Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN KASUS

OPEN FRACTURE OF FIBULA, RUPTUR MEDIAL LIGAMENT


+SYNDOSMOTIC

Oleh:
MERLYN RUMTHE
2015-84-025

Pembimbing:
Wijaya Johanes Chendra, dr, Sp.OT

SMF Bedah RSU dr. M.Haulussy


Fakultas Kedokteran
Universitas Pattimura
AMBON
2016
ILUSTRASI
KASUS
ILUSTRASI KASUS
Nama : Ny. ET
Umur : 47 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Wailiha
Tanggal MRS : 2 Desember 2016
Pengantar : Rujukan RSUD Masohi
No. Rekam Medik: 10 85 82
PRIMARY SURVEY
Air way : clear
Breathing : RR: 20x/menit
Circulation: TD: 110/70 mmHg, Nadi
: 82 x/m
Disability : GCS: E4M6V5
Exposure : Jatuh di jalan Raya.
SECONDARY SURVEY

Anamnesis:

Keluhan Utama : Nyeri tungkai kiri bawah.


Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien mengeluh
nyeri pada tungkai kiri bawah yang membuat
pasien sulit menggerakan tungkai kirinya,
keluhan dialami 15 menit setelah mengalami
tabrakan oleh motor saat sedang berjalan di
jalan raya hendak pulang ke rumah. Pasien
terjatuh ke sebelah kiri. Saat kejadian pasien
sadar, tidak ada pingsang, tidak ada muntah.
Pasien segera dibawa ke RSUD Masohi.
A (allergy) : Tidak ada
M (medication) : Tidak ada
P (past ilness) : Tidak ada
L (last meal) : 5 jam sebelum
kejadian
E (event/environment) : Jalan raya
STATUS GENERALIS
Tekanan Darah : 110/70 mmHg, Nadi : 82 x/m, Pernapasan : 20
x/m, Suhu : 36,6 0C.
Kepala : Normosefali, rambut terdistribusi normal, tidak mudah
Tercabut, vulnus laceratum regio ocipitalis sinistra sudah di hecting.
Mata : Ca -/-, Si -/-. Edema palpebra -/-. Visus OD/OS >2/60 posisi
berbaring
Hidung : Rhinorhea -/-. Darah -/-
Telinga : Otorhea -/-. Darah -/-
Mulut : Sianosis (-), Candidiasis Oral (-).
Tenggorokan : Tidak diperiksa
Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-).
Dada :
Inspeksi normochest, simetris kanan=kiri, scar (-), ictus cordis (-).
Palpasi nyeri tekan (-), krepitasi (-).
Perkusi sonor kanan = kiri, batas jantung paru dalam batas normal.
Auskultasi pulmo vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-.
cor BJ I,II murni regular, gallop (-), murmur (-).

Abdomen :
Inspeksi datar.
Auskultasi peristaltik (+) 10 x/menit.
Palpasi nyeri tekan (-).
Perkusi timpani.
Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan.
Rectal touch : Tidak dilakukan
pemeriksaan
Ekstremitas : Fraktur terbuka 1/3 distal
OS Fibula sinistra
STATUS LOKALIS TANGAN
Look (inspeksi) : Tampak fraktur terbuka1/3
distal os fibula sinistra menonjol keluar.
Perdarahan (+) edema (+), kemerahan (+),
deformitas (+) pada tungkai kiri.
Feel (palpasi) : Hangat (+); Nyeri (+),
krepitasi (+).
Move (gerakan) : pergerakan pada tungkai kiri
pasien terbatas
Neurovaskuler : Arteri dorsalis pedis (+)
teraba lemah
Pemeriksaan Penunjang
Foto cruris AP/lateral
Foto Thorax
Darah rutin;
Kimia darah;
Diagnosis Klinis
Fraktur terbuka 1/3 distal os fibula sinistra
Vulnus laceratum regio ocipitalis sinistra
PLANNING :
IVFD RL 2 kolf 20 tpm
Ceftriaxone 1 gr/12 jam/IV (ST)
Tetagam 1 ampl
Ranitidine 25 mg/12 jam/IV
Ketorolak 30 mg/12 jam/IV
Rawat Luka
Pasang kateter; Pantau urin
Konsul dokter ahli ortopedi
HASIL PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium

Darah Rutin Hb : 10,9 g/dl


PLT : 147 * 103/mm3
WBC : 3,6 * 103/mm3

Darah GDS : 96 mg/dL


Kimia Albumin : 3,87
SGOT: 20 U/L
SGPT: 19 U/L
BIL T/D/ID:0,46/0,20/0,26
Ur/Cr:23,4/0,6

Foto Cruris AP
Lateral
FOLLOW UP
DISKUSI
Pasien perempuan berinisial ET, berumur 47 tahun masuk
RS ditabrak mobil.

Pasien mengeluhkan nyeri pada tungkai kiri bawah yang


membuat pasien sulit menggerakan tungkai kirinya. Keluar
tulang menembusi kulit tungkai kiri bawahnya

Berdasarkan anamnesis, didapatkan riwayat trauma yang


dialami pasien yaitu akibat tekanan langsung tabrakan motor
Pada pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan Darah: 110/70
mmHg, Nadi: 82 x/m, Pernapasan : 20 x/m, Suhu : 36,6 0C.
Pada pemeriksaan status lokalis Dari look (inspeksi)
didapatkan 1 buah luka robek pada region ocipitalis sinistra
(sudah dihecting), fraktur terbuka tampak 1/3 distal os fibula
sinistra menonjol keluar. Perdarahan (+) edema (+),
kemerahan (+), deformitas (+) pada tungkai kiri. Dari feel
(palpasi), teraba Hangat (+); Nyeri (+), krepitasi (+). move
(gerakan) didapatkan pergerakan pada tungkai kiri pasien
terbatas akibat nyeri. Neovaskular, Arteri dorsalis pedis (+)
teraba lemah ekstremitas bawah (tungkai kanan).
Berdasarkan gejala-gejala yang dialami
pasien menunjukkan kemungkinan
terjadinya fraktur pada os fibula sinistra.
Fraktur yang dialami pasien ini
kemungkinan fraktur 1/3 distal os fibula
berdasarkan hasil foto cruris AP lateral.
Hasil pemeriksaan penunjang mendukung
anamnesis adanya riwayat trauma langsung
akibat kecelakaan lalulintas yang
menyebabkan fraktur pada Os fibula
sinistra
Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa fraktur fibula
dapat terjadi hampir selalu disebabkan oleh trauma langsung, tulang
dapat patah pada tempat yang terkena; jaringan lunak juga pasti
rusak. Fraktur demikian sering bersifat fraktur terbuka dengan garis
patah melintang atau miring.
Pemeriksaan fisik pada pasien ini menunjukkan nyeri, edema dan
deformitas dan krepitasi. Hal ini mendukung teori ada beberapa
literatur yang menyatakan tanda tersebut adalah tanda yang
menunjukkan terjadi fraktur. sehingga harus dipastikan dengan
pemeriksaan penunjang yang pada pasien ini yaitu Foto cruris AP
dan lateral dengan hasil yang terlihat menunjukkan Kesan fracture
1/3 distal os fibula.
Tatalaksana pasien ini :
Obs. TTV
Bactraz 2 X 1 gr
Rencana ORIF hari ini
Ketorolac 2x1 gr/IV
Tramadol 2 x 1 amp
Ranitidine 2 x 1 amp
GV
Post Operasi :
Ivfd RL 20 tpm
Givincef 2 x 1 gr (ST)/IV
Hypobac 2x100 mg/IV
Metronidazol 3x 500 mg/IV
Ketorolac, ranitidine, tramadolStop
Meloxicam 2 x 7,5 mg
GV tiap hari
DEFINISI

Fraktur adalah hilangnya kontinuitas


jaringan tulang, tulang rawan epifisis
dan atau tulang rawan sendi baik yang
bersifat total maupun yang parsial

Apabila kulit diatasnya masih


intak, keadaan ini disebut close
fracture, bila kulit atau salah satu
dari rongga tubuh tertembus,
keadaan ini disebut open fracture
EPIDEMIOLOGI
Fraktur tibia secara umum hampir selalu berkaitan
dengan farktur fibula, karena kekuatan disalurkan
sepanjang membrane interosseous menuju fibula

Fraktur fibula dapat komplet, inkomplit, atau fraktur


displaced.
ETIOLOGI

Patologis

Traumatik

Tekanan yang berulang


KLASIFIKASI

Fraktur tertutup
Fraktur terbuka
Berdasarkan
dunia luar


Berdasarkan
fr. complate
Fr. incomplate
Fr. Comminate
bentuk patah Impacted fraktur

tulang
Green stick
Transverse
Berdasarkan garis Longitudinal
Oblique
patahannya spiral
Klasifikasi Tscherne
Derajat
0 fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa cedera jaringan
lunak
1 fraktur dengan abrasi dangkal atau memar pada kulit
dan jaringan subkutan.
2 fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan
lunka bagian dalam dan pembengkakan.
3 fraktur dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata
dan ancaman sindrom compartement.
JENIS FRAKTUR
GAMBARAN KLINIS
Nyeri

Gangguan fungsi

Deformitas

Pemendekan

Krepitasi

Bengkak dan perubahan warna


Trauma keterbatasan gerak dan ketidakseimbangan berat badan.
Dapat berupa fraktur tertutup ataupun fraktur terbuka.
fraktur terbuka kerusakan jarigan lunak seperti otot, tendon,
ligamen, dan pembuluh darah.
Tekanan yang kuat atau berlebihan fraktur terbuka fragmen
tulang keluar menembus kulit luka terbuka dan akan menyebabkan
peradangan dan memungkinkan untuk terjadinya infeksi.
Trauma mekanik selain patah pada tulang, jaringan sekitarnya juga
akan terpengaruh, edema jaringan lunak, perdarahan ke otot dan
sendi, dislokasi sendi, ruptur tendo, kerusakan saraf dan kerusakan
pembuluh darah.
Tulang merupakan organ yang sangat vaskuler kehilangan darah
dalam jumlah yang besar.
Syok hemoragik adalah bahaya potensial dari cedera otot dan tulang,
terutama laserasi langsung dari arteri atau fraktur pelvis atau femur
yang sering disertai dengan perdarahan yang mengakibatkan syok.
PEMERIKSAAN
Anamnesis
Riwayat trauma
Trauma dapat terjadi karena kecelakaan lalu lintas,
jatuh dari ketinggian, atau jatuh di kamar mandi pada
orang tua,
penganiayaan,
tertimpa benda berat,
kecelakaan pada pekerja oleh karena mesin atau
trauma olah raga.
Nyeri
pembengkakan
gangguan fungsi anggota gerak atau kelainan
gerak
Deformitas atau kelainan bentuk
Pemeriksaan fisik

Look
Bandingkan dengan bagian yang sehat
Perhatikan posisi anggota gerak secara keseluruhan
Ekspresi wajah karena nyeri
Adanya tanda-tanda anemia karena perdarahan
Perlukaan
Ekstravasasi darah subkutan dalam beberapa jam
sampai beberapa hari
Perhatikan adanya deformitas berupa angulasi,
rotasi dan kependekan
Keadaan vaskularisasi
Pemeriksaan Klinis

Feel
Temperatur setempat yang meningkat
Nyeri tekan
Pemeriksaan vaskuler pada daerah
distal trauma
Pengukuran tungkai untuk
mengetahui adanya perbedaan
panjang tungkai.
Pemeriksaan Klinis

Movement
Periksa pergerakan dengan mengajak
penderita untuk menggerakkan secara
aktif dan pasif sendi proksimal dan distal
dari daerah yang mengalami trauma.
Pada penderita dengan fraktur, setiap
gerakan akan menyebabkan nyeri hebat
sehingga uji pergerakan tidak boleh
dilakukan secara kasar, disamping itu juga
dapat menyebabkan kerusakan pada
jaringan lunak seperti pembuluh darah dan
saraf.
Pemeriksaan Radiologis

Dua posisi proyeksi: dilakukan sekurang-kurangnya yaitu pada antero-


posterior dan lateral

Dua sendi pada anggota gerak dan tungkai harus difoto, di atas dan di bawah
sendi yang mengalami fraktur

Dua anggota gerak. Pada anak-anak sebaiknya dilakukan foto pada ke dua
anggota gerak terutama pada fraktur epifisis
Dua trauma, pada trauma yang hebat sering menyebabkan fraktur pada dua
daerah tulang. Misalnya pada fraktur kalkaneus atau femur, maka perlu
dilakukan foto pada panggul dan tulang belakang
Dua kali dilakukan foto. Pada fraktur tertentu musalnya fraktur tulang skafoid
foto pertama biasanya tidak jelas sehingga biasanya diperlukan foto
berikutnya 10-14 hari kemudian
PENATALAKSANAAN

RECOGNITIF

REDUCTION

RETENTION

REHABILITATION
Reposisi

menarik pada axis tulang dan melawan


mekanisme rudapaksa (MOI)

dapat dilakukan secara tertutup (closed reduction)


atau terbuka (open reduction/operasi)

tujuannya : mengembalikan pada posisi seanatomis


mungkin (realignment, koreksi angulasi dan rotasi,
koreksi level permukaan sendi)
Imobilisasi / fiksasi
Prinsipnya mempertahankan hasil reposisi sampai
terjadi penyembuhan tulang (bone union)
- melalui 2 sendi ( 1 sendi diatas dan 1 sendi dibawah
fraktur)
- dibagi menjadi :
1. External support :
Gips
Traksi
2. Internal fixasi :
- intramedula nailing
- extramedulla plating
Indikasi OREF :
Fraktur terbuka derajat III
Fraktur dengan kerusakan jaringan
lunak yang luas
Fraktur dengan gangguan
neurovaskuler
Fraktur Kominutif
Fraktur Pelvis
Menggerakan
Persendian
tangan / kaki

Mobilisasi
jalan Rehabilitasi Mobilisasi
duduk

Mobilisasi
berdiri
REHABILITASI
KOMPLIKASI

Komplikasi
Komplikasi Dini
Lanjut
Syok Delayed union
Emboli lemak.
Nonunion
Trauma Pembuluh darah.
Malunion
Trauma Saraf.
Kaku sendi lutut
Trombo-emboli.
Infeksi. Refraktur
PROSES PENYEMBUHAN

inflamasi

Radang dan proliferasi


seluler

Fase pembentukan kalus

Fase konsolidasi

Fase remodeling
Fase pembentukan kalus

Fase
remodeling
Kategori penyembuhan
berdasarkan radiologi
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai