Anda di halaman 1dari 61

PRESENTASI

PANITIA
PMKP
2015
Kegiatan
1. Standarisasi proses asuhan klinis
2. Monitoring pengukuran utama mutu dan keselamatan pasien
3. Manajemen Keselamatan Pasien
IKP
RCA dan FMEA
4. Manajemen Risiko
5. Evaluasi kontrak klinis
6. Pendidikan dan pelatihan
7. Pengendalian Dokumen
Hasil Kegiatan
Evaluasi Kepatuhan CP
Manajemen Risiko
Laporan Insiden
FMEA
RCA
Standarisasi proses asuhan klinis
Permenkes 1438 /MENKES/PER/IX/2010 Standar
Pelayanan Kedokteran
PNPK (Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran) dan SPO yang
ditetapkan direktur
SPO berupa PPK yang dapat dilengkapi alur klinis (clinical
pathway), algoritme, protokol, prosedur atau standing order.
SPO pelayanan kedokteran ditinjau dan diperbaharui minimal 2
tahun sekali.
Penyusunan Alur Klinis
Untuk penyakit/kondisi yang dapat diprediksi
Dapat digunakan sebagai kendali mutu dan kendali biaya
Tahapan:
Penyusunan tim
Studi literatur
Diskusi kelompok terarah
Pemilihan diagnosis /penyakit:
Paling sering
Risiko tinggi
Biaya tinggi
Banyak variasi
Tim
Tim
Staf medis: PPK, lama hari rawat, waktu pemeriksaan/tindakan
dilakukan, obat yang digunakan dan kapan diberikan, outcome
Keperawatan: asuhan keperawatan
Farmasi :
Keuangan : tarif
20 CP
CLINICAL PATHWAY

No. Rekam Medis : :


Nama pasien : Tanggal Masuk :
Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan Rujukan : Ya Tidak
Umur : Dewasa Pengirim :
Diagnosa Awal : Appendisitis (Tanpa Komplikasi) DPJP : Dr Sp, Bedah

HARI KE KETERANGAN
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7
Diagnosis Pemeriksaan dokter
Penunjang diagnosis
1. Laboratorium - Darah Lengkap
- Masa Perdarahan
- Masa Pembekuan
- Fungsi ginjal
o ureum
o creatinin
- GDS
2. Radiologi - Thorak Foto v - Atas indikasi / > 40th
- USG - Atas indikasi
- Appendicogram - Atas indikasi
- EKG - Atas indikasi / > 40 th
Konsultasi - Dokter Bedah Umum - DPJP
- Dokter Anestesi - Pemeriksaan Pre Operatif
- Dokter Internis - Premedikasi/Atas indikasi
- Dokter Lainnya
Edukasi Penjelasan Diagnosis Ditandatangani
Rencana tindakan pasien/keluarga dan dokter
Tata cara setelah dijelaskan di lembar
Tujuan edukasi
Resiko
Komplikasi
Prognosa, dll
Persetujuaan tindakan
medis - Inform consent Ditanda-tangani keluarga atau
pasien, dokter, saksi
Tindakan medis dan Appendicitis pro Appendectomy
jadwal Surat pengantar tindakan
- Identitas pasien
- Jenis dan golongan operasi
- jenis anestesi, biaya
- jadwal rencana tindakan
Prosedur administrasi - administrai + keuangan Penjelasan oleh Adm
- pendaftaran ke kamar operasi - Bagian keperawatan
Persiapan Operasi STANDING ORDER
Perawat 1. Pemasangan IV line dan V Sesuai SPO
PENETAPAN FOKUS AREA KLINIS
Pemilik dan Direktur menetapkan 5 Area klinis

High Risk, High Cost, High Volume, Problem


Prone

Evaluasi dan monitoring kepatuhan


AREA PRIORITAS
1. Demam thypoid
2. Sectio caesarea
3. Hernia
4. Appendisitis
5. Katarak
Evaluasi dan Monitoring Kepatuhan
Dilakukan setiap bulan
Panitia PMKP bersama Komite Medis
Audit berkas RM : membandingkan catatan perawatan pasien
dengan Clinical Pathway.
Apabila terdapat variabilitas dalam perjalanan penyakit atau
komplikasi tidak digunakan dalam pengambilan data
Kriteria yang dinilai
Kriteria yang dinilai adalah :
Operasi : Asesmen klinis (diagnosa), Penunjang
(Lab/Radiologi/PA), Obat dan lama rawat.
Non operasi : Asesmen klinis, Penunjang (lab/radiologi), obat
dan lama rawat.
Demam Thypoid
120
100
80
Persentase

60
40
20
0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni
Thypoid 17 100 25 50 75 100
Variasi
Ketidaksesuaian terdapat pada pemeriksaan penunjang
Widal demam akhir minggu pertama
Tubek demam hari ke 3 -5
Kebutuhan penjamin biaya
Melengkapi asesmen awal
Sectio caesarea

120
100
80
Persentase

60
40
20
0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni
SC 80 70 100 100 100 100
Hernia

120
100
80
Persentase

60
40
20
0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni
Hernia 100 100 100 100 100 100
Appendisitis
120
100
80
Persentase

60
40
20
0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni
App 50 67 100 100 100 100
Variasi
Lama rawat > 3 hari
Karena keinginan pasien
Kesimpulan
Dokter spesialis telah mengikuti CP yang berlaku.
Ketidakpatuhan disebabkan karena kebutuhan asuransi untuk
pemeriksaan penunjang.
Ketidaklengkapan penulisan RM mempengaruhi hasil audit
kepatuhan CP.
Ditindaklanjuti melalui rapat Komite Medis.
Angka kepatuhan 100% mengganti CP yang dievaluasi
Rencana : menilai kepatuhan terhadap protokol Stroke, Asma dan
AMI.
Penatalaksanaan Insiden
Segera buat Kepala
laporan Atasan langsung Instalasi/Kepala
insidennya. bagian.

Lakukan analisa
Lapor ke Lakukan
sesuai hasil
Panitia PMKP Grading Risiko
grading

Lapor pada
Umpan balik
Direktur
Grading Risiko
Tingkat DESKRIPSI Tingkat Deskripsi Dampak
Risiko Risiko
1. Tidak Tidak ada cedera
signifikan
1 Sangat jarang / Rare (>5tahun / kali) 2. Minor Cedera ringan, misal : luk robek
Dapat diatasi dengan
pertolongan pertama
2 Jarang / Unlikely (> 2-5tahun/kali) 3 Moderat Cedera sedang, misal Luka robek
Berkurangnya fungsi
motorik/sensorik/psikologis atau
intelektual (reversibel), tidak
3 Mungkin / Possible (1-2 tahun/kali) berhubungan dengan penyakit
Setiap kasus yang
memperpanjang perawatan
4 Mayor Cedera luas / berat, misal Cacad,
4 Sering / Likely (Beberapa kali / tahun)
lumpuh
Kehilangan fungsi motorik /
sensorik atau psikologis atau
5 Sangat sering / Almost certain (Tiap intelektual (irreversibel) tidak
minggu / Bulan ) berhubungan dengan penyakit
5 Katastrop Kematian yang tidak berhubungan
ik dengan penyakit
SKOR RISKO = DAMPAK X PROBABILITY
Level / bands Tindakan
Ekstrim (sangat Risiko ekstrim, dilakukan RCA paling lama 45 hari,
tinggi) membutuhkan tindakan segera, perhatian sampai ke direktur

High (tinggi) Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45 hari Kaji, dengan
detil dan perlu tindakan segera serta membutuhkan perhatian
top manajemen

Moderate Risiko sedang, dilakukan investigasi sederhana paling lama 2


(sedang) minggu. Manajer / pimpinan klinis sebaiknya menilai dampak
terhadap biaya dan kelola risiko

Low (rendah) Risiko rendah. Dilakukan investigasi sederhana paling lama 1


minggu diselesaikan dengan prosedur rutin
No Tanggal Insiden Jenis Identitas Px Kronologis Grading * Ket
Nama Kamar diisi oleh
atasan
pelapor
1 11/1/2015 Kesalahan KNC Ny L 201 th/ Bisopro;l 1x 1/4 tab Proses
penulisan ditulis 1x1 . Petugas farmasi penyia
aturan pakai salah tulis pan
obat rawat obat
inap
2 27/1/2015 Kejadian KTD Ny T th/ Bicnat 50 meq dalam 1 Proses
luka bakar jam. Setelah bicnat masuk penyia
akibat dalam 1/2 jam pasien pan
bicnat mengeluh sakit, terdapat obat
bula dan sudah
ditindaklanjuti dengan
memberikan Burnazin krim
3 3/2/2015 Kejadian KNC an A 223 th/cefoperazon sulbactam Proses
salah obat 2x1 gr, yang diberikan penyia
cefoperazon pan
obat
Jumlah Insiden
2015 2014
Insiden Jan Feb Mar Apr Mei Juni Insiden Jan Feb Mar Apr Mei Juni

KTD 1 0 0 0 0 0 KTD 1 1 1 1 1 0
KTC 0 3 0 0 0 1 KTC 1 2 0 0 2 4
KNC 1 1 1 0 0 0 KNC 2 3 0 2 0 2
Jumlah 2 4 1 0 0 1 Jumlah 4 6 1 3 3 6
Medication Error
Pada triwulan 1 , dari 6 insiden yang dilaporkan jumlah
medication error sebanyak 4 kejadian.
Pada triwulan 2 insiden yang terjadi adalah medication error.
RCA

Kesalahan Pemberian
Obat Pulang
Langkah RCA
1. Identifikasi Insiden yang akan di investigasi
2. TentukanTim Investigator
3. Kumpulkan data & informasi
Observasi
Dokumentasi
Interview
4. Petakan Kronologi kejadian
5. Identifikasi CMP ( Care Management Problem )
Brainstorming, Brainwriting
6. Analisis Informasi
5 Whys,
FishBone / AnalisisTulang Ikan
7. Rekomendasi dan Rencana Kerja untuk Improvement
TIM
Ketua Tim : Dr. Panudju
Sekretaris : Drg. Intan Irfianti, MPH
Anggota Tim : Dr. Michael P
Paulina Catur S.Fam, Apt
Susihar, SKM, M.Kep
Mengumpulkan data dan informasi
Dokumentasi dari Berkas RM pasien.
Wawancara
Menyusun kronologis
6. Analisis Informasi
Tehnik (5) Mengapa

Masalah Salah memberikan obat pulang .


Mengapa Obat pulang pasien Tn I diberikan kepada Tn HS.

Mengapa APJP tidak memastikan identitas pasien yang


memanggil obat .
Mengapa SPO tidak lengkap .

Mengapa
Analisa Masalah
Analisa penyebab masalah

No Penyebab langsung Akar masalah


1 APJP tidak menggunakan pertanyaan terbuka APJP tidak menjalankan SPO dengan benar.
saat menanyakan identitas pasien

2 APJP tidak memastikan identitas pasien saat SPO pemberian edukasi tidak mengharuskan petugas
memberikan edukasi dan menyerahkan obat. memastikan identitas pasien/melihat label pasien

3 TTK tidak mempunyai dokumen tertulis untuk Tidak ada SPO peletakkan obat pulang di nurse
memastikan obat pulang sudah diletakkan diatas station oleh TTK.
berkas pasien yang benar.
9. Rekomendasi dan Rencana Kerja
untuk Improvement
Akar Masalah Kegiatan PIC Target

APJP tidak menjalankan Teguran tertulis dari Ka Instalasi 6 Juli 2015


SPO dengan benar. atasan. Farmasi 6 Juli-6
Pembinaan berkala Desember
dari atasan. 2015
SPO penyerahan obat Revisi SPO . Ka Instalasi 15 Juli
pulang tidak Farmasi 2015
mengharuskan petugas
memastikan identitas
pasien dengan
pertanyaan terbuka.
Tidak ada serah terima Pembuatan checklis Ka Instalasi 15 Juli
dengan bukti tertulis serah terima obat Farmasi 2015
untuk obat pulang. pulang
.
TINDAK LANJUT
Teguran tertulis dari atasan
TINDAK LANJUT
Revisi SPO
MANAJEMEN RISIKO

Identifikasi risiko oleh unit

Menentukan prioritas risiko (P x A)

Pengelolaan risiko
Analisa Risiko

Risk Matrix Prioritas Risiko


TINGKAT RISIKO = PELUANG X DAMPAK AKIBAT
Kriteria Peluang (P) DAN
Frekuensi (F)
Kriteria Dampak (A)
Matriks Grading Risiko
Probabilitas Tidak significant Minor Moderat Mayor Katastropik
1 2 3 4 5

Sangat sering terjadi Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim


(tiap minggu/bulan)
5

Sering terjadi Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim


(beberapa kali/tahun)
4

Mungkin terjadi Rendah Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim


( 1- <2 x/tahun)
3
Jarang terjadi (>2- Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
<5kali/tahun
2

Sangat jarang terjadi Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim


(>5x/tahun)
1
Tindakan sesuai Tingkat dan Bands
Risiko

Level / bands Tindakan


Ekstrim (sangat Risiko ekstrim. Membutuhkan tindakan segera, perhatian
tinggi) sampai ke direktur.

High (tinggi) Risiko tinggi. Perlu tindakan segera serta membutuhkan


perhatian dari Direksi.
Moderate Risiko sedang. Manajer / pimpinan klinis sebaiknya menilai
(sedang) dampak terhadap biaya dan kelola risiko .

Low (rendah) Risiko ringan. Dapat dikelola dengan prosedur rutin. Terima
risiko.
PERLAKUAN RISIKO
Klasifikasi Jenis Pengendalian
Menghindari risiko 1 Menghentikan kegiatan
2 Tidak melakukan kegiatan
Mengurangi risiko 1 Membuat Kebijakan/SPO (pembuatan dan pembaruan
prosedur, standar dan check-list);
2 Mengganti atau membeli alat;
3 Mengembangkan sistem informasi (IT), pelatihan penyegaran
bagi personil, seminar, pembahasan kasus;
4 Melaksanakan prosedur (pengadaan, perbaikan dan
pemeliharaan bangunan dan instrumen yang sesuai dengan
persyaratan; pengadaan bahan habis pakai sesuai dengan
prosedur dan persyaratan.
Mentransfer risiko 1 Asuransi
2 Alih dayakan pekerjaan
Menerima risiko
DAFTAR RISIKO RS ROYAL PROGRESS
TAHUN 2014
INSTALASI FARMASI
Keterangan
Pelaksanaan Identifikasi Risiko dilakukan dengan melihat potensi adanya suatu kejadian yang berdampak negatif dan
mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas risiko untuk membantu proses
pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis risiko. Analisis risiko dilakukan dengan menghitung asumsi probabilitas
kejadian (PELUANG) dengan besaran dampak (AKIBAT) serta score/tingkat risiko adalah hasil perkalian P x A.
NO RISIKO DAMPAK P A R KRITERIA KETERANGAN
1 Insiden kesalahan penyerahan Kerugian pada 4 4 16 Tinggi Perlu mendapat perhatian dari manajemen
obat pada pasien IRNA pasien puncak dan tindakan perbaikan segera
dilakukan
2 Insiden kekurangan penyerahan Kerugian pada 5 4 20 Tinggi Perlu mendapat perhatian dari manajemen
obat pada pasien IRNA pasien puncak dan tindakan perbaikan segera
dilakukan
3 Insuden penulisan polyfarmasi Kerugian pada 4 4 16 Tinggi Perlu mendapat perhatian dari manajemen
pasien puncak dan tindakan perbaikan segera
dilakukan
4 Perlu mendapat perhatian dari manajemen
Kerugian pada
Kebanjiran 4 4 16 Tinggi puncak dan tindakan perbaikan segera
RS
dilakukan
5 Insiden penggunaan antibiotika Kerugian pada 4 3 12 Menengah lakukan perbaikan secepatnya dan tidak
double pasien diperlukan keterlibatan pihak manajemen
puncak
6 Insiden kesalahan penyerahan Kerugian pada 3 4 12 Menengah Perlu mendapat perhatian dari manajemen
obat pada pasien IRJA pasien puncak dan tindakan perbaikan segera
dilakukan
7 Insiden kelebihan penyerahan Kerugian pada 3 4 12 Menengah Perlu mendapat perhatian dari manajemen
obat pada pasien IRJA pasien puncak dan tindakan perbaikan segera
dilakukan
8 Insiden kesalahan dosis obat Kerugian pada 3 4 12 Menengah Perlu mendapat perhatian dari manajemen
pasien dan RS puncak dan tindakan perbaikan segera
dilakukan
MANAJEMEN RISIKO RS ROYAL
PROGRESS
TAHUN 2014 - 2015
Keterangan
Pelaksanaan Manajemen Risiko diawali dengan melakukan identifikasi risiko oleh unit. Setelah semua risiko diidentifikasi, unit
menentukan prioritas risiko dengan menghitung asumsi probabilitas kejadian (PELUANG) dengan besaran dampak (AKIBAT) serta
score/tingkat risiko adalah hasil perkalian P x A. Risiko yang termasuk risiko tinggi kemudian dikelola lebih lanjut untuk mengurangi
skor risikonya. Skor risiko akan dihitung ulang pada tahun 2015.
Peri BIAYA
KRI ngk PENGE
N DAMPA
RISIKO P A R TER at PENGENDALIAN RISIKO INDIKATOR NDALIA WAKTU PJ
O K
IA Risi N
ko RISIKO
1Risiko Kebanjiran Kerugian 5 5 2 San 1 1 Mengasuransikan aset RS Terdapat bukti Okt-14 Manajer
pada 5 gat pengurusan Keuangan
RS(fasilit Ting asuransi aset
as) gi
2 Membuat perencanaan Terdapat Sept-2014 Ketua K3
pengendalian banjir dokumentasi
pengendalian
bencana banjir
3 Membuat tanggul atau Terdapat 30 Juta Okt-14 KA IPSRS
penahan banjir atau peninggian penahan banjir
panel di daerah risiko
tinggi
Kerugian San Terdapat
pada gat dokumentasi
Risiko pasien pasien 2 Ting Memperbaiki proses perbaikan
2 45 2 Jan-15 KA PMKP
jatuh 5 gi manajemen pasien jatuh manajemen
pasien jatuh
(FMEA)
Laporan Manajemen Risiko
RESIDUAL
KRITER REALISASI PELAKSANAAN DOKUMEN BUKTI RISK (Setelah
RISIKO P A R IA PENGENDALIAN RISIKO dikelola)
P A R KET
Sangat
Tinggi Terdapat dokumen
Memperbaiki proses manajemen pasien
Risiko pasien jatuh 4 5 25 Sudah dilaksanakan FMEA proses 3 5 15Risiko menurun
jatuh
manajemen pasien jatuh

Risiko kerusakan 5 5 25 Sangat 1 Mengasuransikan aset RS Belum terlaksana, Tidak ada 2 5 10 Dampak tetap tinggi
aset akibat banjir Tinggi pertimbangan dari pemilik RS. karena belum
(panel listrik dilaksanakan
terencam air)
2 Membuat perencanaan pengendalian Sudah dilaksanakan Terdapat dokumen 2 2 4 Risiko menurun
banjir yang disesuaikan dengan kondisi penanggulangan
terbaru bencana banjir

Risiko panel listrik 3 Membuat tanggul atau penahan banjir Dilaksanakan pada awal tahun Terdapat bukti 2 2 4 Risiko menurun
terendam air atau peninggian panel listrik 2015, masuk dalam program pelaksanaan peninggian
kerja tahun 2015 . panel listrik (surat
edaran, berita acara dari
vendor)

Risiko kesalahan 4 5 20 Tinggi 1 Mengkaji ulang SPO yang ada apakah 2 3 6 Risiko menurun
penyerahan obat masih efektif untuk menurunkan risiko
pada pasien IRNA kesalahan penyerahan obat . Sudah dilakukan revisi SPO Revisi SPO

2 Melakukan supervisi yang intensif dan Sudah dilakukan supervisi, Contoh penilaian KPI
terdokumentasi kepada seluruh staf agar setiap 3 bulan dan dihubungkan
lebih teliti dan memahami standar. dengan jasa servis
FMEA

Proses Manajemen Risiko


Jatuh di Rawat Inap
Referensi
PERINGKAT RISIKO
Peringk
N KRITE
RISIKO DAMPAK P A R at PENGENDALIAN RISIKO INDIKATOR
O RIA
Risiko
1 Risiko Kebanjiran Kerugian pada 5 5 25 Sangat 1 1 Mengasuransikan aset RS Terdapat bukti pengurusan
RS(fasilitas) Tinggi asuransi aset

2 Membuat perencanaan pengendalian banjir Terdapat dokumentasi


pengendalian bencana banjir

3 Membuat tanggul atau penahan banjir atau peninggian Terdapat penahan banjir di
panel daerah risiko tinggi

Kerugian pada Sangat Terdapat dokumentasi


2 Risiko pasien jatuh pasien 4 5 25 Tinggi 2 Memperbaiki proses manajemen pasien jatuh perbaikan manajemen
pasien jatuh (FMEA)
3 Risiko kesalahan Kerugian pada 4 5 20 Tinggi 3 1 Mengkaji ulang SPO yang ada apakah masih efektif Terdapat hasil review SPO
penyerahan obat pada pasien untuk menurunkan risiko kesalahan penyerahan obat . atau Revisi SPO
pasien IRNA
2 Melakukan supervisi yang intensif dan terdokumentasi Terdapat dokumen supervisi
kepada seluruh staf agar lebih teliti dan memahami yang ditanda tangani atasan
standar. langsung

3 Memastikan bahwa screening resep betul-betul Tedapat dokumen screening


dijalankan dengan memaksimalkan dan mendokumentasi resep yang ditanda tangani
supervisi dari atasan langsung. petugas dan atasan langsung
TAHAPAN
1. Memilih proses yang berisiko tinggi dan membentuk tim.
2. Membuat diagram proses .
3. Identifikasi kemungkinan kegagalan (failure mode) dan tentukan
efek yang mungkin terjadi ke pasien
4. Tentukan prioritas kemungkinan kegagalan (failure mode).
5. Melakukan root cause analysis dari failure mode.
6. Rancang ulang proses.
7. Analisa dan ujicoba proses yang baru.
8. Implementasi dan monitoring proses baru
DESAIN AWAL

Risiko Sedang/Berat,
Asesmen lanjutan
Asesmen awal oleh pasang gelang
oleh Perawat Rawat
perawat IGD/POLI kuning dan beri
Inap
informasi

Pasien menandatangi
Asesmen ulang Melakukan
form pemberian
setiap shift intervensi
informasi
PRIORITAS KEMUNGKINAN KEGAGALAN
PROSES FAILURE MODE CAUSE FAILURE EFFECT FAILURE S O D RPN
1Asesmen awal oleh perawat Asesmen tidak sesuai Asesmen kurang dalam dan detil, Pasien tidak mendapat intervensi 4 2 3 24
IGD/Poli kondisi pasien pasien tidak kooperatif yang seharusnya

2Asesmen lanjutan oleh perawat Asesmen tidak sesuai Asesmen kurang dalam dan detil, Pasien tidak mendapat intervensi 4 2 3 24
rawat inap kondisi pasien pasien tidak kooperatif yang seharusnya

3Apabila termasuk resiko Informasi /edukasi 3.a Pemberian informasi tidak Pasien /keluarga tidak 4 3 3 36
sedang/berat, pasang gelang pasien jatuh tidak diikuti jelas menganggap penting risiko jatuh,
kuning dan berikan informasi pasien/keluarga pasien tidak ditunggu,
risiko jatuh

3.b Tidak ada materi tertulis yang 4 5 1 20


dipegang pasien

3.c pasien/keluarga tidak serius 4 4 4 64


mendengarkan, pasien/keluarga
tidak mengerti

3.d penunggu bukan yang diberi 4 4 2 32


informasi 152
4Pasien dan perawat Form tidak ditanda Perawat lupa Form tidak lengkap, tidak sesuai 2 2 1 4
menandatangani form tangan regulasi
pemberian informasi
5Melakukan intervensi sesuai Intervensi tidak tepat 5.a perawat tidak paham, Kemungkinan risiko jatuh besar 4 2 2 16
hasil asesmen
5.b sarana prasarana tidak 4 3 3 36
mendukung 52
6Melakukan asesmen ulang Intervensi yang dilakukan Perawat hanya melakukan Pasien tidak terpantau 4 3 4 48
setiap shift dan mengecek tidak terpantau asesmen ulang tanpa mengecek
intervensi yang sudah intervensi yang sudah dilakukan
dilakukan
RENCANA TINDAK LANJUT
FAILURE MODE RTL OUTCOME PJ Waktu
3.a Pemberian informasi tidak Melakukan pelatihan komunikasi Pelathan komunikasi bagi perawat Diklat Mei-15
jelas
3.b Tidak ada materi tertulis Membuat materi tertulis yang akan diberikan kepada Terdapat materi tertulis edukasi pasien jatuh Ketua PKRS 29-Apr-15
pasien
3.c pasien/keluarga tidak Menyebarkan kuesioner pemahaman risiko jatuh Kuesioner pemahaman risiko jatuh kepada pasien Ka Instalasi Rawat 29-Apr-15
serius mendengarkan, kepada pasien rawat inap Inap
pasien/keluarga tidak
mengerti,
Membuat tanda pasien risiko jatuh pada tempat tidur Terdapat papan tanda pasien jatuh berwarna kuning Ka Instalasi Rawat 04-Mei-15
pasien/pintu kamar pasien agar penunggu selalu , revisi manajemen pasien jatuh dengan Inap
waspada menambahkan proses pemasangan papan
3.d penunggu bukan yang Memastikan materi tertulis ada dan selalu tersedia di Materi edukasi tertulis juga tertdapat dalam buku Ketua PKRS 29-Apr-15
diberi informasi kamar rawat inap, atau melekat pada meja rawat inap

Saat melakukan asesmen lanjutan, perawat Terdapat revisi SPO asesmen lanjutan risiko jatuh Ka Instalasi Rawat 29-Apr-15
mengingatkan penunggu untuk membaca materi Inap
risiko jatuh
5.a perawat tidak paham, Sosialisasi pada perawat mengenai manajemen risiko Pelaksanaan sosialisasi Ka Instalasi Rawat 20-Apr-15
jatuh Inap
5.b sarana prasarana tidak Saat melakukan pemberian informasi/edukasi dan Revisi Regulasi (Panduan dan SPO) Ka Instalasi Rawat 04-Mei-15
mendukung orientasi kamar, perawat juga mengecek kesiapan Inap
sarana prasarana , yaitu : 1. Bel perawat, pagar
tempat tidur, kamar mandi. Perawat juga
memastikan pasien selalu ada yang menunggu, apabila
akan meninggalkan tempat harus lapor nurse station.

Perawat hanya melakukan Memastikan dalam SPO bahwa perawat harus Revisi Regulasi (Panduan dan SPO) Ka Instalasi Rawat 05-Mei-15
asesmen ulang tanpa mengecek mengecek intervensi yang seudah dilakukan pada saat Inap
intervensi yang sudah melakukan asesmen ulang.
dilakukan
RE DESAIN
Risiko sedang/berat,
Asesmen awal oleh Asesmen lanjutan oleh pasang gelang kuning
perawat IGD /Poli perawat rawat inap dan berikan informasi
risiko jatuh

Pasien dan perawat Memastikan materi Perawat mengecek


menandatangani form edukasi tertulis sarana prasarana di
pemberian informasi terdapat di kamar kamar pasien

Asesmen ulang setiap Perawat mengingatkan


Memasang papan tanda shift dan mengecek penunggu untuk
pasien risiko jatuh intervensi yang sudah membaca materi risiko
dilakukan jatuh
TINDAK LANJUT
Revisi SPO
TINDAK LANJUT
Pemasangan Signage
TINDAK LANJUT
Materi Edukasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai