Anda di halaman 1dari 10

By Helen Khairunisa

Abses peritonsil sering disebut sebagai


Peritonsillar Abscess (PTA) atau Quinsy adalah
suatu rongga yang berisi nanah didalam
jaringan peritonsil yang terbentuk sebagai
hasil dari tonsillitis supuratif
Organisme aerob yang paling sering
menyebabkan abses peritonsil adalah
Streptococcus pyogenes (Group A Beta-hemolitik
streptoccus), Staphylococcus aureus, dan
Haemophilus influenzae.
Sedangkan organisme anaerob yang berperan
adalah Fusobacterium, Prevotella,
Porphyromonas, dan Peptostreptococcus sp.
Untuk kebanyakan abses peritonsil diduga
disebabkan karena kombinasi antara organisme
aerobik dan anaerobik.
Patologi abses peritonsil belum diketahui
sepenuhnya. Namun, teori yang paling
banyak diterima adalah kemajuan
(progression) episode tonsilitis eksudatif
pertama menjadi peritonsilitis dan kemudian
terjadi pembentukan abses yang sebenarnya
(frank abscess formation).
Gejala klasik dimulai 3-5 hari, waktu dari onset
gejala sampai terjadinya abses sekitar 2-8 hari.
Terdapat riwayat faringitis akut, tonsilitis, dan rasa
tidak nyaman pada tenggorokan atau faring unilateral
yang semakin memburuk. Kebanyakan pasien
menderita nyeri hebat
Gejala yang dikeluhkan pasien antara lain demam,
disfagia, dan odinofagia yang menyolok dan spontan.
Hot potato voice, mengunyah terasa sakit karena m.
Masseter menekan tonsil yang meradang, sakit
kepala, rasa lemah, dehidrasi, nyeri telinga (otalgia)
ipsilateral, mulut berbau (foetor ex orae), muntah
(regurgitasi), banyak ludah (hipersalivasi), suara
sengau (rinolalia)
Anamnesa
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Gold standart pemeriksaan yaitu dengan
melakukan aspirasi jarum (needle aspration).
Abses retrofaring
Abses parafaring
Abses submandibula
Angina ludovici
Pada stadium infiltrasi, diberikan antibiotika
dosis tinggi, dan obat simtomatik. Juga perlu
kumur-kumur dengan cairan hangat dan
kompres dingin pada leher.
Bila telah terbentuk abses, dilakukan pungsi pada
daerah abses, kemudian di insisi untuk
mengeluarkan nanah.
Tonsilektomi merupakan indikasi absolut pada
orang yang menderita abses peritonsil berulang
atau abses yang meluas pada ruang jaringan
sekitarnya. Abses peritonsil mempunyai
kecenderungan besar untuk kambuh.
Abses pecah spontan, mengakibatkan perdarahan, aspirasi
paru, atau piemia.
Penjalaran infeksi dan abses ke daerah parafaring,
sehingga terjadi abses parafaring. Kemudian dapat terjadi
penjalaran ke mediastinum menimbulkan mediastinitis.
Bila terjadi penjalaran ke daerah intrakranial, dapat
mengakibatkan thrombus sinus kavernosus, meningitis,
dan abses otak.
Sekuele post streptokokus seperti glomerulonefritis dan
demam rheumatik apabila bakteri penyebab infeksi adalah
Streptococcus Group A.
Kematian walaupun jarang dapat terjadi akibat perdarahan
atau nekrosis septik ke selubung karotis atau carotid
sheath.
Peritonsilitis kronis dengan aliran pus yang berjeda.
Akibat tindakan insisi pada abses, terjadi perdarahan pada
arteri supratonsilar.
Abses peritonsil merupakan penyakit yang
jarang menyebabkan kematian kecuali jika
terjadi komplikasi berupa abses pecah
spontan dan menyebabkan aspirasi ke paru.

Anda mungkin juga menyukai