Anda di halaman 1dari 26

Teknik Pemeriksaan

Koreksi Refraksi
Penentuan metode refraksi seorang pasien dapat
diperoleh dengan cara objektif atau subjektif dan paling
baik dicapai melalui kombinasi kedua metode tersebut
Subyektif
Trial and error test
Pemeriksaan dengan Jackson Cross Cylinder
Uji duokrom
Astigmat dial (Fogging Test)

Obyektif
Retinoskopi
Autorefraktometer
Pemeriksaan trial and error
Pasien tetap duduk pada jarak 6 meter dari Snellen
chart.
Pada mata dipasang trial frame.
Satu mata ditutup dengan okluder dan dimulai pada
mata sebelah kanan terlebih dahulu
Dipasang trial lens, tergantung dari jarak berapa
pasien mulai tidak bisa membaca Snellen chart (+/-
2, +/- 1, +/- 0.5, +/- 0.25) dan dari kejernihan pasien
melihat tulisan Snellen chart (lensa +/-)
Pemeriksaan trial and error
Pasien membaca mulai dari huruf terbesar sampai
terkecil, ubah lensa sampai huruf pada jarak 6/6
dapat dibaca dengan jelas, jika lensa negatif (-) pilih
lensa yang negatif terkecil yang dapat melihat huruf
pada jarak 6/6, dan jika lensa positif, maka di pilih
positif yang terbesar yang bisa melihat huruf pada
jarak 6/6.
Lakukan hal yang sama pada mata kiri
Interpretasikan
Uji duokrom
Penderita duduk dengan satu mata ditutup dan melihat
pada kartu merah hijau ada huruf di atasnya. Pada
pasien diminta untuk memberitahu huruf di atas warna
yang tampak lebih jelas.

Pada penderita hipermetropia huruf di atas warna hijau


akan lebih jelas

Pada penderita Miopia akan lebih jelas huruf di atas


warna merah.
Pemeriksaan dengan
Jackson Cross Cylinder
Jackson cross cylinder adalah alat yang paling sering
digunakan dalam menentukan koreksi astigmatisma.

Lensa silinder silang ini terdiri atas 2 lensa silinder


yang menjadi satu yang terdiri atas silinder -0.25(-0.50)
dan silinder +0.25(+0.50) yang sumbunya saling tegak
lurus
Bila sumbu lensa diputar 90 derajat dan apabila
penglihatan membaik maka kedudukan dua lensa
silinder mengakibatkan perbaikan penglihatan. Bila
silinder dalam kedudukan lensa silinder positif maka
untuk koreksi pasien diperlukan pemasangan
tambahan lensa silinder positif. Keadaan ini dapat saja
sebaliknya.
Astigmat dial (Fogging Test)
Uji pemeriksaan astigmatisme dengan memakai prinsip
mengistirahatkan akomodasi dengan menggunakan
lensa positif, dengan mata istirahat pasien disuruh
melihat astigmatisme dial.
Bila garis vertikal yang terlihat jelas berarti garis ini
telah terproyeksi baik pada retina sehingga diperlukan
koreksi bidang vertikal dengan memakai lensa silinder
negatif dengan sumbu 180 derajat. Penambahan
kekuatan silinder diberikan sampai garis pada Astigmat
dial terlihat sama jelasnya
Berikut merupakan langkah langkah yang dilakukan dalam
pemeriksaan dengan menggunakan astigmat dial :

1. Pasien duduk menghadap Snellen chart pada jarak 6


meter dan dipasang trial frame
2. Satu mata ditutup dengan occluder.
3. Mata yang terbuka diperiksa lebih dulu dengan lensa
speris (-/+). Sampai ketajaman penglihatan terbaik.
4. Ketajaman visus dipertahankan dengan menggunakan
sferis.
5. Lakukan fogging atau pengaburan pada mata dengan
menambahkan sferis + 3D.
6. Minta pasien untuk memperhatikan garis pada
astigmat dial yang paling tajam dan hitam untuk
menentukan axis lensa.
7. Kemudian lensa spheris +3D dicabut dan diganti
dengan lensa silindris dengan kekuatan yang
paling rendah (C- 0.25) dengan axis yang sesuai.
8. Pasien mulai diminta untuk membaca Snellen chart
pada ketajaman penglihatan terbaik. Bila pasien
mengeluh pandangan kabur, maka power silindris
ditingkatkan sedikit demi sedikit hingga mencapai
visus 6/6.
9. Bila kedua mata telah dikoreksi, pasien diminta
membaca dengan trial lens, dan ditanyakan apakah
ada keluhan pusing atau terasa berat.

10.Bila tidak ada keluhan maka sudah didapatkan hasik


yang terbaik. Namun bila pasien merasa pusing maka
dilakukan pemeriksaan ulang dengan mengurangi
power spheris sedikit demi sedikit pada pasien
spherocilinder, sedangkan pada pasien astigmat
simpleks, power silindris yag dikurangi dengan axis
tepat.
Retinoskopi
Seberkas cahaya yang dikenal sebagai intercept,
diproyeksikan ke mata pasien untuk menghasilkan
pantulan berbentuk sama, yang disebut refleks
retinoskopik di pupil.

Kesejajaran antara intercept dan refleks retinoskopik


menandakan hanya ada kelainan sferis, atau terdapat
kelainan silindris tambahan dengan intercept yang
bersesuaian dengan salah satu meridian utama.
Retinoskopi
Intercept kemudian disapukan melintasi pupil pasien
dan efeknya pada reflex retinoskopi dicatat.

Bila efek tersebut bergerak dalam arah yang sama


(mengikuti gerakan), ditempatkan lensa plus di depan
mata pasien, dan bila bergerak dalam arah yang
berlawanan ditempatkan lensa minus hingga reflex
pupil mengisi seluruh lubang pupill dan tidak ada
gerakan (titik netralisasi).
Retinoskopi
Bila titik netralisasi tercapai, kelainan refraksi pasien
telah terkoreksi dengan suatu koreksi tambahan yang
berkaitan dengan jarak antara pasien dan pemeriksa
(Jarak kerja).

Daya sferis yang setara dengan kebalikan dari jarak


kerja dikurangi untuk mengompensasi koreksi
tambahan ini dan hasilnya diperoleh koreksi refraktif.
Retinoskopi
Jarak kerja biasanya 2/3 meter dan dengan demikian
koreksi yang harus dikurangi untuk jarak kerja
biasanya 1,5 D
Intercept

Reflex
retinoskopi
Autorefraktometer

Refraktor otomatis yang dapat dengan cepat


menentukan refraksi objektif, tetapi alat ini kurang
bermanfaat pada anak atau orang dewasa dengan
penyakit segmen anterior yang cukup berat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai