2
LATAR BELAKANG : ANGKA KEMATIAN BAYI
Target RPJMN 2019 : 24/1000 KH
SDKI 1992 - 2012
3
PROYEKSI DISTRIBUSI JUMLAH PENDUDUK
PEREMPUAN BERDASAR PULAU
2 3
6,68 juta
24,98 juta 8,71 juta
2,98 juta
1 68,09 juta
6,6 juta
Infrastruktur
Unmet need Energi
Aborsi Keluarga Transport
Air bersih
yang Berencana BUDAYA
tidak aman Penyebab
tidak
Pertolongan langsung:
persalinan oleh anemia
tidak oleh penyakit,
petugas cacingan
kesehatan dan
terlatih kurang GIZI
Waktu Ibu Meninggal Dalam Kehamilan
cukup 20
panjang 10
0
During 1 2 3-7 8-42
pregnancy Days since end of pregnancy
Kematian terbanyak
terjadi sebelum usia
1 bulan (masa
neonatal)
SDKI 2012
Penyebab Kematian Neonatus, Bayi dan Balita
PENYEBAB KEMATIAN 0-59 BULAN
Tetanus, 1.5 %
Tidak diketahui penyebabnya, 5.5 %
Meningtis, 5.1 %
Kelainan Kongenital4.9 % Penyebab kematian 0-28 hari
Masalah Neonatal
36 % Pneumonia, 13.2 %
Diare, 17.2 %
Pneumonia,
12.7 %
Masalah Neonatal Masalah neonatal :
46,2 % - Asfiksia
- BBLR/prematuritas
- Infeksi, dll
Diare, 15 8
%
Tetanus, 1.7 %
Sumber : Riskesdas 2007
BONUS 2030
DEMOGRAFI mayoritas
penduduk
USIA
PRODUKTIF
menentukan
peluang
Indonesia
menjadi
NEGARA
MAJU
ARAH PEMBANGUNAN
KESEHATAN
Arah pengembangan upaya kesehatan, dari kuratif bergerak ke arah promotif, preventif sesuai kondisi dan
kebutuhan 11
13
PEMBANGUNAN KESEHATAN
2015-2019
STATUS TARGET
NO INDIKATOR AWAL 2019
1 Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat
a. Angka kematian ibu per 100.000 346 306
kelahiran hidup (2010)
b. Angka kematian bayi per 1.000 32 24,0
kelahiran hidup (2012/201
3)
c. Prevalensi kekurangan gizi pada anak 19,6 17,0
balita (persen) (2013)
d. Prevalensi stunting (pendek dan sangat 32,9 28,0
pendek) pada anak baduta (bawah (2013)
dua tahun) (persen)
15
PROGRAM KESEHATAN PRIORITAS
KESEHATAN IBU:
- MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU (AKI)
KESEHATAN ANAK:
- MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB)
- MENURUNKAN PREVALENSI BALITA PENDEK (STUNTING)
PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR:
- MEMPERTAHANKAN PREVALENSI HIV-AIDS <0,5
- MENURUNKAN PREVALENSI TUBERKULOSIS
- MENURUNKAN PREVALENSI MALARIA
PENGENDALIAN PENYAKIT TDK MENULAR
- MENURUNKAN PREVALENSI HIPERTENSI
- MEMPERTAHANKAN PREVALENSI OBESITAS PADA 15,4
- MENURUNKAN PREVALENSI DIABETES
- MENURUNKAN PREVALENSI KANKER
16
- MENINGKATKAN KESEHATAN JIWA
PROGRAM PRIORITAS 2015-2019
PENYELAMATAN 1000 HPK 149 KAB/
27 Provinsi, 64 Kabupaten, 3.525 Puskesmas KOTA
8610
PUSKESMAS
5085 27 Prov 149 Kab
PUSKESMAS,
9 Prov 203 Kab
2238
PUSKESMAS,
9 Prov 64 Kab
PENDEKATAN KELUARGA
18
PENDEKATAN
KELUARGA
Puskesmas
DG TUJUAN:
1. MENINGKATKAN AKSES KELUARGA THD PELAYANAN KES YG
KOMPREHENSIF
2.MENDUKUNG PENCAPAIAN SPM KAB/KOTA & SPM PROVINSI
3. MENDUKUNG PELAKSANAAN JKN
4. MENDUKUNG TERCAPAINYA PROGRAM INDONESIA SEHAT 20
INDIKATOR KELUARGA SEHAT
A Program Gizi, Kesehatan Ibu & Anak:
1 Keluarga mengikuti KB
2 Ibu bersalin di faskes
3 Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4 Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan
5 Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan
B Pengendalian Peny. Menular & Tidak Menular:
6 Penderita TB Paru berobat sesuai standar
7 Penderita hipertensi berobat teratur
8 Gangguan jiwa berat tidak ditelantarkan
C Perilaku dan kesehatan lingkungan:
9 Tidak ada anggota keluarga yang merokok
10 Keluarga memiliki/memakai air bersih
11 Keluarga memiliki/memkai jamban sehat 21
Evaluasi? KB /KESPRO:
Lainnya 17,1% PENCEGAHAN KOMPLIKASI
PERBAIKAN GIZI REMAJA &
UNWANTED
IBU
PREGANCY KOMPLIKASI KEHAMILAN,
PERSALINAN, NIFAS ( 15% KOMPETENSI BIDAN
4 TERLALU
PENGETAHUAN KEHAMILAN)
KESPRO
KERANGKA STRATEGI
RAN KESEHATAN IBU 2016 - 2030
RAN KESEHATAN IBU 2016 - 2030
STRATEGI
1.MENINGKATKAN CAKUPAN UNIVERSAL PELAYANAN KESEHATAN IBU
DAN MENGATASI DISPARITAS CAKUPAN
2.MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN RUJUKAN
KHUSUSNYA PENANGANAN KEGAWAT DARURATAN
3.MEMANTAPKAN KESINAMBUNGAN DAN INTEGRASI PELAYANAN
KESEHATAN IBU
4.MEMBANGUN KERJASAMA DENGAN SEKTOR/PIHAK TERKAIT DAN
MELIBATKAN PERAN SERTA AKTIF MASYARAKAT
5.MEMANTAPKAN KEPEMIMPINAN DALAM PENGELOLAAN PROGRAM
KESEHATAN IBU TERMASUK MENINGKATKAN AKUNTABILITAS DALAM
PENGELOLAAN PROGRAM
SISTEM PENDUKUNG
UPAYA KESEHATAN IBU
Penyediaan
Tenaga Kesehatan
Pelayanan Kesehatan PENDUKUNG UPAYA
KESEHATAN IBU
Perlu dukungan BKKBN untuk Perlu dukungan Dinkes Kab/Kota dan Prop
ketersediaan Alokon untuk menjaga kualitas manajemen program
PERMENKES 25 / 2014 TENTANG UPAYA
KESEHATAN ANAK
PASAL 7 : PELAYANAN KESEHATAN BAYI BARU LAHIR
DILAKSANAKAN MELALUI PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL
ESSENSIAL, SKRINING BAYI BARU LAHIR DAN PEMBERIAN
KOMUNIKASI, INFORMASI KEPADA IBU DAN KELUARGANYA
Budaya
Pendidika
n Terlambat
4 Merujuk
Terlalu
Gizi
Terlambat MENIN
BUMIL Penyakit KOMPLIKASI GGAL
Sampai
Menular
Penyakit
Lain Terlambat
Pertolonga
Tenag Manajeria
n Adekuat l
a
Saran Obat
a
Tidak tertanganinya
komplikasi obstetri &
neonatal
Kegagalan pencegahan Kegagalan pencegahan
primer sekunder
ANC
Keluarg terpadu PWS
a Orientasi KIA/KB
Berenc SPK Gagal SHK
Pencegaha
ana
Rendahnya
PPIA
Akses ke Kualitas
manajemen deteksi & yankes yankes
n tidak ANC dan kelola
adekuat rendah rendah
persalinan faktor
normal risiko
Buku PUG - BK
P4K
KIA Jampersal Kemitraa
RTK Jamkesm
P4K n Bidan
Kelas Hambatan Hambata
as Dukun
Rendahnya Hambata
ibu fisik n
pengetahua n budaya
(geografi & finansial
n keluarga
transport)
DTPS
Yankes SOP SOP
Advokasi terlamb tidak tidak
CEMD at ditaati
BOK Supervis adekuat
AMP
Kegagalan
Faktor-faktor penyebab PPP /
CSR sistem
i
fasilitatif
CEMD
Kematian Ibu dan Neonatal
kesehatan &
PSM
Tenaga dan
sarana Bukan
PONED Kurang EBM
tidak
disiplin sesuai
PONEK
standard
Safe Motherhood Strategies: a Review of the evidance, Vincent de Brouwere, 2001
TERIMA KASIH
No Wewenang Ners Spesialis
.
1. Melakukan Pengkajian 1. Melakukan pengkajian lanjut terhadap respon atau
Keperawatan tanda dan gejala dengan menggunakan instrument
yang sesuai
2. Melakukan pengkajian dengan menggunakan
pendekatan teori keperawatan
3. Melakukan pengkajian lanjut terhadap psiko, sosial,
spiritual, kultural dan seksual:
Kondisi co-morbid dan dampak pada proses penyakit
individu/respon keluarga terhadap penyakit
Kesiapan menjadi orang tua
Kebutuhan dukungan sosial: informasi
individu/keluarga dan peran yang mereka sukai dalam
pengambilan keputusan
Masalah keuangan, sosial dan praktis individu/keluarga
Dampak dan makna dari penyakit pada
individu/keluarga dan sistem pendukung mereka,
dengan mempertimbangkan situasi kehidupan
sekarang dan pandangan mereka tentang kualitas
hidup.
Spiritual individu/keluarga
Budaya yang berkaitan dengan pengalaman penyakit,
pengobatan, keluarga mekanisme koping dan
No Wewenang Ners Spesialis
.
2. Menetapkan diagnosa 1. Menetapkan prioritas diagnosa keperawatan
keperawatan 2. Menetapkan dan merumuskan diagnosa keperawatan
menggunakan pendekatan problem dan etiologi
berdasarkan pengkajian lanjutan
3. Memvalidasi diagnosa keperawatan pada klien,
keluarga dan tim kesehatan lain
3. Merencanakan tindakan 1. Mengembangkan rencana keperawatan berdasarkan
keperawatan Evidence Based Nursing Practice (EBNP)
4. Melaksanakan tindakan Memenuhi kebutuhan oksigen :
keperawatan 1.Melakukan analisa dan tindak lanjut hasil evaluasi
fungsi nafas
2.Melakukan analisa dan tindak lanjut hasil saturasi
oksigen
3.Melakukan perawatan WSD : monitoring, analisa,
menilai masalah/komplikasi dan evaluasi hasil pada klien
dengan pemasangan WSD
4.Melakukan chest physioterapi pada klien dengan kasus
kompleks
5.Melakukan postural drainage pada klien dengan kasus
kompleks
6.Melakukan penatalaksanaan klien dengan ventilator
No Wewenang Ners Spesialis
.
Memenuhi kebutuhan sirkulasi dan cairan
1.Melakukan analisis hasil rekaman EKG
2.Monitoring resusitasi cairan pada syok hipovolemik
3.Melakukan analisis keseimbangan cairan klien dan
tatalaksana kondisi perburukan
4.Melakukan pemberian produk darah, efek samping
tranfusi, analisa kebutuhan tranfusi, reaksi tranfusi,
tatalaksana shock hipovolemia
5.Melakukan tatalaksana perawatan IV Chateter Central /
Perawatan vena acces devices (CVC, Mahocart, Cell
Site)
6.Melakukan monitoring, analisis dan evaluasi pemberian
cairan infus dengan osmolaritas tinggi.
7.Melakukan penghitungan kebutuhan cairan dan
evaluasi kecukupan kebutuhan cairan
8.Melakukan evaluasi kepatenan Central
line/Peripherally Inserted Central Line (PICC) catheter
9.Melakukan tampon vagina
10.Melakukan tatalaksana keperawatan pada klien
dengan pre eklamsi berat (PEB)
11.Melakukan tatalaksana keperawatan pada perdarahan
postpartum
No Wewenang Ners Spesialis
.
Memenuhi kebutuhan nutrisi
1.Melakukan monitoring, analisis dan evaluasi kecukupan
nutrisi
2.Melakukan penghitungan kebutuhan nutrisi per oral
pada risiko tinggi
3.Melakukan pemenuhan kebutuhan nutrisi parenteral
pada klien dengan resiko tinggi
4.Melakukan tatalaksana pemenuhan kebutuhan nutrisi
dan modifikasi tindakan
5.Memberikan nutrisi melalui : Gastrostomi, jejunostomi
6.Melakukan analisa dan tindak lanjut klien dengan
gangguan status nutrisi