BLOK SS
Kelompok 13
KELOMPOK 13
A H M A D A LV I N D I C TA R A
E L I Z A B E T H R U T T I N A H U TA G A O L
H A N I FA H SA L M A R A M A D H A N I
H E L I M A WAT I R O S I TA
M. AHDI SHIDIK
M U H A M M A D FA K I H A B D U R RO H M A N
MUTIARA KARTIKO PUTRI
N A B I L A A N I N D I T YA
N I M A D E A RI Y U L I A M I SAV I T R I
POPI ZENIUSA
VIKA ANNISA PUTRI
V O N I S YA M U T I A
SAKIT TENGGOROKAN
LO
4. Manifestasi Klinis
Manifestasi berupa :
Demam,
Rasa kering dan gatal tenggorokan,
Atralgia,
Suara serak/parau,
Disfonia,
Penurunan nafsu makan,
Nyeri menelan,
Pembesaran kelenjar getah bening terutama
submandibularis,
Pada pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan faring : hiperemis faring
Pembesaran tonsil
Laring : edema.
Pita suara hiperemis
Bila etiologinya disebabkan oleh jamur maka
terdapat plak plak putih pada mukosanya
Bila etiologinya virus maka penyembuhan
berlangsung cepat
5. Tatalaksana
Faringitis
Istirahat cukup
Banyak minum
Kumur dengan air hangat
Analgetik Tablet hisap bila perlu
Tonsilitis
Tonsilitis Akut akibat Virus :
Istirahat
Minum Cukup
Analgetika
Antivirus (jika gejala berat dan sulit hilang)
Tonsilitis Akut akibat Bakteri :
AB Spektrum luas (Penicilin, Ampicilin)
Antipiretik
Analgesik
Obat kumur berdisinfektan
Tonsilitis Membranosa :
Anti Difteri Serum (ADS) diberikan tanpa menunggu kultur
20.000-100.000 Unit berdasar umur dan berat penyakit
AB Spektrum Luas (Penicilin,eritromisin) 25-30 mg/kgBB/3
dosis/14 hari
Kortikosteroid 1,2 mg/kgBB/hari
Antipiretik
Analgesik
Istirahat isolasi 2-3 minggu
Tonsilitis Kronik
Menjaga Higienis mulut dengan obat kumur,obat hisap
Tonsilektomi (mengangkat tonsil unilateral atau bilateral)
terlebih jika dicurigai sumbatan dan neoplasma
Laringitis
Laringitis akut :
Istirahatbicara suara 2-3 hari
Hirup udara Lembab
Menghindari iritasi laring-faring : merokok, makanan
pedas,minum es
AB luas
Antiviral (tergantung etiologi)
Laringitis Kronik
Pengobatan etiologi
Vocal rest
Hindari iritasi laring-faring (hindari rokok,
alkohol, minum es, makan pedas)
6. Pencegahan dari diagnosis pada skenario
Menjaga kebersihan rongga mulut dan makanan
serta minuman yang dimakan dan diminum
Perbanyak minum air putih
Tidak menggunakan suara berlebihan
Istirahat yang cukup
Mencuci tangan sebelum makan
Menggunakan masker saat berkendara sehingga
dapat menghindari polusi
7. Komplikasi dari diagnosis pada skenario
Faringitis:
a.Demam rheumatik
b.Abses peritonsilar
c.Demam scarlet
d.Glomerulonefritis
Tonsilitis:
a.Otitis media
b.Sinusitis
c.Bronkitis
d.miokarditis
Laringitis:
a. Laringitis kronik
b. Perubahan suara
STEP 4
LO
4. Manifestasi Klinis
Anamnesis : pada anamnesis didapatkan pasien
mengalami nyeri tenggorokan, batuk, demam,
suara serak,
Tanda tanda vital : didapatkan suhu tubuh
meningkat lebih dari 37c, sedangkan nadi, tekanan
darah, dan nafas dapat normal maupun meningkat
Inspeksi Tonsil : terdapat edema, hiperemis, sekret
didinding faring, terdapat bercak kuning keputihan
Laringoskopi indirect : terdapat edem, hiperemis,
lihat pergetaran pita suara, lihat ada/tidak
cairan&massa
Palpasi : lakukan pemeriksaan kelenjar getah
bening kepala leher biasanya terdapat
pembesaran pada kelenjar submandibularis
lihatlah :
Lihat jumlah nodul soliter/multiple
Ukuran nodul
Motilitas : motil/terfiksir
Batas : tegas/tidak
Konsistensinya : kenyal, keras, lunak, dan
lihat undulasinya
5. Tatalaksana
a. Faringitis
Istirahat cukup
Banyak minum
Kumur dengan air hangat
Analgetik Tablet hisap bila perlu
Faringitis Akut
Faringitis akut karena virus
Istirahat cukup
Banyak minum
Kumur dengan air hangat
Analgetik Tablet hisap bila perlu
Antiviral (Metisoprinol : Isoprenosine untuk virus herpes
simpleks)
Faringitis akut karena Bakteri
Istirahat cukup
Banyak minum
Kumur dengan air hangat
Analgetik Tablet hisap bila perlu
AB spektrum luas (penicillin,erytromicin,amoxicilin)
Kortikosteroid
Faringitis akut karena Fungal
Nystatin
Analgetik
Faringitis akut Gonorhea
Sefalosporin generasi 3
Ceftriakson (IM)
Faringitis Kronik
Obat Kumur
Jaga kesehatan mulut
Pengobatan untuk rinitis atrofi sebagai faktor predisposisi utama
Faringitis kronik hiperplastik
Pengobatan predisposisi (patologi hidung, sinus paranasal)
Lokal : kaustik faring dengan nitras argenti atau dengan electrocauter
Simptomatis : Antitusif ( Ekspektoran)
Faringitis Spesifik
Faringitis leutika
Diagnosis tegak : serologi
Penicilin dosis tinggi
Faringitis TB
Terapi TB paru primer
b. Tonsilitis
Tonsilitis Akut
Tonsilitis Akut akibat Virus :
Istirahat
Minum Cukup
Analgetika
Antivirus (jika gejala berat dan sulit hilang)
Tonsilitis Akut akibat Bakteri :
AB Spektrum luas (Penicilin, Ampicilin)
Antipiretik
Analgesik
Obat kumur berdisinfektan
Tonsilitis Membranosa
Tonsilitis Difteri
Anti Difteri Serum (ADS) diberikan tanpa menunggu kultur 20.000-100.000
Unit berdasar umur dan berat penyakit
AB Spektrum Luas (Penicilin,eritromisin) 25-30 mg/kgBB/3 dosis/14 hari
Kortikosteroid 1,2 mg/kgBB/hari
Antipiretik
Analgesik
Istirahat isolasi 2-3 minggu
Angina Plaunt vincent (stomatitis ulsero membranosa)
AB spektrum luas 1 minggu
Perbaiki higienis mulut
Vitamin c
Vitamin B kompleks
Penyakit kelainan darah
Leukimia akut
Angina granulositosis
Infeksi mononukleosis
Tonsilitis Kronik
Menjaga Higienis mulut dengan obat kumur,obat hisap
Tonsilektomi (mengangkat tonsil unilateral atau bilateral)
terlebih jika dicurigai sumbatan dan neoplasma
c. Laringitis
Laringitis akut :
Istirahatbicara suara 2-3 hari
Hirup udara Lembab
Menghindari iritasi laring-faring : merokok, makanan
pedas,minum es
AB luas
Antiviral (tergantung etiologi)
Laringitis Kronik
Pengobatan etiologi
Vocal rest
Hindari iritasi laring-faring (hindari rokok, alkohol,
minum es, makan pedas)
Laringitis Kronik Spesifik
Laringitis TB
Anti TB primer-sekunder
Vocal rest
Laringitis Luetika
Penicillin dosis tinggi
Pengangkatan sekuester
Jika ada sumbatan karena stenosis lakukan trakeostomi
Kongenital laring
Laringomalasi
Intubasi endotrakea, buka dengan trakeostomi
Stenosis subglotik
Stenosis karena kelainan submukosa : Dilatasi atau laser CO2
Kelainan bentuk ukuran kartilagi krikoid
rekonstruksi kartilago krikoid
Laryngeal web
Bedah mikrolaring dengan laringoskopi suspensi
Kista Kongenital
Angkat kista dengan bedah mikrolaring
Hemangioma
Bedah laser
Kortikosteroid
Obat skleroting
Fistel laringotrakea esofageal
6. Pencegahan dari diagnosis pada skenario
Tidak kontak langsung dengan penderita sebelum
mendapat antibiotik
Tidak menggunakan alat-alat makan atau sikat
gigi secara bersamaan dengan penderita
Hindari makanan yang dapat menyebabkan iritasi
seperti makanan yang berminyak
Berkumur dengan air hangat
Tidak merokok
7. Komplikasi dari diagnosis pada skenario
Faringitis:
a.Demam reumatik, merupakan komplikasi yang paling
sering terjadi dari faringitis dan dapat menyebabkan
inflamasi sendi atau kerusakan pada katup jantung.
b.Abses peritonsilar, biasanya disertai dengan nyeri
faringeal, disfagia, demam dan dehidrasi.
c.Demam scarlet, yang ditandai dengan demam dan
bintik kemerahan.
d.Glomerulonefritis akut, merupakan respon inflamasi
terhadap protein M spesifik. Kompleks antigen-antibodi
yang terbentuk terakumulasi pada glomerulus ginjal
sehingga menyebabkan glomerulonefritis.
Tonsilitis:
a. Peritonsilitis, peradangan tonsil dan daerah sekitarnya yang
berat tanpa adanya trismus dan abses.
b. Abses peritonsilar, kumpulan pus (nanah) yang terbentuk di
dalam ruang peritonsil.
c. Abses parafaringeal, infeksi dalam ruang parafaring dapat
terjadi melalui aliran getah bening atau pembuluh darah.
d. Abses retrofaring, merupakan pengumpulan pus dalam ruang
retrofaring dan biasanya terjadi pada anak usia 3 bulan-5 tahun
karena ruang retrofaring masih berisi kelenjar limfe.
e. Krista tonsil, sisa makanan yang terkumpul dalam kripta
tertutup oleh jaringan fibrosa sehingga timbul krista berupa
tonjolan pada tonsil berwarna putih, kecil dan multipel.
f. Hipertrofi tonsil
g. Sleep apnea
Laringitis:
Perubahan suara akibat komplikasi dari laringitis
diakibatkan oleh refluks asam lambung atau
pajanan terhadap bahan iritan sehingga
beresiko untuk menimbulkan keganasan pada
pita suara.
Pada pasien lansia laringitis kronik dapat
menimbulkan pneumonia.
Beberapa komplikasi lain yang terjadi berkaitan
dengan obstruksi jalan napas, yaitu respiratory
distress, hipoksia atau superinfeksi bakteri.
STEP 5
faringitis bakterial :
Antibiotik bila diduga penyebab nya Streptococcus
haemolitikus . Dan dapat diberikan amoxicilin dosis 50
mg/kgBB dibgai menjadi 3 dosis selama 10 hari dan dosis
dewasa 500 mg/hari selama 6-10 hari atau bisa diberikan
eritromisin 4x500 mg/hari atau penisilin G benzatin 50.000
U/kgBB secara intramuskular dosis tunggal .
Kortikosteroid : dexametason 8-16 mg dengan 1x pemberian
per hari secara IM .
Pada anak dapat diberikan 0,08 0,3 mg/kgBB 1x1 secara IM
Analgetik : NSAID / asetaminofen
Kumur dengan air hangat atau antiseptik
faringitis fungi :
Nistatin 100.000 400.000 U 2x 1
Analgetik
laringitis akut :
1. Istirahat berbicara atau bersuara 2-3 hari
2. Meghirup udara segar
3. Menghindari iritasi pada faring dan laring ( merokok,
makan pedas, dan dingin es )
4. Antibiotik
5. Sumbatan laring : pemasangan pipa endotrakea
atau trakeostomi
3. Limpatik pathway mengarah pada limfonodi mana
yang membesar
Semua pembuluh limfe dari kepala dan leher
ditampung oleh nodi lymphoidei cervikales profundi
membentuk rangkaian sepanjang vena jugularis
interna ( terbanyak di bawah m.
Sternocleidomastoideus ) truncus jugularis
dextra : ductus lympatikus dextra angulus venosus
dextra
defisiensi diet,
berkaitan dengan
pemajanan terhadap
malnutrisi,