KONTEMPORER, DAN
POSTMODERN
Detti Meilandri 12030116420071
Fitrarena Widhi Rizkyana 12030116420034
Hanum Imtiyaz 12030116420073
Modern Selalu vis a vis tradisional
Periode Renaissance
Era Filsafat
Filsafat Renaissance
Niccolo
Francis Bacon
Machiavelli
(1561 1626)
(1469 1527)
Thomas
Blaise Pascal
Hobbes (1588
(1623 1662)
1679)
Niccolo Machiavelli (1469
1527)
Pemikirin Machiavelli:
1) Filsafat Politik Baru
2) Tujuan Menghalalkan Segala Cara
Francis Bacon (1561
1626)
Baruch de
Rene Descartes Leibniz (1646
Spinoza (1632
(1596 1650) 1716)
1677)
Soren
Immanuel Kant Karl Marx (1818
Kierkegaard (1818
(1724 1804) 1833)
1855)
Friedrich
Schopenhauer Edmund Husserl
Nietzsche (184
(1788 1860) (1859 1938)
1900)
Rene Descartes (1596 1650)
Phenomenology
Immanuel Kant (1724 1804)
Putusan sintetik-apriori
Metafisika
Soren Kierkegaard (1818 1855)
Bapak eksistensialisme
Filsafat berspektivisme
Martin
William James John Dewey Michel Foucault
Heidegger
Bertrand
Karl Popper Jean Paul Sartre Albert Camus
Russell
Jurgen Paul
Richard Rorty J.Derrida
Habermas Feyerabend
Mazhab Frank
furt
William James (Pragmatisme)
Jurgen Habermas (Critical Theory Dan
Pragmatisme)
konsep ruang publik yang didasarkan pada teori dan praktik aksi komunikatif. Karya
karyanya terfokus pada dasar pembentukan teori sosial dan epistemologi, analisis
kapitalisme di masyarakat industrial dan demokratis, kepastian hukum di dalam konteks
evolusi di jerman. Dia mengembangkan sistem teori yang diabdikan untuk menunjukan
kemungkinan penalaran, emansipasi dan komunikasi logis kritis yang terdapat di dalam
institusi liberal modern.
Gagasan Habermas mengenai politik, pada tarafnya yang paling minimal dan antropologis,
secara sederhana bisa dimaknai sebagai suatu proses intersubjektivitas non kekerasan
yang terus berlangsung, dimana kata kata atau lebih tepatnya kalimat kalimat atau
tindakan bertutur adalah hubungan sosial yang lebih bernilai daripada ritual ritual
ataupun senjata.
Bahasa mengandaikan adanya intersubjektivitas, kita mengobjektivitaskan diri kita sendiri
sebagai insan sosial melalui penggunaan bahasa dan hal ini senantiasa berada dalam
konteks keterkaitan dengan yang lain. Bahasa juga berfungsi sebagai sarana untuk
hubungan sosial dapat diciptakan. Lebih dari itu dengan bahasa pula peraturan peraturan
soal dipelajari, diuji, ditolak, dan di kritik sebagai problem problem sosial.
Richard Rorty
Menurut Rorty filsafat sekarang menuju titik kebuntuan di bidang epistemologi,
metafisika, bahkan teori teori moral sehingga perlunya di lakukan penelitian
ulang terhadap apa itu filsafat. Dan Rorty juga menyampaikan perlunya
penyegaran pradigma dalam bidang filsafat politik. Setelah runtuhnya
komunisme sebagai ideologi ideologi besar memerlukan sebuah genre baru
yang mampu memenuhi kebutuhan manusia akan sebuah pemahaman polituk
yang komprehensif. Liberalisme sebagai sebuah ideologi yang bertahan
semenjak munculnya revolusi Amerika dan revolusi Prancis, menjadi sebuah
ideologi yang paling dianut, dan mendapat penerjemahan dalam doktrin doktrin
yang sangat beragam, baik jumlah maupun coraknya.
Liberalisme melahirkan konsep kontrak sosial.
Konsep kontrak sosial menurut Hobbes dan Locke berdiri di atas hipotesis
ganda, yang berujung kurangnya legitimasi dan selalu menggiring pemikiran ke
arah ekstrem.
Postmodernisme tidak percaya pada kemampuan akal manusia dan
keuniversalannya, dan tidak berbicara tentang kategori kategori
aplikatif manusia sebagai manusia, justru mereka lebih menaruh
perhatian kepada kebiasaan unik, cara hidupdan kebudayaan orang
perorangan. Seperti yang di katakan Rorty bagi postmodern, tidak
masuk akal kita berbicara hukum alam atau hukum manusia.
Kaum liberal mencari legitimasi menggunakan alasan alasan teoritik
seperti halnya ilmu pengetahuan yang mencari legitimasi lewat
psecudo religius, namun kini hal itu tidak perlu lagi , karena musuh
kaum liberal yang memebrikan konteks dan sekligus penonton itu
telah lama menghilang. Kaum liberal reformis dengan komitmennya
terhadap perluasan kebebasan demokratis ke arahpersaudaraan
politis, sebuah kontinjensi historis, menurut Rort tidak mempunyai
sekaligus tidak memerlukan landasan filosofis apa pun.
Kaum liberal tidak memakai refrensi dari tuhan maupun alam untuk
melengkapi dirinya untuk menata kehidupan sosial, namun dengan
menggunakan filsafat sejarah yang pragmatik dan progresif.
Kepercayaan religius dan keagamaan telah mengalami kemunduran dan tidak bisa
diperbaiki lagi dan Rorty menyimpukan itu punya arti baik. liberalisme harus
berdasar pada struktur yang hidup dalam masyarakat, tanpa terikat konsep konsep
metafisis dan etis. Jadi masyarakat itu sendiri yang menentukan konsep politik yang
diyakini dan dihidupinya tergantung pada kondisi spasio temporal, bukan pada ide
ide yang abstrak umum universal. Pengertian akan sebuah konsep politik cocok
buat seseorang tergantung pada keyakinan dan kebenaran seseorang yang
terbentuk malalui pengalaman dan kesadaran ketika bermasyarakat. Suatu sistem
dianggap baik apabila masyarakat meyakininya baik.
pengarang semestinya mementingkan persoalan bagaimana karya sastra itu
memeberikan pencerahan, hikmah, kesadaran sosial dan kesadaran berbangsa,
seperti mengambil dari khazanah daerah yang begitu kaya dan beragam,
mengisahkan fenomena kemiskinan dan ketertindasan dan lain sebagainya. Model
gaya sastra keilmuan lebih baik daripada gaya sastra sebagai gaya seks. Banyak
ilmuan yang mengambil model sastra sebagai gaya keilmuannya, bukan model sastra
sebagai penggoda imannya.
Paul Feyerabend
Sebuah teori atau hipotesis baru tidak harus memenuhi selurih elemen
dari teori lama karena hal tersebut hanya akan mempersempit
pemikiran sehingga tidak bisa membuka lahan teori baru dan
mengarahkan ilmu pengetahuan pada subjektifitas, sentimen atau
prejudus.prinsip falsifikasi mungkin merupakan metode ilmiah yang
pantas digunakan, namun banyak teori baru yang tidak diketahui cara
falsifikasinya. Teori teori yang tidak dapat dilalui proses falsifikasinya
masih bisa dianggap benar. Hal ini bebeda dengan Popper yang
menganggap semua teori baru harus melewti proses falsifikasinya dan
bila gagal melaluinya maka teori tersebut tidak ilmiah dan tidak dapat
dibenarkan.
Manusia harus keluar dari tema besar yaitu dengan pengetahuan
positivis.
Jacques Derrida
Dekonstruksi adalah bahwa tak ada teks yang dapat ditotalisasikan tanpa
melibatkan signifikansi senantiasa ada sesuatu yang terabaikan, sebuah aspek
atau dimensi teks yang tereduksi, terlewatkan, terberengus, atau terdiamkan.
Maksudnya kita tetap terbuka dan responsif terhadap yang lain, jadi cukup jelas
bahwa pa yang dimaksud sebagai yang lain tentu berbeda beda dalam setiap
kasus. Dalam satu dan lain bisa berupa politik kelas atau persoalan gender,
dalam hal lain bisa berupa bahasa figural atau bahkan tipografi. Bagaimanapun
Derrida menaruh perhatian pada persoalan yang sama sekali asing dalam tradisi
fisafat barat. Suatu mode dari yang lain yang ia sebut difference.
Gagasan tentang difference tersebut berjalan dalam dua tahap. Pertama kita
bisa melihatnya dalam tulisan (sebagai sesuatu yang berbeda dari tuturannya)
yang resistensinya terhadap pemahaman langsung. Tampak selalu mengelakan
diri dari pemahaman sepenuhnya. Teks teks literer memberikan contoh yang
jelas mengenai beraneka ragamnya interpretasi yang mungkin dan yang saling
berlomba untuk memperoleh perhatian dan persetujuan kita.
Mazhab Frankfurt
Mazhab frankfurt terhadap pemikiran karl max disebabkan
ketidakpuasan mereka terhadap penggunaan teori teori marxisme oleh
kebanyakan orang lain, yang merka anggap merupakan pandangan
sempit terhadap pandangan asli karl max.
Mazhab Frankfurt memiliki dua fase penting yaitu fase pengaruh
intelektual dan fokus teoritis dari generasi pertama dari para teoritikus
kritis mazhab Frankfurt.
Mazhab Frankfurt dipengaruhi oleh iklim sosial politik yang tidak
mendukung para pemikir dan intelektual yang bebas dari pengaruh
kekuasaan. Sebab banyak intelektual sebelum mazhab ini lahir banyak
yang berkhianat dan menggadaikan idealismenya ke jalur politik praktis.
Post
Lyotard mengartikan post sebagai pemutusan hubungan pemikiran
total dari segala pola kemodernan.
Daniel Bell, sebagai kian berkembangnya kecenderungan-kecenderungan yang saling bertolak belakang,
bersamaan dengan makin terbebasnya daya-daya instigual dan kian membubungnya kesenangan dan
1980 keinginan yang akhirnya membawa logika modernisme ke kutub terjauhnya
Jean Baudrillard beranggapan bahwa jika modernisme ditandai oleh eksplosi (komodifikasi, mekanisasi,
teknologi, dan pasar), maka masyarakat postmodern ditandai oleh implosi (ledakan ke dalam), yakni
peleburan segala batas, wilayah dan perbedaan antara budaya universal dan budaya partikular, penampilan
1983 dan kenyataan, dan beberapa posisi biner lainnya.
Frederic Jameson mengartikan postmodern sebagai logika kultural yang membawa tranformasi dalam
1984 suasana kebudayaan umumnya.
Penggunaan kekerasan
Penindasan oleh yang
dalam menyelasaikan
kuat atas yang lemah.
sengketa.
Kerusakan lingkungan
Ketimpangan sosial
hidup yang kian
yang kian parah.
memprihatinkan.
Produk akhir yang menimbulkan petaka,
dipicu oleh:
Kapitalisme liberal yang mensyaratkan
kompetisi tiada akhir akan
pertarungan pasar.
Persaingan bebas.
Militerisme.
Prita Esita
Mascievelli, lebih mementingkan kekuasaan negara, berbanding
terbalik dengan prinsipnya. Bagaimana bisa seperti itu?
Pak Waldi Patadjenu
Filsafat postmodernisme merupakan dampak dari
modernisme. Contoh dan konseptualnya seperti apa?
Riza Hasanah
Keuntungan dan kelemahan dari ketiga filsafat tersebut, dan
mana yang lebih baik?