Anda di halaman 1dari 15

MEKANISME INFLAMASI

RINOSINUSITIS KRONIK
ETIOLOGI, PATOFISIOLOGI DAN
HISTOPATOLOGI
Kesehatan sinus setiap orang
bergantung pada
Sekresi mukus yang normal baik dari segi
viskositas, volume dan komposisi;
Transport mukosiliar yang normal untuk
mencegah stasis mukus dan kemungkinan
infeksi;
Patensi kompleks ostiomeatal untuk
mempertahankan drainase dan aerasi.
3 faktor diatas berkaitan Rinosinusitis
kronik
Kompleks ostiomeatal (KOM)
Tempat drainase bagi kelompok sinus anterior
dan berperan penting bagi transport mukus
dan debris serta mempertahankan tekanan
oksigen yang cukup untuk mencegah
pertumbuhan bakteri.
Obstruksi ostium sinus pada KOM
Rinosinusitis kronik
Perubahan pada salah satu faktor akan mengakibatkan
terjadinya proses yang berkelanjutan
dengan hasil akhirnya adalah rinosinusitis kronik.
Faktor Predisposisi Rinosinusitis Kronik

Genetic/PhysiologicFactors Environmental Factors Structural Factors


Airway hyperreactivity Allergy Septal deviation
Immunodeficiency Smoking Concha bullosa
Aspirin sensitivity Irritants/pollution Paradoxic middle turbinate
Ciliary dysfunction Viruses Haller cells
Cystic fibrosis Bacteria Frontal cells
Autoimmune disease Fungi Scarring
Granulomatous disorders Stress Bone inflammation
Craniofacial anomalies
Foreign bodies
Dental disease
Mechanical trauma
Barotrauma
faktor yang dihubungkan dengan
kejadian rinosinusitis kronik
ciliary impairment, alergi, asma, keadaan
immunocompromised, faktor genetik,
kehamilan dan endokrin, faktor lokal,
mikroorganisme, jamur, osteitis, faktor
lingkungan, faktor iatrogenik, H.pylori dan
refluks laringofaringeal.
Sel inflamasi rinosinusitis kronik
1. Limfosit
Sel T terutama CD4+ sel T helper, berperan pada
proses inisiasi dan regulasi inflamasi
2. Eosinofil
Level eosinofil marker (eosinofil, eotaksin,
eosinofil kationik protein / ECP) pada rinosinusitis
kronik tanpa polip nasi lebih rendah bila
dibandingkan dengan pada polip nasi, juga
infiltrasi sel eosinofil dan sel plasma pada
rinosinusitis kronik tanpa polip nasi berbeda
dengan pada polip nasi.
Sel inflamasi rinosinusitis kronik
3. Makrofag (sel CD68+)
Peningkatan makrofag pada rinosinusitis dengan
polip nasi dan tanpa polip nasi menunjukkan
perbedaan dalam bentuk fenotip yang ada.
4. Mastosit
Peningkatan mastosit berhubungan dengan proses
inflamasi yang terjadi pada rinosinusitis kronik.
5. Neutrofil
Peningkatan neutrofil terjadi melalui pengaktifan IL-
8 pada proses inflamasi rinosinusitis kronik.
Mediator inflamasi rinosinusitis
kronik
1. Sitokin
IL-3, IL-5, IL-6, IL-8 menunjukkan peningkatan
pada rinosinusitis kronik tanpa polip nasi.
Kadar IL-5 lebih tinggi pada rinosinusitis kronik
dengan polip nasi
Rinosinusitis tanpa polip nasi mempunyai
karakteristik yaitu polarisasi TH1 dengan level
IFN- dan TGF- yang tinggi
Sedangkan pada rinosinusitis kronik dengan
polip nasi menunjukkan polarisasi TH2 dengan
level IL-5 dan IgE yang meningkat.
2.Kemokin
Ekspresi kemokin berbeda pada
rinosinusitis kronik atopi (peningkatan sel
CCR4+ dan EG2+) dan yang non atopi
(penurunan sel CCR5+).
Kemokin lain yang meningkat yaitu GRO-
(growth-related oncogene alpha) dan GCP-2
(granulocyte chemotactic protein-2).
3. Molekul adhesi
Meningkatnya ligan L-selektin endotelial
berkorelasi dengan tingkat keparahan
inflamasi yang terjadi.
4. Eicosanoid
Terdapat peningkatan: COX-2 mRNA, PGE2,
15-Lipooksigenase, LipoksinA, LTC4 sintase,
5-Lipooksigenase mRNA, peptida-LT, EP1
dan EP3.
5. Metaloproteinase dan TGF-
Level TGF-1 meningkat signifikan dibanding
dengan kelompok polip nasi, disertai dengan
peningkatan MMP-9 dan TIMP-1.
6. Imunoglobulin
IgE meningkat pada pasien rinosinusitis kronik
alergik, fungal dan eosinofilik. IgG antibodi
terhadap golongan fungal juga menunjukkan
peningkatan. IgG spesifik fungal (IgG3) dan IgA
menunjukkan peningkatan pada kondisi
sinusitis alergik fungal.
7. Nitrit oksida (NO)
Sel epitel pada rinosinusitis kronik menunjukkan
ekspresi TLR-4 dan iNOS yang kuat dibandingkan
kontrol, sedangkan pada kelompok rinosinusitis
kronik yang telah mendapat terapi
kortikosteroid nasal menunjukkan peningkatan
nNO.
8. Neuropeptida
Inflamasi neurogenik memegang peranan bagi
manifestasi klinis rinosinusitis kronik. Level
CGRP (sensoris trigeminal) dan VIP
(parasimpatis) pada saliva meningkat signifikan
pada pasien rinosinusitis kronik alergik.
9. Musin
Musin merupakan komponen utama dari
mukus, jenis musin yang meningkat pada
rinosinusitis kronik antara lain MUC5AC,
MUC5B dan MUC8.
10. Mediator lain :
VEGF (vascular endothelial-cell growth factor),
diproduksi oleh mukosa hidung dan sinus
paranasal, berkaitan dengan kondisi hipoksia
yang terjadi pada rinosinusitis.
SP-A (surfactant protein A), juga meningkat
pada mukosa
Rinosinusitis Kronik

Skema perubahan sel epitel respiratorik yang terjadi setelah


terpapar benda asing, diikuti berbagai proses yang melibatkan sel
limfosit

Anda mungkin juga menyukai