Anda di halaman 1dari 23

Stephanie Vania Embang

UKRIDA

Pembimbing :
Dr. Isa Multazam Noor, Sp.KJ (K)
Pedoman Praktis Klinik
Diagnosis
A) Riwayat diperoleh dari berbagai sumber informasi yang meliputi hal berikut :
I) Kepentingan saat ini
ii) Perkembangan
Kehamilan atau sejarah kelahiran (termasuk paparan toksin dalam rahim)
Peristiwa penting yang berkaitan dengan fungsi komunikatif, motorik, dan
adaptif
Riwayat regresi perkembangan dan
Keseluruhan tahap perkembangan pada area :
o Interaksi sosial
o Komunikasi/permainan peran
o Minat dan perikau yang tidak biasa/terlarang dan
o Perilaku adaptif
iii) Kerusakan sensori primer (pendengaran atau penglihatan)

iv) Riwayat neurologis (kejang atau kondisi encephalitis)

v) Masalah perilaku seperti agresi, melukai diri sendiri, gangguan tidur, gangguan makan

vi) Riwayat keluarga terkait dengan gangguan psikiatris, perkembangan, dan neurologis

vii) Stressor psikososial dan coping

viii) Riwayat intervensi

B) Pengkajian terhadap informasi tambahan perlu meliputi :

i) Asesmen dari bidang lain

ii) Asesmen dan laporan masyrakat

iii) Laporan dan observasi dari perawat yang lain (klinik dokter, pekerja

IDP/CDC, perawat klinik kesehatan, dll)


C. Wawancara diagnostik yang terstandarisasi dengan
keluarga/pengasuh utama dan observasi yang
terstandarisasi terhadap perilaku komunikatif serta sosial
dan permainan peran adalah komponen penting dari
asesmen diagnostik untuk ASD.
Setiap anak yang diduga ASD perlu melakukan asesmen
psikologi.
Anak-anak cacat mental mengalami gangguan belajar serta
bahasa, atau gangguan emosional yang mungkin menyerupai
ciri autistik pada tahap awal perkembangan mereka dan anak-
anak ini perlu dibedakan dengan mereka yang didiagnosa ASD.
Untuk membuat DD (Diagnosis Diferensial), psikolog perlu
melakukan asesmen berdasarkan pemahaman bagaimana
gangguan saat ini muncul di usia yang sangat muda.
Asesmen psikologi membantu penetapan atau
penegakkan diagnosa yang juga mampu mengukur
kemmapuan kognitif, fungsi adaptif dan perilaku.
Dalam autisme, penting untuk memisahkan antara
aspek perilaku yang merupakan karakteristik dari
gangguan tersebut dengan yang disebabkan oleh
tingkat intelektual yang rendah.
Psikolog manapun yang menangani anak yang diduga ASD
perlu memiliki cukup pengalaman dalam melakukan asesmen
baik kepada anak pra sekolah dan mereka yang memiliki
disabilitas perkembangan.
Psikolog harus memperoleh pengukuran yang akurat terkait
dengan kemampuan kognitif anak dan juga perlu mengukur
kemampuan perseptual, permainan peran, komunikasi, dan
bahasa. Hasil dari asesmen ini adalah penting untuk
mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan, rencana tritmen,
dan prognosis anak.
Asesmen Bicara-Bahasa-Komunikasi
Evaluasi yang akurat terkait dengan kemampuan komunikasi adalah
titik sentral dari pemahaman fungsi pada anak secara komprehensif.
Asesmen terkait dengan aspek komunikasi adalah salah satu bagian
dari proses asesmen yang juga dilengkapi dengan wawancara,
sampling perilaku, dan mengobservasi anak. Tujuan dari asesmen
bicara-bahasa-komunikasi adalah untuk menyediakan informasi
mengenai komunikasi anak dalam konteks yang dinilai penting,
sehingga informasi dapat berguna untuk rencana intervensi dan
memantau kemajuan anak.
Tes yang terstandarisasi merupakan salah satu bagian
asesmen terhadap kemampuan komunikasi. Asesmen yang
dilakukan pada anak atau anak usia prasekolah lebih banyak
menggunakan wawancara yang melibatkan orangtua atau
perawat lain, metode observasi, dan pengukuran asesmen
informal seperti sampel komunikasi dan checklist. Sekarang
ini, hasil observasi langsung terhadap anak berlaku sama
seperti hasil pengukuran berupa informasi yang diperoleh
melalui wawancara.
Asesmen Medis
Asesmen medis pada anak yang sedang dievaluasi ASD perlu mempertimbangkan diagnosa medis yang
diakibatkan oleh kondisi komordibitas dengan autis. Masalah kesehatan lain juga perlu diperiksa lebih
lanjut saat melakukan evaluasi terhadap anak ASD (contoh : asma, encopresis, enuresis, dll). Tujuan dari
evaluasi medis adalah :
i) untuk menyediakan profil umum mengenai status kesehatan anak, termasuk juga dampak dari
pengobatan ASD
ii) untuk memastikan kondisi medis lain yang terkadang membuat bingung karena menyerupai ASD
(seperti pendengaran yang kurang baik, sinrom Landau-Kleffnerm racun merkuri, dll)
iii) untuk mengidentifikasikan dan menilai kondisi medis yang berkaitan, beberapa dari kondisi ini
lebih banyak terlihat pada anak ASD. Penting untuk mendiagnosa dan melakukan pengobatan atas
beberapa gangguan komorbid ini sedini mungkin (anemia, gangguan metabolik, dll) dan
iv) untuk menegaskan kebutuhan tambahan konsultasi khusus (genetistik, neurologik dokter anak,
dietisien-nutrisionis, dll) dan pemantauan yang terjadwal secara berkelanjutan
Asesmen Fungsi Sensorimotor
Gangguan/penurunan kemampuan sensorimotor
umum terjadi pada anak-anak dengan ASD.
Asesmen yang akurat dan pemahaman tentang
proses sensorik anak dan pengaruh
perkembangan kemampuan sensorimotor
terhadap aktivitas sehari-hari menjadi informasi
penting suntuk rencana intervensi dan penegakkan
diagnosa
Berikut ini adalah beberapa kondisi lain yang merupakan petunjuk umum
yang menandakan kekhasan pada anak dengan ASD dalam hal profil sensori
yang berkaitan dengan aktivitas sehari-hari mereka :
Gangguan ekstrim berkaitan dengan perawatan diri secara rutin (contoh :
berpakaian, mencuci da menggunting rambut, dan menyikat gigi)
Menghindari kontak mata atau menatap balik obyek/orang dengan tatapan
yang tajam
Aktivitas tingkat tinggi yang mengganggu aktivitas sehari-hari
Menerima temperatur/tekstur makanan yang seadanya
Gangguan ekstrim terhadap suara kencang/cahaya terang
Asesmen Terapi Okupasional
A) Asesmen Fungsi Sensorimotor

Asesmen yang akurat dan pemahaman tentang proses sensorik anak dan pengaruh
perkembangan kemampuan sensorimotor terhadap aktivitas sehari-hari menjadi informasi
penting suntuk rencana intervensi dan penegakkan diagnosa.
Pemeriksaan terhadap proses sensorik dan persepsi perlu melibatkan riwayat sensori yang
mana memeriksa taktil, pendengaran, penglihatan, sistem penciuman, vestibular,
proprioseptif, taktil, dan gustatory yang berkaitan dengan fungsi perilaku dan domain atensi,
perilaku, emosi, dan gairah.
Anak dengan ASD seringkali menunjukkan keterlambatan, penyimpangan, atau pola gerakan
yang stereotipe yang seringkali juga dikombinasikan dengan masalah pemrosesan sensori.
Tujuan dari terapi okupasonal komprehensif adalah untuk
menganalisa kekuatan dan kelemahan okupasi anak dalam merawat
dri (makan, membersihkan diri, mandi, berganti baju, dan bergerak),
bermain, dan melakukan aktivitas prasekolah/edukasional. Terapis
okupasi menggunakan pendekatan yang berorientasi pada proses
dalam melakukan pemeriksaan terhadap kemampuan adaptif ini
dengan mengidentifikasikan penurunan/gangguan kemampuan yang
mengganggu kemampuan anak untuk berfungsi dalam aktivitas
sehari-hari.
Asesmen Psikiatrik
Anak-anak dengan ASD lebih beresiko terhadap sindrom psikiatrik komorbid yang
termasuk gangguan mood, gangguan kecemasan, ADHD, gangguan obsesif kompulsif, dan
tik.

Psikiater anak yang familiar dengan gangguan perkembangan perlu melakukan penilaian
terhadap anak-anak yang diduga ASD berdasarkan satu dari simtom berikut ini dengan
penekanan khusus pada kaitan yang saling mempengaruhi antara simtom yang baru saja
muncul dengan simtom utama :
i) simtom kecemasan atau mood yang signifikan
ii) indikasi dari simtom hiperaktivitas dan/atau atensional
iii) bukti dari simtom tik dan/atau obsesif kompulsif
iv) perilaku agresif/melukai diri sendiri yang menonjol
Resolusi Konflik

Dalam kasus perselisihan di antara kalangan


professional mengenai diagnosa ADHD pada
masing-masing anak, ahli yang terlibat dalam
perselisihan diharapkan untuk mengerjakan
suatu model konsesual atau kolaboratif
untuk resolusi konflik (menggunakan
fasilitator atau mediator, jika diperlukan).
Rekomendasi untuk Pendidikan dan
Pelatihan
Pengawasan, Pemantauan, dan Evaluasi Pelayanan Primer
Mendukung masing-masing bagian kesehatan dalam merancang program masyarakat terkait
dengan pemantauan/pengawasanyang melibatkan edukasi kepada profesional kesehatan
primer.
Menyediakan edukasi dan pelatihan kepada profresional kesehatan primer regional
berkaitan dengan penggunaan instrumen pemantauan developmental
Mengembangkan paket peralatan yang dapat digunakan oleh professional masyarakat
manapun yang melibatkan anak yang diduga mengalami ASD.
Menjalin kerjasama dengan program in-service yang telah ada dan program pelatihan post-
sekunder untuk konsultan IDP/CDC, perawat kesehatan publik, profesional pelayanan
kesehatan, dan tenaga pendidik untuk menangani permasalahan yang berkaitan dengan ASD
Asesmen dan Diagnosis
Mendanai program pelatihan dalam evaluasi diagnostik untuk sejumlah dokter (dokter anak, psikiater
anak, psikolog terdaftar, ahli wicara untuk beberapa daerah di British Columbia.
Mengidentifikasi dan memberikan tambahan pelatihan bagi para profesional dari disiplin kunci yang
terlibat dalam evaluasi multidisiplin ASD;
Mendanai penjangkauan untuk para professional berpengalaman dalam bidang autism untuk bekerja
dengan tim masyarakat menangani kasus individu;
Mendanai kehadiran profesional masyarakat pada lokakarya pelatihan di sepanjang Amerika Utara;
Menawarkan praktikum/persekutuan jangka pendek dalam suatu kelompok autisme untuk siswa di
semua disiplin ilmu.
Bekerja dengan perguruan tinggi dan universitas untuk merevisi kurikulum disiplin klinis yang lebih baik
dalam menggambarkan pendekatan yang berkaitan dengan ASD; dan
mendidik dokter tentang variasi pilihan pengobatan untuk ASD.
KEJADIAN / PERISTIWA PENTING BERKAITAN
DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL-
KOMUNIKASI
APPENDIX 1
9 Bulan Usia Perkembangan
mengikuti arah yang ditunjuk ketika pengasuh menunjuk sesuatu dan berkata,Oh, lihat.. (obyek familiar)

12 Bulan Usia Perkembangan (Semua yang ada di atas dan termasuk yang di bawah ini)
berceloteh
membuat isyarat (menunjuk, atau melambaikan tangan dadah..)

15 Bulan Usia Perkembangan (Semua yang ada di atas dan termasuk yang di bawah ini)
melakukan kontak mata saat berbicara
berusaha untuk menjangkau apabila dijemput / diangkat
menunjukkan perhatian yang sama (berbagi minat/ketertarikan yang sama pada suatu obyek /
aktivitas)
18 Bulan Usia Perkembangan (Semua di atas dan termasuk yang di bawah
ini)
menunjuk bagian tubuh
mengucapkan beberapa kata
mulai memainkan permainan pura-pura (permainan dengan boneka /
telepon)
24 Bulan Usia Perkembangan (Semua di atas dan termasuk yang di bawah
ini)
menggunakan frase 2 kata
menirukan pekerjaan rumah tangga
menunjukkan minat kepada anak lain
APPENDIX 2
TANDA KLINIS / BENDERA MERAH UNTUK KEMUNGKINAN ASD
Terlambat berbicara
Tidak responsif terhadap ekspresi wajah atau perasaan orang lain
Tidak menyadari keberadaan orang lain, orang lain hanya dilaluinya begitu saja
Kurang imajinasi; tidak bermain pura-pura
Tidak menunjukkan ketertarikan terhadap teman sebaya dan kurang suka bermain
dekat dengan teman sebaya
Kurang suka menunggu giliran
Tidak dapat berbagi kesenangan dengan orang lain
Gangguan dalam komunikasi nonverbal secara kualitatif
Tidak menunjuk pada suatu obyek atau menunjuk orang lain untuk melihat obyek
tersebut
APPENDIX 3
ALTERNATIF UNTUK PEMANTAUAN FORMAL

APAKAH ANAK ANDA..?


Tidak dapat berbicara dengan baik seperti teman sebayanya?
Kurang kontak mata?
Tidak merespon terhadap namanya?
Bertindak seperti ia berada di dunianya sendiri?
Terkesan tidak peduli dengan dunia luar
Tidak murah senyum
Terkesan tidak mampu untuk mengatakan apa yang diinginkan
Mengalami kesulitan untuk mematuhi perintah yang sederhana
Tidak menunjuk obyek yang dianggap menarik untuk mendapatkan perhatian orang lain
Simpulan
Setiap anak yang diduga ASD perlu melakukan
asesmen psikologi. Asesmen psikologi membantu
penetapan atau penegakkan diagnosa yang juga
mampu mengukur kemamapuan kognitif, fungsi adaptif
dan perilaku. Dalam autisme, penting untuk
memisahkan antara aspek perilaku yang merupakan
karakteristik dari gangguan tersebut dengan yang
disebabkan oleh tingkat intelektual yang rendah.

Anda mungkin juga menyukai