bulan terakhir, warna kuning,
BAB: Biasa, konsistensi padat, warna kuning kecoklatan.
Riwayat Penyakit Dahulu
Diabetes Melitus (+) sejak 10 tahun yang lalu, tidak
terkontrol
Hipertensi (-)
Merokok (-)
Penyakit jantung (-)

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat Penyakit keluarga : Riwayat DM pada keluarga (+)
(Ibu kandung)
PEMERIKSAAN FISIK

Pernapasan
Sakit Sedang/Gizi
: 22Cukup/Compos
x/menit
Suhu : 37
Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Nadi : 80 x/menit
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Kulit: turgor kulit normal
Kepala : normosefali. Rambut hitam, lurus, mudah dicabut (-).
Mata : simetris kanan kiri, kelopak mata cekung, konjungtiva
anemis -/-, sklera ikterik -/-, kornea jernih, lensa jernih.
Leher : pembesaran KGB (-), trakea ditengah, bentuk simetris
Telinga : Bentuk normal, simetris, liang lapang, serumen (-/-),
hiperemis (-/-)
Hidung : Septum deviasi (-), pernafasan cuping hidung (-),
sekret (-/-)
Tenggorok : faring hiperemis (-), tonsil T1-T1, perdarahan (-)
Mulut : Bibir kering, sianosis (-), lidah bersih
PEMERIKSAAN FISIK
Thorax : Simetris dalam keadaan statis dan
dinamis
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba disela iga ke-V
sedikit medial LMCS, tidak terdapat thrill
Perkusi : Batas kanan Jantung ICS IV LPSD
Batas kiri Jantung ICS V sedikit medial LMCS
Batas pinggang jantung ICS III LPSS
Auskultasi : Bunyi jantung I&II regular, tidak
terdengar bunyi jantung tambahan, murmur (-),
gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Paru
Inspeksi : Bentuk dan pergerakan pernafasan kanan-kiri
simetris
Palpasi : Fremitus taktil simetris kanan-kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler pada seluruh lapangan
paru, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
Abdomen
Inspeksi : Perut datar simetris, ruam kulit (-), benjolan (-),
sikatriks (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak ada
pembesaran
Perkusi : Timpani diseluruh abdomen, nyeri ketok (-)
Auskultasi : Bising usus (+)
Ekstremitas
Atas : Akral hangat +/+, Edema -/-
Bawah : Akral hangat +/+, Edema -/-
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS LOKALIS
Pemeriksaan/regio Pedis Sinistra Pedis Dextra
Inspeksi Terdapat luka terbuka dengan tepi tak Tak tampak kelainan.
rata pada metatarsal sampai digiti I,
berdiameter sekitar 10 cm, batas luka
tak tegas, terlihat adanya pus dan
darah. Tampak hiperemis dan edema
pada pinggir luka serta gagren.

Palpasi Tidak didapati adanya rasa nyeri Tidak didapati adanya kelaian
ketika perabaan halus dan pada sensasi perabaan pada perabaan
penekanan, keluar pus dan darah halus maupun kasar.
ketika di tekan.
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
22 Maret 2017 23 Maret 2017 24 Maret 2017 25 Maret 2017
Hb : 9,49 gr/dL GDS : 368 mg/dL GDS : 349 mg/dL GDS : 122 mg/dL
WBC : 15.700 /mm3 SGOT : 18 U/L
PLT : SGPT : 21 U/L
404.000/mm3 CT : 900
HCT : 27,1 % BT : 215

GDS : 309 mg/dL


Kreatinin : 34 mg/dL
Urea : 0,9 mg/dL
SGOT : 16 U/L
SGPT : 20 U/L
RESUME
Anamnesis
Perempuan 65 tahun dengan keluhan luka pada pedis sinistra sejak
2 bulan terakhir
Luka tersebut dikeluhkan sukar sembuh
Luka dirasakan makin hari makin meluas dan mengeluarkan nanah
disertai darah.
Nyeri tidak dirasakan pada daerah luka sejak 1 bulan terakhir
Anoreksia dan Poliuria sejak 2 bulan terakhir
Parasthesia pada tungkai bawah
Riwayat demam sejak beberapa minggu yang lalu
Riwayat menderita DM 10 tahun yang lalu, tidak terkontrol
Riwayat penyakit yang sama di keluarga (+).
RESUME
PEMERIKSAAN FISIK

Status Lokalis : regio pedis sinistra


Inspeksi :Terdapat luka terbuka dengan tepi tak rata
pada regio pedis (S) metatarsal sampai digiti
I, berdiameter sekitar 10 cm, batas luka tak
tegas, terlihat adanya pus dan darah.
Tampak hiperemis pada pinggir luka dan gangren
pada digiti I
Palpasi : Tidak didapati adanya rasa nyeri ketika
perabaan halus dan pada penekanan, keluar
pus dan darah ketika di tekan.
Pemeriksaan Laboratorium
Hiperglikemik, Lekosistosis
DIAGNOSIS KERJA
Diabetic Foot Sinistra Wagner IV
PENATALAKSANAAN
Rencana Terapi :
IVFD NaCL 0,9% 20 tetes/menit
Anibiotik : Cefobactam 1 gram/12jam/iv
Gastroprotector : Ranitidin 50 mg/8jam/iv
Analgetik : Ketorolac 30 mg/8jam/iv
Antimikroba :Metronidazole 500mg/8jam/iv
GV/Hari
Konsul interna
Tanggal Perjalanan Penyakit Tindakan
22/03/2017 S: luka pada kaki kiri -IVFD NaCL 0,9% 20 tetes/menit
O: KU : Sakit Sedang/ Composmentis -Cefobactam 1gr/12 jam/iv
TD: 110/70 mmHg
N : 80 x/i -Ranitidin 50 mg/ 12jam/ iv
S: 370 C -Ketorolac 30 mg/8jam/iv
Sataus lokalis : Metronidazole500mg/8jam/iv
Pedis (S) : luka terbuka, ukuran 10x10cm,
GV/Hari
darah (+), pus (+), hiperemis (+), edema (+),
gangren (+) -Rencana debridement tanggal 23/3/2017
GDS : 309 mg/dL -Cek Darah Rutin, SGPT/SGOT, Ur/Cr, GDS, CT/BT
A: Diabeik Foot - Konsul interna
23/3/2017 S: luka pada kaki kiri -IVFD NaCL 0,9% 20 tetes/menit
O: KU : Sakit Sedang/ Composmentis - Cefobactam 1gr/12 jam/iv
TD: 120/80 mmHg -Ranitidin 50 mg/ 12jam/ iv
N : 82x/i
-Ketorolac 30 mg/8jam/iv
S: 370C
Sataus lokalis : Metronidazole 500mg/8jam/iv
Pedis (S) : luka terbuka, ukuran 10x10cm, GV/Hari
darah (+), pus (+), hiperemis (+), edema (+), -Rencana debridement tanggal 24/3/2017
gangren (+) Interna :
GDS : 368 mg/dL -Diet DM 1700 kal
A: Diabeik Foot -Lantus 0-0-12
-Novorapid 10-10-8
-Agresil 100mg/12jam/oral
-stator 20 mg/0-0-1/oral
24/3/2017 S: luka pada kaki kiri -IVFD NaCL 0,9% 20 tetes/menit
O: KU : Sakit Sedang/ Composmentis - Cefobactam 1gr/12 jam/iv
TD: 110/60 mmHg
N : 80x/i -Ranitidin 50 mg/ 12jam/ iv
S: 36,80C Metronidazole 500mg/8jam/iv
Sataus lokalis : GV/Hari
Pedis (S) : luka terbuka, ukuran 10x10cm, darah (+),
-Pasien menolak dilakukan operasi
pus (+), hiperemis (+), edema (+), gangren (+)
Interna :
GDS : 349 mg/dL
-Diet DM 1700 kal
A: Diabeik Foot
-Lantus 0-0-12
-Novorapid 10-10-8
-Agresil 100mg/12jam/oral
-stator 20 mg/0-0-1/oral

25/3/2017 S: luka pada kaki kiri --IVFD NaCL 0,9% 20 tetes/menit


O: KU : Sakit Sedang/ Composmentis - Cefobactam 1gr/12 jam/iv
TD: 110/80 mmHg
N : 85 x/i -Ranitidin 50 mg/ 12jam/ iv
S: 36,60 C - pasien boleh pulang
Sataus lokalis : Interna :
Pedis (S) : luka terbuka, ukuran 10x10cm, darah (+),
-Diet DM 1700 kal
pus (+), hiperemis (+), edema (+), gangren (+)
-Lantus 0-0-12
GDS : 122 mg/dL
-Novorapid 10-10-8
A: Diabeik Foot
-Agresil 100mg/12jam/oral
-stator 20 mg/0-0-1/oral
PROGNOSIS
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad functionam : Malam
Quo ad sanationam : Dubia ad malam
TINJAUAN PUSTAKA
KAKI DIABETIK

DEFINISI EPIDEMIOLOGI
FAKTOR RESIKO KAKI
DIABETIK
Kontrol Glikemik JENIS KELAMIN
84% pria dan 15,4% wanita
PATOFISIOLOGI
ANGIOPATI
NEUROPATI
INFEKSI
DISTRIBUSI TEMPAT
TERJADINYA KAKI DIABETIK
1. 50% ulkus pada ibu jari
2. 30% pada ujung plantar metatarsal
3. 10-15% pada dorsum kaki
4. 5-10% pada pergelangan kaki
5. Lebih dari 10% adalah ulkus multiple
GEJALA KLINIK

Bila terjadi sumbatan secara kronis, akan timbul gambaran klinik menurut pola
dari Fontaine
Stadium Gejala dan Tanda Klinis
I Gejala tidak spesifik seperti kesemutan , rasa berat
II Claudicatio intermitten yaitu sakit bila berjalan, hilang bila istirahat
IIa Bila keluhan sakit pada jarak jalan >200 m
IIb Bila keluhan sakit pada jarak jalan <200 m
III Rest pain : sakit meskipun waktu istirahat (malam hari)
IV Ulkus / gangrene
KLASIFIKASI KAKI DIABETIC,
MODIFIKASI BRODSKY
KEDALAMAN LUKA DEFINISI
0 Kaki berisiko tanpa ulserasi

1 Ulserasi superfisial, tanpa ulserasi

2 Ulserasi yang dalam sampai mengenai tendon

3 Ulserasi yang luas/abses


LUAS DAERAH DEFINISI
ISKEMIK
A Tanpa iskemik

B Iskemik tanpa gangrene

C Partial gangrene

D Complete foot gangrene


DIAGNOSIS

ANAMNESIS
Menderita DM sejak lama
Gejala neuropati : kesemutan, rasa panas ditelapak kaki,
kram, badan terasa sakit, hilang atau menurunnya rasa nyeri
pada kaki, kulit kaki kering dan pecah-pecah
Manifestasi gangguan vaskular: nyeri tungkai sesudah
berjalan pada jarak tertentu karena aliran darah ke tungkai
berkurang, ujung jari terasa dingin, denyut arteri
menghilang dan kaki menjadi pucat bila di naikkan, luka
sukar sembuh
Banyak makan, minum, dan buang air kecil terutama malam
hari
DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi
Kulit kaki kering dan pecah-pecah
Hilangnya rambut kaki atau jari kaki
Kalus pada daerah yang mengalami
penekanan (tumit, plantar)
Deformitas
Terdapat ulkus diabetikum
Kulit kering dan pecah-pecah

Bulu kaki yang


menipis
Atrofi jaringan
subkutan Kulit melepuh pada
sela jari
DIAGNOSIS

Palpasi
Oklusi arteri ext. bawah perabaan
dingin dan hilangnya pulsasi arteri yang
terlibat
Kalus yang teraba tebal dan keras
Ulkus mengeluarkan pus bila diberi
penekanan
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Ankle Bachial Index (ABI)
pemeriksaan non-invasif untuk mengetahui adanya obstruksi di vaskuler perifer
bawah.

Pemeriksaan ABI mengukur tekanan darah


dgn manset tekanan darah tekanan yang
berasal dari arteri akan dideteksi oleh probe
doppler.

normal tekanan sistolik tungkai bawah =/


sedikit lebih tinggi dibandingkan tekanan
darah sistolik lengan atas
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
UJI MONOFILAMEN
Tes nylon monofilament tes yg mudah dan dgunakan utk mendiagosis
pasien dgn resiko adaya ulserasi akibat adanya sensorik-neuropati perifer.

Hasil yg abnormal didapatkan jika pasien tidak dapat merasaka adanya


sentuhan pada monofilament tersebut.
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG Dopller, untuk mengetahui aliran
pembuluh darah.
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan radiologi dilakukan karena


disamping dapat mendeteksi adanya
osteomyelitis juga dapat memberikan
informasi adanya osteolisis, fraktur dan
dislokasi, gas gangren, deformitas kaki
ARTERIOGRAFI
Menggambarkan dengan jelas lokasi, kelainan
serta kolateral dari sistem arteri yang diperlukan
untuk menentukan jenis operasi dan prognosis.
PENATALAKSANAAN
ISTIRAHAT
PENGATURAN DIET
MENGOBATI DM Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
Golongan Sulfonylurea
Golongan Biguanid
Golongan Inhibitor Alfa Glukosidase
Golongan Insulin Sensitizing
ANTIBIOTIK
penelitian di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro tahun 2014
antibiotik yang banyak digunakan yaitu golongan Chepalosporin
dengan presentase (92%), yaitu ceftriaxone 76%, cefixime 8%,
cefotaxime 4%, dan cefadroxil 4%. Antibiotik kombinasi
ceftriaxone-metronidazole 60%, ceftriaxone-clindamycin 12%,
cefotaxime metronidazole 4%, dan cefixime-metronidazole 2%
Mencegah terjadinya kadar g
Syarat diet: Memperta
TINDAKAN BEDAH

Berdasarkan berat ringannya penyakit menurut Wagner


maka tindakan pembedahan dapat ditentukan sebagai
berikut:
a. Insisi : abses atau selulitis yang luas
b. Eksisi : pada kaki diabetik derajat I dan II
c. Debridement/nekrotomi : pada kaki diabetik
derajat II, III, IV dan V
d. Amputasi : pada kaki diabetik derajat V
PENCEGAHAN KAKI
DIABETIK
Inspeksi kaki tiap hari terhadap adanya lesi, perdarahan diantara
jari-jari dengan menggunakan cermin
Cuci kaki tiap hari dengan air sabun dan keringkan, terutama
diantara jari.
Gunakan cream atau lotion untuk pelembab.
Potong kuku dengan hati-hati, jangan memotong melengkung jauh
ke proximal.
Jangan merokok
Kaki harus dilindungi dari kepanasan,batu atau pasir panas dan api.
Sepatu harus cukup lebar dan pas.
Dianjurkan memakai kaus kaki setiap saat.
KOMPLIKASI
PROGNOSIS

Prognosis penderita kaki diabetik sangat tergantung dari:


Usia
Lama menderita DM
Infeksi yang berat
Keterampilan tenaga medis dan paramedis
tingkat kepatuhan mengontrol kadar gula dan
merawat kaki.
DISKUSI
Pada pasien dengan Diabetes Melitus salah satu komplikasi yang dapat terjadi adalah kaki
diabetic. Ada 3 alasan mengapa orang diabetes lebih tinggi resikonya mengalami masalah
pada kaki, sama halnya pada pasien ini.
1. Pertama, berkurangnya sensasi nyeri setempat (neuropati) membuat pasien tidak
menyadari bahkan sering mengabaikan luka yang terjadi karena tidak dirasakannya.
Awalnya luka timbul spontan yang kemudian meluas dalam waktu yang tidak lama.
2. Kedua, adanya gangguan makroangiopati pada pembuluh darah penderita DM akan
menyebabkan penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah perifer yang sering terjadi
pada tungkai bawah (terutama kaki), akibatnya perfusi jaringan bagian distal dari tungkai
menjadi kurang baik dan timbul ulkus yang kemudian dapat berkembang menjadi
nekrosis/gangrene. Karena adanya gangguan perfusi jaringan ini pula maka aliran darah
dan hantaran oksigen ke distal juga terganggu, kurangannya suplai oksigen ke distal
menyebabkan luka yang sukar sembuh dan kuman anaerob berkembang biak,
3. Ketiga, berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi. Secara umum penderita diabetes
lebih rentan terhadap infeksi. Hal ini dikarenakan kemampuan sel darah putih untuk
memakan dan membunuh kuman berkurang pada kondisi dimana kadar gula darah diatas
200 mg/dl. Kemampuan ini pulih kembali bila Kadar gula darah menjadi normal dan
terkontrol baik.
DISKUSI
Pada pasien dengan hiperglikemia yang tidak tertangani dengan baik dapat
menyebabkan berkurangnya kemampuan pembuluh darah untuk berkontraksi dan
relaksasi, sehingga terjadi penurunan sirkulasi darah terutama pada kaki dengan
gejala 5P
Pasien dengan usia > 45 tahun tubuh mengalami banyak perubahan terutama pada
organ pankreas yang memproduksi insulin dalam darah, karena fungsi tubuh secara
fisiologis menurun karena proses aging sehingga penurunan sekresi atau resistensi
insulin dan kemampuan fungsi tubuh terhadap pengendalian glukosa darah yang
tinggi kurang optimal serta menyebabkan penurunan sekresi atau resistensi insulin
yang mengakibatkan timbulnya makroangiopati, yang akan mempengaruhi
penurunan sirkulasi darah yang salah satunya pembuluh darah besar atau sedang
pada tungkai yang lebih mudah untuk terjadinya kaki diabetik.
Tindakan bedah yang direncanakan adalah dilakukan debridemen dengan tujuan
untuk mengangkat jaringan nekrotik sehingga dapat mempercepat penyembuhan
luka dan mengurangi resiko infeksi lokal. Namun pada pasien ini tidak dilakukan
debridemen karena pasien menolak.
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyo, Aru W. Et all. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III ed 5.
Jakarta: Interna Publishing.
Omer Aziz, Sanjay Purkayastha. 2009. Hospital Surgery Foundations In
Surgical Practice. New York. Cambridge University
Holzheimer RG, Mannick JA. 2001. Surgical Treatment: Evidence-Based and
Problem-Oriented. Munich: Zuckschwerdt
Sjamsuhidajat, R. Wim de Jong.2004.Buku Ajar Ilmu Bedah ed 2. Jakarta:
EGC
Anonim. 2010. Ulkus Diabetikum. Diunduh dari
http://www.bedahugm.net/ulkus-diabetikum/ pada tanggal 2 Februari 2014.
Edmonds M E, Foster A V M, Sanders L J. 2004. A practical manual of
Diabetic foot care. USA : Blackwell Publishing.
PERKENI. 2011. Konsensus pengelolaan dan pencegahan Diabetes Melitus
tipe 2 di Indonesia.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai