Laporan Kasus
Laporan Kasus
70 2010 012
LAPORAN KASUS
TONSILITIS KRONIK
PENDAHULUAN
Tonsila palatina
Tonsilitis
kegagalan atau
ketidaksesuaian pemberian
antibiotik pada penderita
tonsilitis akut
Tonsilitis Kronis
LAPORAN KASUS
Nama :R
Umur : 8 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. KKN Sinar Tani,
Kertapati, Palembang.
Agama : Islam
Pekerjaan :-
Tanggal pemeriksaan 30 Juni 2015
Anamnesis
Keluhan utama :
Nyeri saat menelan.
Keluhan tambahan :
Rasa mengganjal di tenggorokan, nafas
berbau tidak enak
Riwayat Perjalanan Penyakit
Pemeriksaan Tenggorok
II. Faring Kanan Kiri
- Pallatum molle (hiperemis/edema/asimetris/ulkus) T.A.K T.A.K
- Uvula (edema/asimetris/bifida/elongating) Simetris Simetris
- Pilar anterior ( hiperemis/edema/perlengketan) T.A.K T.A.K
( pembengkakan/ulkus)
- Pilar posterior(hiperemis/edema/perlengketan) T.A.K T.A.K
(pembengkakan/ulkus)
- Dinding belakang faring ( hiperemis/edema) T.A.K T.A.K
( granuler/ulkus)
( secret/membrane)
- Lateral band ( menebal/tidak) T.A.K T.A.K
- Tonsil palatina ( derajat pembesaran) T3 T3
( permukaan rata/tidak) Tidak rata Tidak rata
( konsistensi kenyal/tidak) Kenyal Kenyal
( lekat/tidak) Tidak Tidak
( kripta lebar/tidak) melebar melebar
( detritus/membrane) + +
( hiperemis/edema) + +
( ulkus/tumor) - -
Pemeriksaan Tenggorok
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Darah rutin (tidak diperiksa)
Diagnosis Banding
a. Tonsilitis kronis
b. Adenoiditis kronis
Diagnosis Kerja
Tonsilitis kronis
Usulan Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium berupa kultur dan
uji resistensi kuman dari sediaan apus tonsil
untuk mengetahui kuman penyebab
Penatalaksanaan
Istirahat (Bed Rest)
Diet bubur saring
Non Medikamentosa
Jangan makan makanan yang berminyak, pedas, keras, panas
Makan makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan
mempercepat proses penyembuhan.
Kontrol ke poliklinik THT
Medikamentosa
Antibiotik biasanya menggunakan amoksisilin, penisilin, eritromisin
Antipiretik biasanya menggunakan paracetamol
Operatif
Pro Tonsilektomi
Prognosis
a. Quo ad vitam : ad bonam
b. Quo ad fungsionam : dubia ad
bonam
c. Quo ad sanationam : ad bonam
Tinjauan pustaka
Tonsilitis
Droplet
Foodborn
Streptokokus beta hemolitikus grup A
(SBHGA) (tersering)
Streptokokus pyogenes, Streptokokus grup
B, C, Adenovirus, Epstein Barr, virus Herpes
Proses radang berulang
pada tonsil epitel mukosa dan
jaringan limfoid terkikis
Sangkut menelan
Bau mulut (halitosis)
Sulit menelan dan sengau pada malam hari
Pembesaran kelenjar limfe pada leher
Butiran putih pada tonsil
Terapi
Konservatif
Operatif
Indikasi tonsilektomi
Indikasi absolut :
Pembengkakan tonsil yang menyebabkan obstruksi
saluran napas, disfagia berat, gangguan tidur dan
komplikasi kardio-pulmoner.
Abses peritonsil yang tidak membaik dengan
pengobatan medis dan drainase.
Tonsilitis yang menimbulkan kejang demam.
Tonsilitis yang membutuhkan biopsi untuk
menentukan patologi anatomi.
Indikasi Relatif :
Terjadi 3 episode atau lebih infeksi tonsil per tahun
dengan terapi antibiotik adekuat.
Halitosis akibat Tonsilitis kronik yang tidak membaik
dengan pemberian terapi medis.
Tonsilitis kronik atau berulang pada karier
streptokokus yang tidak membaik dengan
pemberian antibiotik -laktamase resisten
Komplikasi
Abses peritonsil
Abses parafaring
Abses intratonsilar
Tonsilolith
Kista tonsilar
Fokal infeksi dari demam rematik dan
glomerulonefritis
Analisa Kasus
Sejak kurang lebih 3 bulan sebelumnya Penderita
sering mengeluhkan rasa mengganjal di
tenggorok. Penderita juga mengeluhkan rasa
kering, dan gatal pada tenggorakan serta batuk
dan demam terutama saat serangan. Menurut
ibu Penderita, Penderita saat tidur sering
mendengkur, rasa tercekik terkadang terbangun
tiba-tiba karena sesak napas. Ibu penderita juga
mengatakan bau nafas penderita tidak enak.
Sejak kurang lebih 11 hari yang lalu Penderita
mengeluh nyeri pada saat menelan.
Pada Anamnesis, didapatkan kemungkinan
terjadi Tonsilitis pada penderita. Melihat dari
keluhan yang sudah 3 bulan, maka kemungkinan
terjadi Tonsilitis kronis pada penderita.
Gejala klinis Tonsilitis Kronis yaitu: 1) Sangkut
menelan. 2) Bau mulut (halitosis). 3) Sulit
menelan dan sengau pada malam hari (bila tonsil
membesar dan menyumbat jalan nafas). 4)
Pembesaran kelenjar limfe pada leher. 5) Butiran
putih pada tonsil.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan ukuran tonsil
T3/T3, permukaan tidak rata dan hiperemis,
selain itu kripta tampak melebar dan terisi oleh
detritus. Karena proses radang berulang yang
timbul maka selain epitel mukosa juga jaringan
limfoid terkikis, sehingga pada proses
penyembuhan jaringan limfoid diganti oleh
jaringan parut yang akan mengalami pengerutan
sehingga kripta melebar. Secara klinik kripta ini
tampak diisi oleh detritus.
Untuk menegakkan diagnosis, dapat
disarankan pemeriksaan penunjang pada
penderita. Pemeriksaan penunjang yang
disarankan adalah pemeriksaan mikrobiologi
untuk melihat kuman penyebab penyakit
pada penderita, dan Pemeriksaan
Histopatologi.
Pada penderita ini telah terjadi gangguan tidur
akibat pembesaran tonsil yang merupakan indikasi
absolut untuk dilakukan tonsilektomi. Maka pada
penderita ini direncanakan untuk dilakukan
tonsilektomi.
Terdapat beberapa keadaan yang disebut sebagai
kontraindikasi untuk dilakukan tonsilektomi, yaitu
gangguan perdarahan, risiko anestesi yang besar
atau penyakit berat, anemia, dan infeksi akut yang
berat. Salah satu persiapan yang harus dilakukan
adalah pemeriksaan laboratorium. Namun, pada
pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan
Laboratorium.
Prognosis pada pasien ini adalah bonam,
namun dubia ad bonam untuk fungsi dari
tonsil palatina sebagai barier pertahanan
pertama dari infeksi yang berasal dari luar.
Namun fungsi masih dapat digantikan oleh
barier lainnya.