Anda di halaman 1dari 45

KEBIJAKAN NASIONAL DALAM

KESEHATAN IBU DAN BAYI BARU


LAHIR
DIREKTUR KESEHATAN KELUARGA
DEPOK, 23 MARET 2016
LATAR BELAKANG : ANGKA KEMATIAN IBU
Target RPJMN 2019 : 306/100 ribu KH

Trend AKI 1992 - 2012


TFR: SDKI
Sumber: SDKI (BPS 1992 -2012) 1981-2012

Jumlah Kematian Ibu Nas 2014 : 4925


Jumlah Kematian Ibu Nas 2015 : 4809

2
LATAR BELAKANG : ANGKA KEMATIAN BAYI
Target RPJMN 2019 : 24/1000 KH
SDKI 1992 - 2012

Jumlah kematian bayi nas 2014 :33.726


Jumlah kematian bayi nas 2015 :24.936

3
PROYEKSI DISTRIBUSI JUMLAH PENDUDUK
PEREMPUAN BERDASAR PULAU

2 3
6,68 juta
24,98 juta 8,71 juta

2,98 juta

1 68,09 juta
6,6 juta

BPS, Proyeksi Penduduk 2010-2035


KEMATIAN IBU Penyebab
di luar
Jangkauan
228359 kesehatan-

Infrastruktur
Unmet need Energi
Aborsi Keluarga Transport
Air bersih
yang Berencana BUDAYA
tidak aman Penyebab
tidak
Pertolongan langsung:
persalinan oleh anemia
tidak oleh penyakit,
petugas cacingan
kesehatan dan
terlatih kurang GIZI
Waktu Ibu Meninggal Dalam Kehamilan

40% pada hari pertama Nifas


peluang pencegahan
Sepertiga setelah
20% saat kematian?? Waktu pendek
hari ke 2-42
kehamilan l Peluang
50 %
Bagaimana pencegahan
ANC ??? ada 40
waktunya cukup
waktu yg 30

cukup 20
panjang 10

0
During 1 2 3-7 8-42
pregnancy Days since end of pregnancy

Sumber Lancet 2006


KAPAN TERJADINYA KEMATIAN BAYI?

Kematian terbanyak
terjadi sebelum usia
1 bulan (masa
neonatal)

SDKI 2012
Penyebab Kematian Neonatus, Bayi dan Balita
PENYEBAB KEMATIAN 0-59 BULAN

Tetanus, 1.5 %
Tidak diketahui penyebabnya, 5.5 %

Meningtis, 5.1 %
Kelainan Kongenital4.9 % Penyebab kematian 0-28 hari

Masalah Neonatal
36 % Pneumonia, 13.2 %

Diare, 17.2 %

Penyebab kematian 0-11 bulan


Tidak diketahui
penyebabnya, 3.7 Meningtis, 4.5 %
%
Kelainan Kongenital, 5.7 %

Pneumonia,
12.7 %
Masalah Neonatal Masalah neonatal :
46,2 % - Asfiksia
- BBLR/prematuritas
- Infeksi, dll
Diare, 15 8
%
Tetanus, 1.7 %
Sumber : Riskesdas 2007
BONUS 2030
DEMOGRAFI mayoritas
penduduk
USIA
PRODUKTIF

menentukan
peluang
Indonesia
menjadi
NEGARA
MAJU
ARAH PEMBANGUNAN
KESEHATAN

Ran Kesehatan Ibu 2016 - 2030


ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN
RPJMN I RPJMN II RPJMN III RPJMN IV
2005 -2009 2010-2014 2015 -2019 2020 -2025

Bangkes Akses Akses Kes masyarakat


diarahkan untuk masyarakat thp masyarakat thp yankes yang
meningkatkan yankes yang berkualitas telah
akses dan mutu berkualitas telah terhadap menjangkau dan
yankes lebih berkembang yankes yang merata di
dan meningkat berkualitas seluruh wilayah
telah mulai Indonesia
KURATIF- mantap
VISI:
REHABILITATIF MASYARAKAT
SEHAT
YANG MANDIRI
PROMOTIF - PREVENTIF DAN
BERKEADILAN

Arah pengembangan upaya kesehatan, dari kuratif bergerak ke arah promotif, preventif sesuai kondisi dan
kebutuhan 11
13
PEMBANGUNAN KESEHATAN
2015-2019
STATUS TARGET
NO INDIKATOR AWAL 2019
1 Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat
a. Angka kematian ibu per 100.000 346 306
kelahiran hidup (2010)
b. Angka kematian bayi per 1.000 32 24,0
kelahiran hidup (2012/201
3)
c. Prevalensi kekurangan gizi pada anak 19,6 17,0
balita (persen) (2013)
d. Prevalensi stunting (pendek dan sangat 32,9 28,0
pendek) pada anak baduta (bawah (2013)

dua tahun) (persen)
15
PROGRAM KESEHATAN PRIORITAS
KESEHATAN IBU:
- MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU (AKI)
KESEHATAN ANAK:
- MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB)
- MENURUNKAN PREVALENSI BALITA PENDEK (STUNTING)
PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR:
- MEMPERTAHANKAN PREVALENSI HIV-AIDS <0,5
- MENURUNKAN PREVALENSI TUBERKULOSIS
- MENURUNKAN PREVALENSI MALARIA
PENGENDALIAN PENYAKIT TDK MENULAR
- MENURUNKAN PREVALENSI HIPERTENSI
- MEMPERTAHANKAN PREVALENSI OBESITAS PADA 15,4
- MENURUNKAN PREVALENSI DIABETES
- MENURUNKAN PREVALENSI KANKER
16
- MENINGKATKAN KESEHATAN JIWA
PROGRAM PRIORITAS 2015-2019

PENYELAMATAN 1000 HPK 149 KAB/
27 Provinsi, 64 Kabupaten, 3.525 Puskesmas KOTA

8610
PUSKESMAS
5085 27 Prov 149 Kab
PUSKESMAS,
9 Prov 203 Kab
2238
PUSKESMAS,
9 Prov 64 Kab

470 1.280 NAKES


PUSKESMAS,
9 Prov 64 Kab 1.200 NAKES PUSKESMAS
150 PUSKESMAS 20 Prov 69 kab
19 Prov 64 kab
1.120 NAKES
140 PUSKESMAS
18 Prov 59 kab
1.040 NAKES
130 PUSKESMAS
17 Prov 54 kab
DTPK
960 NAKES
120PUSKESMAS
DTPK
15 Prov 44 kab
17
INTERVENSI BERBASIS-TIM
di layanan kesehatan primer
15 Provinsi, 44 Kabupaten,
120 Puskesmas
PENDEKATAN CONTINUUM OF CARE
& LIFE CYCLE
BERKESINAMBUNGAN & THD SELURUH TAHAPAN
SIKLUS HIDUP MANUSIA

PENDEKATAN KELUARGA

18
PENDEKATAN
KELUARGA
Puskesmas

UKBM: Posyandu, PAUD, UKS,


Poskestren, Upaya Kes Kerja,
Posbindu PTM, dll

Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga


19
PENDEKATAN KELUARGA
CARA KERJA PUSKESMAS YG TDK HANYA MENYELENGGARAKAN PELAYANAN
KESEHATAN DI DLM GEDUNG, MELAINKAN JUGA KELUAR GEDUNG DG
MENGUNJUNGI KELUARGA2 DI WILAYAH KERJANYA (TDK HANYA
MENGANDALKAN UKBM YG ADA)
PENDEKATAN PELAYANAN YG MENGINTEGRASIKAN UKP & UKM
SECARA BERKESINAMBUNGAN
DG TARGET KELUARGA
DIDASARI DATA & INFORMASI DARI PROFIL KES KELUARGA

DG TUJUAN:
1. MENINGKATKAN AKSES KELUARGA THD PELAYANAN KES YG
KOMPREHENSIF
2.MENDUKUNG PENCAPAIAN SPM KAB/KOTA & SPM PROVINSI
3. MENDUKUNG PELAKSANAAN JKN
4. MENDUKUNG TERCAPAINYA PROGRAM INDONESIA SEHAT 20
INDIKATOR KELUARGA SEHAT
A Program Gizi, Kesehatan Ibu & Anak:
1 Keluarga mengikuti KB
2 Ibu bersalin di faskes
3 Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4 Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan
5 Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan
B Pengendalian Peny. Menular & Tidak Menular:
6 Penderita TB Paru berobat sesuai standar
7 Penderita hipertensi berobat teratur
8 Gangguan jiwa berat tidak ditelantarkan
C Perilaku dan kesehatan lingkungan:
9 Tidak ada anggota keluarga yang merokok
10 Keluarga memiliki/memakai air bersih
11 Keluarga memiliki/memkai jamban sehat 21

12 Sekeluarga menjadi anggota JKN/askes


KEBIJAKAN DAN STRATEGI DALAM RAN
KES IBU 2016-2030

Ran Kesehatan Ibu 2016 - 2030


INTERVENSI YANG EVIDANCE BASED
UNTUK MENURUNKAN KEMATIAN IBU &
NEONATUS
Penyebab Penanggulangan Penurunan
kematian berdasarkan bukti ilmiah kematian
Ibu:
Perdarahan 28% Pelayanan persalinan darurat 40%
Infeksi 11% Pencegahan infeksi 13%

Eklampsia 24% Magnesium Sulfat 7%

Partus macet/lama 5% Tenaga kesehatan terampil 10%

Bayi Baru Lahir:


BBLR 29% Status gizi ibu/kehangatan 20-40%
Asfiksia 27% Nakes terampil, resusitasi 20-30%

Infeksi dan tetanus 15% Penanganan kasus di masyarakat 10-35%

Sumber: Lancet 2005 Millenium Project 2005


Anatomi Kematian Ibu
PELAYANAN
ANTENATAL
KUALITAS PELAYANAN RS:
Tempat Propor SARANA/ALAT/OBAT/DAR
kematian si AH
KOMPETENSI NAKES
RS 41,9%
Pemerintah
PELAYANAN RS Swasta 16,1% RUJUKAN KE FASKES:
PELAYANAN OBSTETRI Lainnya 12,2% 3 TERLAMBAT
POSNATAL EMERGENCY AKSES 24/7
Rumah 29,4% SOSBUD
JKN
AKSES THD FASYANKES
KUALITAS
MUTU LINAKES ?
PENYEBAB TDK PENYEBAB LANGSUNG 77,2%
PELAYANAN KUALITAS
LANGSUNG
PELAYANAN RS 22,8%
Hipertensi dlm 32,4%
kehamilan PENANGAN KOMPLIKASI
(HDK)
BERKESINAMBUNGAN
PENYAKIT YG (CONTINUUM OF CARE)
Identifikasi Permasalahan TELAH Komplikasi 30,2%
DIDERITA/SELAM puerpurium
Kompetensi SDM ? A KEHAMILAN
Sarana Prasarana? Perdarahan 20,3%

Evaluasi? KB /KESPRO:
Lainnya 17,1% PENCEGAHAN KOMPLIKASI
PERBAIKAN GIZI REMAJA &
UNWANTED
IBU
PREGANCY KOMPLIKASI KEHAMILAN,
PERSALINAN, NIFAS ( 15% KOMPETENSI BIDAN
4 TERLALU
PENGETAHUAN KEHAMILAN)
KESPRO
KERANGKA STRATEGI
RAN KESEHATAN IBU 2016 - 2030
RAN KESEHATAN IBU 2016 - 2030

STRATEGI
1.MENINGKATKAN CAKUPAN UNIVERSAL PELAYANAN KESEHATAN IBU
DAN MENGATASI DISPARITAS CAKUPAN
2.MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN RUJUKAN
KHUSUSNYA PENANGANAN KEGAWAT DARURATAN
3.MEMANTAPKAN KESINAMBUNGAN DAN INTEGRASI PELAYANAN
KESEHATAN IBU
4.MEMBANGUN KERJASAMA DENGAN SEKTOR/PIHAK TERKAIT DAN
MELIBATKAN PERAN SERTA AKTIF MASYARAKAT
5.MEMANTAPKAN KEPEMIMPINAN DALAM PENGELOLAAN PROGRAM
KESEHATAN IBU TERMASUK MENINGKATKAN AKUNTABILITAS DALAM
PENGELOLAAN PROGRAM
SISTEM PENDUKUNG
UPAYA KESEHATAN IBU

Ibu perlu menjadi peserta JKN


Perlu dukungan Profesi
(POGI, IBI) untuk
Perlu dukungan RS, Puskesmas, memperoleh tenaga
jaringan dan jejaringnya untuk Pembiayaan kesehatan kompeten
penyediaan pelayanan berkualitas Kesehatan

Penyediaan
Tenaga Kesehatan
Pelayanan Kesehatan PENDUKUNG UPAYA
KESEHATAN IBU

Farmasi dan Alat Manajemen Program


Kesehatan Kesehatan ibu

Perlu dukungan BKKBN untuk Perlu dukungan Dinkes Kab/Kota dan Prop
ketersediaan Alokon untuk menjaga kualitas manajemen program
PERMENKES 25 / 2014 TENTANG UPAYA
KESEHATAN ANAK
PASAL 7 : PELAYANAN KESEHATAN BAYI BARU LAHIR
DILAKSANAKAN MELALUI PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL
ESSENSIAL, SKRINING BAYI BARU LAHIR DAN PEMBERIAN
KOMUNIKASI, INFORMASI KEPADA IBU DAN KELUARGANYA

PASAL 8 : PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL ESSENSIAL


YANG DIMAKSUD DALAM PASAL 7 WAJIB DIBERIKAN KEPADA
BAYI BARU LAHIR PADA SAAT LAHIR 0 6 JAM DAN SETELAH
LAHIR 6 JAM SAMPAI 28 HARI.
RENCANA AKSI NASIONAL KESEHATAN NEONATAL

Strategi: Kegiatan Operasional: Intervensi klinis terpilih:


1.mencapai cakupan 1.Meningkatkan 1.Pencegahan komplikasi bayi
universal pelayanan kepemimpinan, komitmen prematur melalui pemberian
kesehatan ibu dan neonatus politis dan pembiayaan antenatal corticosteroid (ACS)
agar tetap sehat; 2.Meningkatkan kualitas pada ibu yang berisiko untuk
2.memastikan pelaksanaan pelayanan melahirkan bayi prematur.
intervensi klinis prioritas 3.Fokus pada pelayanan saat 2.Perawatan khusus untuk bayi
untuk mencegah kematian persalinan dan hari pertama prematur/bayi berat lahir
ibu dan neonatus serta lahir kehidupan rendah, termasuk Kangaroo
mati; 4.Meningkatkan peran Mother Care.
3.meningkatkan kemampuan pasangan, keluarga dan 3.Cakupan universal pelayanan
dan partisipasi pasangan, masyarakat neonatal esensial, termasuk
keluarga dan mayarakat 5.Pengukuran, penilaian dan inisiasi menyusui dini (IMD) dan
tentang perilaku hidup akuntabilitas exclusive breastfeeding.
sehat dan perawatan diri 6.Kerjasama dengan semua 4.Resusitasi neonatal asfiksia
sejak kehamilan, persalinan, pihak sesuai standar.
postpartum dan neonatal 5.Deteksi dini dan penanganan
yang berkesinambungan yang tepat untuk sepsis pada
Tiada kematian ibu dan bayi neonatal sesuai dengan
baru lahir, serta lahir mati protokol standar.
sebagai akibat dari penyebab
yang dapat dicegah pada tahun
2035
DETERMINAN KEMATIAN IBU
Ekonomi Gender

Budaya
Pendidika
n Terlambat
4 Merujuk
Terlalu
Gizi
Terlambat MENIN
BUMIL Penyakit KOMPLIKASI GGAL
Sampai
Menular
Penyakit
Lain Terlambat
Pertolonga
Tenag Manajeria
n Adekuat l
a

Saran Obat
a
Tidak tertanganinya
komplikasi obstetri &
neonatal
Kegagalan pencegahan Kegagalan pencegahan
primer sekunder
ANC
Keluarg terpadu PWS
a Orientasi KIA/KB
Berenc SPK Gagal SHK
Pencegaha
ana
Rendahnya
PPIA
Akses ke Kualitas
manajemen deteksi & yankes yankes
n tidak ANC dan kelola
adekuat rendah rendah
persalinan faktor
normal risiko
Buku PUG - BK
P4K
KIA Jampersal Kemitraa
RTK Jamkesm
P4K n Bidan
Kelas Hambatan Hambata
as Dukun
Rendahnya Hambata
ibu fisik n
pengetahua n budaya
(geografi & finansial
n keluarga
transport)
DTPS
Yankes SOP SOP
Advokasi terlamb tidak tidak
CEMD at ditaati
BOK Supervis adekuat
AMP
Kegagalan
Faktor-faktor penyebab PPP /
CSR sistem
i
fasilitatif

CEMD
Kematian Ibu dan Neonatal
kesehatan &
PSM
Tenaga dan
sarana Bukan
PONED Kurang EBM
tidak
disiplin sesuai
PONEK
standard
Safe Motherhood Strategies: a Review of the evidance, Vincent de Brouwere, 2001
TERIMA KASIH
No Wewenang Ners Spesialis
.
1. Melakukan Pengkajian 1. Melakukan pengkajian lanjut terhadap respon atau
Keperawatan tanda dan gejala dengan menggunakan instrument
yang sesuai
2. Melakukan pengkajian dengan menggunakan
pendekatan teori keperawatan
3. Melakukan pengkajian lanjut terhadap psiko, sosial,
spiritual, kultural dan seksual:
Kondisi co-morbid dan dampak pada proses penyakit
individu/respon keluarga terhadap penyakit
Kesiapan menjadi orang tua
Kebutuhan dukungan sosial: informasi
individu/keluarga dan peran yang mereka sukai dalam
pengambilan keputusan
Masalah keuangan, sosial dan praktis individu/keluarga
Dampak dan makna dari penyakit pada
individu/keluarga dan sistem pendukung mereka,
dengan mempertimbangkan situasi kehidupan
sekarang dan pandangan mereka tentang kualitas
hidup.
Spiritual individu/keluarga
Budaya yang berkaitan dengan pengalaman penyakit,
pengobatan, keluarga mekanisme koping dan
No Wewenang Ners Spesialis
.
2. Menetapkan diagnosa 1. Menetapkan prioritas diagnosa keperawatan
keperawatan 2. Menetapkan dan merumuskan diagnosa keperawatan
menggunakan pendekatan problem dan etiologi
berdasarkan pengkajian lanjutan
3. Memvalidasi diagnosa keperawatan pada klien,
keluarga dan tim kesehatan lain
3. Merencanakan tindakan 1. Mengembangkan rencana keperawatan berdasarkan
keperawatan Evidence Based Nursing Practice (EBNP)
4. Melaksanakan tindakan Memenuhi kebutuhan oksigen :
keperawatan 1.Melakukan analisa dan tindak lanjut hasil evaluasi
fungsi nafas
2.Melakukan analisa dan tindak lanjut hasil saturasi
oksigen
3.Melakukan perawatan WSD : monitoring, analisa,
menilai masalah/komplikasi dan evaluasi hasil pada klien
dengan pemasangan WSD
4.Melakukan chest physioterapi pada klien dengan kasus
kompleks
5.Melakukan postural drainage pada klien dengan kasus
kompleks
6.Melakukan penatalaksanaan klien dengan ventilator
No Wewenang Ners Spesialis
.
Memenuhi kebutuhan sirkulasi dan cairan
1.Melakukan analisis hasil rekaman EKG
2.Monitoring resusitasi cairan pada syok hipovolemik
3.Melakukan analisis keseimbangan cairan klien dan
tatalaksana kondisi perburukan
4.Melakukan pemberian produk darah, efek samping
tranfusi, analisa kebutuhan tranfusi, reaksi tranfusi,
tatalaksana shock hipovolemia
5.Melakukan tatalaksana perawatan IV Chateter Central /
Perawatan vena acces devices (CVC, Mahocart, Cell
Site)
6.Melakukan monitoring, analisis dan evaluasi pemberian
cairan infus dengan osmolaritas tinggi.
7.Melakukan penghitungan kebutuhan cairan dan
evaluasi kecukupan kebutuhan cairan
8.Melakukan evaluasi kepatenan Central
line/Peripherally Inserted Central Line (PICC) catheter
9.Melakukan tampon vagina
10.Melakukan tatalaksana keperawatan pada klien
dengan pre eklamsi berat (PEB)
11.Melakukan tatalaksana keperawatan pada perdarahan
postpartum
No Wewenang Ners Spesialis
.
Memenuhi kebutuhan nutrisi
1.Melakukan monitoring, analisis dan evaluasi kecukupan
nutrisi
2.Melakukan penghitungan kebutuhan nutrisi per oral
pada risiko tinggi
3.Melakukan pemenuhan kebutuhan nutrisi parenteral
pada klien dengan resiko tinggi
4.Melakukan tatalaksana pemenuhan kebutuhan nutrisi
dan modifikasi tindakan
5.Memberikan nutrisi melalui : Gastrostomi, jejunostomi
6.Melakukan analisa dan tindak lanjut klien dengan
gangguan status nutrisi

Memenuhi kebutuhan eliminasi


1.Melakukan monitoring, analisis dan evaluasi hasil
pemasangan kateter
2.Memasang kateter urin / Douer katheter laki-laki/
perempuan dengan komplikasi
3.Melakukan monitoring, analisis dan evaluasi bladder
dan bowel training
4.Melakukan tatalaksana konstipasi dengan metode non
farmakologi
No Wewenang Ners Spesialis
.
Memenuhi kebutuhan mobilisasi/pergerakan/
immobilisasi
1.Melakukan monitoring, analisis dan evaluasi tindakan
pencegahan resiko dekubitus
2.Melakukan penatalaksanaan posisi pada ibu hamil
dengan gangguan jantung yang mengalami komplikasi
3.Melakukan mobilisasi pada ibu hamil dengan gangguan
jantung yang mengalami komplikasi

Memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur


1.Melakukan monitor, analisis dan evaluasi hasil dan
efektifitas tindakan pemenuhan istirahat dan tidur
2.Melakukan monitoring pemberian epidural analgesia

Memenuhi kebutuhan personal hygiene,


integumen
1.Melakukan monitoring dan evaluasi penyembuhan luka
2.Memberikan perawatan luka episiotomi / rupture pasca
salin tingkat 3 dan 4

Memenuhi kebutuhan suhu tubuh normal


1.Melakukan evaluasi efektifitas penggunaan hipothermi
No Wewenang Ners Spesialis
.
Memenuhi keselamatan klien
1.Melakukan monitoring, analisis dan evaluasi tindakan
pencegahan jatuh
2.Melakukan monitor, analisis dan evaluasi tindakan
pencegahan resiko mencederai diri dan orang lain
3.Melakukan identifikasi gangguan adaptasi postpartum:
postpartum blues, depresi postpartum dan psikosis
postpartum
4.Melakukan tatalaksana keperawatan gangguan
adaptasi postpartum: postpartum blues, depresi
postpartum dan psikosis postpartum
5.Melakukan identifikasi tanda HELLP
6.Melakukan identifikasi Kehamilan Ektopik Terganggu
(KET)

Memenuhi kebutuhan dalam komunikasi


1.Melakukan komunikasi dengan klien, keluarga dan
dokter dalam membuat tujuan keperawatan dan
perencanaan pulang (tim klinis dan family meeting)
No Wewenang Ners Spesialis
.
Memenuhi kebutuhan spiritual
1.Melakukan bimbingan rohani
2.Melakukan bimbingan keluarga terhadap kehilangan,
dan masa berduka
3.Melakukan persiapan mental orang tua dan keluarga
dalam menghadapi abortus
4.Melakukan persiapan mental klien dan keluarga
menghadapi akhir kehidupan
5.Melakukan tatalaksana keperawatan gangguan
kebutuhan spiritual
6.Memberikan motivasi kepada keluarga untuk
mendukung klien

Pemenuhan Kebutuhan belajar


1.Melakukan identifikasi kebutuhan belajar ibu hamil
dengan penyakit penyerta
2.Memberikan edukasi kesehatan pada ibu hamil dengan
penyakit penyerta
3.Melakukan monitoring dan evaluasi hasil edukasi
kesehatan
No Wewenang Ners Spesialis
.
6. Melakukan rujukan 1. Menerima rujukan proses keperawatan dari ners atau
tenaga kesehatan lain (interprofesional tim)
2. Melakukan rujukan kasus kepada tenaga kesehatan
lain sebagai interprofesional tim
7. Memberikan konsultasi 1. Memberikan konsultasi asuhan keperawatan pada
keperawatan dan berkolaborasi ners sesuai dengan spesialisasinya
dengan dokter 2. Memberikan konsultasi asuhan keperawatan pada
klien sesuai dengan spesialisasinya
3. Melakukan kolaborasi (interprofesional tim) dengan
tenaga kesehatan lain
4. Memberikan konsultasi pada ibu hamil dengan HAP
pasca coital
8. Melakukan penyuluhan 1. Melakukan penyuluhan pada klien dan keluarga pada
kesehatan dan konseling kasus kompleks sesuai dengan spesialisasinya
2. Melakukan konseling pada klien dan keluarga pada
kasus kompleks
3. Melakukan konseling dari perawat
4. Memberikan konseling untuk menurunkan kecemasan
klien dan meningkatkan kualitas hidup klien.
No Wewenang Ners Spesialis
.
9. Penatalaksanaan pemberian obat Melakukan monitoring, analisisis, evaluasi evektifitas dan
kepada klien sesuai resep tenaga efek samping dari terapi obat
medis atau obat bebas dan obat
bebas terbatas

Anda mungkin juga menyukai