Anda di halaman 1dari 24

FOOD BORNE OUTBREAK/KLB &

Penilaian Status Gizi Individu (Biokimia)

WILDA LAILA (1320312007)


Bagian Ilmu Biomedik
Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas Padang
1. Pengertian Food borne outbreak/KLB
2.Kriteria Food borne outbreak/KLB
3.Tujuan Food borne outbreak/KLB
4. Klasifikasi Food borne outbreak/KLB
5. PSG Secara Biokimia
6. Penialaian PSG Biokimia
7. Keunggulan&Kelemahan PSG Biokimia
FOOD BORNE OUTBREAK/KLB
KERACUNAN PANGAN

Suatu kejadian dimana terdapat dua


orang atau lebih yang menderita sakit
setelah mengkonsumsi pangan yang
secara epidemiologi terbukti sebagai
sumber penularan
Suatu kejadian penyakit atau keracunan dpt
dikatakan KLB apabila memenuhi kriteria sbb:

Peningkatan kejadian penyakit terus-menerus


selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut
penyakitnya (jam, hari, minggu).
Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali
atau lebih dibandingkan periode sebelumnya
(jam,hari,minggu,bulan,tahun)
Jumlah penderita baru dalam 1 bulan
menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih
bila dibandingkan dgn angka rata2 per bulan
dlm tahun sebelumnya
Lanjutan
Angka rata-rata perbulan selama satu
tahun menunjukkan kenaikan 2 kali lipat
atau lebih dibandingkan dgn angka rata2
perbulan dalam tahun sebelumnya
Case fatality rate dari suatu penyakit
dalam kurun waktu tertentukan
menunjukkan 50% atau lebih
dibandingkan CFR dari periode
sebelumnya
Lanjutan
Proporsional rate (PR) penderita baru dari
periode tertentu menunjukkan kenaikan 2 kali
lipat atau lebih dibandingkan periode yg sama
dlm kurun waktu/tahun sebelumnya

Beberapa penyakit yg dialami 1 (satu) atau


lebih penderita :
- keracunan makanan
- keracunan pestisida
Tujuan Penyidikan KLB
Tujuan Umum :
Mencegah meluasnya (penanggulangan)

Mencegah terulangnya KLB

Dimasa yang akan datang(pengendalian).

Tujuan khusus :
Diagnosis kasus yang terjadi dan
mengidentifikasi penyebab penyakit .
Memastikan bahwa keadaan tersebut
merupakan KLB
Lanjutan

Mengidentifikasikan sumber dan cara


penularan
Mengidentifikasi keadaan yang
menyebabkan KLB
Mengidentifikasikan populasi yang rentan
atau daerah yang beresiko
akan terjadi KLB
KLASIFIKASI KLB
MENURUT SUMBER
-Sumber dr manusia :mis melalui napas, tangan,
tinja, air seni, muntahan spt salmonela, shigela,
hepatitis
-Bersumber dr keg manusia : toxin dr pembuatan
tempe bongkrek, penyemprotan pencemaran
lingkungan
-Bersumber dr binatang spt binatang peliharaan,
rabies, binatang mengerat
LANJUTAN

Bersumber pd serangga (lalat, kecoak ) mis :salmonella,


staphylococcus, streptococcus
Bersumber dr udara mis staphylococcus, streptococcus
virus
Bersumber dr permukaan benda2/alat2 mis :salmonella
Bersumber dr makanan/minuman mis :keracunan
singkong, jamur, makanan dlm kaleng
Kejadian Luar Biasa/KLB
Waktu Paparannya : Pesta, perayaan, acara
keluarga, sosial dll
Sumber Pangannya : Masakan RT, Industri
jasa boga, makanan olahan, makanan
jajanan,

Berdasarkan data sumber pangan penyebab


keracunan pangan terbesar Masakan RT
Higiene dan kebersihan pengolahan
makanan dan minuman dalam RT
PENILAIAN STATUS GIZI INDIVIDU (BIOKIMIA)

Pemeriksaan biokimia Penilaian Status Gizi

Memberikan hasil yang lebih tepat dan objektif


daripada menilai konsumsi pangan dan
pemeriksaan lainnya Teknik pengukuran
kandungan berbagai zat gizi dan substansi
kimia lain dalam darah dan urin

Hasil pengukuran dibandingkan dengan standar


normal yang telah ditetapkan
Tujuan : Untuk menilai status gizi 4
masalah gizi di Indonesia (KEP, AGB, KVA, &
GAKY) Yang dikaitkan dengan pemeriksaan
laboratorium

Penilaian Status Zat Besi


Penilaian Status Protein
Penilaian Status Vitamin
Penilaian Status Mineral
Kurang Energi Protein (KEP)

Analisis biokimia yang banyak dilakukan :


Nilai protein tertentu dalam darah atau hasil
metabolik dari protein yang beredar dalam darah
dan yang dikeluarkan bersama sama urin

Contoh : Nilai prealbumin


Nilai Serum Albumin
Nilai Serum Protein

STATUS GIZI
Kurang Vitamin A (KVA)

Analisis biokimia yang banyak dilakukan :

Contoh : Plasma Vitamin A > = 10 ug/dl


Liver Vitamin A > = 5 ug/dl
Anemia Gizi Besi (AGB)

Anemia Gizi : Suatu keadaan dimana kadar


Hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal
yang berbeda untuk setiap kelompok umur &
Jenis Kelamin

Analisis biokimia yang banyak dilakukan :

Batasan Hemoglobin dalam darah


Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY)

Gangguan akibat kekurangan yodium :


rangkaian kekurangan yodium pada tumbuh
kembang manusia

Dapat ditandai dengan: gondok, kretin endemik


Gangguan mental, pendengaran, & pertumbuhan

Pemeriksaan kadar tyroid stimulating


hormone (TSH dalam darah) & mengukur
ekskresi yodium dalam urin
Keunggulan pemeriksaan biokimia

Dapat mendeteksi defesiensi zat gizi lebih


dini
Hasil dari pemeriksaan biokimia lebih
objektif, hal ini karena menggunakan
peralatan yang ditera dan pada
pelaksanaannya dilakukan oleh tenaga ahli.
Dapat menunjang hasil pemeriksaan metode
lain dalam penilaian status gizi.
Kelemahan Pemeriksaan Biokimia
Pemeriksaan biokimia hanya bisa dilakukan
setelah timbulnya ganggua metabolisme.
Membutuhkan biaya yang cukup mahal
Dalam melakukan pemeriksaan diperlukan tenaga
ahli.
Kurang praktis dilakukan di lapangan, hal ini
karena pada umumnya pemerikssaan laboratorium
memerlukan peralatan yang tidak mudah dibawa
kemana-mana.
Pada pemeriksaan tertentu spesimen sulit untuk
diperoleh, misalnya penderita tidak bersedia
diambil darahnya.
Lanjutan
Membutuhkan peralatan dan bahan yang lebih
banyak dibandingkan dengan pemeriksaan.
Belum ada keseragaman dalam memilih reference
(nilai normal). Pada beberapa reference nilai
moral tidak selalu dikelompokkan menurut
kelompok umur yang lebih rinci.
Dalam beberapa penentuan pemeriksaan
laboratorium memerlukan peralatan laboratorium
yang hanya terdapat di laboratorium pusat,
sehingga di daerah tidak dapat dilakukan
1. Food borne outbreak : Suatu kejadian dimana
terdapat dua orang atau lebih yang menderita sakit
setelah mengkonsumsi pangan yang secara
epidemiologi terbukti sebagai sumber penularan

2. Berdasarkan data sumber pangan penyebab


keracunan pangan terbesar Masakan RT ,
kesadaran masyarakat tentang
Higiene dan kebersihan pengolahan makanan
dan minuman dalam RT yang masih rendah
3.Pemeriksaan biokimia Memberikan
hasil yang lebih tepat dan objektif
daripada menilai konsumsi pangan dan
pemeriksaan lainnya Teknik
pengukuran kandungan berbagai zat gizi
dan substansi kimia lain dalam darah dan
urin.
4. Pemeriksaan biokimia memiliki
keunggulan dan kelemahan
DAFTAR PUSTAKA
Supriasa, I Dewa Nyoman dkk, Penilaian
Status Gizi, Buku kedokteran. Jakarta : EGC,
2002
Arisman. (2010), Gizi Dalam Daur
Kehidupan: EGC. Jakarta
Gibson. (1990). Pengertian Status Gizi.
http:/www.rajawana.com diakses pada 15
Pebruari 2011
Hadi. (2002). Pengertian Status Gizi.
http:/www.rajawana.com diakses pada 15
Pebruari 2011

Anda mungkin juga menyukai