Anda di halaman 1dari 33

1.

SN sering pada anak perlu peran orang tua untuk


kebehasilan terapi.
2. Insidensi sindrom nefrotik tertinggi terdapat di Asia Selatan
95% kasus SN primer (idiopatik).
3. Di Indonesia kejadian sindrom nefrotik dilaporkan 6 per
100.000 per tahun (laki-laki : perempuan 2 : 1 )
4. Sekitar 75 - 80% kasus SN anak adalah SN primer
(idiopatik).
Suatu sindrom klinik dengan gejala :
Proteinuria massif ( 40 mg/m2 LPB/ jam atau rasio protein
/kreatinin pada urin sewaktu > 2 mg atau pada test
dipstik 2+
Hipoalbuminemia 2,5 g/dL
Edema
Dapat disertai dengan hiperkolesterolemia
Patofisiologi

Teori Underfilled
Kelainan glomerulusalbuminuriahipoalbumintek onkotik
koloid plasma vol plasma retensi Na
Edema

Teori Overfilled

Kelainan Glomerulus Retensi Na vol plasma Edema


1. Edema anasarka
2. Asites
3. Diare
4. Anoreksia
5. Malnutrisi
6. Efusi pleura
7. Hematuria
8. Hipertensi
Urinalisis atau biakan urin
Protein urin kuantitatif, dapat berupa urin 24 jam
atau rasio protein/kreatinin pada urin pertama pagi
hari
Pemeriksaan darah
Darah tepi lengkap (hemoglobin, leukosit, hitung
jenis, trombosit, hematokrit, LED)
Kadar ureum, kreatinin, serta klirens kreatinin
Kadar komplemen C3
Kelainan koagulasi dan timbulnya thrombosis.
Perubahan hormon dan mineral
Pertumbuhan abnormal dan nutrisi
Infeksi
Peritonitis
Infeksi kulit
Anemia
Gangguan tubulus renal
Non-farmakologis
Cukup karbohidrat dan protein
Pembatasan garam
Pemberian Diuretik
Furosemid 1-2 mg/kgBB/hari, bila perlu dikombinasi
spironolakton 2-3 mg/kgBB/hari.
Tidak berhasil albumin 20-25 % dengan dosis 1 g/kgBB
selama 4 jam (tarik cairan jar interstisial),lalu beri
furosemid intravena 1-2 mg /kgBB.
Antibiotik Profilaksis
Pengobatan dengan kortikosteroid
terdiri dari pengobatan inisial, pengobatan relaps, pengobatan
relaps sering, dependent steroid, dan pengobatan resisten
steroid.
Prednisone dosis penuh (full dose) 60 mg/ hari (maksimal 80
mg/hari), dibagi 3 dosis untuk menginduksi remisi ( 4 minggu).
Bila remisi 4 minggu pertama,steroid dilanjutkan dengan 4
minggu kedua dengan dosis 40 mg/hari (2/3 dosis awal) secara
alternating 1 kali sehari setelah makan pagi.
Bila 4 minggu pengobatan steroid dosis penuh, tidak terjadi
remisi maka pasien dinyatakan sebagai resisten steroid.
Pengobatan kortikosteroid dikatakan relaps jika
proteinuria 2+ (proteinuria 40 mg/m2 LBP/jam)
3 hari berturut-turut dalam 1 minggu.
Pada pengobatan relaps dapat diberikan
prednison dosis penuh sampai remisi (maksimal 4
minggu), dilanjutkan prednison dosis alternating
4 minggu
Relaps sering: relaps terjadi > 2 kali dalam 6 bulan pertama
setelah respon awal atau 4 kali, periode 1 tahun,
Dependet steroid : relaps terjadi pada saat dosis steroid diturunkan
atau dalam 14 hari setelah pengobatan dihentikan, dan hal ini terjadi
berturut-turut..
Terdapat 4 opsi dalam pengobatan relaps sering atau dependen
steroid yaitu :
Pemberian steroid jangka panjang
Pemberian Levamisol
Pengobatan dengan sitostatik
Pengobatan dengan siklosporin
Setelah remisi dengan prednison dosis penuh, diteruskan steroid
alternating dengan dosis yang diturunkan perlahan dan bertahap
0,2 mg/kgBB sampai dosis terkecil yang tidak menimbulkan relaps
yaitu antara 0,1-0,5 mg/kgBB alternating dan dapat diteruskan
selama 6-12 bulan, kemudian dicoba dihentikan.
Bila terjadi relaps pada dosis prednison rumat > 0,5 mg/kgBB
alternating, tetapi < 1,0 mg/kgBB alternating tanpa efek samping
yang berat, maka dapat dikombinasikan dengan levamisol dosis 2,5
mg/kgBB, selang sehari selama 4-12 bulan.
Bila ditemukan relaps pada dosis rumat > 1 mg/kgBB dosis
alternating atau dosis rumat <1 mg tetapi disertai efek samping
steroid yang berat dan pernah relaps dengan gejala berat seperti
hipovolemia, thrombosis dan sepsis maka diberikan CPA dengan
dosis 2-3 mg/kgBB/hari, dosis tunggal 8-12 minggu.
Siklofosfamid (CPA) dosis 2-3 mg/kgBB atau klorambusil dosis 0,2-
0,3 mg/kgBB/hari selama 8 minggu.
Efek samping sitostatika : depresi sumsum tulang, alopesia, sistitis
hemoragik, azospermia, dan dalam jangka panjang dapat
mengakibatkan keganasan.
perlu pemantauan pemeriksaan darah seperti kadar Hb, leukosit,
dan trombosit 1-2 kali seminggu.
Pada SN yang tidak responsive dengan pengobatan steroid
atau sitostatik dianjurkan untuk pemberian siklosporin
dengan dosis 5 mg/kgBB/hari.
Dianjurkan Biopsi
Obat yang diberikan :
Siklofosfamid (CPA)
Siklosporin (CyA)
Metil-prednisolon puls
Obat imunosupresif lain
vinkristin, takrolimus dan mikofenolat mofetil.
SN resisten kortikosteroid, sitostatik, dan siklosporin dapat diberikan
diuretik (bila ada edema) dikombinasikan dengan inhibitor ACE untuk
mengurangi proteinuria. Jenis obat ini yang biasa dipakai adalah
kaptopril 0,3 mg/kgBB, diberikan 3 kali sehari atau enapril 0,5
mg/kgBB dibagi menjadi 2 dosis. 1
Infeksi
sefalosporin generasi ketiga yaitu cefotaxim atau seftriakson selama
10-14 hari.
Tromboemboli
pemberian aspirin dosis rendah (80 mg) dan dipiridamol. Heparin
diberikan bila sudah terjadi thrombosis.
Hiperlipidemia
pemberian obat penurun lipid seperti questran, derivate fibrat dan
inhibitor HMgCoA reduktase (statin) karena peningkatan kadar lemak
tersebut berlangsung lama.
Hipokalsemi
suplementasi kalsium 500 mg/hari dan vitamin D. Bila terjadi tetani,
diobati dengan kalsium glukonas 50 mg/kgBB iv.

Hipovolemi
Diberikan infuse NaCL fisiologis dan disusul dengan albumin
1g/kgBB atau plasma 20 ml/kgBB. Bila hipovolemi telah teratasi dan
pasien tetap ologuria, diberikan furosemid 1-2 mg/kgBB iv.
INFEKSI SALURAN KEMIH
Epidemiologi
Sering pada anak, penyebab kedua morbiditas penyakit
infeksi anak
Perempuan 3-5 %, laki-laki 1 %
Bayi baru lahir dengan BBLR 10-100 kali lebih besar dibanding
dengan BBLN (0,1-1%).
Usia sekolah perempuan 30 kali > laki-laki
Etiologi
gol Enterobacteriaceae (perineum /traktus intestinal) E.coli 70-
80%
Penyebab lain : klebsiella, proteus, staphylococcus saphrophyticus,
pseudomonas aeroginosa
virus, fungus
kelainan anatomik dan fungsional saluran kemih
stasis / refluks urin
ISK : ada pertumbuhan perkembangbiakan bakteri (infeksi )
dalam saluran kemih, meliputi infeksi di parenkim ginjal
kandung kemih dg jumlah bakeriuria bermakna

Bakteriuria : ditemukannya bakteri dalam urin

Bakteriuria bermakna : pada kultur urin ditemukan


pertumbuhan bakteri sejumlah > 100.000 koloni/ml
urin segar (pengambilan steril /tanpa kontaminasi)
ISK berulang : berulangnya simptom serangan ISK, yang
ditandai dengan adanya interval bebas gejala ISK

Relaps : disebabkan karena strain bakteri yang sama


biasanya berhubungan dengan adanya kelainan struktur
saluran kemih atau ada batu saluran kemih
Penyebaran infeksi pada isk secara:
1.hematogen (neonatus) bila ada kelainan struktur traktus urinarius.
2.asending (anak-anak) kuman yang berasal dari flora normal usus, dan
hidup secara komensal di dalam introtus vagina, prepuium penis, kulit
perineum, dan di sekitar anus masuk ke saluran kemih melalui uretra
prostate vas deference testis (pada pria) buli-buli, dan sampai ke
ginjal.
Gejala Klinis
Simtomatis
Pada bayi baru lahir:demam, malas minum,
ikterus,hambatan pertumbuhan,tanda-tanda sepsis.
Pada bayi: panas,nafsu makan turun,gangguan
pertumbuhan, kadang diare,kencing berbau.
Pada usia prasekolah: sakit perut, muntah, demam, sering
kencing dan ngompol.
Pada anak usia sekolah: gejala spesifik makin nyata
berupa ngompol, sering kencing, sakit waktu kencing atau
sakit pinggang.
Asimptomatis
Ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan rutin
seorang anak.
Diagnosis
simptomatis berdasar gejala klinis
Laboratorium
urin rutin
Urin lengkap: pemeriksaan sedimen urin ditemukan piuria
positif
biakan urin porsi tengah dan ditemukan pertumbuhan
bakteri > 100.000 koloni/ml urin dari satu jenis bakteri, atau
bila > 10.000 koloni tetapi disertai gejala klinik jelas
Penatalaksanaan
Pengobatan khusus
Pengobatan terhadap infeksi akut
ampisilin, kotrimoksazol, asam nalidiksat
nitrofurantoin atau golongan aminoglikosid : gentamicin,
sisomisin, amikasin,sefaleksin, doksisiklin.
Pengobatan diberikan selama 7 hari.
Pengobatan, pencegahan infeksi berulang
Biakan ulang (minggu I) stl terapi fase akut, 1 bulan, 3 bulan
dan tiap 3 bulan selama 2 tahun.
Obat antiseptik urin
nitrofurantoin, kotrimoksazol, sefaleksin atau metonamin
mandelat. Pada umumnya diberikan seperempat dosis
normal, satu kali pada malam hari selama 3
Koreksi pembedahan
Pengobatan secara umum
Fenazopiridin (pyridium) 7-10 mg/kg/hari. {simptomatik
terhadap keluhan sakit kencing}
mencari dan mengurangi atau menghilangkan faktor
predisposisi (obstipasi, alergi, investasi cacing dan
kebersihan perineum.)
Interpretasi Biakan Urin
Cara penampungan Jumlah koloni kmungkinan infeksi
Pungsi supra pubik Gram - : ada kuman > 99%
Gram+ :bbrp ribu
Kateter kandung kemih >105 95 %
104-105 Diperkirakan ISK
103-104 Diragukan, ulangi
< 103 kontaminasi

Urin pancar tengah


Laki >104
Perempuan 3xbiakan >105 95 %
2xbiakan >105 90 %
1xbiakan >105 80 %

Anda mungkin juga menyukai