Anda di halaman 1dari 31

TINJAUAN FISTULA UROGENITAL: PENANDA MORBIDITAS MATERNAL BERAT DAN

INDIKATOR KUALITAS KESEHATAN PERSALINAN IBU

MARGO S. HARRISON1*, HILLARY MABEYA2, ROBERT L. GOLDENBERG1 AND


ELIZABETH M. MCCLURE3
Oleh :
Desy Elisa K, S.Ked
NIM. I1A011057

Pembimbing :
dr. Pribakti Budinurdjaja, SpOG(K)

BAGIAN/SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FK UNLAM RSUD ULIN
BANJARMASIN

Juni, 2017
Pendahuluan
Fistula urogenital didenifisikan sebagai hubungan abnormal
antara kandung kemih, ureter, uretra, vagina, dan /atau
rektum yang mengakibatkan inkontinensia urin dan/atau
feses. Akibat persalinan atau akibat dari cedera bedah,
keganasan, infeksi, trauma, atau endometriosis.

Fistula obstetrik akibat kompleks cedera persalinan


lama, mengambarkan luka terjadi di bagian terendah janin
mempengaruhi tulang panggul selama persalian yang
menyebabkan hipoperfusi jaringan lunak sekitarnya.

Fistula urogenital sering merujuk pada organ yang terlibat;


contoh, fistula vesikovaginal ( kandung kemih dan vagina ),
rekrtovaginal ( rektum dan vagina ), utetrovaginal ( ureter
dan vagina ), dan vesikouterina ( kandung kemih dan
uterus ).
Epidemiologi
oTerdapat 3,5 juta wanita saat ini hidup dengan fistula
urogenital dengan 50.000 100.000 wanita
mengalami fistula setiap tahunnya.

oPravelensi gabungan 0,29 fistula per 1000 wanita


usia subur di semua wilayah dengan tingkat 1,6/1000
di sub-Sahara Afrika dan 1,2/1000 di Asia Selatan.

oKejadian gabungan 0,09 fistula per 1000 wanita


hamil

oDari Global Burden of Disease 2000 dari 0,08 %


dari semua kelahiran dan 21,5 % kelahiran dipersulit
oleh persalinan lama yang diabaikan.
Penentuan kejadian dan prevalensi untuk
fistula urogenital di seluruh dunia
Mengamati bagaimana intervensi pencegahan
atau pengobatan terkait fistula urogenital
Perawatan fistula bagian dari rangkaian
layanan kesehatan ibu di lingkungan
persalinan
Ketersediaan pusat perawatan yang mampu
memberikan perawatan berkualitas tinggi
Faktor Resiko dan penyebab
Usia <20 tahun Status sosial ekonomi
Kehamilan pertama Akses terhadap layanan
kesehatan
Persalinan >24 jam Kurangnya pelayanan
Persalinan di rumah persalinan yang aman
Tingi badan <150 cm Infrastruktur perawatan yang
burk
Rendahnya pendidikan
Norma budaya yang masih
ibu merendahkan wanita
Memiliki janin laki-laki Pendidikan
Kemandirian ekonomi dan
sosial
Dampak Sosioekonomi dan Psikososial
Pengucilan dari jaringan sosial
Kemiskinan
Depresi
Isolasi
Perceraian atau ditinggalkan oleh suami
Dijauhi keluarga
Sangat menderita, terkait dengan perawatan
inkontinensia dan luka
Seringnya infeksi
Diagnosis, Tatalaksana dan
Manajemen
Pemilihan Waktu dan Simptomatologi
o Fistula urogenital biasannya hadir dengan inkontinensia urin terus
menerus, dibandingkan inkontinensia perasat Vasalva, terjadi
setelah melahirkan dan persalinan normal

o Munculnya setelah melahirkan dipengaruhi oleh faktor


sosioekonomi seperti faktor klinis, namun dapat ditentukan oleh
jenis fistula yang dialami.
o Misalnya, fistula dari persalinan sesar dapat terjadi 7-10 hari
pasca operasi karena pembentukan saluran fistulosa secara
bertahap.

o fistula melibatkan uterus dapat menyebabkan pola perdarahan


ireguler dan kehilangan darah dalam urin
Diagnosis
Melibatkan riwayat medis dan sosial lengkap, termasuk
rincian kehamilan, persalinan, dan luaran janin. Dapat
dilakukan :
Pemeriksaan fisik
Inspeksi visual
Pemeriksaan abdomen dn bimanual
Tes diagnostik
Uji pewarna urin
Penentuan dan pengujian hemoglobin
Pasien (+) HIV
Tatalaksana
Tujuan utama tatalaksana fistula adalah
inkontinensia. Untuk memperoleh kontinensia
memerlukan tindakan pembedahan, dapat dicapai
dengan perawatan konservatif dengan kateter atau
stent
Manajemen Konservatif
Wanita dengan fistula kecil ditemukan tidak lama setelah
melahirkan, hadir ke fasilitas kesehatan dengan persalinan
lama, ditangani secara konservatif. Pemasangan kateter foley
antara 2-6 minggu, sitz bath 2x sehari, asupan cairan volume
tinggi.

Stent ureter selama 1-2 bulan menghasilkan resolusi fistula


spontan. Stent urin dapat di tempatkan, dalam konteks ini
dengan cara sistoskopi.
Tatalaksana Pembedahan
Operasi merupakan pilihan satu-satunya. Prinsip utama
perbaikan fistula menawarkan kesempatan terbaik untuk
keberhasilan penutupan. Prinsip dasar perbaikan bedah
adalah :
1. Mencapai eksposur yang memadai
2. Memobilisasi fistula dari jaringan parut disekitarnya
3. Penutupan bebas ketegangan dapat dilakukan dengan
kencang.
Pemilihan Waktu Pembedahan
Pasien menjalani operasi 3 bulan selah diagnosis untuk
memungkinkan waktu agar fistula menjadi kurang meradang. Data
terbaru, bahwa fistula segera diperbaiki jika diagnosis dalam 72 jam
kelahiran, bahkan di dalam rentang 3 bulan, mencegah sejumlah
besar sekuel sosial, ekonomi, dan fisik negatif terkait dengan
inkontinensia.

Beberapa pasien hadir bertahun-tahun setelah pembentukan


fistula. Untuk pasien ini, jika tidak ada edema resiudal, eritema, atau
jaringan granulasiyang persisten tidak perlu pengobatan infeksi,
anemia, malnutrisi operasi dapat dilakukan tanpa penundaan.
Perawatan Preoperatif

WHO manajemen praoperasi mencangkup


anatesi, persiapan kulit, pemotongan rambut,
asupan cairan oral yang tinggi, persiapan usus,
puasa mulai tengah malam sebelum operasi.
Metode Pembedahan
Pedoman WHO :
Merekomendasikan pendekatan memalui vagian untuk perbaikan
fistula urogenital. Dengan posisi operasi litotomi tinggi, dan teknik
anestesi regional.

Metode Penutupan :
teknik Latzko ( kolpokleisis parsial tanpa eksisi saluran fistula ),
penutupan berlapis ( seperti flap Martius-pad lemak labial).
Studi menunjukkan teknik Latzko cukup efektif, tingkt keberhasilan
93-100 %, flap Martius memiliki tingkat keberhasilan 70-100 %.
Pembedahan Invasif Minimal

Pembedahan invasif minimal ( MIS), seperti


laparaskopi dan robotika. Sebuah kelompok di
India dilaporkan menutup fistula vesikovaginal
dengan jahitan laparaskopi selapis kontinue
dengan interposisi flap omental. Kateter uretra
dibiarkan in situ sebulan pasca operasi.
Perawatan Post Operasi
pemantauan tanda tanda vital Konsumsi cairan di hari-hari awal
secara rutin setelah operasi
Pemeriksaan pad Kateter menetap selama min 10-14
Pemantauan kateter untuk teknik hari
genitourinari. Balance cairan secara ketat
cairan intravena Analgetik dijadwalkan teratur
Mobilisasi pasien secara dini untuk manajemen nyeri
Luaran
Tidak ada analisis faktor-faktor penentu keberhasilan
pengobatan fistula ;

Penelitian mendifinisikan kesuksesan sebagai


penutupan fisik fistula

sementara yang lain, mendifinisikan kesuksesan

kontinuitas segera setelah operasi kemudian hari


Keberhasilan

Penutupan fistula dilaporkan 55%-95% keberhasilan sekitar


85%

pedoman WHO

perawatan fistula, tingkat penutupan fistula harus 85% &


kontinuitas harus 90% setelah operasi perbaikan fistula pertama

faktor klinis dapat mempengaruhi ukuran, lokasi, jumlah


fistula, jumlah jaringan dan sisa jaringan sehat, kapasitas
kandung kemih, sebelumnya telah mengalami perbaikan atau
belum
Psikososial

Data menunjukkan bahwa intervensi kesehtan


mental sangat penting bagi pasien dengan
fistula dan dapat dilakuukan dengan perawan
bedah selama pasien mempersiapkan dan
memulihkan diri dari operasi
fisioterapi
Pedoman praktik WHO

Fisioterapi latihan pasca operasi ; dudk, berdiri, berjalan,


dan menyeimbangkan, penentuan posisi, peregangan pasif
untuk pasien kontraktur dan cedera saraf.

Studi edukasi kesehatan dan fisioterapi pra dan pasca OP


pasien fistula urogenital melaporkan mereka yang
menjalani fisioterapi 3 kali / > mungkin untuk sembuh
dengan inkontinensia stress post OP lebih sedikit.
Praktik sosioekonom i& reintegrasi

Prinsip panduan untuk program reintegrasi


keterampilan mandiri.

Keterampilan mandiri

sangat penting bagi wanita tidak bersuami, tidak


memiliki kemampuan melahirkan anak, berfungsi
sebagai ibu rumah tangga, tidak memiliki
seseorang untuk mendukungnya
Post-fistula

Penelitian di Nigeria mengevaluasi 150 wanita 6 bulan


setelah perbaikan, menilai kualitas hidup, kesehatan fisik,
kesehatan mental, kesehatan sosial, dan lingkungan,
kemampuan melakukkan aktivitas. Membandingkan
indikator sebelumdan sesudah OP, hasilnya meningkat
signifikan pada semua pengukuran kecuali lingkungan.

Penelitian wanita Ethiopia setelah perbaikan fistula,


sebagian merasakan sensasi lega dan bahagia, namun
beberapa orang masih mengalamipenderitaan mental,
stigma, dan maslah fisik
Temuan
Pencegahan dan kesadaran
1. Peningkatan akses terhadap peraw atan obstetri darurat berkualitas tinggi
term asuk O P caesar, peningkatan akses terhadap layanan keluarga
berencana.

2. Peraw atan tepat w aktu untuk persalinan lam a, pencegahan untuk fi


stula
obstetrik

M encegah Fistula :

Penulis m enerapkan indeks fi stula, dim ana perkalian tinggi badan (cm )
dengan jarak intertuberusnya ( jrk antara tunerositas ischii panggulnya ),
diukur dengan jum lah ruas-ruas jari di tangan ahli bedah, sehingga m uat
antara tulang pelvis.

beberapa kom binasi antara assesm en dan resiko prenatal dengan akses
peraw atan obstetrik darurat dapat m engurangi dan berpotensi m encegah
fi
stula urogenitaldan peyebab obstetrik
Latihan & kapasitas fasilitas
WHO

M engem bangkan Peta Fistula G lobal, m enilai berapa


banyak tenaga kesehatan untuk perbaikan fi stula yang
disediakan untuk m em berikan gam baran tentang layanan
kesehatan untuk w anita dengan fi stula.

D isarankan m em prom osikan m inim alpendidikan pasca SD


untuk anak perem puan. M enyediakan pendidikan seksual
tentang inform asifistula.

M endidik m asyarakat tentang faktor budaya, sosial, dan


fi
siologis yang m em engaruhi& berkontribusipada fi stula.
Pertimbangan Etis
R U U hak m enyatakan

bahw a pasien fistula harus diperlakukan dengan belas


kasih, harga diri, dan rasa horm at

H ak atas privasidan inform asilengkap dan pendidikan


m engenaikondisinya

H ak untuk m engarahkan peraw atan m ereka sendiri


term asuk penolakan pengobatan

H ak peraw atan berkualitas tinggi, diberim akan,


berpakaian, terlindung selam am prosses ini.
Kode etik ahli bedah fi stula m em beri tenaga
standar untuk m em berikan peraw atan berkualitas
tinggi kepada pasien fi
stula dan m enjaga
kesejahteraannya lebih darisegalanya;

perlakukan dengan harga diri, rasa horm at,


kejujuran, dan jaga kerahasiannya.

Bertanggung jaw ab peraw atan totalnya term asuk


peraw atan pra O P dan tindak lanjut yang tepat.
Penelitian yang akan datang

Penelitian lebih lanjut akan memperbaiki


perawatan klinis serta spektrum penuh layanan
perawatan pendukung yang menyertai perawatan
fistula, seperti dukungan psikososial dan ekonomi ,
selain membimbing pengembangan kapasitas
sistem pelatihan dan kesehatan yang diharapkan
oleh masyarakat global.
Kesimpulan
1. Pembentukan fistula terutama berakar pada akses yang buruk
terhadap kualitas persalinan. Sangat mempengaruhi dan
mengacaukan kehidupan perempuan, menganggu populasi
miskin dan terpinggirkan, dan pengolahan klinis fistula
urogenital sangat membutuhkan bukti dasar.

2. Keberhasilan pengobatan pasien fistula tidak hanya berarti


penutupan fistula, namun digabungkan ke dalam program
perawatan komprehensif yang bertujuan untuk mencapai
kelanjutan , kesehatan mental, rehabilitasifisik, dan pelatihan
dan dukungan sosioekonomi.

Anda mungkin juga menyukai