Anda di halaman 1dari 36

Impending Eclampsia pada G3P2A0

dengan
Superimposed Eclampsia dan Edema Pulmo
Pembimbing: dr. Yuyun L SpOG (K)

Disusun oleh:
Dwi Try Gunawan
1420221132

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN OBSGYN


RUMAH SAKIT PERSAHABATAN JAKARTA
Laporan Kasus
Identitas pasien
Nama Ny N
Jenis kelamin Perempuan
Usia 35 tahun
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
Alamat Jatinegara
Autoanamnesa 28 Mei 2017
14.00 WIB
ANAMNESA
KU : Perut kencang sejak 2 jam SMRS

Hamil 5 bulan Saat di IGD

HPHT Nyeri Ulu Perdarahan


5/11/17 hati -
23 wga Perut Keluar air -
ANC 4x di kencang Keputihan -
RS Budi Pusing Demam -
Asih Sesak nafas BAB BAK
USG 1x Mual tdk ada
Baik muntah keluhan
RPD
Riwayat hipertensi Ada
(Tidak minum obat
lagi)

Riwayat penyakit jantung Disangkal


Riwayat kencing manis Disangkal
Riwayat stroke Disangkal
Riwayat asthma Sejak Kecil (Obat
hisap)
RPK
Riwayat penyakit kencing manis Disangkal
Riwayat hipertensi Disangkal
Riwayat penyakit jantung Disangkal
Riwayat stroke Disangkal
Riwayat asthma Disangkal
Riwayat kejang Disangkal

R. Obat
Amlodipin 1x10 mg peroral
Riw Riw
Riw Menstrasi Riw Menikah Riw Obstetri
Kontrasepsi SosioEkonomi

12 Tahun 2x G3P2A0 Tidak ada IRT

2001 dan B, 3,6kg, PPV Suami :


28 Hari
2006 di bidan Swasta

B, 3kg, SC a/i
Teratur ggl induksi
dan PEB

5 hari Hamil saat ini

1-2x/hari

Tidak nyeri
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum:
Sakit Sedang
Kesadaran : CM

VITAL SIGN

TD: 190/120 mmHg


Nadi: 106X/ menit
Respirasi: 28 x/menit
Suhu : 36,70 C
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thorax : Simetris kiri dan kanan
Cor : S1 S2 reguler, gallop (-), murmur (+)
Pulmo : Vesikuler (+/+), rhonki (+/+), wheezing (-)
Abdomen : BU (+), Nyeri tekan pada semua regio (-)
Hepatosplenomegali (-),
Ekstremitas : akral hangat kanan dan kiri, tidak ada edema,
capillary refill < 2
Status Obstetrik G3P2A0 24 minggu

Leopold I : TFU 23 cm

Leopold II : Teraba kepala bayi di


sebelah kanan ibu

Leopold III: Bagian terbawah janin


(kepala) teraba

Leopold IV : Kepala janin belum


masuk pintu atas paggul

Kesimpulan: TFU 23 cm, teraba


janin tunggal hidup.
Status Obstetrik G3P2A0 24 minggu

I : V/U tenang,
perdarahan aktif (-)
IO: Portio licin, ostium tertutup,
fluor (-) Fluxus (-)

VT : Portio kenyal, T= 3cm, arah


posterior

DJJ 158x/menit
27 Mei 2017
PEMERIKSAAN LAB
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hematologi
Hemoglobin 11,3 L 12.0-16.0 g/dl
Hematokrit 35,2 L 37-47 %
Eritrosit 4.54 4.3-6.0 juta/L
Leukosit 12430 H 4800-10800/L
Trombosit 440000 H 150000-400000 /L
Kimia Klinik
SGOT 10 < 35 U/L
SGPT 6 < 40 U/L
Albumin 3.10 L 3.5-5.2 g/dl
Ureum 11 L 20-50 mg/dl
Kreatinin 0.7 0.5-1.5 mg/dl
Asam Urat 4.9 2.6-6.0 mg/dl
Glukosa Sewaktu 127 <140 mg/dl
LDH 245 H 100-190
Natrium 133 L 135-147 mg/dl
Kalium 3.4 L 3.5-5.0 mmol/L
Klorida 103 95-105 mmol/L
27 Mei 2017
PEMERIKSAAN LAB
Urinalisis
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Keruh* Jernih
Berat Jenis 1.025 1.000-1030
pH 5.5 5.0-8.0
Protein +3* Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
Darah Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Urobilinogen 0.1 0.1-1.0 mg/dl
Leukosit Esterase +1* Negatif
Sedimen Urin:
Leukosit 7-8-8 < 5/LPB
Eritrosit 0-0-0 < 2/LPB
Silinder Negatif Negatif
Epitel +1 Positif
28 Mei 2017
PEMERIKSAAN LAB

AGD
pH 7.434
pCO2 27.10 L
pO2 91.90
HCO3 18.30 L
Total CO2 19.10 L
Base Excess -6.10 L
O2 Saturation 97.90
Pemeriksaan USG
JPKTH, plasenta fundus, DJJ 158
BPD 49,5 /17,7/ 15,8/ 3,3
TBJ 3699gr
Wga,25-26 minggu
Biometri 20-21 minggu
Diagnosa
impending eclampsia pada G3P2A0 hamil
24 minggu BSC 1x
Superimposed preeklamsia
Edema paru
Ibu Obesitas grade II

Bayi
JTHIU
Planing
Non Medikamentosa
Obervasi TTV, HIS, DJJ, Balance Cairan
Px: AGD, EKG, Ro Thoraks, ECG
Tx: SC Cito perbaikan KU
Konsul: Kardio, IPD, Paru dan Anestesi Pro SC cito
Backup ICU

Medikamentosa
IVFD RL 20tpm
02 mask 7 lpm
MgSO4 40% 4gr/15 menit 1gr/jam
Metildopa 3x500 g kontrol Tekanan darah dalam 2-3 hari
Nifedipin 4x 10mg Maintenance
Lasix 40mg iv maintenance 5mg/jam (konsul Paru)
Dexametasone 2x6 mg selama 2 hr (konsul paru)
Pulmicort+ventolin Nebulize 3x1 (konsul Paru)
Prognosis
Vitam : Dubia et bonam
Functionam : dubia et bonam
Sanationam : dubia
HIPERTENSI GESTASIONAL DAN
PREEKLAMSI
Hipertensi Gestasional
Hipertensi
Masa Gestasional
Insidensi
AKI di Indonesia salah satu yang tertinggi di negara Asia
Tenggara.
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012, AKI di Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup.
Tiga penyebab utama kematian ibu adalah
perdarahan (30%),
hipertensi dalam kehamilan (25%),
dan
infeksi (12%)
WHO memperkirakan kasus preeklampsia tujuh kali lebih
tinggi di negara
berkembang daripada di negara maju
Klasifikasi yang dipakai di Indonesia
Hipertensi Kronik
Timbul sebelum umur kehamilam
20 minggu atau
HT yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan
HT menetap sampai 12 minggupascapersalinan.
HT disertai gangguan multsistem lain yang menunjukkan adanya kondisi
berat dari preeklampsia
Pre eklamsi
HT yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan proteinuria
Eklamsi
Preeklamsia yang disertai dengan kejang-kejang dan/atau koma
Preeklamsi superimposed Hipertensi kronis
HT kronik disertai tanda-tanda preeklamsia atau hipertensi kronik disertai proteinuria
Hipertensi Gestasional
HT yang timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan
HT menghilang setelah 3 bulan pascapersalinan atau
kehamilan dengan tanda-tanda preeklampsia tetapi tanpa proteinuria
Faktor Resiko

Umur <20 tahun


Jumlah Paritas Hiperplasentosis
atau >35 tahun.

Penyakit-penyakit
Riwayat keluarga ginjal dan hipertensi
Obesitas
pernah PE/E. yang sudah ada
sebelum hamil

Pernah menderita
PE/E pada
kehamilan
sebelumnya.
Etiologi
Teori kelainan vaskularisasi plasenta

Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel

Iskemia plasenta dan pembentukan radikal bebas


Disfungsi endotel

Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin

Teori adaptasi kardiovaskularori genetik

Teori defisiensi gizi

Teori inflamasi
Insidensi
AKI di Indonesia salah satu yang tertinggi di negara Asia
Tenggara.
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012, AKI di Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup.
Tiga penyebab utama kematian ibu adalah
perdarahan (30%),
hipertensi dalam kehamilan (25%),
dan
infeksi (12%)
WHO memperkirakan kasus preeklampsia tujuh kali lebih
tinggi di negara
berkembang daripada di negara maju
Tanda dan Gejala
Impending
1 Preeklampsia
Trombositopenia < 100.000 / mikroliter Eklampsia
eklampsia
Ringan Berat
2 Gangguan ginjal : Kreatinin serum >1,1 mg/dL atau
Objektifnya : Gejala
didapatkan peningkatan kadar kreatinin serum pada kondisi
Tensi > TDdimana tidak ada kelainan
> 160/110 Hiperaktif preeklampsia
ginjal lainnya
140/90 mmHg refleks berat ditambah
3 Gangguan liver : peningkatan konsentrasi transaminase 2 kali normal dan atau
mmHg Edema Sesak- dengan :
adanya
BB naik Oliguria
nyeri di< daerah
500 epigastrik / regio kanan atas
sianosis Konvulsi
abdomen
melebihi cc/24 jam Kesadaran
4 Edema Parunormal Terdapat
batas Gejala turun sampai
5 Gejala
neurologis
kg/minggu: Stroke,sianosis
dispnea nyeri kepala, gangguan :visus
subjektinya koma.
Proteinuria Janin mungkin : Gangguan
6 +1 pertumbuhanIUGR,
Gangguan Asfiksia
Oligohidramnion, Fetalvisus
Growth Restriction (FGR) atau
Edema
janin yang menjadi tanda didapatkan adanya absent
Nyerior
gangguan
ringansirkulasi reversed end diastolicepigastrium
velocity (ARDV)
uteroplasenta : Nyeri kepala.
Diagnosis
PER
HT disertai proteinuria dan/atau edema
setelah kehamilan 20 minggu
Hipertensi : tekanan darah 140/90 mmHg,
tetapi kurang dari 160/110 mmHg.
Proteinuria : 300 mg/24 jam dengan
menggunakan cara Esbach, atau 1 + dipstik.
Edema : edema lokal tidak dimasukkan dalam
kriteria PE, kecuali edema generalisata.
Diagnosis
PEB
Sistolik 160 diastolik 110.
Tekanan darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil
sudah dirawat di rumah sakit dan sudah menjalani
tirah baring.
Proteinuria 5 gr/24 jam atau 4 + dipstik
Oligouri, yaitu produksi urin < 500 ml/24 jam
Gangguan visus dan serebral : penurunan kesadaran,
nyeri kepala, dan pandangan kabur
Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas
abdomen
Edema paru atau sianosis
Trombositopenia berat : < 100.000 sel/mm3 atau
penurunan trombosit dengan cepat
Pertumbuhan janin intrauterin yang terhambat
Sindrom HELLP ( Haemolysis, Elevated Liver enzymes
dan Low Platelet )
Diagnosis

PEB Impending Eclampsia


Nyeri kepala hebat, gangguan
visus
Muntah-muntah,
Nyeri epigastrium dan
Kenaikan progresif tekanan
darah
Diagnosis

Eclampsia
Pada penderita PE
dijumpai kejang
menyeluruh hingga
koma.
Komplikasi
Terberat adalah kematian ibu dan janin
Solusio plasenta
Hemolisis
Perdarahan otak
Edema paru-paru
Nekrosis hati
Sindroma HELLP
Pencegahan
Pencegahan dengan non medikal
Bed Rest
Diet
Retriksi garam 20-50 mmol/hari

Pencegahan medikal
Pemberian suplemen

Antenatal care (ANC)


Tujuan penatalaksanaan PE/E
Mencegah komplikasi yang bisa terjadi pada
ibu.
Melahirkan bayi yang cukup bulan dan dapat
hidup di luar.
Mencegah terjadinya kejang/eklampsia yang
akan memperburuk keadaan ibu hamil.
Mencegah perdarahan intrakranial dan
mencegah gangguan fungsi organ vital
(Roeshadi 2007):
Penatalaksanaan
Antihipertensi
-Metildopa:
Suatu 2 - reseptor agonis
Dosis awal 500 mg 3 x per hari, maksimal 3 gram per
hari
Calcium - channel - blochers
Nifedipin: dosis bervariasi antara 30 - 90 mg per hari.
Pengelolaan preeklampsia dan eklampsia
mencakup pencegahan kejang,
Pengobatan hipertensi
Pengelolaan cairan
Pelayanan suportif terhadap penyulit organ
yang terlibat, dan
Saat yang tepat untuk persalinan.
Prognosis
Gejala-gejala seperti perdarahan serebral, pneumonia
aspirasi, ensefalopati hipoksia, tromboembolisme,
ruptur hepar, gagal ginjal, atau kecelakaan anestesi bisa
berakibat kematian pada ibu dengan eklampsia.
(DeCherney & Pernoll 2006)
Tingkat kematian ibu dilaporkan berkisar antara 0-
13,9%. Satu penelitian retrospektif terhadap 990 kasus
eklampsia menemukan angka kematian ibu secara
keseluruhan adalah 13,9% (138/990). Risiko paling
tinggi (12/54 [22%]) dijumpai pada subkelompok
wanita dengan eklampsia pada kehamilan kurang dari
28 minggu. (Pangemanan 2002)

Anda mungkin juga menyukai