Anda di halaman 1dari 18

Referat

Thyroid Eyes Disease

Desy Elisa K I4A0110057

Pembimbing
dr. H. Agus F Razak, Sp. M

SMF ILMU PENYAKIT MATA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNLAM RSUD ULIN
Januari 2016
Pendahuluan

Kelainan mata yang menyertai hipertiroidisme mempunyai arti penting,


karena sebagian besar penderita kelainan mata akibat tiroid adalah penderita
penyakit Graves yang bersifat autoimun.
Meningkatnya metabolisme menimbulkan perubahan, ini dinamakan
tirotoksikosis, perubahan di mata dinamakan oftalmopati. Gejala tersebut
disebabkan oleh karena pembentukan tiroksin yang berlebihan. Pada penyakit
Graves dapat ditemukan kelainan mata berupa edema pretibial, kemosis,
proptosis, diplopia, dan penurunan visus.
Tanda dan gejala yang ditemukan pada pasien oftalmopati Graves
dapat bervariasi, tergantung kepada stadiumnya. Awalnya pada stadium akut
atau subakut akan ditemukan tanda-tanda inflamasi, barulah setelah itu timbul
tanda dan gejala lain yang menyertai sesuai dengan stadium yang mengenai
pasien, umumnya akan ditemukan fibrosis .
Definisi
Oftalmopati tiroid merupakan suatu kelainan inflamasi autoimun yang

menyerang jaringan orbital dan periorbital mata, yang juga berkaitan

dengan keadaan disfungsi tiroid.

Definisi lain dari oftalmopati tiroid adalah suatu penyakit dengan

peningkatan metabolisme tubuh dan perubahan pada mata.

Pada berbagai kepustakaan,tiroid oftalmopati juga kerap dikenal dengan

istilah lain serperti oftalmopati Graves, penyakit mata tiroid, oftalmopati

terkait tiroid (thyroid-associated ophthalmopathy) dan dysthyroid orbitopathy


Epidemiologi
Penderita dengan penyakit Grave klasik menunjukkan gejala pembesaran
tiroid, tirotoksikosis, kelainan pada kelopak mata, dan eksoftalmus yang
dapat unilateral atau bilateral.

Angka kejadian hipertiroidisme Graves di Amerika Serikat adalah sekitar


seperempat dari 1% populasi penduduknya, dimana sekitar 80% pasien
hipertiroidisme Graves mengalami kelainan mata.

Di Amerika Serikat, angka kejadian per tahun untuk oftalmopati Graves


diperkirakan sekitar 16 per 100.000 penduduk untuk perempuan dan 2.9 per
100.000 penduduk untuk laki-laki. Prevalensi oftalmopati Graves lebih
sering pada perempuan 5-6 kali lebih sering dibanding laki-laki) dengan
kisaran umur 30-50 tahun.
Etiologi .
Proses inflamasi pada oftamopati tiroid, umumnya berhubungan
dengan berbagai kelainan tiroid, antara lain : hipertiroidisme Graves
sebanyak 80%, Tiroiditis Hashimoto sebnyak 10-15%, dan Abnormalitas
imun kelenjar tiroid 5%.

Beberapa keadaan yang dapat mempengaruhi perjalanan penyakit


oftalmopati tiroid , adalah :

1.Keadaan hipertiroidisme yang berat dan lama.

2.Merokok

3.Pegobatan kelainan mata yang terlambat atau tidak tepat.

4.Polimerfisme genetik

5.Anatomi orbita yang sempit.


Klasifikasi
Klasifikasi kelainan mata dengan tiroid meurut Werner (1977), yaitu :

1.Hanya gejala

2.Adanya keterlibatan jaringan lunak, dengan disertai gejala

3.Adanya proptosis >3mm, dengan atau tanpa gejala

4.Keterlibatan otot ekstraaokuler, biasannya disertai dengan diplopia

5.Kornea ( lagoftalmus)

6.Kehilangan pengihatan
Patogenesis
Patogenesis penyakit Graves masih belum diketahui secara pasti. Meski
demikian, patogenesis diperkirakan berkaitan dengan gangguan imunologik,
baik humoral maupun seluler.
Diperkirakan terdapat dua komponen patogenik pada penyakit Graves, yaitu
:
kompleks imun tiroglobulin-anti tiroglobulin berikatan dengan otot- otot
ekstra okuler, sehingga menimbulkan miositis.
zat-zat penyebab eksoftalmos bekerja dengan imunoglobulin oftalmik untuk
menyingkirkan thyroid stimulating hormone dari membran retro orbita, yang
menyebabkan peningkatan lemak retro orbita
Pada penyakit mata tiroid, dapat terjadi perubahan-
perubahan sebagai berikut :
1.Hipertropi otot ekstraokuler
2.Infiltrasi seluler
3.Proliferasi emak orbita
Manifestasi Klinis
Oftalmopati tiroid biasanya self-limited dalam waktu satu tahun atau lebih, kemudian
menjadi stabil. Oftalmopati yang stabil dapat tereaktivasi, namun hal ini jarang terjadi.
Penderita berada dalam rentang usia dekade ke-3 hingga ke-4, dan perempuan lebih
banyak daripada laki-laki. Manifestasi Klinis yang ditemukan pada oftalmopati Graves
bervariasi bergantung pada stadium yang diderita.
Gejala yang dikeluhkan pasien antra lain, mata kering (dry eyes), bengkak pada
kelopak mata, proptosis, diplopia, penurunan tajam penglihatan, penurunan lapangan
pandang, kelainan pada penglihatan warna (diskromatopsia), fotopsia, dan nyeri atau
tekanan pada mata.
Pasien juga mengeluhkan gejala sistemik yang merupakan manifestasi dari
tirotoksikosis, antara lain takikardia atau yang dirasakan pasien sebagai palpitasi,
gugup dan irritable, diaphoresis dan tidak tahan panas, penurunan berat badan
dengan nafsu makan yang baik, kelemahan dan lelah (fatigue).
Diagnosis
o Diagnosis ditentukan berdasarkan manifestasi klinis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
o Diagnosis Oftalmopati pada Hipertiroid (Graves disease) mudah dilakukan
apabila ditemukan bersamaan dengan gejala hipertiroidisme. Apabila
ditemukan kelainan mata tanpa disertai gejala klinis hipertiroidisme, maka
akan menjadi lebih sulit menentukan diagnosis, terutama bila hasil
pemeriksaan laboratorium juga ditemukan dalam batas normal
Pemeriksaan Fisik
a) Pemeriksaaan Oftalmologi

1. Retraksi palpebra

2. Eksoftalmos

3. Miopati Restriktif

4. Kelainan pada Kornea

5. Kelainan pada retina dan N.Optikus


Pemeriksaan Fisik Umum
Pada pemeriksaan fisik umum ditemukan manifestasi hipertiroidisme, berupa :

Pembesaran difus kelenjar tiroid

Teraba hangat pada palpasi

Dapat terdengar bruit pada saat auskultasi, hal ini disebabkan oleh hiperaktivitas
kelenjar tiroid.

Ditemukan juga penurunan berat badan,

Kulit berkeringat banyak dan hangat pada palpasi,

Kelemahan otot,

Takikardia pada saat istirahat,

Dispnea, gelisah, tremor, dan tanda-tanda lainnya yang menunjukkan adanya


peningkatan laju metabolism.
Pemeriksaan Penunjang..
1. Pengukuran kadar TSH dan kadar hormon tiroid ( FT3
dan FT4).
2. USG orbita
3. CT-Scan
4. MRI
Diagnosis Banding..
Diagnosis banding meliputi :
1.Selulitis Orbita
2.Miositosis orbita hingga tumor atau keganasan
Tatalaksana
Umum :
Terapi untuk exopthalmus ringan
Terapi untuk exopthalmus sedang berat
Terapi untuk exopthalmus berat
Diberika Steroid , untuk pasien ddengan inflamasi berat ataupun adanya
neuropati optik akibat kompresi. Diberikan melalui IV.
Radiasi Orbita, dapat diberikan pada pasien ddengan gejala berat, adanya
diplopia, dan kehilangan penglihatan. Namun, radiasi dapat menyebabkan
katarak, retinopati radiasi, dan neuropati optik.

Pembedahan :
Dekompresi Orbita
Pembedahan Strasbismus
Pembedahan pemanjangan palpebra ( Lid Lengthening Surgery )
Blepharoplasty
Prognosis
Apabila tercapai keadaan eutiroid, terjadi perbaikan retraksi palpebra hingga
90% dan 30 % miopati restriktif membaik namun proptosis jarang
menunjukkan adanya perbaikan. Pasien dengan klinis yang signifikan
menunjukkan perjalanan klinis selama 12 hingga 24 bulan sampai menjadi
tenang.
Penelitian lain menunjukkan bahwa laki-laki, hipertiroid yang tidak terkontrol
dan adanya riwayat penggunaan steroid berhubungan dengan
meningkatnya kebutuhan akan pembedahan strabismus dan atau
dekompresi. Adanya diplopia simtomatik dimana terdapat gangguan gerak
vertikal dengan atau tanpa komponen horizontal, adanya neuropati optik,
dan tekanan intraokular lebih dari 21 mmHg juga merupakan penanda
penyakit yang lebih berat
Kesimpulan
Kelainan mata tiroid dapat menyertai hipertiroidisme. Banyak istilah
yang digunakan untuk menyatakan keadaan ini, namun istilah oftalmopati
Graves lebih sering dipakai. Proses inflamasi pada kelainan mata tiroid
berhubungan dengan hipertiroidisme Graves dan abnormalitas imun kelenjar
tiroid. Patogenesis penyakit Graves sampai saat ini masih belum diketahui.
Penatalaksanaan oftalmopati tiroid terdiri atas pengobatan medis,
pembedahan, dan radiasi. Prognosis oftalmopati tiroid ditentukan oleh
beberapa faktor seperti jenis kelamin, hipertiroid tidak terkontrol, riwayat
penggunaan steroid, dan adanya diplopia, neuropati optik, dan tekanan
intraokular
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai