Anda di halaman 1dari 55

Perdagangan Sebagai Sektor Penggerak Pertumbuhan dan Daya Saing Ekonomi,

serta Penciptaan Kemakmuran Rakyat

RAPAT KOORDINASI
KEBIJAKAN PANGAN POKOK
25 Januari 2012
OUTLINE

1. Fokus Kebijakan Kuartal I Tahun 2012

2. Perkembangan Harga Pangan Nasional

3. Stabilitas Harga & Ketersediaan Pangan

4. Langkah Tindak Lanjut

2
Ekonomi Global Masih Bergejolak, Membayangi
Outlook Perekonomian Indonesia
1. Krisis keuangan internasional tetap bergejolak, akibat krisis hutang
zona Euro dan tanda-tanda perlambatan pertumbuhan ekonomi
dunia. Namun hingga saat ini perekonomian Indonesia masih
bertahan kuat, walaupun telah terlihat adanya aliran keluar modal
portofolio.
2. Ekonomi Indonesia masih berada pada posisi yang relatif baik dalam
menghadapi goncangan eksternal dimasa depan, dan langkah-langkah
telah diambil untuk meningkatkan kesiagaan menghadapi krisis,
seperti peningkatan fleksibilitas dari tanggapan fiskal.

3
Perkembangan Harga Pangan Global
Pada periode Januari Desember tahun
2011, food price index cenderung menurun
namun masih berada pada tingkat harga di
atas tahun-tahun sebelumnya dan
memiliki kemiripan pola pada tahun 2008,
di mana tingkat harga yang tinggi terjadi
secara global termasuk di Indonesia;
Bila melihat pergerakan harga pada tahun
2008 yang terus menurun di akhir tahun
namun menanjak naik sejak awal tahun
2009 dan berlanjut sampai dengan
penghujung tahun 2010, maka di akhir
tahun 2011 ini harus mulai
mengantisipasinya dengan program
ketahanan pangan yang efektif untuk
mengantisipasi pola tersebut bila
seandainya terjadi kenaikan harga pangan
global sepanjang tahun 2012 atau bahkan
s/d tahun 2013.

Sumber: FAO 4
Perkembangan Harga Komoditi Global
Harga pangan global semakin jatuh pada
bulan Desember 2011 dengan Indeks
Harga Pangan FAO berada pada tingkat
211 poin yang turun sebesar 2,4 persen,
atau lima poin dibandingkan bulan
November, dan berada pada 11,3 persen
(27 poin) di bawah puncaknya pada bulan
Februari 2011.
Penurunan ini didorong oleh penurunan
tajam harga internasional sereal, gula dan
minyak karena permasalahan pada
tanaman pangan, lambatnya permintaan
dan penguatan dollar AS.
Namun, meskipun harga terus menurun
pada paruh kedua tahun 2011, Indeks rata-
rata pada tahun 2011 sebesar 228 poin,
merupakan rata-rata tertinggi sejak FAO
mulai menghitung harga pangan
internasional pada tahun 1990, di mana
tertinggi sebelumnya pada tahun 2008
Sumber: FAO
pada 200 poin. 5
Fokus Kebijakan Untuk Januari April 2012

1. Pada bulan Maret 2012 akan dilakukan survey kemiskinan dan


mencegah hal yang sensitif terhadap kenaikan harga pangan;
2. Antisipasi terhadap dampak perubahan iklim dengan curah
hujan yang meningkat 2-3%/tahun yaitu banjir dan puso
sehingga dapat mengakibatkan gangguan supply baik produksi
maupun distribusi;

6
Fokus Kebijakan Untuk Januari April 2012

3. Antisipasi terhadap dampak dari kebijakan pada tahun 2011:


a. Tidak diterbitkannya HPP dan penerapan Inpres 8 tahun
2011;
b. Sanksi terhadap Produsen GKR terkait hasil audit distribusi
GKR;
c. Pengurangan alokasi impor sebesar 66% untuk produk hewan
dan daging sapi;

7
OUTLINE

1. Fokus Kebijakan Kuartal I Tahun 2012

2. Perkembangan Harga Pangan Nasional

3. Stabilitas Harga & Ketersediaan Pangan

4. Langkah Tindak Lanjut

8
Andil Beberapa Komoditi
Terhadap Inflasi/Deflasi Nasional Tahun 2010 - 2011
Laju Inflasi 2010 (Januari Desember) sebesar 6,96%;
Laju Inflasi Januari Desember 2011 sebesar 3,79%;
Laju Inflasi Year on Year (Desember 2010 Desember 2011) sebesar 3,79%
Pada Bulan Desember 2011 terjadi Inflasi 0,57 %

Sumber : BPS diolah

Bahan Makanan rata-rata memberikan andil terhadap inflasi nasional tahun 2011 sebesar
0,08%, jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2010 sebesar 0,31%.
Komoditi yang memberikan andil tertinggi pada tahun 2011 adalah beras sebesar 0,06%
sedangkan bawang merah berandil deflasi. Jika dibandingkan dengan tahun 2010, komoditi
dengan andil tertinggi adalah beras 0,11% dan cabe merah 0,05%. 9
Usulan Lintasan Sasaran Inflasi Th 2013 2015
Sumber: BI
Sebagai starting point lintasan
sasaran inflasi, pd th 2013
diusulkan 4,5%+1%, atau sama
dengan sasaran inflasi th 2012.
- Jika ditetapkan lebih tinggi,
dikhawatirkan mengubah arah
ekspektasi inflasi yg sdh
membaik.
- Sebaliknya, apabila ditetapkan
lebih rendah maka
menghadapi risiko kredibilitas.
Usulan lintasan sasaran inflasi
tsb sejalan dengan kerangka
ekonomi makro dalam RPJMN
th 2010-2014 yaitu 3,5%-5,5%
Disagregasi Proyeksi Inflasi Th 2013 - 2015
pada th 2013-2014.
2013 2014 2015
Usulan lintasan sasaran inflasi
di atas didasarkan pada
INFLASI IHK % yoy 4.7 4.8 4.8
disagregasi proyeksi inflasi - Inflasi Inti % yoy 4.7 4.8 4.8
yang cukup optimis untuk - Inflasi Volatile Food % yoy 7.0 7.0 7.0
setiap komponennya. - Inflasi Administered Prices % yoy 3.2 3.2 3.2
Perkembangan Harga Bahan Kebutuhan Pokok
pada Minggu III Januari 2012 (BPS)

Perkembangan harga rata-rata bahan kebutuhan pokok pada Minggu III Januari 2012 apabila
dibandingkan dengan harga rata-rata Minggu II Januari 2012 adalah sebagai berikut:
Komoditi bahan kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan harga adalah Telur Ayam (5,89%), Minyak
Goreng Curah (1,63%), Daging Ayam Ras (1,37%), serta komoditi lain dengan kenaikan harga dibawah 1%
yaitu Beras, Gula Pasir dan Minyak Goreng Kemasan;
Komoditi yang mengalami penurunan harga adalah Cabe Merah (17,69%), Cabe Rawit (11,88%), Bawang
Merah (1,06%) dan Daging Sapi (0,50%).
Komoditi bahan kebutuhan pokok yang tidak mengalami perubahan adalah Tepung Terigu.
11
Perkembangan Harga Pangan Pokok Nasional (1)
Pantauan BPS secara nasional menunjukkan, harga
Beras Umum tahun 2011 cenderung menurun
hingga bulan April (Rp.8.711,-/kg), namun pada Mei
mulai mengalami kenaikan hingga mencapai
puncaknya pada Desember tercatat sebesar
Rp.10.100,-/kg atau naik 2,32% dibanding November
2011. Sementara itu memasuki awal tahun 2012,
harga rata-rata Beras Umum Januari 2012 terhadap
Desember 2011 naik sebesar 2,85% menjadi
Rp.10.388,-/kg, atau lebih tinggi dibanding kenaikan
harga Januari 2011 terhadap Desember 2010 yaitu
yang hanya sebesar 1,78%;
Harga Beras Termurah cenderung menurun hingga
April (Rp.6.832,-/kg), namun kembali mengalami
kenaikan pada bulan Mei hingga mencapai
puncaknya pada Desember 2011 sebesar Rp.8.103,-
/kg atau naik 2,39% dibanding November 2011.
Harga Beras Termurah Januari 2012 terhadap
Desember 2011 kembali mengalami kenaikan
sebesar 2,52%, menjadi Rp.8.308,-/kg atau lebih
tinggi dibanding kenaikan harga Januari 2011
terhadap Desember 2010 yaitu sebesar 1,67%;
Kecenderungan meningkatnya harga Beras selama
periode Mei-Desember di tahun 2011 yang
berlanjut sampai dengan awal tahun 2012
disebabkan disebabkan antara lain siklus musiman
dengan berakhirnya Panen raya di beberapa sentra
produksi beras, dan juga oleh adanya gagal panen di
beberapa daerah sentra produksi sebagai akibat
musim kering dan hama serta pertumbuhan
produksi padi (berdasarkan ARAM III menurun
1,71%). 12
Perkembangan Harga Pangan Pokok Nasional (1)
Berdasarkan pantauan BPS tahun
2011, harga Gula eceran domestik
cenderung turun, hingga mencapai
harga terendah tahun 2011 pada
bulan Juli yaitu sebesar Rp.9.939/kg.
Namun kemudian setelah itu terjadi
kenaikan hingga puncaknya pada
November 2011, di mana harga
tercatat sebesar Rp.10.109,-/kg atau
naik 1,71% bila dibandingkan dengan
harga terendah tahun 2011.
Memasuki Januari 2012 harga rata-
rata Gula pasir sebesar Rp. 10.184,-
/kg dibanding harga Desember 2011
naik sebesar 0,84% atau lebih tinggi
dibanding kenaikan harga Januari
2011 terhadap Desember 2010 yaitu
turun sebesar 0,13%;
Mengingat musim giling 2012 baru
akan berlangsung pada bulan Mei
maka perlu diwaspadai trend kenaikan
harga sampai dengan musim giling
tersebut.
13
Perkembangan Harga Pangan Pokok Nasional (2)
Berdasarkan pantauan BPS tahun 2011, harga Minyak
Goreng Curah sempat mengalami puncak kenaikan pada
Februari (11.454,-/liter), namun harga tersebut kembali
mengalami penurunan hingga mencapai harga terendah
tahun 2011 pada bulan Agustus, tercatat sebesar
Rp.9.970/liter. Namun kemudian kembali mengalami
kenaikan hingga puncaknya pada September, di mana
harga tercatat sebesar Rp.10.116,-/liter. Selanjutnya
kembali menurun sampai dengan pada November
menjadi Rp.9.884,-/liter namun Desember naik menjadi
Rp.10.179,-/liter .
Memasuki tahun 2012, harga rata-rata Minyak Goreng
Curah Januari 2012 terhadap Desember 2011 naik
sebesar 7,10% menjadi Rp.10.902,-/kg, lebih tinggi
dibanding kenaikan harga Januari 2011 terhadap
Desember 2010 (2,68%);
Harga Minyak Goreng Kemasan cenderung mengalami
kenaikan sejak Januari 2011 hingga mencapai puncaknya
pada bulan April sebesar Rp.13.284,-/liter namun
kembali mengalami penurunan hingga Desember 2011
(Rp.13.041,-/liter).
Harga rata-rata Minyak Goreng Kemasan Januari 2012
terhadap Desember 2011 hanya sedikit mengalami
kenaikan sebesar 0,16%, dari Rp.13.041,-/liter menjadi
Rp.13.062,-/liter, atau relatif stabil.
Relatif stabilnya harga Minyak Goreng tersebut
dipengaruhi oleh harga Palm Oil yang cenderung turun
dan ekspektasi stok yang tinggi karena menurunnya
permintaan khususnya dari negara importir utama
sebagai akibat melambatnya pertumbuhan ekonomi
dunia.

14
Perkembangan Harga Pangan Pokok Nasional (3)
Berdasarkan pantauan BPS tahun 2011, Daging Ayam
mencapai harga tertinggi pada bulan Agustus, tercatat
sebesar Rp.26.840,-/kg sedangkan harga terendah
terjadi pada bulan Mei sebesar Rp. 21.745,-/kg.
Pada awal tahun 2012, harga rata-rata Daging Ayam
dibandingkan dengan rata-rata harga Desember 2011
naik 9,20% menjadi Rp.26.489,-/kg, sedangkan pada
periode yang sama perubahan harga Januari 2011
dibanding Desember 2010 hanya mengalami kenaikan
harga yang lebih rendah yaitu 1,18%.

Pada tahun 2011, Telur Ayam mencapai harga tertinggi


pada bulan Juli sebesar Rp.16.584/kg. namun pada
bulan September mulai mengalami penurunan hingga
Berdasarkan pantauan BPS tahun 2011, Daging Sapi mencapai mencapai harga terendah pada bulan Oktober tercatat
harga tertinggi pada Bulan Agustus sebesar Rp.70.614,-/kg, namun
sebesar Rp.14.894,-/kg. Selanjutnya mulai Nopember
kembali turun hingga mencapai harga terendah pada Nopember
2011 harga telur ayam meningkat kembali sampai
menjadi 68.549,-/kg.
dengan Januari 2012 tercatat sebesar Rp. 16.375,-/kg.
Namun memasuki awal tahun 2012 harga rata-rata Daging Sapi
Januari 2012 mencapai Rp. 71.254,-/kg atau mengalami kenaikan Harga rata-rata Telur Ayam Januari 2012 tersebut
sebesar 1,90% dibanding Desember 2011, sedangkan pada periode naik sebesar 3,65% dibanding Desember 2011,
yang sama tahun Januari 2011 dibanding Desember 2010 harga sementara Januari 2011 terhadap Desember 2010
mengalami penurunan sebesar 0,28%. harga mengalami penurunan sebesar 1,02%
Secara umum, kenaikan harga Daging Sapi, Daging Ayam dan Telur
Ayam Ras dikarenakan permintaan masyarakat yang relatif tinggi
terkait dengan banyaknya hajatan di masyarakat.
15
Perkembangan Harga Pangan Pokok Nasional (4)
Berdasarkan pantauan BPS, harga bumbu-bumbuan
(Cabe Rawit & Cabe Merah) secara Nasional pada tahun
2011 mengalami lonjakan yang cukup tinggi pada periode
Desember 2010-Februari 2011 yang utamanya
disebabkan oleh pengaruh curah hujan yang tinggi pada
periode tersebut sehingga menyebabkan gagal panen.
Namun seiring dengan membaiknya cuaca, harga kembali
mengalami penurunan hingga mencapai harga terendah
pada Desember 2011 yaitu Bawang Merah sebesar
Rp.13.611,-/kg, Cabe Rawit sebesar Rp.14.870,-/kg pada
bulan Agustus, dan Cabe Merah pada bulan Juni 2011
sebesar Rp.12.235,-/kg.
Namun memasuki tahun 2012, harga Cabe Merah pada
bulan Januari 2012 tercatat sebesar Rp. 36.420,-/kg, atau
naik sebesar 0,22%, dibandingkan Desember 2011, harga
Cabe Rawit bulan Januari 2012 tercatat sebesar Rp.
24.260,-/kg atau naik sebesar 2,79% dibandingkan
Desember 2011. Kenaikan harga cabe lebih disebabkan
sudah masuk musim hujan, kondisi yang tidak cocok
untuk menanam cabe. Sedangkan harga Bawang Merah,
pada bulan Januari 2012 tercatat sebesar Rp.12.453,-/kg
atau turun sebesar 8,51% dibandingkan bulan Desember
2011.
Meski sempat mengalami kenaikan pada Maret 2011
(harga tertinggi 2011, Rp.8.994,-/kg), harga Kedelai Lokal
pada April 2011 kembali mengalami penurunan hingga
mencapai harga terendah tahun 2011 yaitu pada
Desember 2011 sebesar Rp. 8.473,-/kg.
Sementara itu, harga pada bulan Januari 2012 sedikit
mengalami kenaikan tercatat sebesar Rp. 8.537,-/kg atau
naik sebesar 0,64% dibandingkan dengan harga pada
bulan Desember 2011.
16
Perkembangan Harga Pangan Pokok Nasional (5)

Berdasarkan pantauan BPS, harga Tepung Terigu secara nasional pada tahun 2011
sampai dengan awal tahun 2012 relatif stabil. Pada bulan Januari 2012 harga rata-rata
Tepung Terigu tercatat sebesar Rp.7.502,-/kg atau mengalami penurunan sebesar
0,16% dibanding bulan Desember 2011. Relatif stabilnya harga Tepung Terigu
disebabkan oleh stok bahan baku dalam negeri yang masih cukup. 17
PERUBAHAN HARGA BERAS UMUM DOMESTIK

Perubahan Harga Des11


Des Des Des Des Nop Des Terhadap
Jenis
2007 2008 2009 2010 2011 2011 Des Des Des Des Nop
2007 2008 2009 2010 2011
Beras
Umum 6.147 6.502 6.938 9.082 9.871 10.074 63,9% 54,9% 45,2% 10,9% 2,1%

Sumber: BPS (diolah oleh Puska Dagri).

PERUBAHAN HARGA BERAS TERMURAH DOMESTIK

Perubahan Harga Des11


Des Des Des Des Nop Des Terhadap
Jenis
2007 2008 2009 2010 2011 2011 Des Des Des Des Nop
2007 2008 2009 2010 2011
Beras
4.910 5.308 5.604 7.292 7.914 8.103 65,1% 52,7% 44,6% 11,1% 2,4%
Termurah
Koefisien Variasi Harga Domestik sampai dengan Desember 2011: 6,2 (stabil)

Sumber: BPS (diolah oleh Puska Dagri).

18
18
PERUBAHAN HARGA BERAS DUNIA THAILAND dan VIETNAM (5%)
Perubahan Harga Des11
Des Des Des Des Nop Des Terhadap
Jenis
2007 2008 2009 2010 2011 2011 Des Des Des Des Nop
2007 2008 2009 2010 2011

Thai 5% 368 555 607 532 625 588 59,7% 5,9% -3,0% 10,5% -5,8%

Viet 5%
426 544 491 567 521 22,3% -4,2% 6,2% -8,2%

Sumber: Reuters (FOB Thailand dan Vietnam, diolah oleh Puska Dagri).

PERUBAHAN HARGA BERAS DUNIA THAILAND dan VIETNAM (15%)


Perubahan Harga Des11
Des Des Des Des Nop Des Terhadap
Jenis
2007 2008 2009 2010 2011 2011 Des Des Des Des Nop
2007 2008 2009 2010 2011

Thai 15% 358 505 567 507 602 571 59,4% 12,9% 0,7% 12,5% -5,2%

Viet 15% 371 516 476 547 501 35,2% -2,9% 5,3% -8,4%

Rasio Koefisien Variasi Harga Domestik Terhadap Harga Internasional s.d. Desember 2011 : 0,6
(Harga internasional lebih stabil dibanding harga domestik)
Sumber: Reuters (FOB Thailand dan Vietnam, diolah oleh Puska Dagri).
19
PERUBAHAN HARGA DOMESTIK DAGING SAPI (Rp/kg)

Perubahan Harga Desember 2011


Terhadap
Des Des Des Nop Des
Jenis Des Des Des Nop
2008 2009 2010 2011 2011
2008 2009 2010 2011

Daging
Sapi 58.908 60.957 64.884 68.789 69.924 18,70% 14,71% 7,76% 1,65%

Koefisien Variasi Harga Domestik Januari-Desember 2011: 3,4 (stabil)


Sumber: BPS (diolah oleh Puska Dagri).

20
OUTLINE

1. Fokus Kebijakan Kuartal I Tahun 2012

2. Perkembangan Harga Pangan Nasional

3. Stabilitas Harga & Ketersediaan Pangan

4. Langkah Tindak Lanjut

21
Analisa Terhadap Operasi Pasar Beras (1)
1. Sebagaimana diketahui bahwa perkembangan harga beras di tingkat eceran
merupakan salah satu variabel penting dan signifikan dalam mempengaruhi
perkembangan inflasi (indek harga konsumen), sehingga bila OP dapat
mempengaruhi harga beras eceran dan grosir, maka secara tidak langsung
akan mempengaruhi inflasi .
2. Kenyataan di lapangan saat ini volume penyaluran beras melalui Operasi Pasar
masih relatif kecil, di mana pada tahun 2011 volumenya masih kurang dari 1%
dibanding volume total konsumsi masyarakat, walaupun di satu sisi tahun ini
ada perbedaan dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana telah menyalurkan
OP beras jenis premium untuk menyesuaikan dengan kondisi permintaan
masyarakat.
Satuan: Ton
Tahun
URAIAN
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 *)
Stok Awal - 338.764 337.261 177.464 348.730 514.649 460.357
Tambahan CBP 350.000 92.398 255.682 204.082 181.818 155.039
Pemanfaatan CBP
- Bantuan Darurat/Korban Bencana 11.236 34.122 19.041 8.636 15.899 14.864 9.930
- Pengendalian Harga Beras Kons (OPM) - 59.779 318.702 - - 39.428 168.865
- OPK - CBP Raskin - - 77.736 24.180 - - -
Total Pemanfaatan 11.236 93.901 415.479 32.816 15.899 54.292 178.795
Stok Akhir 338.764 337.261 177.464 348.730 514.649 460.357 436.601
Catatan: Laporan s.d 13 Desember 2011 22
Analisa Terhadap Operasi Pasar Beras (2)
3. Dalam hal pelaksanaan OP, seringkali ditemui juga beberapa permasalahan
teknis seperti:
a. Bahwa masih banyak wilayah yang lebih cenderung mengkonsumsi beras
dari daerahnya sendiri dan kurang bisa menerima beras OP, sehingga Pemda
setempat terkadang menolak dilakukan OP walaupun harga beras setempat
sudah naik signifikan.
b. Setiap wilayah yang akan melakukan OP banyak yang tidak menentukan HET
yang signifikan lebih rendah dibanding harga pasar atau bahkan belum
menentukan HET sehingga OP Beras menjadi tidak efektif bahkan tidak
terlaksana.
c. Titik-titik pelaksanaan OP di seluruh wilayah masih relatif sedikit dan masih
kurang tepat sasaran, sehingga sebaiknya OP ditujukan juga di pasar-pasar
induk di seluruh daerah atau dapat menjalin kerjasama dengan Paskomnas
(Pasar Komoditi Nasional).
4. Keefektifan OP beras dalam mengintervensi stabilitas harga beras tergantung
pada volume, harga OP dan kontinuitas pelaksanaan OP tersebut baik dari sisi
frekuensi OP ataupun lokasi OP.

23
Produksi Tanaman Pangan (Aram III)
Sumber: Dir Statistik TPHP-BPS
Sasaran ARAM II
Komoditi ATAP 2010 Selisih
2011 2011
Padi (000 ton) 66,469 70,599 68,061 1,592 (2,538)

2011 2009-2010 2010-2011


Komoditi (ton) 2009 2010
(ARAM III) (000 ton) (%) (000 ton) (%)
Padi 64.398.890 66.469.394 65.333.938 2.071 3,22 -1.135 -1,71
Jagung 17.629.748 18.327.636 17.230.172 698 3,96 -1.097 -5,99
Kedelai 974.512 907.031 870.068 - 67 -6,92 - 37 -4,08

Berdasarkan Aram II pada Bulan Juli 2011, produksi masih kurang 2.538 ribu ton
(-3,59%) dibandingkan angka sasaran produksi tahun 2011, namun lebih besar
dibanding ATAP 2010 yaitu sebesar 1.592 ribu ton (2,4%);
Namun berdasarkan Aram III pada Bulan Nopember 2011, produksi padi
diperkirakan sekitar 65.333.938 ton atau lebih sedikit 4,01% dibandingkan angka
produksi menurut ARAM II, sehingga bila dibandingkan dengan sasaran produksi
2011, masih kurang 5.265 ribu ton (-7,46%), dan juga lebih sedikit dibandingkan
angka produksi ATAP 2010 yaitu sebesar 1.135 ribu ton (-1,71%).
Menurut ARAM III 2011 juga, produksi jagung dan kedelai mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2010 sebesar 5,99% dan 4,08%. 24
Neraca Kebutuhan Kristal Putih

Stok Gula Januari 2011 : 876.102 ton


Prakiraan produksi GKP th. 2011 dan sisa 2009/2010 : 2.228.259 ton
GKP ex impor raw sugar (idle capacity) : 124.519 ton
Impor GKP tahun 2011 : 143.479 ton
Total Penyediaan GKP th 2011 : 3.372.012 ton
Prakiraan kebutuhan GKP sd Desember tahun 2011 : 2.641.858 ton
Stok sd 31 Desember th 2011 : 603.181 ton
Stok di luar gudang PG : 126.973 ton
Stok Awal Januari 2012 : 730.154 ton
Kebutuhan masa non giling (Jan-Mei 2012) : 1.117.176 ton
Perkiraan produksi Jan-Mei 2012 : 86.000 ton
Kekurangan : 301.022 ton
Ket : Jumlah Penduduk 2012 : 244.052.784 jiwa (tumbuh 1,49% per tahun)

25
Kondisi Peredaran Gula
1. Kementerian Perdagangan telah memfasilitasi pertemuan
antara Produsen GKP, Distributor dengan perwakilan dari
seluruh Pemerintah Daerah wilayah kawasan timur guna
mengantisipasi kebutuhan gula sebelum datangnya musim
giling 2012.
2. Namun demikian, saat ini telah terjadi pembelian (rush) Gula
Kristal Putih dari Jawa Timur oleh pedagang D2 dan D3 di pulau
Jawa untuk di distribusikan di Jawa, termasuk permintaan dari
Sumatera Utara dalam jumlah yang cukup besar. Hal ini diduga
karena adanya informasi mengenai rencana penyaluran GKP
sisa stok PG ke Kawasan Timur untuk menjaga ketersediaan gula
di wilayah tersebut.

26
Perhitungan Supply-Demand Daging Sapi Tahun 2012
Kebutuhan daging sapi didasarkan pada data SUSENAS yang
diolah tahun 2011 dan dengan pertimbangan parameter
pertumbuhan penduduk, ekonomi dan elastisitas, tingkat
konsumsi menjadi 1,984 kg/kapita/tahun di 2012
(sebelumnya: 1,67 kg/kapita/tahun)
Total kebutuhan 2012 243.965.009 x 1,984 kg = 484 ribu ton
Penyediaan daging sapi didasarkan pada ketersediaan populasi
ternak sapi dan kerbau yang dapat dipotong berdasarkan hasil
PSPK tahun 2011 menurut umur dan jenis kelamin serta
memperhitungkan faktor koreksi dan konversi, sebesar : 399
ribu ton.
Kekurangan ketersediaan daging sapi dalam negeri melalui
impor sapi bakalan dan daging sapi (85 ribu ton)

27
OUTLINE

1. Fokus Kebijakan Kuartal I Tahun 2012

2. Perkembangan Harga Pangan Nasional

3. Stabilitas Harga & Ketersediaan Pangan

4. Langkah Tindak Lanjut

28
Beberapa Langkah Tindak Lanjut (Beras)
1. Perubahan terhadap Peraturan Menteri Perdagangan No.12/M-
DAG/PER/4/2008 tentang Ketentuan Impor dan Ekspor Beras,
dengan menambahkan sebaiknya keputusan impor beras
mengacu juga kepada 3 (tiga) kriteria yaitu 1) Jumlah stok akhir
Cadangan Beras Nasional, 2) Perkembangan Harga Beras setara
HPP dan 3) Jumlah Produksi Beras berdasarkan ARAM II;
2. Perubahan terhadap Peraturan Menteri Perdagangan Nomor
22/M-DAG/PER/10/2005 adalah tentang Penggunaan Cadangan
Beras Pemerintah Untuk Pengendalian Gejolak Harga, dengan
menekankan bahwa penggunaan CBP untuk OP Beras dalam
menjaga stabilisasi harga beras bukan lagi menunggu terjadinya
gejolak harga hingga mencapai kenaikan lebih dari 25%, tetapi
pemicunya menjadi kenaikan harga mencapai 10% Pada
tanggal 18 Januari 2012 telah diterbitkan Permendag nomor
04/M-DAG/PER/1/2012 tentang Penggunaan CBP untuk
Stabilisasi Harga. 29
Beberapa Langkah Tindak Lanjut (Beras)
3. Perlu penambahan Raskin yang seyogyanya dilakukan di bulan
Februari dan Maret dengan tetap menjaga stok Bulog selalu > 1 juta
ton;
4. Untuk mengantisipasi kesulitan Bulog dalam pengadaan karena tidak
adanya harga referensi, diusulkan untuk merancang ulang Inpres
mengenai kebijakan perberasan (terutama kebijakan harga) secara
lebih komprehensif;
5. Saat ini harga gabah dan beras tidak lagi dibentuk oleh struktur biaya
usahatani, tetapi lebih ditentukan oleh perilaku pasar (keseimbangan
supply dan demand, interkorelasi harga komoditas, serta ekpektasi
pelaku usaha pangan beras) sehingga penghitungan HPP baru
didasarkan pada hal-hal tersebut, dan sebagaimana pertemuan
terakhir tanggal 13 Januari 2012 sudah disusun draft Inpres
Perberasan yang sudah memuat usulan HPP gabah/beras yang
berdasarkan hal di atas.

30
Beberapa Langkah Tindak Lanjut (Beras)
Usulan HPP

Usulan HPP
HPP dalam Usulan
Uraian Inpres No. HPP
Skenario I Skenario II Skenario III
7/2009
(Kementan) (Bulog) (Kemendag)

GKP Tingkat Petani 2,640 3,530 3,300 3,450 3,370

GKP Tingkat Penggilingan 2,685 3,580 3,350

GKG Tingkat Penggilingan 3,300 4,430 4,150 4,150 4,240

GKG di Gudang Bulog 3,345 4,480 4,200

Beras di Gudang Bulog


5,060 6,990 6,600 6,350 6,740
Broken 20%

Beras di Gudang Bulog


7,190 6,850
Broken 15%

31
Beberapa Langkah Tindak Lanjut (Beras)
Dampak usulan HPP 2012:
Usulan HPP Beras menjadi sebesar Rp 6.740 pada tahun 2012 akan berdampak
ke andil inflasi beras sebesar 0,6% sehingga diperkirakan inflasi tahun 2012
menjadi 5,9%.
Perubahan HPP beras sebesar tersebut juga akan berdampak terhadap
kenaikan harga beras eceran sebesar 13,7%.
Jika usulan HPP beras Rp 6.500, maka dampak terhadap kenaikan harga eceran
menjadi sebesar 11,7%.
Kenaikan harga beras 10% akan meningkatkan angka kemiskinan 1,3 poin
persentase dengan asumsi pendapatan masyarakat tetap (World Bank,
2011). Dengan menggunakan dasar perhitungan dan asumsi yang sama, jika
usulan Rp 6.740, maka kenaikan harga eceran beras sebesar 13,7% akan
meningkatkan angka kemiskinan 1,8 poin persentase atau menjadi 14,27% dari
sebelumnya 12,5% (persentase jumlah penduduk miskin pada tahun 2011).
Jika usulan HPP beras sebesar Rp 6.500, maka dampak terhadap angka
kemiskinan akan menjadi sebesar 14,0% dari sebelumnya 12,5%.

32
Beberapa Langkah Tindak Lanjut (Beras)
Dampak terhadap kemiskinan

Sebelum HPP HPP Beras / kg


Uraian
beras naik 6.740 6.500

Jumlah penduduk (BPS, 2011) 240.151.440

Jumlah penduduk miskin 30.018.930 34.272.012 33.647.618

Angka kemiskinan (% dari penduduk) 12,5 14,3 14,0

Perkiraan kenaikan angka kemiskinan - 1,80 1,50

Tambahan penduduk miskin - 4.253.082 3.628.688

33
Beberapa Langkah Tindak Lanjut (Gula)
1. Melakukan monitoring secara mingguan terhadap kondisi stok
dan harga gula secara nasional;
2. Menyusun mekanisme untuk pengadaan atau penyediaan
tambahan gula, mulai dari penentuan siapa yang akan
mengimpor, jenis gula yang akan diimpor dan teknis
pendistribusiannya;
3. Harus dipikirkan mengenai mekanisme untuk pemenuhan gula
konsumsi di kawasan Indonesia bagian timur;
4. Revisi Keppres No. 63/2003 tentang Dewan Gula Indonesia
beserta peraturan turunannya, mengingat keanggotaannya
secara nomenklatur sudah banyak mengalami perubahan, dan
harus menyesuaikan dengan Undang-Undang yang terbaru atau
terkini.

34
Beberapa Langkah Tindak Lanjut (Daging Sapi)

Antisipasi dampak dari pemotongan alokasi impor sebanyak 66%


perlu monitoring secara akurat dan kontinu.

Catatan :
Sekitar 60% permintaan daging sapi oleh industri pengolah dan
hotel, restoran, merupakan permintaan yang bersifat spesifik
seperti lemak 90%, iga, buntut, dll sehingga membutuhkan
perhitungan yang lebih cermat terkait perubahan dari sapi menjadi
daging atau bagian yang bersifat spesifik tersebut.

35
Beberapa Langkah Tindak Lanjut (Minyak Goreng)

1. Kebijakan hilirisasi dengan memfokuskan pada packaging dan


branding dari produk minyak goreng;
2. 2012 mulai mengurangi dan 2014 menghilangkan konsumsi
minyak goreng curah untuk rumah tangga, dikarenakan tidak
higienis bila dilihat dari aspek keamanan pangan. Kemendag
tetap mengusulkan fasilitas PPNDTP atau pembebasan PPN
untuk Minyakita.

36
TERIMA KASIH
www.kemendag.go.id

37
LAMPIRAN
PETA HARGA DAN GRAFIK
PERKEMBANGAN HARGA BAHAN KEBUTUHAN POKOK

Per 24 Januari 2012


(Berdasarkan Laporan Seluruh Dinas Perindag Prop. Di Indonesia)
Sumber data : Keterangan : Perubahan dari Bulan ke Bulan
Harga dari Disperindag Seluruh Indonesia Trend Harga Naik > 10 %
Trend Harga Naik > 5 %
Trend Harga Naik < 5 %
Trend Harga Turun
GRAFIK PERKEMBANGAN HARGA ECERAN BERAS KUALITAS MEDIUM
8 (DELAPAN) KOTA BESAR DI INDONESIA
PERIODE JANUARI 2011 JANUARI 2012
(Rp/kg)

9.500

9.000

8.500

8.000

7.500

7.000

6.500

6.000

5.500

5.000

4.500
Jan'11 Feb'11 Mar'11 Apr'11 Mei'11 Jun'11 Jul'11 Agst'11 Sep'11 Okt'11 Nop'11 Des'11 Mg I Jan Mg II Jan Mg III Jan 24-Jan

Jakarta 7.990 7.810 7.493 7.276 7.192 7.238 7.358 7.300 7.305 7.490 7.795 8.125 8.160 8.324 8.420 8.420
Bandung 7.502 7.072 6.650 6.504 6.528 6.569 7.010 7.181 7.290 7.416 7.490 7.790 8.260 8.312 8.384 8.420
Semarang 7.279 6.689 6.438 6.406 6.489 6.665 7.277 7.546 7.685 7.857 7.921 8.004 8.128 8.212 8.408 8.420
Yogyakarta 6.728 5.842 5.535 5.752 6.122 6.317 6.986 7.119 7.509 7.583 7.549 7.693 7.670 7.746 7.788 7.750
Surabaya 7.550 7.296 7.104 7.048 7.000 7.004 7.870 7.912 8.205 7.686 7.551 7.583 7.652 7.600 7.692 7.720
Denpasar 6.771 6.700 6.235 6.320 6.500 6.500 6.981 7.500 7.600 7.752 7.832 7.900 7.900 7.900 7.900 7.900
Medan 8.662 9.000 7.583 6.955 6.970 7.632 7.800 7.800 7.800 7.800 7.855 8.200 8.200 8.500 8.500 8.500
Makassar 6.000 5.981 5.843 5.700 5.700 5.700 5.752 5.826 5.910 6.100 6.300 6.505 6.700 6.700 6.700 6.700
NASIONAL 7.376 7.432 7.089 7.125 7.040 7.133 7.307 7.421 7.474 7.591 7.709 7.802 7.966 7.991 8.022 8.048
Sumber :Dinas yang membidangi perdagangan
Keterangan : Harga Rata2 Nasional di 33 Kota
Keterangan : Perubahan dari Bulan ke Bulan
Sumber data: Trend Harga Naik > 10 %
Harga dari Disperindag Seluruh Indonesia Trend Harga Naik > 5 %
Trend Harga Naik < 5 %
Trend Harga Turun
GRAFIK PERKEMBANGAN HARGA ECERAN GULA PASIR
8 (DELAPAN) KOTA BESAR DI INDONESIA
PERIODE JANUARI 2011 JANUARI 2012
(Rp/kg)
13.000

12.000

11.000

10.000

9.000

8.000

7.000
Jan'11 Feb'11 Mar'11 Apr'11 Mei'11 Jun'11 Jul'11 Agst'11 Sep'11 Okt'11 Nop'11 Des'11 Mg I Jan Mg II Jan Mg III Jan 24-Jan

Jakarta 11.157 11.183 11.026 10.935 10.905 10.947 10.962 10.947 11.000 10.971 10.800 10.648 10.600 10.600 10.600 10.800
Bandung 10.967 11.068 11.002 10.850 10.525 10.087 10.090 10.153 10.260 10.200 10.200 10.271 10.200 10.200 10.200 10.200
Semarang 10.511 10.178 10.143 9.883 9.767 9.039 9.227 9.359 9.337 9.289 9.352 9.359 9.500 9.500 9.856 10.140
Yogyakarta 10.473 9.948 9.980 9.755 9.552 9.201 9.318 9.458 9.456 9.294 9.390 9.399 9.448 9.500 9.590 9.600
Surabaya 10.511 10.374 10.223 9.863 9.551 8.711 9.159 9.299 9.329 9.350 9.345 9.370 9.524 9.500 9.676 9.840
Denpasar 10.557 10.700 10.700 10.700 10.700 10.700 10.676 10.674 10.730 10.510 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000
Medan 11.024 11.000 10.587 10.275 10.000 9.847 10.152 10.668 11.000 10.643 10.864 10.310 10.500 10.500 10.500 10.500
Makassar 10.762 10.140 10.000 10.000 9.910 9.750 10.214 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.300 10.500
NASIONAL 11.178 11.093 10.965 10.832 10.649 10.383 10.499 10.511 10.500 10.452 10.457 10.437 10.493 10.546 10.630 10.670

Sumber :Dinas yang membidangi perdagangan


Keterangan : Harga Rata2 Nasional di 33 Kota
Sumber data: Keterangan : Perubahan dari Bulan ke Bulan
Trend Harga Naik > 10 %
Harga dari Disperindag Seluruh Indonesia Trend Harga Naik > 5 %
Trend Harga Naik < 5 %
Trend Harga Turun
BEBERAPA PENYEBAB KENAIKAN HARGA MINYAK GORENG

1. Secara Umum kenaikan harga Minyak Goreng di beberapa


daerah disebabkan kenaikan harga di tingkat agen atau
distributor akibat kurangnya pasokan;
2. Hal ini diperkuat oleh analisa pasar internasional (Reuters),
antara lain menyebutkan kenaikan harga Minyak Goreng dipicu
oleh :
Penurunan ekspor palm oil Malaysia untuk periode 1-15
Januari 2012 turun 11 persen;
Pada minggu ke III faktor cuaca dan banjir di perkebunan baik
Indonesia maupun Malaysia sebagai pengekspor terbesar
dunia serta kekhawatiran para importir terhadap ganguan
pengiriman dari refinery ke pelabuhan dan persiapan liburan
tahun Baru Imlek.

44
GRAFIK PERKEMBANGAN HARGA ECERAN MINYAK GORENG CURAH
8 (DELAPAN) KOTA BESAR DI INDONESIA
PERIODE JANUARI 2011 JANUARI 2012
(Rp/kg)
12.000

11.500

11.000

10.500

10.000

9.500

9.000

8.500

8.000

7.500
Jan'11 Feb'11 Mar'11 Apr'11 Mei'11 Jun'11 Jul"11 Agst'11 Sep'11 Okt'11 Nop'11 Des'11 Mg I Jan Mg II Jan Mg III Jan 24-Jan

Jakarta 10.871 11.289 11.135 10.850 10.790 10.737 10.605 10.853 10.875 10.795 10.941 10.800 10.840 11.000 11.000 11.000
Bandung 11.373 11.351 11.000 9.590 9.760 9.721 9.733 9.842 10.045 9.633 9.800 9.924 10.800 11.220 11.200 10.900
Semarang 11.061 10.966 9.850 9.250 9.396 9.354 9.240 9.365 9.677 8.971 9.347 9.510 10.700 10.864 10.760 10.450
Yogyakarta 11.427 11.011 10.175 9.376 9.413 9.207 9.120 9.455 9.745 9.094 9.324 9.586 10.802 10.968 10.850 10.670
Surabaya 11.461 11.317 10.649 10.192 9.696 9.524 9.383 9.483 9.590 9.281 9.388 9.459 10.280 10.260 10.972 10.760
Denpasar 11.143 11.500 11.587 10.950 10.500 10.500 10.357 10.374 10.200 10.162 10.000 9.405 9.500 10.400 11.000 11.000
Medan 11.024 11.000 10.196 8.935 8.900 9.000 9.029 9.237 9.700 8.762 9.000 9.190 10.000 10.500 10.500 10.500
Makassar 11.182 11.428 10.809 9.900 9.900 9.900 9.900 9.900 9.900 9.900 9.900 10.005 10.450 10.780 11.000 11.000
NASIONAL 11.322 11.351 11.186 10.822 10.647 10.615 10.586 10.658 10.776 10.608 10.552 10.579 10.938 11.229 11.389 11.425

Sumber :Dinas yang membidangi perdagangan


Keterangan : Harga Rata2 Nasional di 33 Kota
Sumber data: Keterangan : Perubahan dari Bulan ke Bulan
Trend Harga Naik > 10 %
Harga dari Disperindag Seluruh Indonesia Trend Harga Naik > 5 %
Trend Harga Naik < 5 %
Trend Harga Turun
GRAFIK PERKEMBANGAN HARGA ECERAN TEPUNG TERIGU
8 (DELAPAN) KOTA BESAR DI INDONESIA
PERIODE JANUARI 2011 JANUARI 2012
(Rp/kg)
8.000

7.750

7.500

7.250

7.000

6.750

6.500
Jan'11 Feb'`11 Mar'11 Apr'11 Mei'11 Jun'11 Jul'11 Agst'11 Sep'11 Okt'11 Nop'11 Des'11 Mg I Jan Mg II Jan Mg III Jan 24-Jan

Jakarta 7.286 7.367 7.400 7.450 7.546 7.574 7.600 7.679 7.500 7.500 7.691 7.700 7.700 7.700 7.700 7.700
Bandung 6.862 6.991 7.048 7.100 7.100 7.100 7.100 7.100 7.100 7.100 7.100 7.100 7.100 7.100 7.100 7.100
Semarang 6.915 6.854 6.900 6.900 6.900 6.921 6.900 6.900 6.900 6.900 6.900 6.900 6.900 6.900 6.900 6.900
Yogyakarta 6.994 7.000 6.964 6.984 7.000 7.000 7.000 7.021 6.976 6.929 6.900 6.874 6.870 6.870 6.870 6.870
Surabaya 7.159 7.096 7.057 7.058 7.072 7.062 7.059 7.051 7.014 7.016 7.000 6.970 7.000 7.004 7.012 7.000
Denpasar 7.357 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000
Medan 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000
Makassar 7.000 7.000 7.022 7.263 7.000 7.000 7.000 7.197 7.500 7.500 7.500 7.500 7.500 7.500 7.500 7.500
NASIONAL 7.556 7.578 7.605 7.583 7.564 7.566 7.604 7.602 7.609 7.613 7.597 7.638 7.642 7.611 7.589 7.589

Sumber :Dinas yang membidangi perdagangan


Keterangan : Harga Rata2 Nasional di 33 Kota
Sumber data: Keterangan : Perubahan dari Bulan ke Bulan
Trend Harga Naik > 10 %
Harga dari Disperindag Seluruh Indonesia Trend Harga Naik > 5 %
Trend Harga Naik < 5 %
Trend Harga Turun
GRAFIK PERKEMBANGAN HARGA ECERAN DAGING SAPI
8 (DELAPAN) KOTA BESAR DI INDONESIA
(Rp/kg) PERIODE JANUARI 2011 JANUARI 2012

75.000

70.000

65.000

60.000

55.000

50.000

45.000

40.000
Jan'11 Feb'11 Mar'11 Apr'11 Mei'11 Jun'11 Jul'11 Agst'11 Sep'11 Okt'11 Nop'11 Des'11 Mg I Jan Mg II Jan Mg III Jan 24-Jan

Jakarta 65.238 66.089 65.426 66.630 66.200 66.179 65.790 69.895 71.210 67.105 68.227 68.629 68.400 68.520 69.200 70.600
Bandung 62.952 62.378 62.226 62.491 62.133 62.589 63.000 66.168 67.840 65.667 65.882 67.105 68.200 68.200 69.440 74.000
Semarang 59.810 59.178 59.200 59.200 59.200 59.189 59.000 59.242 60.530 60.000 60.000 60.000 60.000 60.400 60.400 60.400
Yogyakarta 62.859 62.205 62.118 66.485 62.670 64.501 67.596 68.216 67.136 65.212 65.123 65.702 66.938 66.874 66.848 66.670
Surabaya 61.081 62.406 62.078 60.883 60.500 60.824 61.019 61.389 61.060 59.948 60.782 60.905 60.880 60.720 60.720 61.200
Denpasar 51.000 50.278 50.652 51.000 51.000 51.000 52.667 53.474 53.000 53.000 53.000 53.000 49.400 48.000 48.000 48.000
Medan 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 68.316 72.000 72.158 71.250 70.000 70.000 70.000 70.000 70.000 70.000 70.000
Makassar 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000
NASIONAL 68.124 68.406 68.636 68.531 68.381 68.759 70.230 71.295 71.341 70.400 71.422 71.342 71.492 71.680 71.939 72.062

Sumber :Dinas yang membidangi perdagangan


Keterangan : Harga Rata2 Nasional di 33 Kota
Sumber data: Keterangan : Perubahan dari Bulan ke Bulan
Trend Harga Naik > 10 %
Harga dari Disperindag Seluruh Indonesia Trend Harga Naik > 5 %
Trend Harga Naik < 5 %
Trend Harga Turun
BEBERAPA PENYEBAB KENAIKAN HARGA
DAGING AYAM DAN TELUR AYAM
1. Peternak saat ini sedang mengalami kesulitan DOC (Day Old
Chicken) baik DOC untuk Pedaging maupun DOC Layer/Ayam
Petelur dikarenakan terdapat masalah produksi di Internasional
yang menyebabkan para peternak susah untuk memproduksi
bibit GPS (Grand Parent Stock);
2. Faktor cuaca ekstrim saat ini turut berpengaruh terhadap
kesehatan ayam, pada cuaca lembab memicu timbulnya berbagai
penyakit ayam seperti Tetelo (Newcastle desease), Berak Kapur
(Pullorum) dan Berak Darah (Coccidiosis);
3. Ayam peternak yang saat ini sedang produksi sudah memasuki
usia tua, rata2 umur ayam petelur produsktif adalah 70 minggu
saat ini rata2 usia ayam petelur sudah mencapai 100 minggu
sehingga menyebabkan produktivitas hanya mencapai 60% dari
normal;
4. Pakan ayam dari pertengahan 2011 sampai dengan saat ini relatif
stabil;

51
GRAFIK PERKEMBANGAN HARGA ECERAN DAGING AYAM
8 (DELAPAN) KOTA BESAR DI INDONESIA
(Rp/kg) PERIODE JANUARI 2011 JANUARI 2012

32.000

29.000

26.000

23.000

20.000

17.000

14.000
Jan'11 Feb'11 Mar'11 Apr'11 Mei'11 Jun'11 Jul'11 Agst'11 Sep'11 Okt'11 Nop'11 Des'11 Mg I Jan Mg II Jan Mg III Jan 24-Jan

Jakarta 31.724 31.967 28.948 25.397 25.617 27.888 27.429 28.712 27.159 26.746 27.073 26.730 26.120 26.160 26.293 27.533
Bandung 23.505 22.989 23.004 22.600 21.950 22.905 26.767 25.905 23.490 23.429 23.459 24.324 24.580 25.180 25.440 25.600
Semarang 22.700 21.578 22.361 21.324 20.920 22.374 25.057 25.074 23.605 23.876 24.182 23.733 23.400 24.120 24.000 24.000
Yogyakarta 22.793 22.169 22.176 21.118 21.501 22.097 24.651 25.857 24.092 23.917 23.771 24.180 23.836 24.200 24.208 24.000
Surabaya 20.650 20.779 21.054 20.239 21.053 21.219 22.662 23.566 21.350 21.560 21.978 22.366 22.824 23.112 23.648 23.500
Denpasar 25.952 24.333 24.348 25.375 23.250 25.053 25.952 25.579 24.400 23.429 23.773 24.095 25.000 26.800 28.000 26.000
Medan 23.714 21.444 21.217 17.400 18.500 20.105 22.667 22.895 19.550 20.238 16.364 16.333 19.000 25.600 26.600 27.000
Makassar 22.368 20.283 18.091 17.829 19.138 20.742 23.679 23.053 21.150 18.071 18.659 18.357 21.000 22.300 23.700 23.500
NASIONAL 25.398 24.689 24.277 23.104 23.480 24.850 26.414 26.459 25.488 24.963 24.339 24.320 26.094 27.016 27.445 27.316

Sumber :Dinas yang membidangi perdagangan


Keterangan : Harga rata2 Nasional di 33 Kota
Sumber data: Keterangan : Perubahan dari Bulan ke Bulan
Trend Harga Naik > 10 %
Harga dari Disperindag Seluruh Indonesia Trend Harga Naik > 5 %
Trend Harga Naik < 5 %
Trend Harga Turun
GRAFIK PERKEMBANGAN HARGA ECERAN TELUR AYAM
8 (DELAPAN) KOTA BESAR DI INDONESIA
(Rp/kg) PERIODE JANUARI 2011 JANUARI 2012
19.000

18.000

17.000

16.000

15.000

14.000

13.000

12.000

11.000

10.000
Jan'11 Feb'11 Mar'11 Apr'11 Mei'11 Jun'11 Jul'11 Agst'11 Sep'11 Okt'11 Nop'11 Des'11 Mg I Jan Mg II Jan Mg III Jan 24-Jan

Jakarta 14.648 14.589 14.900 14.675 14.500 15.189 16.519 16.711 15.650 14.829 15.200 15.648 15.740 15.880 16.000 16.100
Bandung 13.924 13.993 14.575 13.968 13.809 15.237 16.638 15.779 14.580 13.357 14.695 15.833 15.900 16.020 16.860 17.300
Semarang 12.805 13.313 13.635 12.919 13.537 14.771 15.797 15.041 13.487 12.624 14.477 14.540 14.780 15.924 16.212 16.200
Yogyakarta 12.831 12.998 13.294 12.896 13.556 14.759 15.537 14.635 13.406 12.954 14.414 14.768 15.468 15.472 16.094 16.170
Surabaya 13.090 13.064 13.455 13.597 13.374 14.253 15.949 14.969 13.351 12.410 14.046 14.922 15.004 14.950 15.932 16.260
Denpasar 15.429 13.600 13.600 13.600 13.600 13.868 17.857 18.474 17.000 16.000 16.000 16.000 16.000 16.000 16.000 16.000
Medan 13.600 15.111 14.893 14.450 14.450 14.726 16.886 15.774 16.180 16.200 16.200 16.200 16.200 16.200 16.200 16.200
Makassar 15.190 16.764 16.656 14.563 14.650 15.282 18.014 17.184 15.450 14.690 15.136 15.690 16.500 17.000 17.900 17.500
NASIONAL 16.398 16.465 16.503 16.057 15.862 16.469 18.194 18.541 17.563 16.673 16.627 16.890 17.135 17.222 17.560 17.667
Sumber :Dinas yang membidangi perdagangan
Keterangan : Harga Rata2 Nasional di 33 Kota
GRAFIK PERKEMBANGAN HARGA ECERAN KEDELAI IMPOR
8 (DELAPAN) KOTA BESAR DI INDONESIA
(Rp/kg) PERIODE JANUARI 2011 JANUARI 2012

12.000

11.000

10.000

9.000

8.000

7.000

6.000

5.000
Jan'11 Feb'11 Mar'11 Apr'11 Mei'11 Jun'11 Jul'11 Agst'11 Sep'11 Okt'11 Nop'11 Des'11 Mg I Jan Mg II Jan Mg III Jan 24-Jan

Jakarta 10.274 9.806 8.750 8781 8.875 8.829 9.048 9.013 9.000 8.970 9.000 9.000 9.000 9.000 9.000 9.000
Bandung 8.229 8.343 8.700 8500 8.755 8.600 8.600 8.600 8.600 8.486 8.273 8.600 8.600 8.600 8.600 8.600
Semarang 7.036 7.208 6.875 6475 6.450 6.468 6.427 6.413 6.280 6.215 6.097 6.036 6.092 6.174 6.180 6.180
Yogyakarta 6.379 6.804 6.826 6644 6.809 7.074 6.982 6.969 6.500 6.380 6.400 6.353 6.360 6.328 6.404 6.450
Surabaya 7.651 7.413 7.230 7411 7.594 7.494 7.347 7.388 7.320 7.378 7.380 7.166 7.112 7.208 7.204 7.200
Medan 6.000 6.000 6.000 7000 8.500 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000
Makassar 10.524 11.111 10.125 7728 7.590 7.500 7.500 7.500 7.200 7.000 7.295 7.500 7.100 7.000 7.000 7.000
NASIONAL 8.142 8.195 8.294 8406 8.368 8.325 8.327 8.375 8.341 8.267 8.291 8.286 8.277 8.278 8.277 8.270

Sumber :Dinas yang membidangi perdagangan


Keterangan : Harga Rata2 Nasional di 33 Kota

Anda mungkin juga menyukai