Anda di halaman 1dari 16

DIARE AKUT

Pembimbing :Dr. Sri Lestari, Sp. A, IBCLC

REFRESHING
ROSSY EFRIDANIS BALLONA
2009730044
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK RSIJ PONDOK KOPI
DEFINISI
DIARE
Buang air besar lebih tiga kali sehari dengan
konsistensi lembek atau cair.
American Academy of Pediatrics (AAP)
mendefinisikan diare dengan karakteristik
peningkatan frekuensi dan/atau perubahan
konsistensi, dapat disertai atau tanpa gejala dan
tanda seperti mual, muntah, demam, atau sakit
perut yang berlangsung selama 3-7 hari.

DIARE AKUT
WHO/UNICEF mendefinisikan diare akut sebagai
kejadian akut dari diare yang biasanya berlangsung
selama 3-7 hari tetapi dapat pula berlangsung
sampai 14 hari
EPIDEMIOLOGI
Diare merupakan salah satu penyebab angka
morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada
anak dibawah umur lima tahun di seluruh
dunia, yaitu mencapai 1 milyar kesakitan dan
3 juta kematian per tahun.

ETIOLOGI
Pada saat ini telah dapat diidentifikasi tidak
kurang dari 25 jenis mikroorganisme yang
dapat menyebabkan diare pada anak dan
bayi. Penyebab infeksi utama timbulnya
adalah golongan virus, bakteri dan parasit.
Bakteri Virus Parasit

Aeromonas Astrovirus Balantidium coli

Bacillus cereus Calcivirus Blastocystis homonis

Campylobacter jejuni Enteric adenovirus Cryptosporidium parvum

Clostridium perfringens Coronavirus* Entamoeba histolytica

Clostridium defficille Rotavirus Giarda lambia

Escherichia coli Norwalk virus Isospora belli

Plesiomonas shigeloides Herpes simplex virus* Strongyloides stercoralis

Salmonella Cytomegalovirus Trichuris trichiura

Shigella

Staphylococcus aureus

Vibrio cholera

Yersinia enterocolitica

*umumnya berhubungan dengan diare hanya pada penderita imunocompromised


Sumber : (Nelson Textbook of Pediatric dan Subagyo B. dan Nurtjahjo BS, 2010)
DIAGNOSIS
Lama diare berlangsung, frekuensi diare sehari, warna
dan konsentrasi tinja, lendir dan/darah dalam tinja.

Muntah, rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran


menurun, buang air kecil terakhir, demam, sesak,
kejang, kembung.

Jumlah cairan yang masuk selama diare

Jenis makanan dan minuman yang diminum selama


diare

Penderita diare di sekitarnya dan sumber air minum


DERAJAT DEHIDRASI MENURUT WHO
Penilaian A B C

Keadaan umum Baik, sadar *Gelisah, rewel *Lesu, tidak sadar

Mata Normal Cekung Sangat cekung

Air mata Ada Tidak ada Tidak ada

Mulut, lidah Basah Kering Sangat kering

Minum seperti *Haus, ingin minum *Malas minum,


Rasa haus
biasa banyak tidak bisa minum

*Kembali sangat
Turgor kulit Kembali cepat *Kembali lambat
lambat
Dehidrasi ringan-
Dehidrasi berat
sedang
Bila ada 1 tanda *
Hasil pemeriksaan Tanpa dehidrasi Bila ada 1 tanda *
Ditambah 1 atau
Ditambah 1 atau
lebih tanda lain
lebih tanda lain
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan tinja tidak


rutin dilakukan pada
diare akut kecuali
apabila ada tanda
intoleransi laktosa dan
kecurigaan amubiasis

Makroskopis : konsistensi, warna, lendir, darah, bau


Mikroskopis : leukosit, eritrosit, parasit, bakteri
Hal yang dinilai pada
Kimia : pH, elektrolit (Na, K, HCO3)
pemeriksaan tinja
Biakan dan uji sensitivitas tidak dilakukan pada
diare akut

Analisis gas darah dan


elektrolit bila secara
klinis dicurigai adanya
gangguan keseimbangan
asam basa elektrolit.
TATALAKSANA

Dehidrasi ringan-
Tanpa dehidrasi
sedang

Cairan rehidrasi oral (CRO)


Cairan rehidrasi oralit diberikan 5-10 hipoosmolar diberikan sebanyak 75
ml/kgBB setiap diare cair ml/kgBB dalam 3 jam untuk
mengganti kehilangan cairan yang
telah terjadi dan sebanyak 5-10
ml/kgBB setiap diare cair.

Atau berdasarkan usia, yaitu umur < Cairan intravena yang diberikan adalah
1 tahun sebanyak 50-100 ml. umur 1- Ringer Laktat atau Kaen 3B atau NaCl
5 tahun sebanyak 100-200 ml, dan dengan jumlah cairan yang dihitung
umur di atas 5 tahun semaunya berdasarkan berat badan.

Berat badan 3-10 kg 200


ml/kgBB/hari
Berat badan 10-15 kg 175
ASI harus tetap diberikan ml/kgBB/hari
Berat badan > 15 kg 135
ml/kgBB/hari
TATALAKSANA

Dehidrasi Berat
Umur kurang dari 12
bulan: 30 ml/kgBB dalam
1 jam pertama, Masukkan cairan per oral
Diberikan cairan dilanjutkan 70 ml/kgBB diberikan bila pasien
rehidrasi parenteral dalam 5 jam berikutnya sudah mau dan dapat
dengan Ringer Laktat
atau Ringer Asetat 100 Umur di atas 12 bulan: minum, dimulai dengan 5
ml/kgBB 30 ml/kgBB dalam jam ml/kgBB selama proses
pertama, dilanjutkan 70 rehidrasi
ml/kgBB dalam 2,5 jam
berikutnya
KOREKSI GANGGUAN ELEKTROLIT
Hipernatremia (Na >155 mEq/L)
Koreksi penurunan Na dilakukan secara bertahap dengan pemberian cairan
dekstrosa 5% salin.

Hiponatremi (Na <130 mEq/L)


Kadar Na koreksi (mEq/L) = 125 kadar Na serum x 0,6 x berat badan;
diberikan dalam 24 jam.

Hiperkalemia (K > 5 mEq/L)


Koreksi dilakukan dengan memberi kalsium glukonas 10% sebanyak 0,5-1
ml/kgBB, iv

Hipokalemia (K < 3,5 mEq/L)


Koreksi dilakukan menurut kadar kalium
- Kadar K 2,5-3,5 mEq/L berikan KCl 75 mEq/kgBB per oral per hari di bagi 3
dosis
- Kadar K < 2,5 mEq/L berikan KCl melalui drip intravena dengan dosis :
3,5 kadar K terukur x BB(kg) x 0,4 + 2 mEq/kgBB/24 jam dalam 4 jam
pertama
3,5 kadar K terukur x BB(kg) x 0,4 + 1/6 x 2 mEq x BB dalam 20 jam
berikutnya
Seng (Zink) elemental diberikan selama 10-14 hari
meskipun anak telah tidak mengalami diare dengan dosis:
Umur di bawah 6 bulan : 10 mg/hari
Umur di atas 6 bulan : 20 mg/hari

Nutrisi
ASI dan makanan dengan menu yang sama saat anak
sehat sesuai umur tetap diberikan untuk mencegah
kehilangan berat badan dan sebagai pengganti nutrisi
yang hilang.

Medikamentosa
- Antibiotic diberikan bila ada indikasi, misalnya disentri
(diare berdarah) atau kolera.
- Antiparasit
Metronidazol 50 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis, merupakan
obat pilihan untuk amuba vegetative
KOMPLIKASI
Kegagalan
Gangguan
upaya
Elektrolit
rehidrasi oral

Kejang
PENCEGAHAN
Mencegah penyebaran
Memperbaiki daya tahan
kuman pathogen penyebab
tubuh pejamu (host)
diare
Pemberian ASI yang benar Memberi ASI paling tidak
Memperbaiki penyiapan sampai usia 2 tahun
dan penyimpanan Meningkatkan nilai gizi
makanan pendamping ASI makanan pendamping ASI
Penggunaan air bersih dan memberikan makan
yang cukup dalam jumlah yang cukup
Membudayakan kebiasaan untuk memperbaiki status
mencuci tangan dengan gizi anak
sabun sehabis buang air
besar dan sebelum makan
Penggunaan jamban yang
bersih dan higienis oleh
seluruh anggota
Membuang tinja bayi yang
benar
Probiotik diberi batas sebagai
mikroorganisme hidup dalam makanan
yang difermentasikan untuk menunjang
kesehatan melalui terciptanya

Probiotik
keseimbanagn mikroflora intestinal yang
lebih baik.

Prebiotik bukan merupakan


mikroorganisme akan tetapi bahan
makanan. Umumnya kompleks
karbohidrat yang bila dikonsumsi dapat

Prebiotik
merangsang pertumbuhan flora intestinal
yang menguntungkan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Antonius H. Pudjiadi, Badriul Hegar, Setyo Handryastuti,
Nikmah Salamia Idris, Ellen P. Gandaputra, Eva Devita
Harmoniati, penyunting. Diare Akut. Pedoman Pelayanan
Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: jilid I. IDAI;
2010: 58-61.
Antonius H. Pudjiadi, Badriul Hegar, Setyo Handryastuti,
Nikmah Salamia Idris, Ellen P. Gandaputra, Eva Devita
Harmoniati, penyunting. Diare Akut. Pedoman Pelayanan
Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: jilid II. IDAI;
2011: 53.
Mohammad Juffrie, Sri Supar Yati Soenarto, Hanifah Oswari,
Sjamsul Arif, Ina Rosalina, Nenny Sri Mulyani. Diare Akut.
Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi. Jakarta. Jilid I.
Cetakan ketiga. Badan Penerbit IDAI; 2012: 87-118.
Diare akut dalam Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di
Rumah Sakit. Jakarta. Cetakan pertama. WHO; 2009: 133-
145
http://dinkes.tasikmalayakota.go.id/index.php/informasi-
penyakit/181-diare.html

Anda mungkin juga menyukai