Anda di halaman 1dari 27

PPOK

Penyakit Paru Obstruksi Kronis


Definisi
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru yang dapat
dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya
reversibel, bersifat progresif dan berhubungan dengan respons inflamasi paru
terhadap partikel atau gas yang beracun / berbahaya, disertai efek ekstraparu
yang berkontribusi terhadap derajat berat penyakit.

Karakteristik hambatan aliran udara


pada PPOK disebabkan oleh obstruksi
saluran napas kecil dan/atau kerusakan
parenkim (emfisema) yang bervariasi
pada setiap individu.
Faktor Resiko

7. Usia > 40 th
Patogenesis PPOK
Inhalasi bahan berbahaya

Inflamasi
Mekanisme Mekanisme
perlindungan perbaikan
Kerusakan Jaringan

Penyempitan saluran Destruksi Hipersekresi


napas dan fibrosis parenkim mukus

HAMBATAN ARUS
Hambatan Arus NAPAS
Napas
Indikator Diagnosis PPOK

RPK PPOK
1. Anamnesis
Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala pernapasan
Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di tempat kerja
Riwayat penyakit emfisema pada keluarga
Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, mis berat badan lahir rendah
(BBLR), infeksi saluran napas berulang, lingkungan asap rokok dan polusi udara
Batuk berulang dengan atau tanpa dahak
Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi
2. Pemeriksaan Fisis
PPOK dini umumnya tidak ada kelainan

Inspeksi

- Pursed-lips breathing (mulut setengah terkatup / mencucu)

- Barrel chest (diameter antero-posterior dan transversal sebanding)

- Penggunaan otot bantu napas

- Hipertropi otot bantu napas

- Pelebaran sela iga

- Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis di leher dan edema tungkai

- Penampilan pink puffer atau blue bloater


Palpasi
Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar
Perkusi
Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil, letak
diafragma rendah, hepar terdorong ke bawah
Auskultasi
- Suara napas vesikuler normal, atau melemah
- Terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau
pada ekspirasi paksa
- Ekspirasi memanjang
- Bunyi jantung terdengar jauh
Pemeriksaan penunjang
1. Faal Paru

Spirometri

- Spirometri merupakan suatu pemeriksaan yang menilai fungsi terintegrasi mekanik paru,
dinding dada dan otot-otot pernapasan dengan mengukur jumlah volume udara yang
dihembuskan dari kapasitas paru total (TLC) ke volume residu.

Uji bronkodilator

-Setelah pemberian bronkodilator inhalasi sebanyak 8 hisapan, 15 - 20 menit kemudian dilihat


perubahan nilai VEP1 atau APE, perubahan VEP1 atau APE < 20% nilai awal dan < 200 ml

-Uji bronkodilator dilakukan pada PPOK stabil


Airflow limitation is best
measured by spirometry, as this is
the most widely available,
reproducible test of lung
function. A post-bronchodilator
FEV1/FVC < 0.70 confirms the
presence of persistent airflow
limitation and thus of COPD.
2. Laboratorium darah

Hb, Ht, Tr, Lekosit

3. Radiologi

Foto toraks PA dan lateral berguna untuk menyingkirkan penyakit paru lain

Pada emfisema terlihat gambaran :

Hiperinflasi

Hiperlusen

Ruang retrosternal melebar

Diafragma mendatar

Jantung menggantung (jantung pendulum/tear drop / eye drop appearance)

Pada bronkitis kronik :

Normal

corakan bronkovaskuler bertambah pada 21 % kasus


Tentukan derajat keparahan PPOK :

1. Penilaian Gejala harian


2. Penilaian derajat abnormalitas spirometri
3. Penilaian Risiko eksaserbasi
4. Penilaian komorbid
1. Penilaian gejala harian

mMRC Dyspnoe scale


(modified Medical Research Council)
Tingkat 0 Sesak napas hanya muncul saat olah-raga yang berat.

Sesak napas saat berjalan terburu-buru atau mendaki sedikit


Tingkat 1 tanjakan.

Berjalan lebih lambat dibandingkan orang seusia atau harus


Tingkat 2 berhenti untuk mengatur napas saat berjalan sesuai levelnya

Berhenti untuk mengatur napas setelah berjalan 100 meter atau


Tingkat 3 setelah berjalan beberapa menit

Terlalu sesak untuk meninggalkan rumah atau sesak saat


Tingkat 4 berpakaian atau berganti pakaian.
2. Penilaian Spirometri
3. Penilaian Risiko Eksaserbasi

Eksaserbasi kejadian akut, ditandai perburukan gejala


Sesak meningkat
Purulensi dan jumlah sputum meningkat
Memerlukan perubahan terapi
Risiko
Tinggi bila 2 kali per tahun atau 1 kali hospitalisasi
Rendah bila 1 kali per tahun
4. Penilaian Komorbiditas pada PPOK

Pasien PPOK memiliki peningkatan risiko


Penyakit kardiovaskular
Osteoporosis
Infeksi saluran pernapasan
Kecemasan dan Depresi
Diabetes
Kanker paru
Bronkiektasis
--------> mempengaruhi mortalitas dan rawat inap, harus dilihat secara rutin,
dan diobati dgn tepat.
KLASIFIKASI PPOK
Derajat klinis Faal paru
In patients with FEV1/FVC
< 0.70:
Ringan - Batuk kronik dan produksi sputum ada tapi FEV1 80% predicted
PPOK derajat 1 tidak sering. Pasien sering tidak menyadari
fungsi paru mulai turun

Sedang - Sesak saat aktivitas, kadang batuk dan 50% FEV1 < 80% predicted
PPOK derajat 2 produksi sputum. Pasien mulai
memeriksakan kesehatannya

Berat Sesak lebih berat, penurunan aktifitas,rasa 30% FEV1 < 50% predicted
PPOK derajat 3 lelah, eksaserbasi semakin sering,
berdampak pada kualitas hidup
Sangat Berat Gejala derajat 3 ditambah tanda-tanda FEV1 < 30% predicted
PPOK derajat 4 gagal napas atau gagal jantung kanan dan
ketergantungan O2. kualitas hidup
memburuk
Diagnosis banding
Penatalaksanaan
Farmakoterapi berdasarkan derajat
PPOK
COPD GOLD
2016
Terapi oksigen diberikan dengan indikasi
Pao2 < 60mmHg atau Sat O2 < 90%
Pao2 diantara 55 - 59 mmHg atau Sat O2 > 89% disertai Kor
Pulmonal, perubahan P pullmonal, Ht >55% dan tanda - tanda
gagal jantung kanan, sleep apnea, penyakit paru lain
Kriteria PPOK stabil :
Tidak dalam kondisi gagal napas akut pada gagal napas kronik
Dapat dalam kondisi gagal napas kronik stabil, analisa gas darah menunjukkan PCO2 <
45 mmHg dan PO2 > 60 mmHg
Dahak jernih tidak berwarna
Aktivitas terbatas tidak disertai sesak sesuai derajat berat PPOK (hasil spirometri)
Tidak ada penggunaan bronkodilator tambahan

Anda mungkin juga menyukai