Anda di halaman 1dari 28

Pembimbing :

Dr. Iman Budiarto, Sp.S

Diajukan oleh :
Aristya Ika Wardani, S.Ked
J510165072

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF


RSUD SUKOHARJO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
Nyeri kepala adalah salah satu keluhan yang
sering dikemukakan dalam praktek ilmu
penyakit saraf.
Menurut International Headache Society

Primer Sekunder
Tanpa penyebab
yang jelas dan tidak
Disebabkan oleh
berhubungan
penyakit lain
dengan penyakit
lain

- Tension Type - infeksi virus


Headache - massa tumor
- Cluster Headache - Stroke
- Migraine - dll
ANATOMI

Nyeri kepala dipengaruhi oleh nukleus


trigeminoservikalis terdiri dari 3 bagian
1. pars oralis sensasi taktil diskriminatif
dari region orofasial
2. pars interpolaris transmisi sensasi taktil
diskriminatif
3. Pars kaudalis transmisi nosiseptif dan
suhu
FISIOLOGI

Mekanik, spasme otot penyebab nyeri yang


umum terhentinya aliran darah ke
jaringan (iskemia jaringan), meningkatkan
metabolisme di jaringan dan perangsangan
langsung ke reseptor nyeri sensitif mekanik.
Menurut H.G.Wolf, 6 mekanisme dasar nyeri kepala
dari intracranial
Tarikan pada vena yang berjalan ke sinus venosus
dari permukaan otak dan pergeseran sinus-sinus
venosus utama.
Tarikan pada A. Meningea media
Tarikan pada pembuluh-pembuluh arteri besar di
otak atau tarikan pada cabang-cabangnya.
Distensi dan dilatasi pembuluh-pembuluh nadi
intrakranial (A.Frontalis, A. Temporalis, A.
Discipitalies)
Inflamasi pada atau sekitar struktur kepala yang
peka terhadap nyeri meliputi kulit kepala,
periosteum, (m. frontalis, Ni temporalis,
m.orsipiutlis.
Tekanan langsung pada nervus cranialis V, IX, X
nervus spinal dan cervikalis bagian atas yang berisi
banyak serabut aferen rasa nyeri.
Daerah tidak peka nyeri yaitu
parenkim otak
ependim ventrikel
pleksus choroideus
Sebagian besar duramater
piarachnoid meningen meliputi konvektivitas
otak dan tulang kepala.
Tetapi rasa nyeri dapat dibangkitkan oleh
tindakan fisik
Batuk
mengejan
Menurut International Headache Society,
Migraine adalah nyeri kepala vaskular berulang
dengan serangan 4-72 jam, biasanya sesisi
(unilateral), sifatnya berdenyut, intensitas
nyerinya sedang sampai berat, diperberat oleh
aktivitas, dan dapat disertai dengan mual dan
atau muntah, fotofobia, dan fonofobia.
Migraine terjadi 18% dari
wanita dan 6% dari pria Migraine
sepanjang hidupnya.
Prevalensi tertinggi Wanita
Pria
umur 25-55 tahun.
Migraine timbul pada
11% masyarakat AS 28
juta orang.
Onset migraine muncul
pada usia di bawah 30
tahun pada 80% kasus.
Migraine jarang terjadi
setelah usia 40 tahun.
Tidak diketahui
Migrain dengan Aura, 70-80% penderita migraine
memiliki anggota keluarga dekat dengan riwayat
migraine.
Migraine tanpa aura, tidak ada keterkaitan
genetik yang mendasarinya
Orang-orang dengan kelainan mitokondria seperti
MELAS (mitochondrial myopathy,
encephalopathy, lactic acidosis, and
strokelikeepisodes).Pada pasien dengan kelainan
genetik CADASIL (cerebral autosomal dominant
arteriopathy with subcortical infarcts and
leukoencephalopathy) cenderung timbul migrane
dengan aura.
Migraine tanpa aura
Migraine dengan aura
Migraine dengan tipikal aura
Migraine dengan brainstem aura
Hemiplegic migraine
Retinal migraine
Chronic migraine
Complications of migraine
Status migrainosus
Persistent aura without infarction
Migrainous infarction
Migraine aura-triggered seizure
Probable migraine
Probable migraine without aura
Probable migraine with aura
Episodic syndromes that may be associated with
migraine
A. Setidaknya lima kali serangan memenuhi kriteria B hingga D.
B. Serangan nyeri kepala berlangsung 4 hingga 72 jam (tidak
dirawat atau telah dirawat namun perawatan belum berhasil).
C. Nyeri kepala memiliki setidaknya dua dari karakteristik
berikut:
Lokasinya satu sisi (unilateral)
Kualitas berdenyut (pulsating)
Intensitas nyeri sedang atau berat
Diperberat oleh atau menyebabkan terganggunya aktifitas fisik
rutin/harian (misalnya berjalan atau naik tangga)
D. Selama nyeri kepala berlangsung setidaknya disertai satu hal
berikut ini:
Mual dan atau muntah
Photophobia atau phonophobia
Tidak berhubungan dengan gangguan lainnya
A. Setidaknya dua kali serangan memenuhi kriteria B dan C
B. Terdapat satu atau lebih gejala aura dibawah ini yang bersifat
reversibel:
Gangguan visual
Gangguan sensorik
Gangguan bicara dan atau bahasa
Gangguan motorik
Gangguan brainstream
Gangguan retinal
C. Setidaknya terdapat dua dari empat kriteria dibawah ini:
Paling sedikit satu gejala aura secara gradual 5menit, dan atau dua
atau lebih gejala aura yang terjadi secara berturut-turut.
Gejala aura terjadi 5-60 menit
Paling sedikit terdapat satu gejala aura yang unilateral
Gejala aura diikuti oleh nyeri kepala yang terjadi selama 60 menit
D. Tidak berhubungan dengan klasifikasi migrain lain dan diagnosis
TIA disingkirkan.
Pemeriksaan Darah Lengkap
CT Scan- Head
MRI
EEG
Termografi
MEDIKAMENTOSA

a. Terapi Abortif
Serangan ringan - sedang atau serangan berat yang
berespon baik terhadap obat yang sama dapat dipakai
: analgetik , NSAIDs (oral) NON SPESIFIK
Bila tidak respon obat spesifik
Triptans (naratriptans, rizatriptan, sumatriptan,
zolmitriptan), Dihydro ergotamin (DHE), Obat
kombinasi (mis.nya : aspirin dengan asetaminophen
dan kafein), Obat golongan ergotamin
Yang tidak respon terhadap obat-obat diatas dapat
dipakai opiate dan analgetik yang mengandung
butalbital
b. Terapi Preventif
Pemakaian obat :
Dosis rendah yang efektif dinaikkan pelan-pelan
(start low go slow) sampai dosis efektif. Efek
klinik tercapai setelah 2-3 bulan
Edukasi penderita :
Teratur memakai obat, perlu diskusi rasional tentang
pengobatan, efek samping.
Evaluasi : Headache diary merupakan suatu gold
standart evaluasi serangan, frekuensi, lama,
beratnya serangan, disabilitas dan respon obat
Kondisi penyakit lain : Pedulikan kelainan yang
sedang diderita seperti stroke, infark myocard,
epilepsi dan ansietas, penderita hamil (efek
teratogenik), hati-hati interaksi obat-obat.
NON MEDIKAMENTOSA

a. Terapi Abortif
Pada saat serangan mencari tempat yang
tenang dan gelap.
Serangan juga akan sangat berkurang jika
pada saat serangan penderita istirahat atau
tidur.
b. Terapi Preventif
Memperhatikan faktor pencetus
o kurang tidur dan perubahan pola tidur
o setelah memakan makanan tertentu
misalnya kopi, keju, coklat, MSG
o akibat stress
o perubahan suhu ruangan dan cuaca
o kepekaan terhadap cahaya terang, kelap
kelip, perubahan cuaca, dan lain-lain.
Berolahraga secara teratur untuk
memperlancar aliran darah, seperti yoga
dan senam
Migraine dapat remisi dan menghilang secara
utuh terutama karena faktor penuaan/usia.
Penurunan kadar estrogen setelah
menopause bertanggungjawab atas remisi ini
bagi beberapa wanita.
Migraine dapat meningkatkan faktor risiko
seseorang terkena stroke, baik bagi pria
maupun wanita terutama sebelum usia 50
tahun.
Migrain dengan aura lebih berisiko untuk
terjadinya stroke khususnya pada dan
penyakit jantung.
Migraine adalah nyeri kepala vaskular berulang dengan
serangan nyeri yang berlangsung 4-72 jam. Nyeri biasanya
sesisi (unilateral), sifatnya berdenyut, intensitas nyerinya
sedang sampai berat, diperberat oleh aktivitas, dan dapat
disertai dengan mual dan atau muntah, fotofobia, dan
fonofobia
Migraine dapat terjadi pada 18% dari wanita dan 6% dari pria
sepanjang hidupnya.Prevalensi tertinggi berada diantara umur
25-55 tahun. Migraine timbul pada 11% masyarakat Amerika
Serikat yaitu kira-kira 28 juta.
Secara umum, migraine dibagi menjadi migraine dengan aura,
migraine tanpa aura, kronik migraine, komplikasi migraine,
probable migraine,serta episodik sindrom yang berhubungan
dengan migraine.
Penatalaksanaan migraine meliputi menghindari faktor
pencetus untuk terjadinya migrain, terapi abortif, terapi
untuk menghilangkan nyeri serta terapi preventif.
Setiap obat memiliki keunggulan dengan
mekanisme kerja masing-masing. Selain itu,
pasti memiliki efek samping yang tidak
sedikit pula sehingga dalam pemilihan obat
sebaiknya dipertimbangkan keunggulan dan
kekurangan dari setiap obat. Menghindari
faktor pencetus dan memperbaiki pola hidup
merupakan pencegahan terbaik untuk kasus
migraine.

Anda mungkin juga menyukai