Anda di halaman 1dari 76

SEISMIK

EKSPLORASI

Oleh :
Khristian Enggar P, S.Si
Apakah
SEISMIK
EKSPLORASI
itu?

Seismik
Eksplorasi
Adalah istilah yang
Oleh : dipakai di dalam bidang
Enggar P, S.Siuntuk
GEOFISIKA
Khristian
menerangkan aktifitas
pencarian sumber daya
alam dan mineral yang ada
di bawah permukaan bumi
dengan bantuan
GELOMBANG
SEISMIK.

SEISMIK EKSPLORASI
EKSPLORASI SEISMIK banyak
dipakai oleh perusahaan-perusahaan
minyak untuk melakukan Pemetaan
struktur di bawah permukaan bumi
untuk bisa melihat kemungkinan
adanya jebakan-jebakan minyak
berdasarkan interpretasi dari
penampang seismiknya.
Seismik Refraksi (Seismik Bias)

Bekerja berdasarkan Gelombang seismik yang


dibiaskan mengikuti lapisan-lapisan bumi di bawah
permukan

SEISM
IK

Bekerja berdasarkan Gelombang seismik yang


dipantulkan mengikuti lapisan-lapisan bumi di
bawah permukan
Seismik Refleksi (Seismik Pantul)
Gelombang pantul
Gelombang Bias
Gel. Datang Gel. Pantul
Sin V1
iSin = V 2
i i
r
V1

V
r Gel. Bias2 HUKUM
SNELLIUS

Gel. Pantul Gel. Bias

V1

V
2
The travel time for the primary reflection (first
layer) where geophone offset = x, thickness d,
velocity V
this is a hyperbola, as we saw
earlier:

for deeper layers, the


hyperbola is "flatter:"
Ada Tiga Tahap
Seismik Eksplorasi

Pengambilan Data (Aquitition


Data)

Pengolahan Data
(Pemrosesan Data)

Interpretasi Data
Cara
mengambilan
datanya
Bagaimana ?
PENGAMBILAN
DATA
Sensor yang
digunakan
(Geophone)
Yang perlu diperhatikan dalam
pengambilan data :
A. Offset Terjauh (Far Offset)
Jarak Sumber seismik dengan Geophone terjauh
Target Terdalam

B. Offset Terdekat (Near Offset)


Jarak Sumber seismik dengan Geophone terdekat
Target terdangkal

Offset
Offset Terjauh
Terdekat
C. Bentangan Geophone (Geophone array)
Menentukan informasi kedalaman rambatan gelombang
dan alternatif sistem penembakan pada daerah sulit,
seperti lintasan yang menyebrangi sungai
Konfigurasi Bentangan yang sering dipakai antara lain :

Off-end

1 6 7 1
2
Split -
Spread

1 6 7 1
2
Broadside T

1 6 7 1
2
Broadside L

1 6 7 1
2

Cross Spread

7 1
2

6
D. Frekuensi Geophone
Watak Geophone dalam merespon suatu gelombang
seismik

Geophone mampu merekam


gelombang seismik sampai
batas frekuensi rendah
tertentu yang pada umumnya
(7-28 Hz)
E. Arah Lintasan
Ditentukan berdasarkan informasi pendahuluan
(informasi geologi Dip, Strike) mengenai target dan
pertimbangan lain.

F. Spasi antar lintasan


Pertimbangan spasi antar lintasan melibatkan segi
teknis dan ekonomis

G. Panjang lintasan
Panjang lintasan ditentukan dengan
mempertimbangkan luas sebaran/ panjang target di
subsurface

H. Tapis Potong Rendah (Low Cut Filter)


Merupakan tapis/filter yang dipasang pada instrumen
perekaman untuk memotong/menurunkan amplitudo
frekuensi gelombang/trace yang rendah.
I. Ukuran Sumber
Ukuran sumber seismik (dynamit, tekanan pada air
gun, water gun, dll) merupakan ukuran energi yang
dilepaskan oleh sumber seismik.
Sumber Kecil Target tidak dalam
Sumber Besar Noise
J. Group Interval
Adalah jarak suatu geophone terhadap satu kelompok
geophone yang berikutnya. Satu group geophone ini
memberikan satu sinyal atau trace yang merupakan
stack atau superposisi dari beberapa geophone yang
ada dalam kelompok tersebut
K. Kelipatan Liputan (Fold Coverage)
Jumlah atau seringnya suatu titik di subsurface
terekam oleh geophone di permukaan.
Senakin besar jumlah foldnya, kualitas data akan
semakin baik
Contoh : Apabila dalam setiap shot point terdiri dari 24 trace, p
Satu SP ke SP berikutnya group geophone maju satu langkah, m

Fold Coverage = 24 / ( 2 x 1 ) x 100 % = 1200%


atau 12 fold
Kalau group Geophone maju 2 langkah

Fold Coverage = 24 / ( 2 x 2 ) x 100 % = 600%


atau 6 fold
E. Laju Pencuplikan
Laju pencuplikan akan menentukan batas frekuensi
maximum yang masih dapat direkam dan direkontruksi
sebagai data.
Frekuensi yang lebih besar dari frekuensi maximum
akan mengakibatkan timbulnya aliasing.
Batas frekuensi maximum ini disebut frekuensi nyquist.
Pada umumnya sinyal frekuensi tinggi dicuplik dengan
laju pencuplikan 2 ms atau 1 ms agar terhindar dari
alias

1
fq
2t
Data seismik direkam ke dalam pita
magnetik dengan standar format tertentu
Standarisasi ini dilakukan oleh SEG
(Society of Exploration Geophysics).

PITA MAGNETIK
Format data terdiri dari header dan
amplitudo.
Header berisi informasi mengenai survei,
project dan parameter yang digunakan
dan informasi mengenai data itu sendiri
PEMROSESAN DATA
Dengan menggunakan program komputer,
data lapangan kemudian Proses.
Prosesnya meliputi edit data, koreksi,
penghilangan noise atau gangguannya.
Beberapa tahapan yang biasa
dilalui didalam pengolahan data
seismik:
Edit Geometri
Koreksi Statik
Dekonvolusi (Pre-Stack)
Analisis Kecepatan dan Koreksi
NMO
Stack
Post Stack decovolusi
Migrasi
Data Output
1. Edit Geometri
Editing / Muting

Editing adalah proses untuk


menghilangkan semua
rekaman yang buruk
Mute adalah proses untuk
menghilangkan sebagian
rekaman yang diperkirakan
sebagai sinyal gangguan
seperti ground roll, first break
dan lainnya yang dapat
mengganggu data
Demultiplexi
ng
Data seismik yang tersimpan
dalam format multiplex dalam
pita magnetik lapangan
sebelum diperoses terlebih
dahulu harus diubah
susunannya.

Data yang tersusun


berdasarkan urutan
pencuplikan disusun kembali
berdasarkan receiver atau
channel (demultiplex). Proses
ini dikenal dengan
demultiplexing.
Trace
Gathering
Setelah di-demultiplex dan
mungkin di-resampel data
kemudian di-sorting didalam
CDP (common deep point),
Common offset, Common
Receiver atau CMP (common
mid point).

Informasi mengenai lokasi


sumber dan penerima, jumlah
penerima, jarak antara
penerima dan jarak antara
sumber di-entry didalam
proses ini.
Common Depth Point

CDP (Common Deep


Point)
adalah istilah dalam
pengambilan data
seismik untuk
konfigurasi sumber-
penerima dimana
terdapat satu titik
tetap dibawah
permukaan bumi.
Untuk kasus reflektor
horisontal (tidak
miring)
Coammon Mid Point
Gain Recovery

Akibat adanya penyerapan energi pada


lapisan batuan yang kurang elastis dan
efek divergensi sferis maka data
amplitudo (energi gelombang) yang
direkam mengalami penurunan sesuai
dengan jarak yang ditempuh.
Untuk menghilangkan efek ini maka
perlu dilakukan pemulihan kembali
energi yang hilang sedemikian rupa
sehingga pada setiap titik seolah-olah
datang dengan jumlah energi yang
sama.
Proses ini dikenal dengan istilah
Automatic Gain Control (AGC) sehingga
nantinya menghasilkan kenampakan
data seismik yang lebih mudah
diinterpretasi.
2. Koreksi Statik
Koreksi Statik

Koreksi statik karena lapisan lapuk


dilakukan untuk mengkoreksi waktu
tempuh gelombang seismik yang ter-
delay akibat lapisan lapuk atau kolom air
laut yang dalam.

Koreksi statik karena efek topografi


dilakukan untuk menghilangkan
pengaruh topografi (elevasi shot dan
receiver) sehingga shot point dan
receiver seolah-oleh ditempatkan pada
datum yang sama.
Koreksi Statik
3. Dekonvolusi
Dekonvol
usi
Dekonvolusi merupakan proses invers filter karena
konvolusi merupakan suatu filter. Bumi merupakan low
pass filter yang baik sehingga sinyal impulsif diubah
menjadi wavelet yang panjangnya sampai 100 ms.

Dynamite
?
f Sistem h
LTI
Konvolusi adalah suatu proses
operasi matematika dimana
diperoleh keluaran dari suatu
masukan pulsa gelombang ke
dalam suatu sistem yang Linier
Time Invarian (LTI).
Operasi di notasikan dengan tanda
* (Asterik)
Misal Pulsa dari sumber seismik f
dan sistem refleksivitas bumi g,
maka gelombang seismik yang
keluar sebagai hasil konvolusi dari
sistem tersebut adalah h

f Sistem h
LTI
Operasi matematikanya adalah,
ft * gt = fk gk-t

Operasi konvolusi bersifat


komutatif, distributif, asosiatif dan
inversif
h = ft * gt = gt * ft = fk gk-t = gt ft
h = ft * (gt * jt) = gt * ft + ft * jt
h = ft * (gt * jt) = (ft * gt) * jt

Operasi diatas adalah bentuk


(sample) data yang diskrit atau
terdigitasi, sedangkan untuk data
dalam bentuk fungsi kontinyu =


h(t ) f (t ) * g (t ) f (s).g (t s)ds

Dalam teorema konvolusi
berlaku bahwa transformasi
Fourier dari konvolusi dua
fungsi sama dengan perkalian
transformasi Fourier dari fungsi
masing-masing.

Konvolusi berarti juga


mengalikan spektrum
amplitudo dan menjumlahkan
spektrum phase dari kedua
fungsi tersebut.
Dekonvolusi dilakukan untuk
menghilangkan atau mengurangi
pengaruh ground roll, multiple,
reverberation, ghost serta
memperbaiki bentuk wavelet yang
kompleks akibat pengaruh noise.
Dekonvolusi merupakan proses
invers filter karena konvolusi
merupakan suatu filter. Bumi
merupakan low pass filter yang
baik sehingga sinyal impulsif
diubah menjadi wavelet yang
panjangnya sampai 100 ms.
Wavelet yang terlalu panjang
mengakibatkan turunnya resolusi
seismik karena kemampuan untuk
membedakan dua event refleksi
yang berdekatan menjadi
berkurang.
4. Analisi Kecepatan
dan
Koreksi NMO
Analisi Kecepatan dan
Koreksi NMO

Tujuan dari analisis kecepatan adalah untuk


menentukan kecepatan yang sesuai untuk memperoleh
stacking yang terbaik.

Koreksi NMO:
(a) Belum dikoreksi
(b) Kecepatan yang
sesuai
(c) Kecepatan yang
lebih rendah
(d) Kecepatan yang
lebih tinggi (VAN
DER KRUK, 2001)
Koreksi NMO
Stacki
ng
Stacking adalah proses penjumlahan trace-trace
dalam satu gather data yang bertujuan untuk
mempertinggi sinyal to noise ratio (S/N).

Proses penjumlahan trace-trace dalam satu CDP (s


Stacking velocity
Migra
si
Migrasi adalah suatu proses untuk memindahkan
kedudukan reflektor pada posisi dan waktu pantul yang
sebenarnya berdasarkan lintasan gelombang.

Penampang
seismik:
(a) sebelum
migrasi;
(b)setelah
migrasi
Contoh jebakan Stratigrafi
4. Analisi Kecepatan
dan
Koreksi NMO
INTERPRETASI DATA
SEISMIK
Tujuan dari interpretasi
seismik secara umum menurut
ANDERSON & ATINUKE
(1999) adalah :

Untuk mentransformasikan profil


seismik refleksi stack menjadi
suatu struktur kontinu/model
geologi secara lateral dari
subsurface
Contoh jebakan Stratigrafi
3. Dekonvolusi
Dekonvol
usi
Dekonvolusi merupakan proses invers filter karena
konvolusi merupakan suatu filter. Bumi merupakan low
pass filter yang baik sehingga sinyal impulsif diubah
menjadi wavelet yang panjangnya sampai 100 ms.

Dynamite
?
f Sistem h
LTI
Konvolusi adalah suatu proses
operasi matematika dimana
diperoleh keluaran dari suatu
masukan pulsa gelombang ke
dalam suatu sistem yang Linier
Time Invarian (LTI).
Operasi di notasikan dengan tanda
* (Asterik)
Misal Pulsa dari sumber seismik f
dan sistem refleksivitas bumi g,
maka gelombang seismik yang
keluar sebagai hasil konvolusi dari
sistem tersebut adalah h

f Sistem h
LTI
Dalam teorema konvolusi
berlaku bahwa transformasi
Fourier dari konvolusi dua
fungsi sama dengan perkalian
transformasi Fourier dari fungsi
masing-masing.

Konvolusi berarti juga


mengalikan spektrum
amplitudo dan menjumlahkan
spektrum phase dari kedua
fungsi tersebut.
Dekonvolusi dilakukan untuk
menghilangkan atau mengurangi
pengaruh ground roll, multiple,
reverberation, ghost serta
memperbaiki bentuk wavelet yang
kompleks akibat pengaruh noise.
Dekonvolusi merupakan proses
invers filter karena konvolusi
merupakan suatu filter. Bumi
merupakan low pass filter yang
baik sehingga sinyal impulsif
diubah menjadi wavelet yang
panjangnya sampai 100 ms.
Wavelet yang terlalu panjang
mengakibatkan turunnya resolusi
seismik karena kemampuan untuk
membedakan dua event refleksi
yang berdekatan menjadi
berkurang.
4. Analisi Kecepatan
dan
Koreksi NMO
Analisi Kecepatan dan
Koreksi NMO

Tujuan dari analisis kecepatan adalah untuk


menentukan kecepatan yang sesuai untuk memperoleh
stacking yang terbaik.

Koreksi NMO:
(a) Belum dikoreksi
(b) Kecepatan yang
sesuai
(c) Kecepatan yang
lebih rendah
(d) Kecepatan yang
lebih tinggi (VAN
DER KRUK, 2001)
(a) Penampang
seismic

(b) Interpretasi
seismic
Sedangkan beberapa tujuan
khusus dari interpretasi seismik
menurut VAN DER KRUK (2001)
adalah :

1. Pemetaan Struktur-Struktur
Geologi

2. Analisis Sekuen Seismik

3. Analisis Fasies Seismik


Pemetaan Struktur-
Struktur Geologi

Untuk pemetaan struktur-


struktur geologi pada data
seismik, posisi horizon-horizon
utama dan gangguan
dipetakan dan bentuk serta
posisi sesar diidentifikasi.

Tujuannya adalah untuk


memperoleh profil geologi dan
untuk memperoleh kedalaman
horizon serta gangguan
Analisis Sekuen Seismik

Tujuan utama dari analisis


sekuen seismik adalah :

Mengidentifikasi batas-batas
sekuen pada data seismik

Menentukan sekuen
pengendapan dalam waktu

Menganalisis fluktuasi muka air


laut
Analisis Fasies Seismik

Sekuen seismik dapat juga untuk


menyelidiki karakteristik refleksi di
dalam suatu sekuen, yang
berhubungan dengan seismik
fasies. Tidak hanya waktu sekuen
sendimentasi yang diperoleh
namun juga memungkinkan untuk
mengambil kesimpulan yang dapat
menggambarkan tentang
lingkungan pengendapannya.
Penampang
seismik sebelum
diinterpretasi

Penampang
seismik setelah
diinterpretasi
Contoh jebakan Struktural
Contoh jebakan Stratigrafi

Anda mungkin juga menyukai