UKRIDA
Pembimbing :
Dr. Isa Multazam Noor, Sp.KJ (K)
Pedoman Praktis Klinik
Diagnosis
A) Riwayat diperoleh dari berbagai sumber informasi yang meliputi hal berikut :
I) Kepentingan saat ini
ii) Perkembangan
Kehamilan atau sejarah kelahiran (termasuk paparan toksin dalam rahim)
Peristiwa penting yang berkaitan dengan fungsi komunikatif, motorik, dan
adaptif
Riwayat regresi perkembangan dan
Keseluruhan tahap perkembangan pada area :
o Interaksi sosial
o Komunikasi/permainan peran
o Minat dan perikau yang tidak biasa/terlarang dan
o Perilaku adaptif
iii) Kerusakan sensori primer (pendengaran atau penglihatan)
v) Masalah perilaku seperti agresi, melukai diri sendiri, gangguan tidur, gangguan makan
vi) Riwayat keluarga terkait dengan gangguan psikiatris, perkembangan, dan neurologis
iii) Laporan dan observasi dari perawat yang lain (klinik dokter, pekerja
Asesmen yang akurat dan pemahaman tentang proses sensorik anak dan pengaruh
perkembangan kemampuan sensorimotor terhadap aktivitas sehari-hari menjadi informasi
penting suntuk rencana intervensi dan penegakkan diagnosa.
Pemeriksaan terhadap proses sensorik dan persepsi perlu melibatkan riwayat sensori yang
mana memeriksa taktil, pendengaran, penglihatan, sistem penciuman, vestibular,
proprioseptif, taktil, dan gustatory yang berkaitan dengan fungsi perilaku dan domain atensi,
perilaku, emosi, dan gairah.
Anak dengan ASD seringkali menunjukkan keterlambatan, penyimpangan, atau pola gerakan
yang stereotipe yang seringkali juga dikombinasikan dengan masalah pemrosesan sensori.
Tujuan dari terapi okupasonal komprehensif adalah untuk
menganalisa kekuatan dan kelemahan okupasi anak dalam merawat
dri (makan, membersihkan diri, mandi, berganti baju, dan bergerak),
bermain, dan melakukan aktivitas prasekolah/edukasional. Terapis
okupasi menggunakan pendekatan yang berorientasi pada proses
dalam melakukan pemeriksaan terhadap kemampuan adaptif ini
dengan mengidentifikasikan penurunan/gangguan kemampuan yang
mengganggu kemampuan anak untuk berfungsi dalam aktivitas
sehari-hari.
Asesmen Psikiatrik
Anak-anak dengan ASD lebih beresiko terhadap sindrom psikiatrik komorbid yang
termasuk gangguan mood, gangguan kecemasan, ADHD, gangguan obsesif kompulsif, dan
tik.
Psikiater anak yang familiar dengan gangguan perkembangan perlu melakukan penilaian
terhadap anak-anak yang diduga ASD berdasarkan satu dari simtom berikut ini dengan
penekanan khusus pada kaitan yang saling mempengaruhi antara simtom yang baru saja
muncul dengan simtom utama :
i) simtom kecemasan atau mood yang signifikan
ii) indikasi dari simtom hiperaktivitas dan/atau atensional
iii) bukti dari simtom tik dan/atau obsesif kompulsif
iv) perilaku agresif/melukai diri sendiri yang menonjol
Resolusi Konflik
12 Bulan Usia Perkembangan (Semua yang ada di atas dan termasuk yang di bawah ini)
berceloteh
membuat isyarat (menunjuk, atau melambaikan tangan dadah..)
15 Bulan Usia Perkembangan (Semua yang ada di atas dan termasuk yang di bawah ini)
melakukan kontak mata saat berbicara
berusaha untuk menjangkau apabila dijemput / diangkat
menunjukkan perhatian yang sama (berbagi minat/ketertarikan yang sama pada suatu obyek /
aktivitas)
18 Bulan Usia Perkembangan (Semua di atas dan termasuk yang di bawah
ini)
menunjuk bagian tubuh
mengucapkan beberapa kata
mulai memainkan permainan pura-pura (permainan dengan boneka /
telepon)
24 Bulan Usia Perkembangan (Semua di atas dan termasuk yang di bawah
ini)
menggunakan frase 2 kata
menirukan pekerjaan rumah tangga
menunjukkan minat kepada anak lain
APPENDIX 2
TANDA KLINIS / BENDERA MERAH UNTUK KEMUNGKINAN ASD
Terlambat berbicara
Tidak responsif terhadap ekspresi wajah atau perasaan orang lain
Tidak menyadari keberadaan orang lain, orang lain hanya dilaluinya begitu saja
Kurang imajinasi; tidak bermain pura-pura
Tidak menunjukkan ketertarikan terhadap teman sebaya dan kurang suka bermain
dekat dengan teman sebaya
Kurang suka menunggu giliran
Tidak dapat berbagi kesenangan dengan orang lain
Gangguan dalam komunikasi nonverbal secara kualitatif
Tidak menunjuk pada suatu obyek atau menunjuk orang lain untuk melihat obyek
tersebut
APPENDIX 3
ALTERNATIF UNTUK PEMANTAUAN FORMAL