Anda di halaman 1dari 26

UPAYA PENANGANAN PASIEN

RABIES DI PUSKESMAS TANAH


GARAM

Oleh : MARLINA TRI HASTUTI


Rabies adalah penyakit hewan atau disebut
dengan penyakit anjing gila yang dapat
menular kemanusia (bersifat zoonosis) (WHO,
2010).Rabies disebabkan oleh virus rabies
dari genus lyssavirus, family rhabdhoviridae
(Jallet et al, 1999), virus rabies dikeluarkan
bersama air liur hewan terinfeksi dan
ditularkan melalui luka gigitan atau jilatan
PATOGENESA

GIGITAN/NON GIGIITAN (GORESAN/CAKARAN)

3-8 MINGGU VIRUS SBGIAN BESAR MENCAPAI OTAK

VIRUS MEMPERBANYAK DIRI DAN MENYEBAR


KESELURUH NEURON

SISTEM LIMBIK, HIPOTALAMUS, BATANG OTAK

VIRUS BERJALAN KE SYARAF PERIFER

VIRUS SAMPAI DI SELURUH TUBUH

MENYERANG SELURUH ORGAN


GEJALA KLINIS

1. Stadium prodromal

Demam
malaise/lemah
Mual
rasa nyeri di
tenggorokan selama
beberapa hari
2.Stadium nyeri, panas, di sertai
sensoris dengan kesemutan pada
tempat bekas luka.
Kemudian disusul dengan
gejala cemas dan reaksi
yang berlebihan terhadap
rangsang sensorik
3.Stadium
eksitasi

Aktivitas simpatik pada tonus otot


meningkat dengan gejala
hiperhidrosis, hipersalivasi,
hiperlakrimasi, dilatasi pupil dan
sebagainya
4.Stadium
paralisis

Sebagian besar penderita rabies


meninggal dalam stadium eksitasi.
Kadang-kadang juga ditemukan
kasus tanpa gejala-gejala eksitasi.
Melainkan paralisis otot-otot yang
bersifat progresif, hal ini karena
gangguan sumsum tulang belakang
yang memperlihatkan gejala
paralisis otot-otot pernafasan
mencuci luka gigitan dengan air mengalir dengan sabun
selama 10-15 menit
kemudian diberi antiseptik (alkohol 70%, sabun, cairan
antiseptik dan lain-lain).
Meskipun menurut keterangan pada penderita sudah
dilakukan pencucian luka. Tenaga kesehatan puskesmas
harus melakukan pencucian luka kembali
Pertimbangkan pula perlu tidaknya pemberian serum atau
vaksin anti tetanus, antibiotik untuk mencegah infeksi dan
analgetika
Pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR)
dan Serum Anti Rabies (SAR)

Indikasi
Anamnesis
Waktu dan tempat kejadian
Ada tidaknya kontak, jilatan atau gigitan
Terjadi di daerah tertular atau terancam atau bebas
Di dahului tindakan provokatif atau tidak
Hewan yang menggigit menunjukkan gejala rabies atau
tidak
Hewan yang menggigit dibunuh atau hilang, lari dan
tidak dapat ditangkap
Hewan yang menggigit mati, tetapi masih diragukan
menderita rabies
Penderita luka gigitan pernah di VAR dan kapan
Hewan yang menggigit pernah di VAR dan kapan
Identifikasi luka gigitan
Luka resiko rendah adalah jilatan
pada kulit luka garukan atau lecet
(erosi dan ekskoriasi), luka kecil
disekitar tangan, badan dan kaki

Pemeriksa
an fisik
LUKA RESIKO TINGGI

Jilatan pada selaput mukosa yang utuh, selaput lendir


mata (konjungtiva), selaput lendir mulut, selaput
lendir anus, dan selaput lendir alat genitalia eksterna
Jilatan atau luka diatas daerah bahu (leher, muka dan
kepala).
Luka gigitan pada jari tangan dan jari kaki, ( daerah
yang banyak persyarafan).
Luka gigitan pada genitalia
Luka gigitan yang lebar atau dalam
Jumlah luka banyak
Klasifikasi derajat luka gigitan hewan penular rabies (GHPR) menurut WHO

Derajat Jenis Kontak Tatalaksana

1 Sentuhan atau Jilatan HPR Tidak perlu tindakan


tetapi sebaiknya di
pada kulit tanpa luka cuci
2 Luka cakar, luka abrasi/lecet,
Cuci luka, beri VAR
luka ringan, jilatan pada kulit
luka

3 Luka multiple, luka dalam, Cuci luka , beri SAR


luka resiko tinggi, saliva dan VAR
HPR pada mukosa
Vaksin Anti Rabies (VAR)

Kemasan : vaksin terdiri dari vaksin kering dalam vial


dan pelarut sebanyak 0,5 ml dalam syringe

Cara pemberian :
Di suntikkan secara intramuskular (IM) di
daerah deltoid atau lengan atas deltoideus (
anak-anak di daerah paha)
VAKSINASI DOSIS WAKTU PEMBERIAN

ANAK DEWASA

Dasar 0,5 ml 0,5 ml 4x pemberian :

Hari ke-0 2x pemberian

sekaligus (deltoideus

kiri dan kanan)

Hari ke-7 dan 21


Dosis dan Cara Pemberian Serum Anti Rabies (SAR)

1. Serum Homolog (Human Rabies Immunoglobulin /HRIG)

Kemasan : Vial 2 ml ( 1 ml = 150 IU)

Cara Pemberian :
Di suntikkan secara infiltrasi disekitar luka sebanyak mungkin,
sisanya di suntikkan secara intramuskular
Dosis
Jenis Dosis Waktu Pemberian Keterangan
Serum
Serum 20 Bersamaan Sebelumnya
Homolog IU/kgBB dengan tidak perlu
pemberian VAR dilakukan
hari ke-0 skin test
2. Serum heterolog (Equine Rabies Immunoglobulin
/ERIG)

Sekarang digunakan ERIG produk dari prancis (Sanofi


Pasteur) dengan nama dagang Favirab
Kemasan 1 vial @5 cc : 1000 IU/Vial
Dosis : 40 iu/kg BB

Cara pemberian:
Setengah dosis atau sebanyak mungkin disuntikkan secara
infiltrasi di sekitar luka
Sisanya disuntikkan secara IM (Intramuskular) di region
gluteal
Dosis..

Vaksinasi Dosis Waktu pemberian Keterangan

ERIG 40 Bersamaan Sebelum di suntikkan


IU/kgBB dengan harus dilakukan skin
pemberian VAR test
hari ke-0
Hewan penggigit lari/hilang dan
Kasus gigitan Anjing,
tidak dpt ditangkap mati
Kucing, kera
/dibunuh

Luka Resiko Tinggi Luka Resiko rendah

Segera diberi VAR Segera Diberi VAR

Jika Tidak dpt Spesimen otak dapat


diperiksa lab diperiksa di lab
Lanjutkan VAR

Lanjutkan Positif negatiff Stop VAR


VAR
Kasus gigitan Anjing, Hewan Penggigit dapat
Kucing, kera ditangkap dan diobservai 10-14
hari

Segera diberi VAR & Luka Resiko Luka Resiko


SAR Tinggi rendah

Tidak diberi VAR


Hewan Sehat Hewan mati Tunggu hasil Obs

Stop VAR Beri/ lanjutkan Hewan mati Hewan sehat


VAR

Positif Spesimen otak dapat Tidak di VAR


diperiksa ke lab

Lanjutkan VAR Negatif STOP VAR


Daerah Tersangka Rabies

Kriteria daerah tersangka rabies


Daerah yang dalam 2 tahun terakhir ada kasus
rabies secara klinis dan epidemiologis tetapi belum
dibuktikan secara laboratorium
Daerah yang berbatasan langsung dengan satu
daratan dengan daerah tertular
STUDI
KASUS

Kota Solok merupakan kota yang masih banyak


ditemukannya kasus akibat gigitan hewan, terutama
Anjing, Kucing dan Kera yang dapat menyebabkan
terjadinya rabies apabila pada hewan-hewan
tersebut terdapat virus rabies. Di Puskesmas Tanah
Garam sendiri berdasarkan survey yang dilakukan
pada tahun 2015 masih banyak di temukannya kasus
akibat gigitan hewan.
bulan januari April 2015
HASIL DAN ditemukan sebanyak 16 kasus
PEMBAHASAN tersangka rabies. Sedangkan pada
tahun 2014
Diitemukan sebanyak 46 kasus

1, budaya berburu ( adat)


2. Mitos seputar vaksin
Di Puskesmas Tanah Garam penanganan kasus gigitan
hewan penular rabies harus ditangani dengan cepat dan
sesegera mungkin. Caranya:
1. Mencuci luka gigitan dengan air mengalir dengan sabun
selama 10-15 menit
2. Beri antiseptik (alkohol 70%, sabun, cairan antiseptik dan
lain-lain). Meskipun menurut keterangan pada penderita
sudah dilakukan pencucian luka. Tenaga kesehatan
puskesmas harus melakukan pencucian luka kembali
3. pemberian serum atau vaksin anti Rabies berdasarkan
indikasi
Penanganan ini sudah sesuai dengan penanganan yang
dikeluarkan oleh Dinkes tahun 2014
KESIMPULAN

Rabies atau yang disebut dengan penyakit anjing


gila merupakan suatu penyakit akut pada susunan saraf
pusat yang disebabkan oleh virus rabies. Hasil yang
ditemukan berdasarkan survey yang dilakukan di Kota
Solok terutama di Puskesmas Tanah Garam, masih banyak
di temukannya pasien yang datang dengan gigitan hewan
yang tersangka rabies seperti Anjing, kucing, dan kera.
Berdasarkan survey pada bulan januari April 2015
ditemukan sebanyak 16 kasus tersangka rabies.
Sedangkan pada tahun 2014 di Kota Solok terutama di
Puskesmas Tanah Garam kasus tersangka rabies sebanyak
43 kasus.
Hal ini di karenakan kota solok merupakan kota yang
masyarakatnya masih banyak mempelihara hewan
terutama anjing dan masih banyaknya anjing, kucing, kera
yang berkeliaran bebas di area perkampungan masyarakat
kota solok. Selain itu adat atau kebiasaan masyarakat
berburu babi menyebabkan banyaknya hewan berkeliaran
serta minimalnya pengetahuan masyarakat tentang
vaksinasi hewan peliharaan, karena masyarakat
menganggap bahwa apabila hewan peliharaan mereka
terutama anjing di lakukan vaksinasi akan membuat hewan
tersebut menjadi tidak kuat atau lemah sehingga tidak bisa
lari dengan kuat pada saat berburu.
1.

SARAN Petugas puskesmas agar lebih


aktif untuk memberikan penyuluhan
kepada masyarakat tentang bahaya
penyakit rabies, bagaimana cara
menanggulangi serta pencegahan
terhadap gigitan hewan tersangka
rabies seperti anjing, kucing dan
kera. Serta memberikan penyuluhan
agar masyarakat mau memvaksinasi
hewan peliharaan mereka.
Petugas kesehatan Puskesmaa
supaya dapat memberikan
pertolongan pertama terhadap
masyarakat yang di gigit hewan
tersangka rabies sesuai dengan alur
penanganan rabies yang di
keluarkkan oleh Depkes.

Anda mungkin juga menyukai